Beranda / Romansa / Kekasih Rahasia CEO / Bab 231 - Bab 240

Semua Bab Kekasih Rahasia CEO: Bab 231 - Bab 240

256 Bab

Tegar

Kandas sudah harapan Rachel. Seharusnya dari awal ia menyadari dirinya dan Kaka tidak akan bisa bersama. Kaka memang baik pada semua orang tapi dia hanya mencintai satu orang. Hal itu yang luput dari pikirannya selama ini.Setelah mendengar pengakuan Bjorka mulut Rachel semakin rapat. Ia tidak tahu bagaimana caranya merespon lantaran sibuk menenangkan perasaannya yang tidak karuan."Gimana menurut kamu, Ra?" cetus Bjorka tiba-tiba meminta pendapat Rachel. Namun sayangnya sang gadis tidak mendengar pertanyaan itu karena sibuk menyatukan hatinya yang berderai."Ra ..." Rachel terkesiap ketika Bjorka menyentuh pundaknya."Eh, iya, Ka?" "Lagi ngelamun ya?" Lelaki itu tersenyum tipis."Nggak, cuma lagi meresapi cerita kamu tadi, Ka," jawab Rachel."Itu dia yang aku mau tahu. Gimana menurut pendapat kamu, Ra?"Bjorka sepertinya memang tidak tahu dan tidak peka pada perasaan Rachel."Bagus, Ka.""Bagus apanya, Ra?" Jawaban Rachel terdengar tidak nyambung dengan pertanyaan yang dilontarkan
Baca selengkapnya

Dunia Ini Sempit

Tidak butuh lama bagi Bjorka untuk menaikkan nama Nicole. Dalam sekejap gadis itu menjadi primadona di Lavender Manajemen. Nicole mendapat banyak job sampai kadang ia harus menolak beberapa tawaran yang masuk.Kesibukannya di dunia modeling otomatis membuat waktu kebersamaan Nicole dengan kekasihnya menjadi berkurang.Davis yang awalnya menyepelekan Bjorka merasa malu sendiri ketika tahu siapa Bjorka sebenarnya. Meski begitu lelaki itu tetap tidak menyukai Bjorka. Baginya Bjorka adalah lawan yang mesti diwaspadai."Akhirnya keinginan kamu kesampaian juga ya, Nic," kata Qeyzia, ibunya, membuka pembicaraan. Saat ini mereka sedang d dalam perjalanan dari kantor wedding organizer milik Qeyzia.Nicole yang menyetir di samping Qeyzia menoleh lalu berkata, "Keinginan yang mana, Ma?" "Dari dulu kamu pengen jadi model kan ya? Mama masih ingat waktu dulu kamu sering ikut lomba fashion show-fashion show itu."Nicole tersenyum tipis. Selaksa kenangan menyerbu pikirannya. Bagaimana antusiasnya i
Baca selengkapnya

Semakin Jauh

Keduanya terkejut satu sama lain karena tidak menyangka akan bertemu di tempat yang sama."Nic, kamu kok ada di sini? Tahu rumahku dari mana?""Aku nemenin Mama. Aku nggak tahu kalau kamu anak Tante Zoia," jawab Nicole menanggapi pertanyaan Bjorka."Lho, udah saling kenal ternyata?" Zoia menatap keduanya bergantian. Begitu pun dengan Qeyzia."Bukan kenal lagi, Ma, tapi Nicole ini top model Lavender Manajemen," ucap Bjorka bangga."Oh ya? Kok nggak bilang-bilang Mama sih?""Mama mana pernah mau ikut campur pekerjaanku."Zoia tertawa. "Dunia ini ternyata sempit ya, Qey," ucapnya pada Qeyzia."Huum. Aku nggak tahu kalau Bjorka anak kamu," timpal Qeyzia."Bukan itu aja, Ma, Tante, aku dan Nicole dulu satu sekolah waktu SMU. Aku kehilangan jejak Nicole setelah tamat dan baru ketemu sekarang."Lalu cerita panjang itu pun bergulir menghadirkan keceriaan pada keempatnya. Mereka tertawa, bercengkrama bersama. Betul yang orang-orang katakan. Dunia ini hanya selebar daun kelor."Daripada sama Da
Baca selengkapnya

