Главная / CEO / ONE Night Stand With CEO Tampan / Глава 91 - Глава 100

Все главы ONE Night Stand With CEO Tampan : Глава 91 - Глава 100

109

Bab – 91 Kecaman Mama Devan

Setelah mendengar ucapan Devan, Maya terus saja kepikiran pada Diva. Dia bertanya tanya sendiri dalam hatinya. “Apa pilihan ku sudah bener kali ini? Atau memang Devan ....” Ucapannya terhenti dia tidak ingin berspekulasi terlalu tinggi. Dia akan memastikannya besok. Ini cukup mengganggunya.Melihat Devan yang bersikeras tidak mau dijodohkan membuat Maya sedikit berpikir. Dia tidak boleh ceroboh dan salah memilih wanita seperti dulu. Atau dia akan mendapat amukan dari Devan. Maya mengingat kembali kesalahannya yang membuat Devan berubah.Keesokan harinya Maya pagi-pagi sekali sudah bersiap. Hari ini dia akan mendatangi rumah Diva hanya untuk memastikannya sendiri. Maya mengemudikan mobilnya kesebuah apartemen di daerah Tebet. Sepanjang perjalanan Maya terus saja berpikir tentang diva dan segala ucapan Devan.“Apa dia sering pergi ke klub malam?” Terbesit sebuah pikiran itu dalam benaknya. Kali ini Maya lagi-lagi tida mencari tahu dengan benar ba
Читайте больше

Bab 92 – Proyek baru

Ravi berdiri dari duduknya, dia segera bersiap. Ravi memungut kembali pakaiannya yang tergeletak di lantai dan memakainya. Diva hanya memperhatikan saja. Melihat dengan bingung.“Kamu mau kemana?” Stelah Ravi selesai memakai baju barulah Diva bertanya.Ravi menatap Diva dan melihat kearahnya. “Aku akan pulang sekarang. Ini hanya kesalahan. Jangan mengatakan pada siapapun. Dan lupakan kejadian semalam.” Ravi langsung berbicara tegas dengan nada yang sedikit mengancam pada Diva.Diva hanya membeku di tempat sambil menatap ke arah Ravi. Dia sendiri bingung harus berkata apa. Memang apa yang di katakan Ravi benar. Ini hanya lah kesalahan karena semala mereka pulang dalam keadaan mabuk tapi untuk melupakan?Sesaat setelah mengatakan itu Ravi langsung berjalan membuka pintu dan keluar dari kamar Diva. Dia berjalan dengan tergesa membuka pintu apartemen itu. Menghentikan langkahnya. Dan melihat ke arah belakang.Diva masih diam di kamar itu, tanpa berbicara apapun. Ravi kemudian keluar dan m
Читайте больше

Bab 93 – Rapat Dewan Direksi

Di kantor saat ini Devan sedang melakukan rapat direksi. Di dalam rapat tersebut Devan merasa terkejut terus dengan ibunya.Maya banyak sekali mempertanyakan kemana dana-dana proyeknya selama ini. Dia terus mencari celah agar mengetahui dari mana Devan mendapatkan uang untuk membantu Hana.“Aku yakin dia menggunakan uang perusahaan untuk membantu janda anak satu itu. Tidak akan aku biarkan dia bisa bersama dengannya.” Maya terus bergumam dalam hatinya dia melihat beberapa file lalu mempertanyakan kembali.“Proyek dr PT starchip bukankah kalian sudah menanganinya dan baru kemarin selesai, lalu kemana uang hasil dari proyek itu?” Tanya Maya dengan tatapan tajam mengintimidasi pada Devan.“Semua keuangan hasil dari proyek-proyek dari PT Starship ada di buku ini. Dan pengeluaran-pengeluarannya pun jelas.” Maya selalu memojokkan anaknya sendiri, ia tidak akan memberikan celah pada Devan dia terus saja mempertanyakan kemana uang-uang
Читайте больше

