Semua Bab ONE Night Stand With CEO Tampan : Bab 51 - Bab 60

109 Bab

bab 51 - Kekecewaan Aline

“Aku hanya ingin merasakan masakan di kantin kantor sesekali, merasakan bagaimana rasa masakan untuk para karyawan,” Ravi menjawab sindiran Devan. Ravi melirik ke arah Devan yang kini tengah berdiri di depan meja makannya.Devan lalu ikut duduk menarik kursi yang ada di samping Hana, dan dia juga memesan makanan di kantin kantor itu. Ravi dan Hana melihat Devan menarik kursi lalu duduk di samping Hana.“Kenapa kau ikutan duduk di sini Devan?” Ravi sungguh tak habis fikir dengan tindakan Ravi, kenapa dia malah ikut duduk bahkan memesan makanan di kantin itu.“Aku hanya ingin merasakan masakan di kantin ini merasakan bagaimana rasa masakan untuk para karyawan ku,” Devan menjawab persis seperti jawaban yang di katakan oleh Ravi, Hana hanya diam saja melihat interaksi antara mereka berdua. Wanita itu tak berniat untuk ikut campur didalamnya, Hana melanjutkan makan dan menghabiskan makanannya.Mendapat jawaban seperti itu, Ravi hanya menatap saja ke arah Devan, sesekali dia juga menatap ke
Baca selengkapnya

bab 52 - Memenuhi undangan

Keesokan harinya, Aline kini tengah bersiap untuk pergi memenuhi undangan Devan, wanita itu akan pergi ke ranch milik Devan hari ini.Saat Aline tiba di ranch milik Devan, dia langsung masuk, ternyata disana sudah ada Ravi, Devan dan karyawan lainnya, Aline langsung menyapa mereka semua yang ada di sana.Hana melihat keseluruh lapangan itu, dia tersenyum, tempat inilah yang ia desain, hasil dari pekerjaannya Devan benar-benar membangun tempat itu persis seperti yang di desai Aline. Aline merasa senang melihatnya. Bahkan Devan tak hanya mengundang dirinya Devan pun mengundang karyawannya yang lain bukan hanya mengundang Aline dan Hana ke tempat tersebut. Ravi yang melihat Aline telah datang langsung saja menghampiri wanita itu.“Aline apa kau datang sendiri kesini? Dimana Hana apa dia tidak ikut denganmu?” Ravi langsung menanyakan Hana pada Aline.Aline melihat ke arah Ravi lalu tersenyum kepadanya. “Kemarin saya sudah bilang, pada Hana dan mengajaknya juga, namun dia tak mau ikut,” ja
Baca selengkapnya

bab 53 - Janji tidak Nakal

Devan kini menggendong Kendra, anak itu tidak keberatan sama sekali untuk bersama Devan, dia malah merasa senang, karena Devan begitu baik padanya. Kendra melihat Aline yang sedang duduk dengan mamanya. Kendra berniat untuk menghampiri Aline disana.“Om Devan, Kendra mau turun sebentar, Kendra mau peluk Tante Aline, apa Kendra boleh ketempat tante Aline om?” ujar Kendra meminta izin pada Devan, saat melihat Aline yang tengah duduk sambil melihat ke arah dirinya. Kendra terus saj memandang ke arah Aline.Devan tersenyum mendengar permintaan Kendra, dia lalu menurunkan Kendra, Kendra langsung berlari ke arah Aline menghampiri wanita itu.“Tante Aline,” Kendra langsung memeluk Aline saat anak itu sudah berada di dekatnya. Kendra senang bisa bertemu dnegan Aline di tempat itu.Melihat Kendra hati Aline pun menjadi luluh wanita itu begitu menyayangi Kendra dari dulu, “Kendra,” Aline lalu memeluk bocah kecil itu. Kendra merasa senang sekali ada Aline di tepat itu juga, benar kata mamanya.“
Baca selengkapnya

