Semua Bab Istri Kedua Tuan Farraz: Bab 41 - Bab 50

206 Bab

Bab 41. Rencana Tiga Pengkhianat

Prayoga memajukan langkahnya, melayangkan tatapan murka pada seorang pria muda yang terbangun. Pria muda itu kaget, dengan kehadiran Presdir di kantornya. Radit buru-buru memunguti bajunya yang berserakan di lantai.Tidak bisa Prayoga sangka, jika Ibunya telah berselingkuh dengan sekretaris adik tirinya, apalagi bernotabene sebagai orang kepercayaan Farraz.Radit memakai asal bajunya. Pergerakannya tak luput dari Prayoga yang mengawasinya."Yoga, sebaiknya kita pergi dari sini! Kau hanya salah paham saja," ujar Arsinta. Menahan tubuh anaknya agar tidak menghajar Radit.Wajah sangar Paryoga saat marah, membuat kedua insan yang berhubungan terlarang itu pucat pasi karena sudah dipergoki.Prayoga menepis tangan Arsinta. "Kau sudah bersuami dan suamimu kaya, Bu. Bisa-bisanya Ibu selingkuh dengan bawahan seperti dia!" maki Prayoga kepada Ibunya Arsinta.Tidak tahu, bagaimana mulanya hubungan keduanya terjalin. Prayoga tidak menyangka jika sang Ibu selingkuh dan menjalin hubungan, terlarang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-26
Baca selengkapnya

Bab 42. Kapan Punya Anak?

Karena anak dan menantunya tidak kunjung turun ke bawah, Tuan Aryan memilih untuk menyusul mereka saja. Tuan Aryan sangat penasaran, tidak sabar ingin segera bertemu dengan menantunya itu.Dari dulu, Tuan Aryan memang menyukai Shanaya dan menginginkan gadis itu untuk menjadi pendamping hidup putranya. Awalnya tidak mungkin, tetapi sekarang, impiannya sudah terwujud meski harus mengikat keduanya di dalam pernikahan paksa.Tuan Aryan berjengkit kaget, ketika melihat anak dan menantunya sedang duduk di lantai. Karena khawatir dengan apa yang terjadi, Tuan Aryan bergegas untuk menghampiri."Apa yang terjadi?" tanya Tuan Aryan.Farraz dan Shanaya menengadahkan kepala, menatap ke sumber suara."Dia terpeleset, karena tidak memperhatikan jalan," balas Farraz yang masih fokus mengurut kaki istrinya.Shanaya mencengkram lengan kokoh suaminya, kaki dam bokongnya kaki dengan kejadian tadi."Bukan kau yang mendorongnya 'kan, Farraz?" tuduh Tuan Aryan. Dia merasa sedikit takut, jika Farraz melakuka
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-26
Baca selengkapnya

Bab 43. Menguatkan Hati

"Kau merasa senang dengan pembahasan anak tadi? Wajahmu tampak ceria jika kuperhatikan."Baru saja memasuki kamar, Farraz menutup pintunya dan berkata demikian. Apa maksud pertanyaan suaminya ini? Jelas-jelas saat perbincangan tadi, Farraz malah menyodorkan hal itu kepadanya.Shanaya hanya membalas sekenanya, karena dia juga bingung harus menjawab apa. Sebagai wanita yang sudah menikah dan menjadi seorang istri, tentu saja Shanaya memimpikan hal itu, impian semua wanita di luar sana mempunyai anak yang lahir di dalam rahimnya, hal ini Shanaya juga menginginkannya.Hanya saja, Farraz tidak suka dengan pembahasan tadi. Shanaya tahu itu. Suaminya ini berusaha untuk mengakhiri perbincangan dengan dalih akan beristirahat.Shanaya berbalik, berhadapan dengan suaminya. "Bukannya Mas Farraz yang menodongkan pembahasan itu kepadaku? Karena aku hanya menyampaikan apa yang aku rasakan. Tidak salah bukan jika aku merasa senang? Sebagai wanita yang sudah menikah, aku juga menginginkan anak.""Aku
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-26
Baca selengkapnya

