“Ma, balikin dong. Itu mainan Kendra, Ma. Mama nggak bisa gitu, dong. Om baik ngasih itu buat Kendra. Kendra menangis, merengek supaya mainannya di kembalikan. Namun Hana tidak peduli dengan tangisan anaknya. Dia terlanjur emosi. Dia marah pada Devan yang seenaknya saja memberikan sesuatu pada Kendra tanpa seijinnya. Memangnya siapa dia? Dia bukan siapa-siapa untuknya, juga untuk Kendra. Devan hanyalah orang asing yang kebetulan bertemu karena sebuah kesalahan. Devan tidak berhak mencampuri hidupnya.Hana menghela napas, berusaha mengontrol emosinya. “Mama sering bilang kalau Kendra nggak boleh terima apapun dari orang asing, kan?” Suaranya melembut.“Iya, Ma,” Kendra mengangguk dengan raut kecewa.“Kendra ingat kan kalau mau menerima sesuatu dari orang lain harus izin dulu sama mama?”“Kendra nggak lupa kok, Ma,” jawab Kendra. Tangisnya sudah berhenti. Tetapi rautnya masih menunjukkan kecewa.“Jadi kenapa Kendra terima? Seharusnya izin mama dulu. Kalau mama bilang iya, baru Kendra te
Read more