bab 54 - Ingatan tentang alm suami

Hana langsung meninggalkan Aline dan Ravi, menghampiri Kendra dan Devan yang tengah naik kuda, awalnya Hana hanya berdiri saja melihat Kendra dan Devan dari luar pagar.Hana melihat mereka begitu senang, terlebih lagi Kendra, yang begitu bahagia bermain kuda bersama Devan.Hana terus saja memperhatikan Devan dan Kendra, sebuah senyuman terbit di bibir Hana kala melihat Kendra tertawa bahagia bersama Devan di atas kuda.Devan dan Kendra mereka memutari lapangan, Devan membimbing Kendra saat menaiki kuda itu, mengajari anak itu, walaupun mungkin anak itu belum mengerti betul bagaimana cara menunggang kuda.“Apa benar Devan bisa jadi ayah yang baik untuk Kendra?” Sepintas Hana melamun sambil membatin melihat kedekatan Kendra dan Devan.“Apa nanti jika kita beneran menikah, Devan tak akan merubah sikapnya terhadap Kendra?” Hana terus bertanya-tanya dalam hatinya, ada sedikit rasa takut menghantui dirinya, takut jika Devan berubah saat mereka sudah menikah, takut semua sikap baiknya saat i
Baca selengkapnya

bab 55 - Menikmati Senja Bersama

Devan mengangkat tubuh Hana pada hitungan ketiga, wanita itu berhasil naik ke atas punggung kuda, Devan lalu ikut naik keatas kuda, Devan duduk di belakang Hana.Van tersenyum saat berada sedekat itu Dengan Hana, sedangkan Hana sendiri merasa gugup, Devan begitu dekat dengannya bahkan deru nafas lelaki itu begitu terasa menyentuh pipinya. Saat ini Hana sudah merah merona pipinya sudah seperti tomat karena ulah Devan.Devan lalu mengajarkan pada Hana, kedua tangan Devan memegang tali kekang itu, menariknya secara perlahan.“Pegang tali ini Hana, dan tarik secara perlahan nanti kuda itu akan bergerak, berjalan sesuai arahan mu, pelan-pelan saja,” ujar Devan berbicara pada Hana.Secara perlahan Hana menarik tali kekang itu, kuda pun langsung berjalan, Devan mengajarkan Hana secara perlahan cara menunggang kuda, mereka pun berkuda hingga ke bukit.Jangan ditanya bagaimana perasaan Hana saat ini, dia merasa gugup sekali, posisinya dengan Devan begitu dekat, membuat jantung Hana terus ber
Baca selengkapnya

bab 56 - Ancaman Maya

Hana pamit pulang setelah mendengar penuturan dari ibu Devan. Tak ada gunanya lagi Hana berada di sana.“Baiklah karena acara sudah selesai saya sudah memenuhi undangan Pak Devan. Terima kasih atas undangannya, saya pamit pulang terlebih dahulu karena sudah waktunya Kendra untuk tidur siang.”“Hana, Biar aku antar, kebetulan aku pun ingin pulang sekarang,” ucap Ravi.Mendengar yang dikatakan Hana, Ravi hendak mengambil kesempatan dan berniat untuk mengantar Hana pulang namun Hana yang menjaga perasaan Aline menolak secara halus Dia berkata Jika dia akan pulang bersama dengan Aline.“Maaf Pak Raffi tidak perlu saya bisa pulang bersama dengan Aline, kebetulan kami searah dan alim pun harus pergi ke rumah saya karena barang-barangnya masih tertinggal di rumah saya,” tolak Hana dengan sangat lembut. Ia pun tersenyum ke arah Ravi dan memberi kode ke arah Aline dengan menaikkan sebelah alisnya.Aline yang paham akan kode yang diberikan oleh Hana pun mengiyakannya, dengan menganggukkan kepal
Baca selengkapnya

bab 57 - Ketertarikan Ravi pada Hana

“Hallo Diva sayang, katakan pada ayah ibu mu, bahwa Tante ingin bertemu dengan mereka.”“Baik, Tante! Diva akan sampaikan pada mereka.”Maya kemudian mengakhiri panggilan telvonnya dia benar-benar ingin pertunangan Devan cepat di lakukan.Sedang di sisi lain, saat ini Ravi yng tengah melihat Hana seorang diri di kantin kantor lalu mendekatinya.“Hay, Hana! Apa aku boleh duduk disini?” Tanya Ravi, lelaki itu langsung duduk tanpa menunggu jawaban dari Hana.Hana sendiri langsung tersadar dari lamunannya dan tersenyum di sertai anggukan tanda dia mengizinkannya.“Kenapa kau hanya sendiri disini, dan apa yang kau lamunkan itu,apa ada masalah?” Tanya Ravi memulai percakapan mereka sambil makan siang bersama.“Tidak, pak Ravi. Aku hanya senang saja melamun.” Dengan sedikit malu Hana menjawabnya.“Dimana Aline, mengapa kau tidak bersamanya bukankah kalian selalu bersama-sama?”“Aline saat ini tengah menangani sebuah proyek, Sepertinya dia pergi keluar.”“Oh iya aku lupa dia menangani proyek
Baca selengkapnya

