Home / Pernikahan / Istri Kedua Tuan Farraz / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Istri Kedua Tuan Farraz: Chapter 51 - Chapter 60

206 Chapters

Bab 51. Mencicipi Masakan Istri

"Mas, kalau butuh bantuan tinggal panggil aku aja. Jangan dipaksain gini, nanti tanganmu sakit," kata Shanaya ketika baru menyelesaikan ritual mandinya dengan balutan bathrobe yang melekat di badannya.Untuk sejenak, mata Farraz tidak berkedip melihat penampilan Shanaya yang mempesona. Pikiran itu dia tepis, dia tidak boleh terpesona! Ia tidak akan pernah lupa, bahwa gadis ini telah menghancurkan hidupnya.Shanaya membantu Farraz melepas satu persatu kancing kemeja putihnya, dengan hati-hati Shanaya melepaskannya dari tubuh Shanaya.Gadis itu cekatan memang dalam mengurus urusan rumah, hanya saja Farraz tidak mau jika Shanaya yang menyiapkan keperluannya. Dia sama sekali tidak butuh tanda bakti Shanaya sebagai istri."Kenapa kau kerasa kepala sekali, Shanaya? Aku sudah berkali-kali bilang, jangan pernah mengurus keperluanku, aku bisa sendiri. Selain bodoh, kau sangat dungu jadi orang!" hardik Farraz tepat di wajah Shanaya.Gerakan tangan Shanaya tertahan. Seulas senyum tipis di bibirn
last updateLast Updated : 2024-01-30
Read more

Bab 52. (21+)

Prayoga dan Arsinta duduk di ruangan tamu, mengistirahatkan diri karena lelah dengan kegiatan yang mereka tadi.Mereka hanya diam, menetralkan deru napas yang tidak beraturan. Selang beberapa menit lamanya rehat sejenak. Arsinta menyadari jika sedari tadi dia tidak melihat suaminya, bahkan mobilnya tidak ada di garasi. Ke mana perginya suaminya itu?"Heh Minah! Mas Aryan tidak ada di rumah?" tanya Arsinta kepada pembantu yang sedang lewat."Iya Nyonya. Dari sore Pak Aryan keluar rumah, sampai sekarang belum pulang," jawab Minah.Arsinta ber-oh ria saja, dia mempersilahkan Minah untuk melanjutkan aktivitasnya.Prayoga merapatkan duduknya, mengikis jarak agar semakin dekat. Tangan kokoknya memeluk Arsinta dari samping, tangannya yang nakal meremas buah dada Arsinta. Arsinta mendesah, melotot dengan aksi anak angkatnya."Jangan macam-macam, Yoga! Nanti ada yang melihat!" tegur Arsinta, matanya mengedar ke seluruh penjuru ruangan, takut ada orang yang memergoki kegiatan mereka.Perkataann
last updateLast Updated : 2024-01-31
Read more

Bab 53. Kissing (21+)

Shanaya terbangun dari tidurnya entah pukul berapa, gadis itu menggeliat meregangkan otot-ototnya yang pegal. Tidur di sofa ternyata tidak nyaman, ia merasa pegal dibeberapa bagian badan.Shanaya duduk, sambil mengusap wajahnya. Pandangannya tertuju pada pria yang sedang tidur di ranjang sana. Shanaya terus memperhatikan, dia menyangga dagu dengan sebelah tangannya.Tanpa sadar di berdiri, untuk berjalan ke arah pembaringan sang suami. Wajah Farraz sangat tampan dan kalem jika tidur seperti itu.Gadis itu terkesiap ketika sebuah tangan kekar menarik tubuhnya, sehingga Shanaya jatuh di atas tubuh suaminya. Dengan jantung bertalu keras, Shanaya hanya bisa sedikit bergerak ketika Farraz mendekapnya erat."Sella ... aku merindukanmu."Deg. Hati Shanaya bagai teriris kala sang suami menyebut nama itu. Mungkin dia mengira, bahwa yang dipeluknya adalah Grisella."M-mas ..." Shanaya memberontak, minta dilepaskan. Dirinya berpikir, Farraz memang ingin memeluknya. Tapi ternyata, Farraz sedang d
last updateLast Updated : 2024-01-31
Read more