bab 94- Berita tentang Devan

Devan sudah memikirkan ini baik-baik dia benar-benar akan keluar dari perusahaannya saat ini. Devan sudah tidak lahan lagi dengan sikap ibunya yang selalu memojokkannya dan selalu menjodohkannya. “Aku harus mengambil langkah ini untuk membuat Mama berubah.” Devan berharap jika ibunya bisa berubah. Dia terdiam sejenak lalu berpikir kembali tentang sikap mamanya selama ini.“Mama nggak akan pernah berubah, dia tidak akan pernah mengerti,” tutur Devan. Devan hanya menyayangkan sikap ibunya yang selalu mengancamnya seolah-olah dia tidak bisa hidup tanpa saham dari perusahaan yang dia kelola saat ini. Devan hanya ingin mamanya tahu jika dia sudah besar dan bisa memilih takdirnya sendiri. Dia siap kehilangan semuanya Jika perlu. Devan merasa direndahkan dan diremehkan namun ia tahan saja tapi kali ini mamanya benar-benar sudah kelewatan.Devan tau mamanya selalu menganggap rendah dirinya dan tak pernah bisa hidup dari harta yang selama ini dimilikinya. Padahal selama ini Devan menuruti kein
Читайте больше

Bab 95 – Memutuskan Datang

Hana merebahkan dirinya dia masih menatap ragu melihat nomor telepon yang tertera di ponselnya. Hana bingung haruskah dia menelepon di Devan saat ini. Punya kepenting apa dia harus menelepon lelaki itu larut malam seperti ini sedangkan dirinya sendiri sudah tidak bekerja di perusahaan. Mungkin Jika dia masih karyawan Devan dia akan beralasan menanyakan pekerjaan tapi sekarang Hana sudah tidak lagi bekerja di sana.“Aku harus bicara apa saat nanti dia tanya mengapa aku meneleponnya?” Hana benar-benar merasa dilema. Lama dia memikirkan ini hingga tanpa terasa rasa kantuk mulai menyerangnya. Hana mulai memejamkan matanya lalu membuka matanya kembali.Hana memiringkan tubuhnya mengubah posisi tidurnya. Dia meletakkan tangan yang memegang ponselnya tepat di samping wajahnya. Hingga dia bisa melihat jelas nomor depan di hadapannya. Hana yang sudah sangat mengantuk, dia tidak sengaja memencet tombol untuk menelepon Devan. Dia meletakkan ponselnya di samping temp
Читайте больше

Bab 96 – Belajar Mandiri

Devan menunggu Hana berbicara, namun dia hanya diam saja. Devan tersenyum ke arah Hana bersiap untuk membalikkan badannya dan pergi dari apartemen Hana. Sudah tidak ada lagi hal yang ingin dia bicarakan. Namun di dalam hati Devan masih berharap jika Hana akan menghentikannya.“Devan,” panggil Hana. Di saat Devan berbalik Hana memanggilnya lagi. Hana merasa tidak enak hati pada lelaki itu, karena di larut malam seperti ini. Dia sudah mau datang jauh-jauh ke apartemennya hanya untuk memastikan dirinya dan juga Kendra aman. Padahal mereka tidak memiliki hubungan apapun. Akhirnya Hana memutuskan untuk memanggil Devan.“Apa kamu nggak mau masuk dulu ke dalam? Emmmm ... Aku masih bisa bikinin kamu kopi kok,” ujar Hana. Dia menawarkan pada Devan untuk masuk ke dalam dan meminum segelas kopi bersamanya.Mendengar namanya dipanggil Devan langsung berbalik dan memandang ke arah Hana. Lelaki itu melihat dan menelisik memperhatikan raut wajah Hana.
Читайте больше

Bab 97 – Berpikir

Hana hanya bisa diam saat Devan hanya menganggukkan. Kepalanya saja. Hana berharap Devan akan memikirkan lagi niatannya untuk keluar dari perusahaan Itu.“Aku harap kamu memikirkannya terlebih dahulu Devan,” batin Hana berbicara dalam hati. Hana hanya tidak ingin Devan gegabah dalam mengambil keputusan. Terlebih lagi dia mengambil keputusan dalam keadaan marah.Hana terus melihat ke arah depan sambil mengambil secangkir kopi miliknya yang ada di meja Dia meminum kopi itu matanya terus melihat ke arah Devan yang hanya diam.Sedangkan Devan sendiri saat ini sedang meyakinkan dirinya. Jika keputusan yang sudah diambil benar-benar sudah keputusan yang bulat. Dia sudah tidak ingin lagi diatur ataupun menjadi bahan ancaman. Devan ingin hidup tenang sesuai dengan yang dia mau. Menjalani kehidupannya sendiri sesuai dengan apa yang dia inginkan.“Hana, hari sudah larut malam. Aku sudah memastikan dirimu dan Kendra baik-baik saja dan terima ka
Читайте больше

