Home / Rumah Tangga / Istri Kedua Tuan Farraz / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Istri Kedua Tuan Farraz: Chapter 71 - Chapter 80

206 Chapters

Bab 71. Akankah kau mampu?

Pagi harinya.Seperti kegiatan biasa, Shanaya memilih untuk beraktivitas kembali karena kondisi tubuhnya sudah mulai pulih. Shanaya menoleh ke arah walk in closet, terdengar suara cipratan air di dalam sana. Farraz mungkin sedang mandi.Sebelum memasak, Shanaya menyiapkan pakaian suaminya terlebih dahulu. Meski tak luput dari rasa kecewa, Shanaya tidak bisa mengabaikan tugasnya begitu saja.Setelah selesai, Shanaya pergi tanpa sepatah kata.Farraz yang baru saja selesai mandi mengernyit bingung kala tidak mendapati Shanaya di ranjang. Pria itu memakai handuk, dengan keadaan rambut basah, hingga terlihat jelas tubuh kekarnya yang semakin menawan."Ke mana gadis bodoh itu pergi?" gumam Farraz bermonolog.Dia tergugu, saat melihat baju kerja yang sudah disiapkan Shanaya. Farraz tidak mengerti, mengapa Shanaya sebaik ini menyiapkan keperluannya, padahal berulang kali Farraz selalu menolak dan membentaknya.Akan tetapi, Shanaya tetap bersabar dan berbakti. Ah, Farraz jadi bimbang sendiri j
last updateLast Updated : 2024-02-16
Read more

Bab 72.

"Kau tidak berusaha untuk membuat dia menyentuhmu? Siapa tahu, jika kalian punya anak akan semakin terikat," kata Tuan Aryan.Jangankan berusaha untuk melakukan hal itu, melakukan tugas sebagai seorang istri saja Shanaya selalu saja kena imbas kemarahan Farraz. Bagaimana jika ia nekat seperti itu? Farraz akan semakin marah besar.Shanaya juga tidak mengerti. Farraz melarangnya untuk tidak mendekati, tapi malah dia yang mendekati bahkan menyentuhnya dengan lancang. Ia hampir kehilangan keperawanan jika Farraz tidak Shanaya tidak melawan ketika Farraz tengah berfantasi dengan istri pertamanya.Memang sih tidak ada bedanya antara dipaksa dan suka rela, hanya saja Shanaya tidak mau dijadikan pempiasan nafsu, ia ingin melakukannya atas dasar sama-sama suka."Aku tidak yakin jika dia akan menerima anak itu, Ayah. Aku tidak mau anakku menjadi korban permasalahan kami," cicit Shanaya.Pun jika dia hamil, Farraz belum tentu bahagia dan menerima kehadiran buah hatinya. Menerima kehadirannya saja
last updateLast Updated : 2024-02-17
Read more

Bab 73. Jerat Derita

Masih dengan keadaan takut dan panik, Farraz terus menepuk pipi Shanaya seraya memanggil-manggil namanya, berharap semoga Shanaya membuka matanya. Sesekali Farraz memberikan napas buatan, tidak bisa bohong bahwa Farraz merasa bersalah karena sudah terlalu emosi. Sampai menyakiti istrinya hingga tidak sadarkan diri.Rasa bersalah dan sesal mendera diri Farraz, mata merah yang menyimpan amarah kini merah karena tetesan air mata. Farraz pun tidak mengerti, mengapa ia setakut ini?Padahal niatnya ingin menyiksa Shanaya agar menderita. Tetapi ... hatinya berkata lain."Shanaya ... Sha bangun Sha!""Bangun! Aku tidak suka wanita lemah, Sha!""Arghh! Kau membuatku takut!" Farraz tidak berhenti meracau, seraya merutuki atas keteledorannya yang tidak bisa mengontrol emosi, hingga istrinya seperti ini.Usaha Farraz menyadarkan Shanaya tidak berhenti sampai di situ saja, pria yang didera ketakutan itu keluar kamar dan memanggil para pelayan untuk dibawakan air ke kamar.Farraz menepuk bahu Shana
last updateLast Updated : 2024-02-18
Read more

Bab 74. Mengurung Diri

Seminggu sudah berlalu, semenjak kejadian itu Shanaya lebih memilih berdiam diri di kamarnya. Seminggu lalu, Shanaya memilih untuk kembali ke kamarnya. Hari-hari yang ia lalu dihabiskan dengan berdiam dan mengurung diri. Menghindar berkontak mata dengan suaminyaz, Shanaya masih trauma.Sudah seminggu ini, Shanaya tidak melakukan tugasnya sebagai istri. Tidak masalah bukan? Justru itu bagus, karena selama ini Farraz tidak butuh baktinya. Shanaya juga sudah malas.Banyak sekali dari rekan bisnisnya, menanyakan kenapa dirinya tidak kelihatan seminggu ini. Ya, Shanaya memang menolak job ketika ada yang menawarkannya. Dia sedang malas ke mana pun."Sampai kapan kau akan mengurung dirimu di sini?" Kehadiran Farraz secara tiba-tiba sedikit mengagetkan Shanaya.Entah bagaimana pria itu bisa masuk ke dalam kamar, padahal Shanaya menguncinya dari dalam. Ah iya, Shanaya lupa jika rumah ini milik suaminya."Pergilah Mas, aku tidak ingin melihat wajahmu!" ketus Shanaya, datar dan singkat.Demi Tuha
last updateLast Updated : 2024-02-18
Read more