Bab 44. Kekhawatiran Shanaya

Akibat terdorong dan terjatuh di atas serpihan kaca, Farraz meringis ketika lengan kokonya tertancap serpihan kaca tersebut, menyebabkan lengannya sakit dan mengeluarkan darah segar.Shanaya berjongkok, dia menarik suaminya agar berpindah tempat. Shanaya jadi gemetar, tidak sengaja mendorong tubuh suaminya, beginilah akibatnya."Mas Farraz ... aku minta maaf, aku tidak sengaja mendorongmu," uja Shanaya. Bibirnya bergetar, lantaran shock dengan kejadian barusan.Farraz menepis kasar air mata Shanaya yang menggenang. "Tidak usah menangis, aku sangat muak melihatnya. Ini akibatnya, kau tidak mau mendengarkan perkataan suamimu. Dasar bodoh dan bebal!"Shanaya menggigit bibir bawahnya, menahan untuk tidak menangis. Mau bagaimana pun, Shanaya merasa bersalah atas perbuatannya. Karena didorong olehnya, tangan sang suami terluka."A-aku obati Mas, lenganmu berdarah, ayo," Farraz hanya pasrah saja ketika Shanaya membawanya ke ruang tamu, gadis itu mencari kotak p3k.Keduanya duduk bersebelahan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-27
Baca selengkapnya

Bab 45. Shanaya Mulai Berani

Kedua insan beda jenis itu sedang bergelut menikmati peraduan ranjang sepanjang malam, tak menghiraukan berapa jam mereka melakukan penyatuan. Saling mencumbu, menyentuh dengan penuh damba, seolah lupa jika yang mereka lakukan ini adalah salah karena sudah melakukan hubungan terlarang.Arsinta terkulai lemas di atas tubuh Prayoga, dengan selimut tebal yang menutupi tubuh polos mereka. Keduanya sama-sama tumbang, saking lelahnya melakukan peraduan ranjang dengan dibanjiri keringat yang membasahi tubuh.Pukul 03.00 dini hari, mereka baru menyelesaikan cumbuan dan sentuhan, sementara milik keduanya masih menyatu enggan untuk melepaskan. Arsinta membenamkan kepalanya di dada bidang Prayoga, tangan kekar pria dewasa itu mengusap kepala hingga punggung wanita yang membesarkannya."Maafkan aku Bu, tidak kusangka bercinta denganmu senikmat ini. Kau tidak membenciku karena hal ini, 'kan?" tanya Prayoga. Dia tahu betul, jika yang dilakukan olehnya itu sebuah kesalahan besar. Karena sudah menyet
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-27
Baca selengkapnya

Bab 46. Menggantikan Posisi

Bohong jika Shanaya tidak merasa tersinggung dengan kata-kata pedas suaminya. Ia hanya bisa menahan sesak ketika lagi-lagi Farraz membentaknya, bahkan menolak disentuh olehnya.Terkadang Shanaya bingung dengan Farraz, yang kadang bersikap lembut, kadang juga kasar. Shanaya berpikir, bahwa suaminya ini mempunyai kepribadian ganda.Aish, Shanaya asumsi yang tidak-tidaknya tentang Farraz. Dia tidak boleh menilai Farraz begitu saja, lagi pula mereka baru kenal. Shanaya masih belum mengenal Farraz secara mendalam.Farraz menepis pipinya yang basah karena kecupan Shanaya. Anehnya, darah Farraz berdesir, dia merasa sedikit senang ketika Shanaya menciumnya."Masak tidak boleh, nyentuh juga tidak boleh. Jadi yang boleh apa, Mas?" tanya Shanaya. Sengaja memancing amarah suaminya."Jangan mentang-mentang tanganku sedang luka, kau memancing emosiku. Aku bisa menyeretmu jika kau berani kurang ajar padaku!" ancam Farraz, mengarahkan tissue basah untuk diusal di pipinya."Kurang ajar bagaimana? Aku
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-27
Baca selengkapnya

Bab 47. Meretas Data Perusahaan

Gegas Arsinta datang ke perusahaan Arsawijaya Copration setelah dihubungi oleh putranya. Wanita berusia 48 tahun itu meliuk-liukkan tubuhnya ketika memasuki ruangan impian semua orang. Arsinta melepaskan kacamata hitam yang bertengger di hidungnya.Dia tersenyum melihat dua pria di hadapannya sedang menatap ke arahnya. Arsinta tidak sabar, ingin segera mengambil alih data dan berkas tersebut. Agar dia bisa segera menguasai kekayaan suaminya."Kau sexy sekali sayang, maafkan aku tidak menyusulmu ke bawah," Radit menyergap tubuh sang kekasih gelap ketika keduanya berdekatan. Arsinta melingkarkan tangannya. Kedua sepasang kekasih itu tampak mesra, dengan tidak tahu malunya bermesraan di hadapan Prayoga."Tidak papa sayang, jika kau ke bawah, orang-orang kantor pasti akan curiga dengan kita."Prayoga hanya diam dan tidak acuh melihat dua insan yang sedang bercumbu di hadapannya. Yang penting, dia dan Ibunya bisa menemukan berkas serta data yang mereka cari untuk dialihkan atas nama mereka
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-27
Baca selengkapnya

