Home / CEO / ONE Night Stand With CEO Tampan / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of ONE Night Stand With CEO Tampan : Chapter 11 - Chapter 20

109 Chapters

Bab 11 - Panggilan Kerja

Kini Hana tengah berada di pelataran rumahnya, gadis itu menemani Kendra bermain, ia senang melihat Kendra yang saat ini tersenyum bahagia. Hana terus memperhatikan Kendra, namun perhatiannya teralihkan kala mendengar nada dering ponselnya yang berbunyi. Hana melihat ke arah tasnya.Hana segera mengambil ponsel miliknya yang ada di dalam tas, ia meraih tas kecil itu lalu membukanya.'Aline' nama yang tertera dilayar ponsel Hana, gadis itu tersenyum lalu mengangkat televonnya."Hallo Aline.""Hana bagaimana wawancaramu? Maaf aku tak sempat untuk mengunjungimu kemarin," ucap Aline setelah mendengar suara Hana, Aline langsung saja bertanya pada sahabatnya itu. Pasalnya dia benar benar sangat sibuk dengan pekerjaannya kemarin.Hana menghembuskan nafasnya sepenuh dada, Aline mendengar itu sepertinya kabar yang tidak baik, namun dia masih menunggu Hana untuk berbicara. "Hana, apa semua baik-baik saja?""Sepertinya, aku tidak lolos, mereka seolah mencari yang lebih berpengalaman, sedang aku
Read more

Bab 12 - Diterima Kerja

Setelah puas meneliti penampilan Hana , lelaki itu langsung berjalan kembali ke kursi kerjanya, Hana menghembuskan nafas lega saat lelaki itu berjalan menjauh darinya."Silahkan duduk," masih dengan tersenyum yang penuh arti lelaki itu mempersilahkan Hana untuk duduk. Tatapan matanya selalu ke arah Hana.Hana pun langsung bergegas melangkah ke depan dan menarik kursi yang ada di depan meja kerja lelaki itu, dengan sangat santai ia memperhatikan Hana kembali sambil memegang rahangnya."Apa kau sudah bekerja sebelum ini?""Belum pak, saya baru lulus kuliah satu Minggu yang lalu," jawab Hana berusaha menetralkan rasa gugupnya. Dia berusaha tenang saat ini.Lelaki itu lantas membuka berkas yang ada di hadapannya, ia membaca sekilas nama Hana. "Hana Ilyasa, 25 tahun," lelaki itu membaca nama lengkap Hana beserta umur yang ada di dokumen Hana sambil melihat ke arah Hana."Benar pak," ujar Hana, ia memainkan Jari jemarinya kali ini, saat lelaki itu membaca berkas miliknya."Mahasiswa denga
Read more

bab 13 - Boss Mesum

Ravi menatap ke arah Devan dan Aline secara bergantian, selama beberapa saat, Devan langsung mengalihkan pembicaraan, ia tak ingin Ravi tahu apa yang dibahas olehnya dan Aline.Devan merasa Ravi tak perlu tau prihal ini, karena ini hanyalah masalahnya saja, dan tak ada sangkut pautnya dengan Ravi."Sudah waktunya, rapat kita mulai, semua juga sudah berkumpul disini," ujar Devan mengintruksikan pada mereka sambil melihat ke arah jam yang melingkar di tangannya.Ravi langsung menyipitkan pandangannya, ia sebenarnya merasa curiga dengan apa yang mereka bahas. Ravi memandang ke arah Aline, namun Aline seolah tak ingin melihat ke arahnya, wanita itu lebih memilih membuang pandangannya pada berkas yang ada di depan mejanya saat ini, terlihat Aline tengah membuka berkas itu."Kenapa Aline begitu kesal pada Devan, sebenarnya apa yang sedang mereka bicarakan?" Sambil berjalan Ravi bergumam dalam hati, sesekali arah pandangannya menatap pada Devan dan Aline secara bergantian.Namum mereka berdu
Read more

