Semua Bab Hari-hari Dimanjakan Paman: Bab 1121 - Bab 1130

2938 Bab

Bab 1121

Pamela mengepalkan tangannya dengan kuat. Dia mengeluarkan ponselnya dan menelepon pria yang tidak ingin dia hubungi lagi.Panggilan itu dijawab dengan cepat, tapi tidak ada suara.Pamela bertanya dengan marah, "Agam, apa maksudmu?"Kemudian, suara serak yang familier dari Agam terdengar. "Nona Pamela nggak ingin bermain-main denganku lagi, jadi kamu mulai memanggil namaku?"Pamela meneleponnya bukan karena dia ingin mendengar sindiran Agam!"Pak Agam, kita bukan anak-anak lagi. Bukankah kamu terlalu kekanak-kanakan dengan membatasi kebebasanku saat kamu marah padaku?"Agam mendengus dengan dingin, "Kamu masih tahu kalau aku marah?"Pamela mengerutkan kening dan mengendalikan emosinya, kemudian berkata, "Singkirkan orang-orangmu, aku ingin keluar!""Untuk apa kamu keluar?""Aku bebas melakukan apa pun yang aku inginkan. Aku nggak perlu melaporkan semuanya padamu, kan?"Tidak ada emosi atau kemarahan dalam suara Agam. "Setelah kamu menikah dengan anggota Keluarga Dirgantara, kamu harus
Baca selengkapnya

Bab 1122

"Pak Marlon benar. Pamanku akan memberikan pekerjaan yang baik untukku, tapi aku nggak ingin hidup di bawah perlindungan pamanku seumur hidupku. Aku ingin tumbuh sendiri dan keluar untuk berlatih."Marlon sangat mengagumi sikapnya. "Yah, wawasanmu cukup luas. Apakah rekan itu menggodamu tadi?"Adsila tertegun sejenak, lalu menjelaskan, "Nggak, dia hanya memintaku membantunya merapikan dokumen. Alatnya rusak."Marlon jelas tidak memercayai penyangkalannya. "Orang itu cukup baik. Dia lulus dari sekolah ternama dan cukup tampan. Sebenarnya, kamu mungkin bisa mempertimbangkannya. Perusahaan nggak melarang percintaan di kantor!"Mata Adsila bergetar, alisnya berkerut samar-samar. Dia merasakan penghinaan yang tak terlukiskan, tapi dia tidak marah. Adsila hanya berkata sambil mengangguk, "Baiklah, kalau dia benar-benar tertarik padaku, aku akan memikirkannya. Terima kasih Pak Marlon karena mengkhawatirkan masalah pernikahanku."Marlon sedikit ragu-ragu. Setelah hening selama dua detik, dia t
Baca selengkapnya

Bab 1123

Marlon secara alami mengalihkan perhatiannya ke Ariel. "Apa hubungan kalian?"Ariel menyesap kopi dengan tatapan tenang dan berkata, "Nggak ada hubungan apa pun."Marlon tersenyum, lalu memandang Justin dengan penuh niat sambil berkata, "Apakah kamu mendengarnya? Ariel bilang dia nggak memiliki hubungan apa pun denganmu!"Tanpa perlu Marlon menggodanya, Justin sudah marah karena jawaban Ariel. "Kamu bilang kamu nggak ada hubungan apa pun denganku? Hari itu ... kamu jelas ... kamu ...."Semakin Justin berbicara, wajahnya semakin merah dan semakin sulit untuk menjelaskannya. Justin bahkan tidak tahu apa yang harus dia lakukan!Terlintas sedikit rasa kesal di wajah Ariel. Dia memarahi dengan suara serius, "Diam! Kalau kamu nggak bisa berbicara, berhentilah bicara! Minggir, jangan menghalangi pekerjaanku!"Justin sangat marah hingga dia tidak bisa berbicara. Dia duduk di kursi di sebelah dengan kesal ....Ariel bahkan tidak memandang Justin. Dia menatap Marlon dan bertanya, "Apakah kamu ma
Baca selengkapnya