Bab 98 – Menyadari Adanya Cinta

Devan yang saat itu tengah asik mengingat Ravi, mulai tersadar Dia segera meraba pakaian. “Dimana ponselku?” Tanyanya begitu panik. Devan langsung berjalan dengan langkah lebar ke arah mobil.Dia membuka pintu mobil dan mulai mencari ponsel miliknya. “Disini juga nggak ada,” ucapnya sambil berpikir. “Jangan-jangan ketinggalan dirumah Hana.”Di sana Devan tersadar juga ponselnya tertinggal dia melihat jam yang ada di tangannya saat ini pukul 10.30 malam. Saat itu Devan ingin mengirim pesan pada Aline mengingatkan wanita itu untuk file yang harus dia siapkan pagi hari di meja kerjanya. Itu adalah file terakhir yang harus dia kerjakan setelah itu dia akan mengundurkan diri.“Hana udah tidur belum ya jam segini? Tadi waktu aku datang dia udah bersiap mau tidur.” Devan yang saat itu hendak mengambil ponselnya kembali memikirkan Hana. Dia tidak bisa menghubungi wanita itu tentunya. “Kalau aku nggak ambil sekarang gimana kalau mama menelpon.” Jelas De
Читайте больше

Bab 99 – Pengunduran Diri

Pagi hari Devan sudah bersiap, pagi-pagi sekali Devan sudah bangun. Dia membuat surat pengunduran dirinya. Kini Devan sedang berdiri di depan cermin menatap pantulan dirinya.“Ini adalah hari terakhir ku di perusahaan,” gumamnya sambil tersenyum. Lelaki itu memakai jas berwarna abu-abu dengan celana yang senada begitu terlihat tampan. Dia akan mengambil keputusan berat dalam hidupnya.Meninggalkan perusahaan yang sudah lama dia pimpin bukanlah hal yang mudah baginya. Tapi dia pun sudah merasa tidak nyaman bekerja di sana. Yang selalu berada di bawah tekanan ibunya. Bukan ibunya tidak peduli dengan perasaannya saat ini hingga dia harus mengambil keputusan ini.Setelah meyakinkan drinya Devan mengambil kunci mobil miliknya dan langsung berjalan turun ke bawah. Dia segera menuju ke garasi mobil dan mengeluarkan mobilnya.Devan mengemudikannya dengan santai, hari ini dia membuat keputusan yang akan mempengaruhi semuanya. Termasuk masa de
Читайте больше

Bab 100 – Bukan Pengkhianat

Devan melihat ibunya pergi dari ruangannya dengan wajah kesal. Dia hanya bisa menatapnya tanpa ekspresi. “Maafkan aku, Ma,” ucapnya dalam hati lalu menyunggingkan senyumnya. Dia tidak bermaksud untuk membuat ibunya kesal seperti itu. Tapi dia harus melakukan hal ini demi kebaikannya.Entah, Devan merasa senang saja. Dia kini sudah terbebas dari segala ancaman ibunya. Maya tidak dapat lagi mengancamnya dengan embel-embel saham padanya lagi. Itu membuat Devan merasa senang dan bahagia. Dia merasa bebannya kali ini hilang. Karena ibunya itu tidak akan lagi memiliki alasan untuk menekannya ataupun memaksakan kehendaknya.Devan berjalan keluar dari kantornya dia mampir dulu ke kantor Aline. Devan teringat akan Aline dan ingin mengajaknya untuk makan siang. Devan sudah mengira bahwa wanita itu pasti masih berada di kantornya saat ini. Dia pasti akan sibuk untuk mengerjakan beberapa file yang harus disiapkannya menjelang keputusan Devan berhenti dari perusahaan.
Читайте больше
Предыдущий
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status