Bab 58 -Kemarahan Hana

Rafi terus menatap kepergian Hana dengan senyum-senyum sendiri, entahlah mungkin dia merasa lucu dengan tingkah lakunya saat ini. Tempat sadar dia melamun sambil menatap ke arah pintu yang jelas saat ini Hana sudah tidak ada lagi di sana, ia tentu saja sudah berada di ruangannya sekarang.Devan yang saat itu ingin ke ruangan Raffi melihat Hana keluar dari ruangan Raffi langsung menghentikan langkahnya dia bersembunyi di balik tembok. Hana terus saja berjalan dia tidak tahu jika langkahnya saat ini tengah diperhatikan oleh Devan.Saat Hana sudah melewatinya, Devan pun keluar dari persembunyiannya dia membalikkan badannya lalu melihat ke arah Hana menatap kepergian wanita itu dengan perasaan sedih. Ingin sekali Devan menghentikan langkah Hana dan berbicara pada wanita itu namun lagi-lagi dia teringat akan ancaman ibunya hingga mengurungkan niatnya.Sekarang Devan hanya bisa menatap Hana dari kejauhan dia tidak ingin mempersulit wanita itu.Devan menghela nafas berat Dia kemudian membali
Baca selengkapnya

bab 59 - Permintaan Maaf

Devan yang melihat Hana pergi dan ingin keluar dari ruangannya pun segera menghampirinya, dengan langkah lebar Devan mengejarnya. Devan berhasil mencekal tangan Hana saat ia akan membuka pintu ruangan depan.“Hana tunggu, a- aku minta maaf.” Sambil terbata dan tak tau harus berkata apa, dia menjadi bingung dengan sikapnya sendiri, Devan kelepasan dan tak bisa mengontrol dirinya.Devan menggenggam erat tangan Hana, ia berusaha untuk meminta maaf dengan apa yang baru saja dia lakukan pada Hana. Entahlah saat itu Dia benar-benar kehilangan akal dan tidak bisa mengontrol dirinya sendiri Karena rasa cemburu yang dia rasakan saat melihat Hana bersama dengan Raffi. Devan benar-benar merasa emosi.Hana merasa sangat marah sekali pada Devan, dia langsung mengamuk dan memarahinya. Hana mengelap bibirnya berkali-kali. Sambil menangis tatapannya begitu tajam, tersirat kebencian di dalam matanya.“A-apa. Apa semudah itu kamu minta maaf Devan. Emangnya kamu anggap aku ini apa Devan? Apa kamu mengan
Baca selengkapnya

bab 60 - Jauhi Hana

Karena Ravi terus memaksa, Hana akhirnya ikut pulang bersamanya. Ravi langsung membuka pintu mobil dan Hana masuk. Dia merasa senang akhirnya Hana mau ikut dengannya mengizinkan untuk mengantarnya. Tidak ada percakapan di antara keduanya selama perjalanan. Hana diam, begitupun juga dengan Ravi yang sesekali Ravi melihat ke arah Hana, namun tidak berkata apapun. Dia tahu kalau Hana masih kesal, Ravi tidak ingin mengganggunya, dia memilih fokus pada jalanan.Tiga puluh menit kemudian mereka sampai di pelataran parkir apartemen Hana, Ravi menghentikan mobilnya. Hana turun tanpa menunggu Ravi membukakan pintu untuknya. Ravi pun ikut keluar dari mobil.“Bapak nggak mau mampir dulu sebentar?” Maksud Hana hanya basa-basi mengajak Ravi mampir. Namun tanpa diduga Ravi mengiyakan tawarannya. “Kalau bapak nggak sibuk.”Ravi menganggukkan kepala sambil tersenyum. “Nggak mengganggu waktu istirahat kamu, kan?”Hana menggeleng. “Nggak, kok.”Ravi mengikuti Hana ke apartemennya. Sampai di depan pintu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
11
DMCA.com Protection Status