Bertengkar

Nicole baru saja pulang ketika melihat mobil Davis sudah parkir di halaman rumahnya. Tadi saat lelaki itu menelepon Nicole tidak tahu. Ia sedang sibuk photoshoot sehingga mana sempat apalagi main ponsel. Nicole hanya mengabari via chat."Hai, Dav, udah lama?" sapa Nicole lalu ikut di kursi beranda di samping Davis."Susah banget ya nerima telfonku?" kata lelaki itu dengan wajah masam dan nada suara yang tidak enak didengar."Tadi aku lagi photoshoot, Dav. Sorry ya. Lagian aku kan udah chat kamu kalau lagi nggak bisa nerima telfon." Nicole mengatakan alasannya.Davis mendengkus keras. "Masa tiap hari ada photoshoot. Tiap aku hubungi alasannya selalu itu.""Ya iyalah, Dav, itu kan bagian inti pekerjaanku. Dan thanks God tiap hari aku ada job."David mendengkus lagi. "New comer tapi udah dapat job nonstop. Aneh banget," ketus lelaki itu sinis.Sampai di sini Nicole tidak suka mendengar kata-kata Davis seolah sedang mencurigainya."Kamu responnya kok gitu sih, Dav? Bukannya support aku ma
Baca selengkapnya

Penawar Hati Yang Luka

Sulit untuk melukiskan bagaimana ekspresi Rachel ketika mendengar dari maminya mengenai uang dua ratus juta itu.Bagaimana mungkin uang sebanyak itu habis dalam sekejap?"Jangan becanda, Mi. Aku lagi capek banget," ucap Rachel keras. Emosi yang sejak tadi ia coba tahan sudah sampai di ubun-ubun."Mami nggak bercanda, Ra. Uang itu memang sudah habis," balas Megan masih seringan tadi sambil mengoles krim malam ke wajahnya."Tapi gimana bisa habis? Mami apakan uang sebanyak itu?!"Megan mengembuskan napasnya kemudian mengganti ekspresi wajahnya dengan raut sedih. "Waktu itu Mami ketemu Tante Dela. Kamu ingat nggak Tante Dela yang mana?"Rachel menggelengkan kepalanya. Saking banyaknya teman-teman maminya dulu ia tidak tahu mana yang dimaksud."Terus, Mi?" tanya Rachel ingin tahu cerita selanjutnya."Mami diajak investasi. Katanya dalam dua bulan uang Mami bisa menghasilkan kembali 400%. Dan Mami berubah pikiran. Daripada buka butik yang kembali modalnya pasti lama dan itu pun belum jela
Baca selengkapnya

Aku Hanya Ban Serap

Rachel menerima ajakan Bjorka yang mengajaknya ke luar. Hanya saja Rachel meminta pada lelaki itu untuk tidak menjemput sampai ke unitnya. Ia menyuruh Bjorka menunggu di lobi. Rachel tidak mau ada pertanyaan dari Megan dan Rai. Rachel muak melihat Megan nantinya mencari perhatian Bjorka. Atau Rai yang nanti akan menggatal pada laki-laki itu.Rachel hanya mencuci muka untuk menghilangkan jejak-jejak air mata. Kemudian tanpa mengganti baju gadis itu keluar dari kamarnya. Rachel masih mengenakan pakaian kerja tadi pagi. "Mau ke mana kamu, Ra?" tegur Megan begitu melihat Rachel keluar dari kamar. Ibunya itu masih sibuk skinkeran. Ada Rai juga di sana sedang main handphone. Rai ikut mengalihkan perhatian dari layar handphone pada Rachel."Ke luar," jawab Rachel pelan tanpa menoleh."Nggak bisa sopan sedikit ya? Kalau ditanya tuh minimal dilihat orangnya dan jawab yang sopan. Ini Mami lho yang bicara!" ujar Rai menceramahinya.Rachel mengabaikan ocehan kakaknya lalu lanjut keluar apartemen
Baca selengkapnya

Percobaan Pemerkosaan

"Kok baru pulang sekarang? Sibuk banget ya, Ka?" Hal itu yang pertama Bjorka dengar ketika Zoia membukakan pintu rumah untuknya. Waktu sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam saat itu."Tadi jalan dulu, Ma, makan dimsum sama Rachel." Bjorka menjawab sambil melangkahkan kakinya masuk ke rumah. Zoia menutup pintu kemudian mengikuti langkah Bjorka.Bjorka yang akan masuk ke kamar menahan langkahnya ketika mendengar suara Zoia."Ka, kamu sama Rachel makin akrab ya?""Ya iyalah, Ma. Rachel kan PA aku, adeknya Radev juga. Aku udah lama temenan sama mereka. Kenapa memangnya, Ma?""Nggak, Mama cuma nanya." Zoia tersenyum."Oo." Bjorka ikut menimpali dengan senyumnya."Eh, Ka, tadi Mama dan Tante Qeyzia ketemuan.""Terus, Ma?""Jadi setelah ngobrol banyak Mama dan Tante Qeyzia sepakat buat kerjasama. Nah, kami butuh foto untuk iklan dan katalog. Rencananya sih kamu sama Nicole.""Aku sama Nicole, Ma?" suara Bjorka berubah antusias yang dijawab anggukan oleh Zoia. "Nggak free charge k
Baca selengkapnya