Bab 1124

Marlon berkata sambil melambaikan tangannya, "Nggak akan lagi, nggak akan lagi! Hanya kamu yang akan menyukai wanita jahat dan gila kerja, Tuan Muda Justin!"Justin menunjukkan ekspresi cemberut. Dia tidak suka mendengar apa yang dikatakan Marlon tentang kekasihnya.Ariel melepas kacamatanya dan mencubit alisnya. "Kalau nggak ada hal lain yang ingin kamu katakan, keluarlah dulu. Aku akan menemuimu nanti."Marlon tersenyum, lalu berkata sambil mengangkat bahunya, "Oke! Kalau begitu aku nggak akan mengganggu kalian berdua. Aku sendiri yang akan menelepon Bos dulu!"Ariel memperingatkan, "Jangan bicara omong kosong kepada Bos!"Marlon memberi isyarat oke. Marlon tahu bahwa Ariel tidak ingin dia memberi tahu bosnya tentang hubungan Ariel dengan Justin.Bagaimanapun juga, Justin adalah saudara tiri dari Pamela. Ariel telah membawa masalah kepada orang lain, mungkin dia takut dimarahi oleh bosnya?Setelah Marlon keluar, Ariel memakai kacamatanya lagi dan menatap Justin dengan dingin sambil b
Baca selengkapnya

Bab 1125

Ariel mengangkat kepalanya, lalu berkata sambil melirik ke arah Justin, "Kenapa kamu nggak pergi? Apakah kamu nggak punya uang saku untuk makan? Apakah kamu ingin aku memberimu?"Setelah mendengar Ariel ingin memberinya, Justin yang baru saja merasa diabaikan oleh Ariel menjadi lebih energik lagi. Dia merasa bahwa Ariel jelas-jelas peduli padanya ...."Nggak perlu! Aku punya uang, tapi kamu seharusnya menemaniku makan, jangan tinggalkan aku sendiri!"Alis Ariel kembali mengernyit dengan jijik. "Maaf, menurutku, dunia ini nggak ada kata seharusnya. Hanya anak-anak yang akan terus menekankan kata seharusnya."Justin kembali berkata, "Aku bukan anak kecil!"Ariel berkata sambil mencibir, "Apakah aku mengataimu?"Justin menyilangkan tangannya dan duduk dengan marah. Sebelumnya, Justin belum pernah diperlakukan seperti ini oleh seorang wanita. Sementara wanita ini sangat tidak tahu aturan! Justin benar-benar marah!Ariel mengabaikan Justin. Dia menyesuaikan kacamatanya, lalu fokus pada peke
Baca selengkapnya

Bab 1126

Kemampuan pemahaman bocah ini sepertinya sangat rendah."Aku nggak butuh kamu temani."Justin tidak percaya, dia menggerutu, "Kalian para wanita memang lain di mulut lain di hati, jelas-jelas tadi kamu menyelimuti aku, khawatir aku kedinginan!"Ariel terdiam.Lebih baik diam daripada terus berdebat.Tak mau lagi menghiraukan Justin, Ariel berjalan cepat menuju kantor Marlon.Tidak ada orang di meja sekretaris di depan kantor Marlon, Ariel merasa agak aneh. Sebelum masuk, dia menoleh dan berkata dengan serius pada Justin, "Kamu tunggu di luar, jangan ikut masuk."Justin merasa tidak senang, "Kenapa? Untuk apa kamu menemui Marlon?" tanyanya.Ariel menjelaskan, "Aku sedang bekerja, ini di kantor, Marlon itu rekan kerjaku! Sedangkan kamu bukan karyawan di sini, jadi kamu nggak punya hak ikut mendiskusikan pekerjaan."Melihat keseriusan Ariel, Justin pun memperbolehkan dengan angkuh, "Baiklah! Aku nggak akan mengganggu pekerjaanmu, masuklah. Aku akan menunggu di sini."Setelah menatap dingi
Baca selengkapnya

Bab 1127

Mereka tidak tahu fungsi peredam suara di kantor Wakil Direktur tidak sebaik yang mereka kira, suara mereka telah menyelinap ke dalam ruangan ....Ariel duduk di seberang meja kerja Marlon, pelipisnya terasa sakit.Marlon justru tersenyum penuh minat sambil menyindir, "Kenapa? Kenapa mukamu masam begitu? Daun mudanya nggak enak?"Ariel menjulingkan mata, lalu berkata, "Berhenti menyindir, kamu pikir aku suka daun muda?"Marlon menopang dagu sambil berkata, "Suka atau nggak, toh kamu sudah memakannya!"Ariel memegangi keningnya sembari berkata, "Satu kesalahan membuat semuanya nggak bisa diperbaiki! Apa kamu punya cara mencampakkannya?"Marlon mengerutkan kening sambil berkata, "Ada sih, tapi menurutku jangan buru-buru mencampakkannya. Zaman sekarang, pria polos seperti Justin sulit ditemukan, kamu nggak mau mencicipinya lagi dulu?""Cicipi kepalamu! Cepat bantu aku melepaskan diri dari bocah itu!" marah Ariel."Itu mudah saja! Hubungi saja kakaknya, Jason Yanuar, bilang Justin menggang
Baca selengkapnya

