Farraz mengarahkan tangannya, untuk mengusap bahu mulus sang istri yang terpampang jelas, sangat memanjakan matanya. Shanaya menyampingkan kepalanya, saat Farraz menyesap dagu dan ceruk lehernya.Napas Shanaya tertahan, tonggorokannya tercekat, menikmati bibir sensual suaminya yang membasahi area tubuhnya.Hingga tanpa sadar, Shanaya melingkarkan tangannya ke leher sang suami. Dia benci, ingin merutuki dirinya sendiri karena tubuhnya gampang bereaksi."Aroma parfummu wangi. Andai saja aku tidak membencimu, aku akan memuaskanmu, Shanaya," bisik Farraz, dengan bibir yang mengecup pipinya."Mashh ... shhh ... " Shanaya tidak kuasa menahan gelenyar saat Farraz mengecupi inci tubuhnya lembut.Shanaya membuka mata, menguatkan diri agar tidak terbuai akan sentuhan-sentuhan itu. Takut jika Farraz akan mencampakkan dirinya seperti hari lalu. Tidak, ini tidak boleh terjadi lagi.Dibiarkannya Farraz menyesap, menggigit dan memberikan tanda kepemilikan di area sana. Matanya terpejam, sembari mere
Last Updated : 2024-02-02 Read more