Home / CEO / ONE Night Stand With CEO Tampan / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of ONE Night Stand With CEO Tampan : Chapter 81 - Chapter 90

109 Chapters

Bab 81 - Kedatangan Devan

Aline langsung berjalan ke arah kamarnya dan mengambil ponsel miliknya. Dia mengetik nomor Devan dan melakukan panggilan.“Ada apa Aline, apa ada masalah? Pagi sekali kamu menelepon.” Devan yang saat itu baru bangun tidur langsung mengangkat telepon miliknya. Devan sedikit heran pasalnya Aline meneleponnya sepagi ini, terlebih lagi ini adalah hari libur.“Tidak, Aku menelepon mu ingin mengundangmu datang ke rumahku. Oh ya di sini juga ada Hana dan juga Kendra.”Mendengar jika di sana ada Hana dan juga Kendra, Devan langsung bersemangat. “Baiklah aku akan segera kesana.”Aline langsung menutup teleponnya dan dia kembali bergabung dengan Hana dan juga Ravi.Devan langsung buru-buru berjalan ke kamar mandi dan membersihkan dirinya. Dia sudah tidak sabar ingin bertemu dengan Kendra.Selang Berapa lama Devan sudah rapi dengan pakaiannya yang sedikit santai karena hari ini adalah hari weekend. Lelaki itu hanya mengenakan kaos dan juga hoodie dengan bawahan celana jeans dan sepatu kets. Deva
Read more

Bab 82 - Mengadu

Ravi terus saja melihat ke arah Devan dan Hana yang bisa tertawa dengan begitu lepas. Ravi sampai mengeraskan rahangnya dia mengepalkan tangannya terlihat jelas kekesalan itu.“Sialan, kenapa Hana bisa tertawa begitu lepas saat bersama Devan?” Dia masih memandang mereka dengan wajahnya yang marah. “Lihat saja apa yang bisa aku lakuin Devan,” gumamnya lagi. Ravi kemudian mengambil ponselnya dan memotret beberapa kali Devan yang sedang bersama Hana. Dia mengambil foto itu. Ravi memastikan jika wajah mereka terlihat sangat jelas untuk di kenali.“Aku akan membuat rencana baru dengan ini Devan. Aku akan pergi ke ibu kamu. Kita lihat bagaimana reaksi dia melihat ini.” Ravi tersenyum miring. Rafi sengaja melakukan itu supaya perjodohan Devan semakin dipercepat oleh ibunya. Kasih tahu betul Bagaimana Maya. Dia tidak akan menyukai ini dan sudah pasti dia akan mempercepat perjodohan mereka.Aline yang baru saja keluar dari dalam rumah memergoki Ravi yan
Read more

SalTing

Saat berada di dalam mobil Ravi tersenyum, dia begitu senang sekali. Melihat ke arah rumah Maya. Sambil tersenyum puas.“Kita lihat Devan, apa yang akan terjadi selanjutnya,” ucap Ravi tersenyum smirk. Dia tahu betul jika Maya Ibu Devan pas di saat ini sedang merasa kesel dengan anak lelakinya itu. Tapi begitu percaya diri dan merasa pasti sudah berhasil membersihkan api diantara mereka berdua.“Kita lihat saja dan tunggu sebentar lagi apa kamu bisa menolak keinginan ibu kamu itu Devan. Aku tahu benar kamu tidak akan pernah menolak keinginan ibu kamu. Pasti akan pergi meninggalkan Hana.” Raffi begitu tahu betul Bagaimana Devan selama ini. Lelaki itu sampai sekarang masih bergantung di perusahaan yang masih atas nama ibunya.Devan tidak akan mungkin menukar hidupnya hanya untuk bersama dengan Hana. Fasilitas dan kemewahan yang dia dapat selama ini tentu saja akan hilang dan diambil alih oleh ibunya. Jika dia memilih wanita itu. Devan tidak mungk
Read more