Bab 14 - Bertemu Kembali

Hana keluar dari ruangan itu, CEO tersebut hanya memperhatikannya saja, melihat Hana berjalan dengan lekukan badannya sudah membuat adik kecil milik CEO itu berdiri.Padahal saat ini Hana tak memakai pakaian yang seksi, ia hanya mengenakan kemeja putih panjang, Dengan rok pendek sepaha, namun bodi Hana yang menggiurkan membuat CEO itu bereaksi, ia terlihat bergairah, libidonya semakin terpacu.Namun dia harus bersabar terlebih dahulu, karena Hana bukan tipe perempuan gampangan yang mudah ia goda, CEO itu berniat mendekati Hana secara perlahan hingga dirinya bisa menikmati setiap lekukan tubuhnya itu.Karena gairahnya yang tak dapat di bendung lagi, dan adik kecilnya harus segera di tidurkan kembali, ia langsung memanggil sekertarisnya untuk datang ke ruangannya."Selfi kamu keruangan ku sekarang," ucap CEO itu memanggil sekertarisnya melalui interkom.Setelah menerima panggilan dari bosnya, Selfi lalu bersiap diri, wanita itu mengambil kaca yang ada di atas mejanya lalu mengaplikasika
Read more

bab 15

Hana tak tahu lagi harus bagaimana, Hana hanya berharap Devan tak melihat wajahnya saat ini. Hana tak pernah mengira jika dirinya akan bertemu kembali dengan Devan, Hana selalu berharap untuk tidak pernah bertemu dengan lelaki itu.Namun sayangnya, keberuntungan tak berpihak padanya, hari ini dirinya harus bertemu lagi dengan Devan, dengan lelaki yang membayarnya untuk satu malam.Devan terus saja melihat ke arah Hana dan Dion, membuat Hana semakin salah tingkah, sepertinya Devan sudah lebih dulu melihatnya tadi hingga pandangannya terus saja terarah padanya.Hana pun tak menyangka jika Dion mengenal Devan, andai mereka tak saling kenal, mungkin merek tak akan bertegur sapa. Namun bagaimana mungkin Dion tak mengenalnya perusahaannya dan Devan sama-sama perusahaan besar dan mereka berdua pembisnis dibidang yang sama.Dion merasa aneh dengan perubahan wajah Hana setelah melihat Devan dan Ravi, dia terus saja memperhatikan wajah Hana yang terlihat agak gelisah. Karena rasa penasarannya D
Read more

bab 16 - kegelisahan Devan

Ketika mengendarai mobil sampai ke kantor, Devan kehilangan konsentrasi. Dia berpikir tentang Hana yang tadi bersama Dion. 'Aku harus bertanya kepada Aline lagi. Aku tidak peduli dia akan marah atau kesal.' Devan menyalip mobil yang ada di depannya. Dia ingin cepat sampai."Wow! Bro! Hati-hati, aku belum mau mati muda, aku belum kawin!" Ravi yang duduk di sebelah Devan protes keras ketika Devan mengendarai mobil sportnya secara ugal-ugalan.Sambil berpegangan, Ravi menatap sahabat karib sejak masa kecilnya itu. Wajah Devan tampak serius, terlalu serius untuk sekedar ingin pergi ke kantor. Ravi menaruh rasa curiga."Ada apa sih? Tumben kau tidak mau berlama-lama di jalan." Ravi mencoba mencari tahu. Dia jarang melihat Devan begitu tegang."Tidak ada apa-apa. Kita harus mengurus proyek kan?" Devan menutupi, dia tak mau Ravi tahu apapun yang sekarang sedang memenuhi pikirannya."Ah, kau. Apa kau cemburu pada Dion yang dipuja gadis-gadis? Ingat, Dev! Kita tidak sama dengan Dion. Kau boleh
Read more

bab 17 - Bisnis Keluar kota

Pagi hari tepatnya pukul 07.00 pagi, Hana sudah berada di kantor, ia berjalan masuk kedalam gedung itu, Hana langsung saja menuju ke lift dan menekan tombol 5.Ting ... Bunyi lift menandakan ia telah sampai di lantai 5. Hana langsung keluar dari dalam lift, ia berjalan hendak ke meja kerjanya, tanpa sengaja Hana bertemu dengan Selfi, sekertaris Dion yang saat ini tengah berkumpul dan mengobrol dengan karyawan lainnya.Selfi melihat kehadiran Hana, wanita itu melirik dan memandang dengan tatapan tak suka pada Hana, selfie merasa jika Shana adalah ancaman baginya karena Dion saat ini tengah memperhatikan Hana. Hana bisa saja menggeser posisinya di sisi Dion, terlebih lagi Selfi merasa jika Hana lebih cantik darinya hingga Dion mampu terpikat pada wanita itu."Eh kalian tau gag si, kalau karyawan baru di kantor ini, udah dapet fasilitas macem-macem dari kantor, padahal dia baru masuk kemarin!" Seru selfie ia menyunggingkan senyum miring, dengan sebelah sudut bibirnya terangkat ke atas
Read more