Bab 48. Farraz Gagal Mencium

"Kau bisa menyetir?" tanya Farraz, berjalan beriringan dengan Shanaya ke garasi mobil.Shanaya mengangguk, dia memang sering nyetir mobil sendiri. Karena tidak punya sopir di rumah. Keduanya masuk ke dalam mobil yang biasa Farraz pakai.Farraz mematung, ketika Shanaya mendekat ke arahnya sembari memakaikan seat bealt di badannya. Dia menahan napas, mencium parfume mawar Shanaya yang begitu menguar."Lagian ada apa sih, Mas? Kenapa tiba-tiba pengen ke kantor?" tanya Shanaya, memundurkan badannya ketika selesai memakaikan seat bealt di tubuh suaminya."Ada yang meretas data keuangan di perusahaanku, aku tidak tahu siapa pelakunya," balas Farraz. Jawabannya terdengar lebih santai dari biasanya. Biasanya, dia akan membalasnya dengan ketus dan dingin.Seulas senyum tipis terlukis indah di bibir ranumnya. Farraz menukik alisnya tajam, memperhatikan Shanaya dari samping. "Kenapa kau senyum-senyum sendiri? Kau gila?" Shanaya mengerucutkan bibirnya sebal. "Cepat jalankan mobilnya!"Kendaraan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-27
Baca selengkapnya

Bab 49. Aku Peduli Padamu

Farraz mencengkram kedua bahu Shanaya, lalu mendorong tubuh Shanaya hingga menabrak tembok dengan kasar. Shanaya meringis, merasa punggungnya remuk akibat dorongan yang dilakukan oleh suaminya.Farraz mengkilatkan mata merah saat keduanya saling memandang satu sama lain, Shanaya terus meringis, sakit."Arggh! Mas, sakit..." lirih Shanaya.Farraz tidak kunjung melepaskan cengkraman tangannya di bahu Shanaya yang bergetar."Jadi ini alasanmu ikut ingin ke mari? Ingin bertemu dengan mantan kekasihmu itu?" tuduh Farraz sinis.Shanaya menggigit bibirnya yang gemetar, lalu dia menggelengkan kepala. Karena memang bukan itu alasan Shanaya ingin datang ke mari."Tidak Mas, bukan itu. Aku cuma pengen tahu kantor Mas Farraz aja. Dari dulu aku pengen banget ke sini," balas Shanaya seadanya. Tanpa dilebih-lebihkan.Bayangan Shanaya saat menerobos masuk ke perusahaannya waktu itu terlintas di benak Farraz. Senyuman sumringah dan bintar mata kentaranya membuat Farraz jadi percaya. Tadi saja Shanaya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-29
Baca selengkapnya

Bab 50. Mencari Tahu Pelaku

Farraz dan Shanaya berjalan beriringan memasuki rumah, setelah mampir ke sebuah caffe sejenak. Di depan rumah, Farraz melihat ada mobil putih terparkir di sana. Itu mobil Ayahnya.Gegas, keduanya menghampiri seorang pria paruh baya yang sedang duduk di sofa sembari menyesap segelas kopi hitamnya.Sepasang suami-istri itu menyapa dan ikut serta untuk duduk di sofa yang kosong. Melihat kedatangan keduanya, Tuan Aryan tersenyum bahagia jika mereka sudah mulai terlihat dekat.Itu hal yang bagus, karena Tuan Aryan juga berharap keduanya dekat seperti suami-istri pada umumnya."Kalian dari mana saja?" tanya Tuan Aryan, merasa suntuk menunggu kepulangan anak dan menantunya."Dari kantor, Ayah sudah lama menunggu?" Farraz balik bertanya. Pasalnya Farraz tidak tahu jika ada Ayahnya."Baru saja datang. Memangnya ada apa di kantor? Bukannya kau cuti hari ini.""Ada masalah yang mengharuskanku ke sana." Farraz tidak tahu, akan bagaimana reaksi Tuan Aryan mengetahui berita ini. Dia saja masih gera
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-29
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
21
DMCA.com Protection Status