Melihatmu Dengannya

Dav, kamu mau apa?” tanya Nicole penuh kewaspadaan setelah kaitan bra hitam yang menutupi dadanya terlepas dari punggungnya.Davis tidak menjawab namun senyum lebar terkembang di bibirnya.“Dav!” tegur Nicole sekali lagi. Sedikit lagi badannya yang besar hampir menindih gadis itu.“Sssst, santai saja, Nic, nggak usah takut. Aku cuma mau nyium kamu kok,” ujarnya lalu mengecup pipi Nicole.Dari pipi dengan cepat ciumannya berpindah menuju leher lalu ke dada Nicole. Terang saja hal itu membuatnya kaget. Dengan refleks Nicole mendorong kuat dada Davis dari hadapannya hingga Davis terjengkang ke belakang.“Nic, kamu kenapa? Kenapa mendorongku?” respon pria itu kaget campur kesal.Kesempatan itu digunakan Nicole untuk bangkit dari tempat tidur lalu menjauh dari Davis.“Ini udah nggak benar, Dav,” ujarnya dengan napas memburu lalu memasang satu persatu kancing kemeja yang terbuka sembari memandang pria yang mencoba berbuat tak senonoh padanya dengan tajam.“Aku kan cuma mau nyium kamu, masa
Baca selengkapnya

Dia Akan Jadi Milikku

"Maaf, Ka." Nicole melepaskan diri dari pelukan Bjorka sambil mengusap matanya yang basah dengan perasaan malu. Bisa-bisanya ia menangis sambil memeluk Bjorka."Nggak apa-apa, nggak usah malu," jawab lelaki itu pengertian. "Ayo kita ke ruangan."Nicole berjalan di sisi Bjorka menuju ruangan lelaki itu. Tanpa keduanya sadari sejak tadi mereka berpelukan yang mengundang berpasang-pasang mata memerhatikan keduanya. Namun karena Bjorka adalah atasan Lavender Manajemen, orang-orang pura-pura tidak tahu."Udah bisa cerita sekarang?" tanya Bjorka setelah mereka duduk di sofa ruangan Bjorka.Nicole menghela napasnya. Haruskah ia bercerita pada Bjorka mengenai kejadian tadi? Lantas apa penilaian Bjorka nanti?"Nggak usah malu, Nic, aku nggak bakal bilang sama siapapun. Janji. Omonganku bisa dipegang." Bjorka mengangkat telunjuk dan jari tengah bersamaan sebagai bentuk kesungguhan.Setelah lebih dekat dengan Bjorka Nicole jadi lebih mengenal lelaki itu. Bjorka orangnya baik. Jadi tidak mungkin
Baca selengkapnya

Trik Menggaet Lelaki

Saat pulang ke rumah, Nicole mendapati tasnya yang ketinggalan di apartemen Davis sudah berada di dalam kamar. Gadis itu terburu-buru keluar dari kamar untuk mencari mamanya. Ketika menemukannya Nicole langsung bertanya. "Ma, tas aku siapa yang nganterin?" "Ya pacarmulah. Tadi katanya ketinggalan di apartemen dia," jawab Qeyzia. Nicole pikir Davis akan membiarkan tas dan barang-barangnya tetap di sana. Ternyata tidak. "Terus dia bilang apa aja?" Nicole khawatir Davis akan berkata yang macam-macam pada Qeyzia. "Dia cuma bilang tas kamu ketinggalan dan dia akan berangkat ke Surabaya dan bakal lama di sana." Nicole lega mendengarnya. Tadinya ia pikir Davis akan mengarang cerita yang menjelek-jelekkan dirinya. "Kok bisa sampai ketinggalan gitu? Memangnya tadi kalian ngapain?" Qeyzia menyelidiki putrinya. Apalagi di dalam tas tersebut berisi barang-barang pribadi seperti dompet dan handphone. "Aku buru-buru, Ma. Tadi ditelfon dari kantor dan disuruh datang. Jadinya aku lup
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
212223242526
DMCA.com Protection Status