bab 18 - Peringatan dari Aline

Aline menatap layar laptop yang ada di hadapannya. Matanya memang terfokus pada layar itu, tapi tidak pikirannya. 'Duh, apa lagi yang harus aku katakan pada Pak Devan? Mungkin Pak Devan sendiri juga tidak mau mengatakan pada siapapun, bukankah itu adalah hal yang memalukan?' pikir Aline.'Ah, tapi kalau itu adalah hal yang memalukan, kenapa sampai sekarang Pak Devan masih getol sekali membicarakan Hana? Buktinya, begitu tahu kalau Hana bekerja pada perusahaan milik Pak Dion, Pak Devan langsung memperingatkan. Jangan-jangan Pak Devan--'"Lin, sudah jam makan siang. Apa kau mau terus disana saja? Tidak lapar?" Sandy yang sudah berjalan ke pintu ruang kerja bersama membuyarkan lamunan Aline. Aline mengangkat wajahnya. Dia tersenyum pada Sandy."Kau pergi lebih dulu saja, masih ada beberapa pekerjaan yang harus aku bereskan," jawab Aline. Sebenarnya yang mau dibereskan Aline bukanlah tentang pekerjaan kantor, melainkan tentang Hana."Okelah kalau begitu, aku duluan," ujar Sandy. Melihat S
Read more

bab 19 - memergoki atasan dan sekertarisnya

Pagi ini Hana akan bersiap pergi keluar kota untuk meninjau proyek yang ada di sana, namun sedari tadi, Kendra terus saja menangis entah ada apa dengan anak itu pagi ini, tidak biasa-biasanya bersikap demikian.Kendra terus saja menangis tiada henti, jerit tangisnya membuat Hana keluar dari kamarnya setelah ia selesai menyiapkan persiapannyaHana lantas menghampiri Kendra yang kini tengah bersama Feny, "Kendra kenapa Fen, mengapa dia tiba-tiba seperti ini?" Hana sedikit khawatir melihat Kendra yang seperti itu.Hana berusaha membantu Feny mendiamkan Kendra, namun tetap saja anak itu menangis, Hana menggendong Kendra dan mengusap kepala anak itu."Anak kecil memang seperti itu Hana, dia akan menangis jika akan di tinggal bekerja beberapa hari oleh ibunya, itu hal yang wajar kau tak perlu khawatir, setiap anak mempunyai insting jika ia akan di tinggal pergi."Hana menatap Feny saat wanita itu berbicara, sambil berusaha mendiamkan Kendra yang kini tengah bersamanya.Namun anak itu teta
Read more

bab 20 - Godaan Selfie

Ketegangan yang ada di dalam sana tentu berbeda dengan ketegangan yang dirasakan Hana di luar ruang kerja Dion. Di dalam sana, Dion tegang, Selfi mungkin juga tegang. Yang pasti, di luar Hana tegang karena merasa takut dan terancam.Hana mundur pelan dari depan pintu ruang kerja Dion. Dia tidak mau membuat kegaduhan, bisa-bisa Hana dikira sedang menguping kegiatan mereka di dalam.Setelah mundur beberapa langkah, baru saja Hana akan berbalik, terdengar suara yang menyapa Hana dengan penuh semangat. "Hai, Hana. Kau ada disini rupanya. Mau menemui Pak Dion? Aku juga perlu menemui Pak Dion," ujar Abi. Abi adalah manajer produksi di perusahaan milik Dion itu. Suaranya terdengar lantang, Abi memang orang yang selalu bersemangat."Eh ... Oh ... Umm, Ya, Pak Abi. Saya mau menemui Pak ... Eh, tidak, saya tidak mau menemui, saya ingin bertanya pada ...." Hana memandang ke arah meja Selfi."Kau ingin bertanya pada Selfi? Lebih baik langsung bertanya pada Pak Dion saja. Apakah mengenai proyek ya
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status