Home / Pernikahan / Istri Kedua Tuan Farraz / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Istri Kedua Tuan Farraz: Chapter 61 - Chapter 70

206 Chapters

Bab 61. Salah Menyebut Nama

"Yoga, apa yang kau lakukan!" pekik Arsinta ketika Prayoga menarik tangannya dan mengungkungnya di tembok. Mereka berhadapan, tanpa jarak.Prayoga menyeringai, matanya menunduk, menatap belahan dada Arsinta yang terlihat jelas di matanya. Prayoga merapatkan tubuh, sambil memaju-mundurkan saat menekan 'miliknya' dengan 'milik' Arsinta.Arsinta menganga, membuka mulutnya merasakan 'milik' Prayoga menusuk, hanya terhalang kain yang mereka pakai."Menjauhlah! Nanti Ayahmu akan curiga!" ketus Arsinta, mendorong tubuh kekar itu agar tidak mendekatinya.Arsinta berjalan ke arah dapur, akan membuatkan kopi untuk suaminya. Di belakang Arsinta, Prayoga terus mengikuti. Ia melihat sekitar, ternyata aman, tidak ada siapa pun selain mereka.Tangan kekar itu melingkar, memeluk perut dan meremas kuat dada sintal Arsinta. Arsinta mendesah, kegiatan menyeduh kopinya terganggu saat pria di belakangnya memeluknya.Prayoga membelai lembut pangkal paha Arsinta, wanita itu bisa merasakan sesuatu yang keras
last updateLast Updated : 2024-02-06
Read more

Bab 62. Merasakan Cemburu

Prayoga menelan saliva, peluh keringat dingin semakin terlihat di keningnya lantaran tegang dan gugup menjadi satu. Pria yang ditanyai seperti itu gelagapan, kala Tuan Aryan dan Farraz menatapnya dengan intimidasi.Prayoga mengepalkan tangan di atas pahanya, berusaha menahan diri untuk bersikap biasa saja. Toh, Farraz dan Tuan Aryan tidak tahu jika dia dan Arsinta terlibat, pikirnya.Gelagat Prayoga seperti itu, membuat Farraz puas bisa memojokan kakak tirinya yang sudah berkhianat."A-aku ... aku belum bisa menemukan titik terang dan aku belum tahu sang pelaku," ujarnya berbata.Farraz ingin sekali memaki-maki kakak tirinya sekarang juga. Namun, ini bukan waktu yang tepat. Mengingat semua bukti belum terkumpul. Radit juga sedang dicari, untuk ditangkap dan diserahkan ke kantor polisi. Farraz pasti akan mengusut kasus ini sampai tuntas. Tidak akan membiarkan pengkhianat merajalela di perusahaannya."Pantas saja kau tidak tahu. Kau dan Ibumu asik liburan disaat-saat seperti ini. Bahkan
last updateLast Updated : 2024-02-07
Read more

Bab 63. Terbongkarnya Kejahatan

"Apa? Bagaimana mungkin si Farraz dengan mudah menyerahkan tugasnya kepadamu?" Arsinta memekik kaget, saat Prayoga menceritakan perbincangan dengan Farraz saat di ruang tamu.Pria dewasa itu kegirangan dengan hal ini. Tentu saja, ini adalah hal yang ia impikan sejak lama. Posisi yang sangat sulit digapainya.Dengan mudah, Farraz menyerahkan tugas itu padanya. Sudah sepatutnya ia memberikan kabar bahagia ini kepada Ibunya. Agar mereka bisa menguasai harta kekayaan Arsawijaya."Jika Ibu tidak percaya, tanyakan pada Ayah. Dia setuju dengan keputusanku. Mereka akan mengurus berkas peralihan jabatan kepadaku," kata Prayoga, dengan senyuman yang tidak luput dari bibirnya.Arsinta tidak kalah bahagia dengan sang putra. Kekesalannya mendadak hilang ketika apa yang mereka inginkan tercapai—jabatan dan kekuasan.Dengan begini, Arsinta dan Prayoga tidak perlu lagi berpura-pura bersandiwara. Mereka akan membuka topengnya jika berkas peralihan itu sudah ada.Arsinta berhambur memeluk Prayoya, Ibu
last updateLast Updated : 2024-02-08
Read more