Bab 54. Berkunjung Ke Kantor Farraz

Sebenarnya tadi pagi Shanaya ada urusan dengan temannya, untuk membicarakan sesuatu. Shanaya memutuskan untuk kembali aktif di dunia modeling setelah bicara dengan suaminya. Itulah mengapa dia memutuskan menghubungi temannya, memberikan keputusannya untuk mengiyakan penawaran beberapa job untuk dia terima.Rasa pening Shanaya mulai mereda, dia memutuskan untuk pergi dengan di antar sopir ke tempat tujuan. Jika membawa mobil, Shanaya sungkan, itu mobil milik suaminya."Kita mau kemana Non Shana?" tanya sopir yang bekerja di kediaman Farraz."Ke caffe yang dekat sama kantor Mas Farraz, Pak. Antarkan saya ke sana ya. Bapak bisa pulang lagi setelah nganterin saya."Shanaya membuka ponselnya, menanyakan teman sekaligus rekan kerja itu.Mobil yang mereka kendarai berhenti, di depan salah satu caffe yang letaknya dekat dengan kantor sang suami. Rencananya, Shanaya akan mampir ke sana untuk mengantarkan makan siang. Karena Farraz tidak sarapan sejak pagi.Setelah mengucapkan kata terimakasih
last updateLast Updated : 2024-02-01
Read more

Bab 55. Tertangkap Basah

Pijatan Shanaya semakin terasa enak, tubuhnya yang pegal kini sudah terasa berkurang.Namun, ada desiran aneh ketika jari lentik Shanaya memijat bahunya. Dia tiba-tiba terangsang, tanpa sadar tangan Shanaya menyentuh area lehernya.Farraz berdesis, sambil memejamkan kedua matanya. Hormon adrenalinnya terangsang begitu saja, padahal hanya sentuhan biasa. Mungkin karena sudah lama kebutuhan biologisnya tidak tersalurkan.Farraz menjauhkan tubuhnya, agar Shanaya tidak menyentuhnya lagi. Bisa-bisa dia terangsang kembali jika tangan itu terus bergerilya."Sudah cukup! Kau bisa pulang sekarang!" titah Farraz.Shanaya kembali duduk, sambil mengerucutkan bibirnya kesal. Baru saja datang, malah disuruh pulang, siapa yang tidak kesal coba.Ruangan kerja suaminya begitu luas dan tertata rapih, dari gedung pencakar langit ini bisa melihat pemandangan di bawa sama."Atau mau aku usir?" sambungnya ketika Farraz tidak juga beranjak."Baru saja aku sampai, Mas. Masa sudah disuruh pulang lagi saja. Ma
last updateLast Updated : 2024-02-02
Read more

Bab 56. Farraz Kembali Tergoda

Shanaya dan Raisa sudah sampai di tempat pemotretan, keduanya datang menggunakan mobil milik Raisa.Tidak bisa dipungkiri jika Shanaya sangat senang, akhirnya bisa kembali setelah sekian lama memutuskan vakum. Untung Farraz tidak melarang, meski sikapnya seolah melarang. Ah, Shanaya tidak mengerti dengan manusia yang satu itu.Sepanjang jalan, Shanaya tidak bisa fokus. Dia masih kepikiran dengan kejadian yang ia lihat tadi pagi. Berulang kali, Shanaya menepis itu. Tapi tidak bisa.Bagaimana dia mau berpositif thinking. Melihat Ibu mertua dan kakak iparnya seintim itu membuat Shanaya menduga, jika tidak ada yang beres diantara mereka."Hello Shanaya, kau kenapa melamun terus dari tadi?" kata Raisa, ketika keduanya sedang diriasi wajahnya oleh MUA.Shanaya membuyarkan lamunan. Dia ingin bertanya pada Raisa. Tetapi bingung mulai dari mana."Sa, aku ingin bertanya kepadamu. Soal dua sejoli tadi," kata Shanaya.Raisa menatap Shanaya di pantulan cermin. "Bertanya apa? Omaygat Shana. Kau mel
last updateLast Updated : 2024-02-02
Read more

Bab 57. Membalas Permainan Farraz

Farraz mengarahkan tangannya, untuk mengusap bahu mulus sang istri yang terpampang jelas, sangat memanjakan matanya. Shanaya menyampingkan kepalanya, saat Farraz menyesap dagu dan ceruk lehernya.Napas Shanaya tertahan, tonggorokannya tercekat, menikmati bibir sensual suaminya yang membasahi area tubuhnya.Hingga tanpa sadar, Shanaya melingkarkan tangannya ke leher sang suami. Dia benci, ingin merutuki dirinya sendiri karena tubuhnya gampang bereaksi."Aroma parfummu wangi. Andai saja aku tidak membencimu, aku akan memuaskanmu, Shanaya," bisik Farraz, dengan bibir yang mengecup pipinya."Mashh ... shhh ... " Shanaya tidak kuasa menahan gelenyar saat Farraz mengecupi inci tubuhnya lembut.Shanaya membuka mata, menguatkan diri agar tidak terbuai akan sentuhan-sentuhan itu. Takut jika Farraz akan mencampakkan dirinya seperti hari lalu. Tidak, ini tidak boleh terjadi lagi.Dibiarkannya Farraz menyesap, menggigit dan memberikan tanda kepemilikan di area sana. Matanya terpejam, sembari mere
last updateLast Updated : 2024-02-02
Read more