bab 84 - Menyusun Rencana

Devan lalu berpamitan pada Hana. “Hana aku pamit dulu, aku harus segera menemui ibu ku.” Devan tersenyum ke arah Hana. Dia senang karena hari ini bisa melewati waktu bersama Hana dengan bahagia. “Terima kasih untuk hari ini.”Sana yang mendengar itu langsung tersenyum dan ikut berdiri. “Baiklah, terima kasih. Hati-hati di jalan,” jawab Hana. Tidak lupa dia mengucap terima kasih pada Devan karena sudah mengantar mereka pulang.Devan kemudian berjalan keluar , di antar oleh Hana di belakangnya sampai depan pintu. Hana kemudian menghentikan langkahnya dan lihat Devan terus berjalan ke arah mobilnya.Devan kemudian mengemudikan mobilnya, namun sebelum itu ia melihat ke arah Hana terlebih dahulu dan tersenyum sambil melambaikan tangannya lalu pergi.Setelah kepergian Devan. Hana kemudian masuk ke dalam rumah, tidak bisa dia pungkiri hari ini dirinya begitu bahagia. Entah Hana sendiri juga bingung apa yang membuatnya bisa sebahagia ini.
Read more

Bab 85 - Bersekongkol

Setelah menutup telepon Ravi tersenyum. Dugaannya tidak pernah meleset Maya pasti akan mencari cara untuk memisahkan Devan dengan Hana.“Tante Maya nggak akan pernah setuju kalau kamu nikah sama Hana,” gumam Ravi sambil tersenyum smirk. Dia segera meletakkan ponselnya. Besok dia harus bersiap untuk bertemu dengan mereka.Ravi harus memikirkan cara agar mereka bisa menikah.Sedangkan di sisi lain meyakini tengah memikirkan perkataan Ravi yang ingin bertemu dengan Diva. “Kenapa Ravi minta ketemu sama Diva? Apa yang sebenarnya dia rencanakan?” Maya terus menerka-nerka memikirkan apa yang akan dilakukan Ravi. Tapi dia tidak memiliki pilihan lain selain meminta tolong pada Ravi.Keesokan paginya Maya tengah bersiap. Iya sudah memiliki janji pada Ravi di sebuah restoran mewah di bilangan Jakarta Selatan. Maya sengaja memesan tempat VIP agar mereka lebih leluasa untuk mengobrol nya.Maya sudah datang dan duduk di ruangan VIP yang
Read more

Bab 86 - Harus Jujur atau Tidak?

Siang ini Aline datang ke salah satu restoran dia akan meloby rekan proyeknya. Aline memilih duduk di luar di kursi biasa untuk menunggu rekannya.“Semoga kali ini lancar, sepertinya masih ada waktu sebelum dia datang.” Aline memesan minum. Sambil menunggu rekannya yang belum datang alim mengerjakan sesuatu agar tidak bosan.Aline secara tidak sengaja datang ke restoran yang sama dengan restoran di mana Ravi. Maya dan Diva datang ke sana untuk melakukan pertemuan.Bukan Aline namanya Jika dia tidak bisa memanfaatkan waktu. Aline memang warkaholic. Saat dia bekerja dia hanya akan fokus pada pekerjaannya dan tidak akan ingat waktu ataupun tempat di mana dia mengerjakannya.Saat dia telah mengerjakan beberapa file tiba-tiba saja Ali melihat Ravi, Maya dan juga Diva turun dari lantai VIP di restoran itu.“Tante Maya,” gumam Aline sambil tersenyum saat Maya berjalan dengan Diva. Dia langsung berdiri dari tempat tidurnya. Saat h
Read more

Ajakan Ravi

“Aline, kenapa kamu diam saja, ayo ceritakan padaku.” Devan terus mendesak meminta Aline untuk bercerita padanya. Dia sungguh penasaran karena sikap Aline yang seperti itu. “Begini pak Devan. Tadi sewaktu aku meeting dan melakukan pertemuan, aku melihat Bu Maya dan juga Ravi di sana.” Aline menjeda ucapannya, dia nampak berhati-hati dalam bercerita pada Devan. Ini bukan perkara mudah bisa saja Devan berpikir yang tidak-tidak tentangnya karena mengadukan hal ini. Biar bagaimanapun Maya tetaplah ibunya dan Ravi sahabat dekat Devan. Sedang Devan masih mendengarkan Aline, dia diam dan terus melihat ke arah wanita itu. Berharap Aline cepat bercerita dan tidak bertele-tele seperti ini. “Tapi, pak! Disana bukan hanya ada mereka. Ada seorang perempuan juga di restoran itu.” Akhirnya Aline bercerita. Dia menceritakan semuanya pada Devan. Dia merasa harus memberitahunya hingga Aline memberanikan diri. Aline sudah tidak memikirkan bagaimana penilaian Deva
Read more

