Semua Bab ONE Night Stand With CEO Tampan : Bab 71 - Bab 80

109 Bab

bab 71 - Menemukan Kendra

“Gimana bisa anak sekecil itu lepas dari pengawasan dan hilang,” gumam Devan. Lelaki itu terus melajukan mobilnya. Dia menambah kecepatan agar cepat sampai di sekolah Kendra. “Ceroboh sekali mereka.” Devan tidak habis pikir dengan keteledoran pihak sekolah, dia merasa kesal sendiri. Pikirannya hanya tertuju pada bocah kecil itu. “Kendra, dimana kamu?”Hanya beberapa menit saja Devan kini sudah sampai terlebih dahulu di sekolah Kendra. Dia langsung memarkirkan mobilnya tepat di depan gerbang sekolah dan segera turun dari dalam mobil.Devan langsung menghampiri wanita yang saat ini tengah terlihat panik yang sedang duduk di taman sekolah itu, sambil melihat ke arah gerbang sekolah.“Mba feni, gimana ini bisa terjadi?” Tanpa pikir panjang Devan lagsung saja melayangkan pertanyaan pada pengasuh Kendra.“Pak Devan, maaf pak. Saya tadi datang ke sekolah, tapi Kendra udah nggak ada di sekolahnya pak. Kata gurunya, Kendra sudah pulang. Padah
Baca selengkapnya

bab 72 - Janji

Melihat Hana yang sedang membujuk Kendra, dan anak itu selalu menolaknya. Ravi memberanikan diri berjalan mendekati Kendra dan ikut membujuknya. “Kendra, gimana kalau pulang sama om Ravi?” Ravi memasang senyum semanis mungkin berusaha mengambil hati bocah kecil itu. Dia berharap Kendra mau ikut dengannya.Kendra menggelengkan kepalanya menolak. “Nggak mau. Pokoknya Kendra mau pulang sama om Devan aja.” Sambil memasang wajah cemberut Kendra melihat ke arah semua orang yang ada di sana. “Kendra maunya sama om Devan. Kalau nggak, aku mau jalan kaki aja pulangnya.” Lagi Kendra merajuk kali ini dia ingin permintaannya di turuti.Hana, Ravi, Devan dan Aline saling pandang satu sama lain. Mereka tidak menyangka Kendra akan seperti ini. Biasanya dia jadi anak yang penurut. Hana berjalan mendekat. “Kendra.” Baru Hana memanggil namanya, Kendra berjalan mundur menjauhi Hana. Hana menghentikan langkahnya. Hana tidak ingin Kendra berlari dan pergi lagi jika dia
Baca selengkapnya

Hanya Mampir

Sebenarnya Devan kecewa dengan ucapan Hana. Kenapa wanita itu begitu keras kepala. Tapi Devan berusaha biasa saja di hadapannya. Devan hendak melangkahkan kakinya, baru satu langkah dia langsung berbalik lagi melihat ke arah Hana.Hana yang melihat itu mengarahkan pandangannya ke wajah Devan. Pandangan mereka bertemu.“Janji aku sama Kendra itu urusan aku, nggak ada urusannya sama kamu.” Devan masih menatap Hana dia terdiam sejenak. “Hana, apa semudah itu kamu ingkar janji. Apa kalau kamu berjanji kamu nggak akan menempatinya?” Devan melayangkan pertanyaan itu begitu saja. Dia ingin tau jawaban apa yang akan di berikan oleh Hana.Mendengar pertanyaan Devan. Hana terdiam. Hana sedikit merasa malu pada Devan, dia tida bisa menjawabnya seolah lidahnya kelu. Dia hanya bisa menatap lekat wajah yang ada di hadapannya sekarang. Wajah Deva begitu datar tanpa ekspresi, Hana sendiri tidak bisa mengartikan raut wajah itu seperti apa. Devan benar-benar susah ditebak.“Dan asal kamu tahu Hana. Aku
Baca selengkapnya