Bab 58. Menjenguk Grisella

Di depan teras rumahnya, Shanaya berdiri untuk mwnyambut kepulangan Farraz. Seperti yang biasa dia lakukan meski diabaikan. Wanita memakai gaun tidur berwarna hitam itu terlihat cantik malam ini.Seharian beraktivitas membuatnya lelah. Shanaya menguap, merasa kantuk mendera.Hanya menunggu Farraz datang saja, habis ini Shanaya akan beristirahat di kamarnya. Sekian lama menunggu, akhirnya yang ditunggu datang.Farraz keluar dari mobil, raut wajahnya semakin datar ketika melihat Shanaya sedang tersenyum ke arahnya. Farraz mendengus, masih merasa kesal dengan kejahilan Shanaya tadi siang. Wanita itu benar-benar keterlaluan."Sini Mas, biar aku yang bawa tasnya." Shanaya mengambil tas kerja suaminya dan berjalan di belakang suaminya."Mas, makan malamnya udah aku siapin. Kok nggak ke meja makan? Mau mandi dulu?" tanya Shanaya saat Farraz berjalan ke arah tangga. Tidak menghiraukan perkataan wanita yang sudah membuatnya tersiksa.Shanaya membuang muka, ketika Farraz melepaskan satu persatu
last updateLast Updated : 2024-02-03
Read more

Bab 59.

"Hei sayang, senyumlah ... kenapa kau cemberut seperti ini?" ujar Prayoga, saat keduanya di dalam mobil yang berhenti di depan kediaman Tuan Aryan.Sesuai rencana baru, mereka akan kembali tinggal di sini untuk sementara waktu. Sampai misinya berhasil—yaitu merayu Tuan Aryan agar menyerahkan warisannya.Arsinta bersedekap dada, sepanjang jalan wanita itu hanya diam dengan wajah kesal. Tidak seperti biasanya yang bergelayut manja atau merayu Prayoga."Aku malas bertemu pria tua itu, sayang. Dia selalu mengurungku di dalam kamar. Aku hanya ingin bersamamu," kata Arsinta. Prayoga hanya diam saja, mendengarkan gerutuan Arsinta yang memang terpaksa menyetujui permintaannya."Demi masa depan dan rencana kita sayang. Kau mau 'kan melakukan segalanya demi aku?" Arsinta membalas tatapan Prayoga, kemudian mengangguk singkat."Baiklah-baiklah. Aku akan berusaha, agar harta itu jatuh ke tangan kita."Ia manarik tengkuk Prayoga dan memulai percumbuan sebelum masuk ke dalam. Keduanya menikmati tuk
last updateLast Updated : 2024-02-03
Read more

Bab 60. Mencoba Membujuk Sang Istri

Pagi harinya Farraz kembali ke kediamannya setelah bermalam di Rumah Sakit. Dia pulang dipagi buta, karena akan berangkat ke kantor seperti biasa. Kepalanya menoleh ke arah dapur. Tidak melihat ada Shanaya di sana, hanya ada para maid yang sibuk dengan pekerjaannya.Aneh. Biasanya di jam seperti ini, wanita itu selalu sibuk dengam kegiatan masaknya. Ya sudahlah, untuk apa juga Farraz peduli. Lelaki bertubuh kekar itu menaiki setiap anak tangga, akan mandi dan bersiap dulu sebelum berangkat. Di kamar, Shanaya tidak ada. Ia lupa jika Shanaya dia suruh tidur di tempat lain."Shanaya tidak masak pagi ini?" tanya Farraz ketika Nuri dan para maid lain menghidangkan makanan.Nuri menggelangkan kepalanya sopan. Sedari pagi, para maid juga tidak melihat Shanaya pergi ke dapur. "Tidak Tuan. Sarapan hari ini kami yang memasakan."Nuri pamit undur diri, untuk mengerjakan tugas yang lain. Di kursinya, Farraz melamun sejenak. Rasanya ada yang kurang jika Shanaya tidak memasak. Padahal jika istriny
last updateLast Updated : 2024-02-05
Read more
PREV
1
...
45678
...
21
DMCA.com Protection Status