Bab 88 - Club Malam

Devan pergi dia mengemudikan mobil miliknya. Didalam mobil Devan terus saja berfikir.“Kenapa mama berbohong dan menutupinya. Bukannya tadi dia pergi dan bertemu Ravi?” Ucapnya mengingat ingat kembali saat dia menelepon Maya. “Aku yakin ini tidak sesederhana kelihatannya. Ravi pasti punya rencana khusus yang sudah dia rencanakan bersama mama, terlebih lagi ada Diva di sana yang juga ikut bersama mereka. Tidak mungkin Jika mereka membalas bisnis ataupun proyek.” Devan Terus menerka-nerka apa yang terjadi Dia sangat yakin sekali kalau Ravi memiliki rencana khusus untuknya. Tapi apa Devan pun tidak tahu.Devan melihat ponsel yang ada di atas dashboard dia mengambil ponsel miliknya lalu menelepon Aline. Tapi sebelum itu Devan menepikan terlebih dahulu mobilnya.“Aline, aku mau ngomong sama kamu. Tadi Ravi ngajak aku ke klub malam.” Entah mengapa Devan memberitahu Aline tentang Ravi yang tadi tengah mengajaknya pergi bersama.Sedang Aline
Read more

bab 89- Mengungkap Rencana Ravi

Diva hanya diam saja dia tidak tahu harus berkata apa. Ini di luar rencananya. Bukan seperti itu yang di instruksikan Ravi padanya.Devan terus menatap Diva, seolah menuntut jawaban darinya. Tak kunjung juga mendapat jawaban dari Diva. Devan mengerutkan keningnya.“Hey, aku bertanya padamu. Apa kamu sering ke club’ malam?”Diva langsung melihat ke arah Devan dan lagi lagi dia tidak bisa menjawabnya. “Bagaimana ini, apa yang harus aku katakan padanya? Kenapa dia harus bertanya seperti itu?” Batin Diva.“Emm .... A-aku.” Diva yang kebingungan membuat Devan tersenyum smirk.“Apa mama ku tahu, kalau kamu sering datang ke club’ malam?” Lagi Devan melontarkan sindirannya. Dia sengaja mengatakan itu pada Diva. “Apa orang tuamu juga tau jika anaknya sering pergi ketempat seperti ini?” Lagi dan lagi Devan seolah belum puas hingga dia berkata seperti itu. Dan hal itu berhasil membuat diva terdiam tidak mampu mengatakan apapun pada D
Read more

Bab 90 - Menghibur Aline

Mereka terus masuk kedalam taman tidak jauh dari Hana mereka menemukan kursi.“Disana kita duduk di bangku itu,” ujar Devan memberitahu Aline, saat kedua matanya melihat sebuah bangku.Aline kemudian mengalihkan pandangannya ke arah tangan Devan yang sedang menunjuk sesuatu. Mereka berjalan dan duduk disana. Devan awalnya memang sengaja mengajak Aline hanya untuk sekedar duduk-duduk saja di taman itu karena Aline terlihat sangat sedih Devan mengajaknya untuk sekedar melihat pemandangan kota. Devan melihat ke arah Aline. Pandangan matanya yang menatap lurus ke depan. Masih tampak kesedihan di raut wajahnya itu.“Aline, Apa kamu suka sama Ravi?” Devan pun langsung menebak melihat sikap alin yang mendadak sedih. Sebenarnya Devan hanya menduga-duga saja. Dia mengingat kembali beberapa momen saat dirinya dan Aline berpapasan ataupun bertemu dengan Ravi.Aline terkejut mendengar pertanyaan Devan dia langsung melihat ke arah lelaki itu. Ali
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status