Tidak Berharap

Devan yang berada di rumah Hana merasa senang bisa meluangkan waktunya untuk bocah kecil itu. Sekarang mereka sedang berada di ruang tamu. Kendra sedang asyik bermain bersama Devan. Kedua orang itu mengabaikan Hana yang hanya bisa melihat interaksi di antara keduanya. Hana juga hanya diam saja sambil memperhatikan tanpa berniat mengganggu keduanya.Dia teringat jika dirinya mengajak Devan masuk ke dalam untuk membuatkan lelaki itu teh. Hana segera berjalan ke arah dapur dan membuatkan teh beserta makanan kecil untuk Devan yang sudah mau bermain dengan Kendra.Sana berjalan ke arah ruang tamu dengan nampan di tangannya ia segera meletakkan teh dan juga makanan ringan di atas meja.“Devan minum dulu tehnya.” Hana langsung memanggil Devan. “Kendra udah mainnya Biar Om Devan istirahat dan minum dulu.” Kendra yang mendengar ucapan ibunya langsung menoleh dan mengangguk. Candra segera membereskan mainannya. Sedangkan Devan yang melihat itu dia berdir
Baca selengkapnya

Undangan Makan Malam

Pagi ini Hana datang ke kamar Kendra, seperti biasa Hana akan membangunkannya.“Kendra sayang bangun, Nak!” Hana mengusap lembut kepala Kendra. Mata kecil Kendra perlahan terbuka, dan Hana tersenyum melihatnya. “Ayo sekarang Kendra harus bersiap buat kesekolah nanti telat.” Kendra menganggukkan kepala, bocah kecil itu turun dari tempat tidur berjalan menuju kamar mandi.Hana kini sudah berdamai kembali dengan Kendra, seorang ibu tidak mungkin akan berlama lama marah pada anaknya, begitupun sebaliknya. Sambil menunggu Kendra selesai mandi. Hana mempersiapkan segala kebutuhan Kendra, dan meletakkannya di atas tempat tidur. Dirasa semua sudah selesai, dia segera berlalu pergi dari dalam kamar berjalan ke dapur.Hana mempersiapkan sarapan dan segelas susu untuk anaknya. Tak berselang lama Kendra datang dengan tas ransel miliknya. Hana tersenyum. “Kendra sarapan dulu dan minum susunya, hari ini mama antar kamu ke sekolah.” Kendra mengangguk dia lang
Baca selengkapnya

Mendekati Hana

Devan menyibukkan dirinya dengan bekerja. Dia tidak ingin terlalu pusing menanggapi ucapan mamanya. “Sampai kapan mama akan melakukan ini padaku?” Devan bergumam sendiri. Dia selalu tidak habis pikir dengan ibumu yang berusaha untuk menjodohkannya. Walaupun Devan sudah menolaknya. Tidak ingin berlarut-larut, Devan membuka laptop miliknya dan mengerjakan pekerjaannya memeriksa beberapa email yang sudah masuk.Hari ini Devan benar-benar menyibukkan dirinya hingga sore hari jam pulang kantor tiba Devan masih terlihat kantor. Dia benar-benar menyibukkan dirinya dengan beberapa file yang sengaja dia minta pada bawahannya untuk di bawa ke kantornya. Di atas mejanya sudah ada setumpuk file yang dikerjakan hari ini, seolah tidak merasa lelah lelaki itu masih saja fokus di depan laptop miliknya. Dia tidak memberikan sedikitpun cela untuk dirinya sendiri, dan berusaha melupakan ajakan ibunya hari ini.Aline melihat jam di tangannya sudah waktunya dia pulang hari in
Baca selengkapnya

bab 77 - Aline Berbohong

Pesanan mereka datang, Aline memperhatikan raut Devan. Dia merasa Devan sedang ada masalah saat ini. Karen wajahnya jelas sekali terlihat sedang banyak pikiran“Apa semua baik-baik saja Devan?”Devan menoleh melihat ke arah Aline, mengerutkan keningnya bingung.“Maksudku wajahmu terlihat sedang ada masalah, kalau kamu nggak keberatan, kamu bisa cerita sama aku.” Aline memberanikan diri, sebenernya dia sangat gugup dan takut. Pasalnya baru kali ini dia berani berbicara santai pada Devan yang selama ini terkenal dengan sikap dinginnya.Sekali lagi Devan melihat ke arah Aline. Mungkin memang tidak ada salahnya untuk dia bercerita pada wanita itu.“Ibuku Aline. Dia mau menjodohkan aku. Sebenarnya ini bukan pertama kali. Dulu dia juga pernah melakukan. Aku selalu dijodohkan dengan semua wanita pilihannya. “ Raut Devan begitu terlihat sedih dan putus asa. Dia menghembuskan nafas kasar. “Aku harus bagaimana Aline?” Devan menulis seolah meminta jawaban. “Sekarang senang nggak mau lagi dekat s
Baca selengkapnya