Bab 64. Menjebloskan Tiga Pengkhianat

Prayoga dan Arsinta sudah dibawa ke kantor oleh polisi di kepolisian setempat. Mereka sudah berhasil ditangkap dan diamankan. Karena terduga kasus penggelapan dana di perusahaan. Laporan ini diajukan oleh Farraz, lengkap dengan bukti-bukti yang ada. Sehingga laporan ini diterima dan langsung ditindak lanjuti.Dua pengkhianat itu menunduk, dengan kedua tangan yang sudah diborgol dan ditahan oleh polisi agar tidak melakukan upaya kabur. Mereka langsung dimasukkan ke dalam jeruji besi, sembari menunggu penjelasan dari Farraz. Yang sudah dibuat rugi perusahaannya oleh orang terdekatnya. Tidak hanya Arsinta dan Prayoga saja yang ditahan, tetapi Radit sudah ditangkap. Setelah melakukan upaya kabur ke luar Negri."Anda tenang saja Pak Farraz, kami akan segera mengurus kasus ini secepatnya," ucap Pak Polisi. Berjabat tangan dengan Farraz.Di ruangan itu, para polisi undur diri. Memberikan kesempatan pada keluarga Arsawijaya untuk menyelesaikan dengan para pelaku.Farraz menatap satu persatu
last updateLast Updated : 2024-02-09
Read more

Bab 65.

Shanaya datang ke kamar Ayah mertuanya sembari membawa nampan. Ia datang, melihat dua pria berbeda generasi saling terdiam dengan pikiran masing-masing.Atensi mereka beralih, menatap Shanaya yang memasuki kamar dan meletakan nampan di atas nakas. Shanaya melempar senyum, memberikan semangat pada Ayah mertuanya yang masih terpuruk."Aku sudah membawakan teh hangat untuk Ayah. Ayah istirahat dulu. Jika Ayah butuh sesuatu, Ayah bisa memanggilku," kata Shanaya, mendaratkan bokongnya di samping ranjang.Tuan Aryan mengangguk, sembari mengulurkan tangan, mengusap puncak kepala menantunya."Terimakasih sudah mau menemani Ayah. Tinggalah sementara di sini, agar Ayah tidak kesepian," pinta Tuan Aryan.Shanaya tidak langsung mengiyakan. Ia harus menunggu persutujuan suaminya. Farraz mengangguk setuju, paham jika Shanaya meminta izin darinya.Gadis itu sangat kerasa kepala, selalu saja meminta izinnya, seolah mereka ini terikat."Kau tenang saja, kita akan menginap di sini. Aku juga tidak tega m
last updateLast Updated : 2024-02-10
Read more

Bab 66.

Pikiran Farraz semakin semrawut. Dia meninggalkan Shanaya di dalam kamar. Tujuannya akan pergi ke club malam, untuk menghilangkan rasa penatnya. Sudah lama juga Farraz tidak datang ke tempat itu. Biasanya ia datang jika sedang kalang kabut saja, seperti sekarang.Mobil mewah itu berhenti, Farraz keluar dari mobil mewahnya. Pria dengan stelan jas itu mulai memasuki salah satu club malam yang biasa ia kunjungi.Suara dentuman musik terdengar keras, bau minuman tercium begitu menyengat di indera penciuman juga lampu disko yang hanya menjadi pencahayaan tempat ini.Farraz duduk, sembari menunggu minuman yang ia pesan. Ia menyangga dagu dengan sebelah tangan, memperhatikan banyaknya wanita malah yang sedang berjoget di podium. Pakaiannya yang terbuka, memperlihatkan lekukan tubuh sintal dan moleknya. Farraz menggeram, menyesal pergi ke sini jika tergoda oleh wanita malam."Wah-wah sayang, lihatlah, siapa yang datang hari ini." Suara seorang pria mengalihkan atensi Farraz.Kepalanya terangk
last updateLast Updated : 2024-02-11
Read more

Bab 67. Hanya Pelampiasan Fantasi

Gegas saja Farraz langsung membawa langkah lebarnya untuk menghampiri Shanaya. Wanita itu masih berusaha membuka handle pintu. Dengan gerakan kasar, Farraz menarik rambut panjang Shanaya dan membawanya untuk mengikuti langkahnya.Shanaya memekik, ketika diseret paksa dengan jambakan yang semakin menguat. Wanita itu terus memberontak, berteriak. Tapi tidak dihiraukan. Wanita itu menjerit pedih, saat Farraz membawanya ke dalam walk in closet dan menutup pintunya.Pikiran Shanaya berkecamuk, hatinya mulai merasa tidak enak. Shanaya benar-benar takut menghadapi Farraz yang sedang mabuk saat ini."Mas, lepas Mas! Kau sedang mabuk! Sebaiknya kita keluar saja!" pinta Shanaya penuh harap.Farraz terus melangkah, melepaskan jambakan tangannya. Farraz menahan tubuh Shanaya di depan ventilasi kaca kamar mandi. Tangan kokoh Farraz melingkar, penuh paksa agar Shanaya tidak memberontak."Mas ...." lirih Shanaya. Menatap wajah menyedihkannya di depan cermin.Sebelah tangan Farraz menelusup ke dalam
last updateLast Updated : 2024-02-12
Read more