Bab 1128

Adsila yang sedang menyedot minumannya hampir tersedak boba, "Huk ... huk .... Apa katamu? Pacarmu ... Bu Ariel?"Justin mengangguk sembari menjawab, "Hm, benar!"Adsila kaget setengah mati, di matanya, kedua orang itu berasal dari dunia yang berbeda, bagaimana mungkin mereka bersama?"Kalau begitu ... kamu calon istrinya bosku?" gumam Adsila.Justin tidak senang mendengarnya, dia memprotes, "Istri bos kepalamu! Adsila, otakmu bermasalah, ya? Aku mau dia jadi menantu Keluarga Yanuar, bukan sebaliknya! Istri bos apaan!"Adsila mengisap minumannya lagi, lalu berkata, "Apa bedanya? Tapi, kamu hebat juga bisa berkencan dengan Bu Ariel! Dia itu pecandu kerja yang terkenal, sama sekali nggak menghiraukan pria!"Mata Justin seketika berbinar, "Benarkah? Biasanya dia nggak pernah menghiraukan pria?"Adsila mengangguk, lalu menjelaskan, "Benar! Seringkali ada mitra kerja tampan mencoba mendekati Bu Ariel, mengiriminya bunga maupun tas, tapi Bu Ariel nggak pernah menghiraukannya, hadiahnya kalau
Baca selengkapnya

Bab 1129

Adsila barusan masih berbincang dengan Justin, tiba-tiba beberapa orang datang dan menyeretnya pergi. Dia belum mencerna situasi yang terjadi, sedotan minuman masih menempel di mulutnya, matanya berulang kali berkedip."Enak sekali, minum teh susu?"Mendengar suara Marlon, Adsila segera tersadar, lalu meletakkan gelas teh susu miliknya.Marlon tersenyum sambil berkata, "Nggak ada yang melarangmu minum, apa yang kamu takutkan? Tapi, kenapa minum sendiri, punyaku mana?"Adsila bangkit menjelaskan, "Hm ... Pak Marlon, bukan aku yang memesannya, rekan dari divisi lain yang mentraktirku. Lagi pula ini teh susu murah, seharusnya nggak sesuai dengan selera lidah Pak Marlon, jadi mereka juga nggak berani memesannya untukmu."Dia menjelaskan dengan hati-hati, takut mencelakakan rekannya.Marlon tersenyum sembari mengangkat alisnya sambil berkata, "Benarkah? Bagaimana kalian tahu nggak sesuai seleraku? Sini, biar kucicipi!"Cicipi? Mereka nggak memesan untuknya, bagaimana dia mencicipinya? Adsil
Baca selengkapnya

Bab 1130

Marlon menjawab, "Buat menjenguk bibimu, bukankah dia hamil? Kami berencana mengunjunginya sekalian membelikan suplemen."Adsila tidak mengerti, dia berkata, "Kalau mau menjenguk Bibi, kalian tinggal menjelaskan tujuan kedatangan kalian, Keluarga Dirgantara pasti mengizinkan kalian masuk, nggak perlu aku yang membawa kalian juga pasti boleh!"Marlon menggerakkan alisnya sambil berkata, "Lebih terjamin kalau kamu yang membawa kami, kalau sampai kami nggak diizinkan masuk 'kan ada kamu, jadi kedatangan kami nggak sia-sia. Ya, 'kan?"Adsila merasa ada yang aneh, tapi ucapan Marlon masuk akal juga, dia pun tidak mendesak lagi dan mengangguk sambil berkata, "Baiklah! Apa kita berangkat sepulang kerja?"Marlon menjawab, "Nggak usah, kalau kamu ada waktu, sekarang juga kita berangkat!""Buru-buru sekali?" tanya Adsila sambil berkedip, lalu melihat jam di ponselnya, "Hari ini aku nggak ada urusan! Baiklah, ayo kita berangkat sekarang," sambungnya.Adsila mengambil tasnya, memasukkan ponselnya
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
111112113114115
...
294
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status