bab 78 - Bad Mood

Ravi masih saja berada di rumah Hana, lelaki itu seolah betah dan nyaman disana. Setelah Pulang kantor, dia hanya meluangkan waktunya bermain bersama Kendra di sana.Saat ini waktu sudah menunjukkan pukul 08.00 malam. Hana masih menunggu Ravi yang belum juga pulang dari rumahnya. Hana sudah mulai mengantuk sekarang. Tapi mau tak mau dia tetap menemani Ravi dan Kendra yang sedang bermain.“Ayolah kenapa nggak pulang juga si,” batin Hana sambil terus melihat ke arah jam dinding di rumahnya. Hana merasa sedikit kesal karena Ravi terlalu lama berada di rumahnya. Sekarang sudah agak malam. Tapi Ravi justru mengajak Kendra berfoto ria seolah tidak ingin pulang.“Mau sampai kapan Ravi di sini, aku udah ngantuk banget. Kapan dia pulang. Nggak mungkin kan aku usir dia. Tapi bagaimana caraku menegurnya agar dia pulang?” Hana terus berpikir memikirkan cara agar rapi cepat pulang dari rumahnya.Ravi sekarang malah asik mengambil gampar berfoto dengan Kendra sesekali dia tersenyum.meihat hasil jep
Baca selengkapnya

bab 79 - Tidak Salah

Aline sudah tiba di apartemen miliknya, dia langsung saja masuk dan membersihkan diri. Seharian bekerja di kantor membuatnya penat. Dia butuh sesuatu yang segar untuk menyegarkan dirinya. Setelah selesai Aline langsung berjalan menuju ke ranjangnya. Dia berbaring disana sambil termenung. Memikirkan kembali status Ravi di aplikasi hijau.“Apa yah dilakukan Ravi di rumah Hana?” Gumamnya. Aline yang sejatinya menyukai Ravi. Tentu saja merasa galau melihat status Ravi yang sedang berada di rumah Hana dan berfoto selfie dengan Kendra. “Kenapa juga Hana nggak ngasih tahu kalau Ravi ada di sana pas dia nelpon tadi?” Aline mulai berpikir tentang sahabatnya itu dan menjadi bertanya-tanya dalam hatinya. “Apa mungkin Ravi suka sama Hana, gimana kalau dia beneran suka sama Hana.” Pikiran Aline mulai kemana mana, dia tida bisa lagi mengendalikannya. Aline termenung diam.“Ah nggak mikir apa si aku ini, Hana nggak mungkin kaya gitu kan, dan Ravi bukanya dia selalu bila
Baca selengkapnya

bab 80 - Kerumah Aline

Keesokan harinya Hana dan Kendra bermain ke rumah Aline. Karena hari libur mereka memutuskan pergi bersama-sama. Hana mau pergi keluar mengajak Kendra bermain dengan Aline. Hana juga sebenarnya takut kalau Ravi datang lagi.Hana ingin menghindarinya, Hana hanya tidak nyaman jika Ravi datang ke tempatnya terlebih lagi jika lelaki itu datang seorang diri. Itu membuatnya merasa risih. Berbeda dengan Devan yang datang kesana seorang diri. Hana sendiri juga bingung mengapa dirinya bisa seperti itu.Pagi-pagi sekali Hana sudah bangun dan mulai bersiap, tidak lupa dia membangunkan Kendra. “Kendra ayo bangun hari ini kita pergi main kerumah tante Aline.”Kendra segera bangun dan membuka matanya bocah kecil itu melihat ibunya yang sudah berada di depan lemari pakaian dan menyiapkan perlengkapannya. Kendra turun dari tempat tidur berjalan ke arah kamar mandi. Hana yang melihat itu langsung tersenyum. Selesai menyiapkan baju Kendra, Hana keluar dari kamar
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status