Bab 68. Gejala Asam Lambung

Tanpa mengucap sepatah kata pun, Shanaya berlalu begitu saja, keluar dari mobil milik suaminya. Ia masih kesal perihal semalam. Shanaya ingin menghindar saja dari sang suami, agar bisa melupakan apa yang terjadi.Shanaya bergeming, saat Farraz melajukan mobil dengan kecepatan melebihi rata-rata. Pasti dia kesal, karena sudah diabaikan olehnya sejak pagi. Di meja makan pun, Shanaya asik mengobrol dengan Ayah mertuanya.Shanaya membuyarkan lamunan, jangan sampai kepikiran kejadian semalam ia jadi tidak fokus saat pemotretan. Bisa-bisa dia ditegur manajer jika hasilnya tidak memuaskan."Good morning Shanaya, huhuy pagi-pagi udah murung saja kau ini. Apakah kau begadang dengan suamimu semalam?" tanya Raisa ketika Shanaya duduk disebelahnya.Shanaya geleng-geleng kepala. Raisa malah mengira yang tidak-tidak. Memang iya sih, Shanaya diruda paksa semalam.Wajah Shanaya mendadak lesu dan murung, ia membenamkan kepalanya di meja dengan lipatan tangan.Raisa bingung, tidak tahu apa yang terjadi
last updateLast Updated : 2024-02-13
Read more

Bab 69. Aku Mencintaimu Mas

Farraz menyeret Shanaya sampai di parkiran restoran. Banyak pasang mata yang memperhatikan, namun tidak dihiraukan. Farraz memasukkan Shanaya ke dalam mobil dengan paksa. Tanpa mempedulikan bagaimana keadaan istrinya saat kini.Farraz mematung, saat badan Shanaya bergetar dengan wajahnya yang sudah pucat di banjiri keringat dingin."Sha, are you you oke?!" pekik Farraz, mengusap pipi Shanaya yang terasa dingin.Hening. Shanaya hanya bisa menahan diri agar tidak menangis, tenaganya akan terkuras jika terus menangis."Mas Farraz apa-apaan sih?! Berlebihan tahu gak?! Aku sama dia tidak ada hubungan apa pun selain rekan kerja, Mas!" umpat Shanaya, dadanya naik-turun seiring dengan emosi yang meluap.Belum sempat makan, Farraz malah menarik dan membawanya pergi."Aku tidak suka kau bersama pria lain, Shanaya! Kau punya otak tidak sih? Kau ini sudah punya suami, jangan gatal pada pria lain!" kesal Farraz, yang mulai terbawa emosi saat Shanaya memulai pembicaraan ini."Gara-gara sikap Mas ya
last updateLast Updated : 2024-02-14
Read more

Bab 70. Ketakutan

Menyadari ada keanehan terjadi pada istrinya, Farraz menepuk-nepuk Shanaya dengan pelan, agar dia bisa tahu jika Shanaya memang benar-benar tidur.Napas Farraz tertahan, tenggorokannya terasa begitu tercekat ketika tepukan di pipi istrinya tidak membuat Shanaya terbangun."Shanaya ... bangun Sha.""Apa kau bisa mendengarku? Kenapa kau tidak bangun-bangun juga, Shanaya."Farraz yang panik pun langsung menghubungi seorang Dokter, perasaan khawatir muncul begitu saja. Entahlah ... Farraz tidak mengerti dengan apa yang ia rasakan kini.Tuan Aryan yang sedang beristirahat pun kaget, ketika mendengar suara Farraz yang terdengar frustasi. Gegas ia datang ke arah kamar menantunya. Dia menatap Farraz sedang duduk di samping Shanaya dengan kekhawatirannya. Tuan Aryan tidak tahu apa yang terjadi."Apa yang terjadi pada Shanaya, Farraz?! Apa yang kau lakukan padanya?!" ketus Tuan Aryan. Ikut khawatir dan panik saat melihat wajah Shanaya yang semakin memucat.Farraz tidak menjawab, dia fokus meng
last updateLast Updated : 2024-02-15
Read more
PREV
1
...
56789
...
21
DMCA.com Protection Status