Aldi mendorong tubuhnya dari mobil dan menghampiri Dinda. “Butuh tumpangan?”Dinda menggigit bibirnya menimbang-nimbang. Dia tidak tahu keberadaan Bima saat ini. Kalau pria itu sudah pulang ke apartemennya maka akan sangat merepotkan jika harus kembali untuk menjemputnya. Naik taksi online pun harus menunggu ponselnya terisi daya. Sedangkan taksi konvensional tidak melewati kawasan mewah itu, sehingga Dinda harus keluar dari lingkungan perumahan untuk mendapatkannya. Tetapi Dinda merasa tidak enak jika harus diantar pulang oleh Aldi.“Emm, gimana, ya,” Dinda memindahkan berat tubuhnya ke satu kaki.“Bareng saya aja, Din,” kata Aldi. Dia bisa membaca keraguan di wajah Dinda. “Tadi kebetulan waktu saya mau pulang, saya lihat kamu dan Bu Tika di halaman belakang. Saya masih merasa nggak enak karena terakhir kali kita ketemu saya malah tiba-tiba pergi. Biar saya antar kamu pulang sebagai permintaan maaf.”Kedua alis Dinda terangkat, lalu dia tertawa kecil. “Nggak perlu minta maaf, Di. Kam
Read more