"Maaf, Pak. Em, jadi saya langsung aja, yah. pak Tama dan Gilang apa nanti siang sudah bisa kembali ke kantor?" tanyaku langsung. Sudah gerah aku dibuat Pak Tama salting dan kali ini aku harus segera mengakhirinya. Aku gak boleh kalah, aku harus bisa melawan diriku sendiri. Come on, Naina! Dia itu cuma pak Tama, bukan Mr. Crush yang selama ini kamu dambakan menjadi pendamping hidup."Kamu maunya kapan? Jika kamu memang sudah benar-benar rindu padaku, ya, aku bisa pulang sekarang juga?" Pertanyaan macam apa itu? Aku menatap wajah tampan dan sok iyes milik pak Tama dengan horor. Kucoba untuk menarik napas dalam, lalu membuangnya dari mulut. Setelah itu, kuberikan senyum senatural mungkin agar pria tua itu tak berpikir lain. "Saya serius, Pak?""Loh, aku juga serius, Naina. Kapan sih, aku pernah gak serius sama kamu?" Wajahnya sok ganteng ditumpukkan di atas telapak tangan itu benar-benar membuat bibirku berkedut ingin mengumpat.Boleh nyekek tikus tetangga gak, sih? Gemas sekali aku
Last Updated : 2024-01-21 Read more