Bab 75. Rencana Bulan Madu

"Kau sudah makan?" Shanaya yang sedang duduk di tepian kolam menoleh sejenak, lalu menunduk. "Mulutmu sudah tidak berfungsi?" lanjut Farraz.Shanaya mendengus. Akhir-akhir ini Farraz banyak bicara dan bawel sekali padanya. Pria itu selalu saja memancingnya untuk berbicara, padahal Shanaya malas."Apa lagi sih, Mas? Bicara disuruh diam, diam disuruh bicara. Sebenarnya apa maumu? Serba salah terus aku!" gerutu Shanaya. Dia kaget, ketika Farraz ikut memasukkan kakinya ke kolam renang. Duduk tepat di sebelah Shanaya dengan jarak beberapa cm saja.Farraz menyentil kening Shanaya, membuat sang empu meringis kesakitan, lantas mengusap keningnya. "Awh! Sakit tahu!""Bukan berarti aku mendiamkan, kau malah semakin lancang. Harusnya kau menyambutku pulang, melayaniku ini dan itu. Bukan malah berleha-leha dan bersantai di sini," sewot Farraz.Daripada serba salah, Shanaya hanya bisa memberenggut kesal. Jadi maunya Farraz, dia harus bagaimana?Apa suaminya itu tidak paham jika dirinya masih marah
last updateLast Updated : 2024-02-18
Read more

Bab 76. Honeymoon

Di balkon kamarnya, Shanaya terus mondar-mandir sembari menggigit kukunya lantaran gugup. Seusai perbincangannya dengan sang suami tadi, Shanaya memilih untuk pergi saja ke kamar.Wanita cantik itu tidak henti berjalan ke sana ke mari, dengan pikiran gamangnya. Apa yang disampaikan Farraz tadi, tak ayal membuat Shanaya terkejut.Dia tidak tahu, jika sang mertua menyiapkan bulan madu mereka. Shanaya berpikir, apa karena hal ini Farraz sangat marah padanya seminggu lalu?"Apa kami benar-benar akan melakukannya?" gumamnya bermonolog sendiri.Daripada terus kepikiran ini, lebih baik ia mencari ketenangan saja di luar. Seminggu mengurung di kamar membuatnya bosan. Udara malam memang sejuk, Shanaya bisa melihat jutaan bintang di langit malam."Mas Farraz sedang apa ya? Ke sana atau tidak ya?"Shanaya melirik ke arah pintu kamar suaminya. Dilubuk hati, Shanaya penasaran dan rindu sekamar dengan Farraz. Langkahnya menuruni anak tangga malah urung, ia berjalan menghampiri kamar sang suami."Ma
last updateLast Updated : 2024-02-19
Read more

Bab 77. Berkeliling Di Negara Swiss.

Sembari menikmati indahnya danau Janewa, Shanaya mengarahkan kamera ponselnya untuk mengambil beberapa foto, supaya dijadikan kenangan. Wanita itu paling antusias sedari tadi, apalagi senyum merekah yang terlukis di bibirnya membuat Shanaya semakin mempesona.Rambut yang sengaja digerai, sembari memakai blazer dan juga mantel agar tidak kedinginan. Datang ke negara impian memanglah menyenangkan. Untuk pertama kalinya Shanaya pergi ke negara Eropa.Farraz menggaruk pelipisnya. Tidak habis pikir dengan Shanaya yang sangat bahagia, padahal wanita itu bilang lelah diperjalanan."Aku menyesal mengajakmu ke sini, norak sekali, aku sangat malu membawamu keluar," celetuk Farraz.Shanaya kesal sebenarnya, tetapi ia tidak mau merusak hari bahagianya dengan perkataan pedas Farraz."Siapa juga yang ingin keluar bersamamu? Kau ini percaya diri sekali. Aku bisa keluar sendiri," timpal Shanaya agar bisa meruntuhkan keangkuhan suami dinginnya itu.Farraz beranjak, menghampiri Shanaya yang sibuk denga
last updateLast Updated : 2024-02-19
Read more

Bab 78. Kegiatan Yang Terganggu

Entah berapa jam lamanya Farraz dan Shanaya menghabiskan waktu berkeliling di danau Jenewa, sembari menikmati jajajan dan wisata lainnya yang ada di sana. Tidak lupa mereka mengambil potret kebersamaan.Hingga malam hari sudah tiba, Farraz dan Shanaya memutuskan untuk kembali ke Hotel karena langit sudah gelap. Mereka juga kelelahan karena terlalu lama beraktivitas dan bersenang-senang.Hari ini adalah liburan paling menyenangkan yang Shanaya rasakan, karena berkunjung ke negara impian bersama dengan Farraz."Udara semakin dingin jika sudah malam," kata Shanaya, memeluk dirinya sendiri lantaran mulai merasa kedinginan.Suaminya benar, suhu udara di negara ini sangat dingin apalagi ketika malam. Bahkan, Shanaya masih merasa dingin walaupun memakai pakaian tebal. Berbeda dengan Farraz, pria itu terlihat biasa saja atau sedang menjaga image."Aku sudah bilang padamu jangan pulang terlalu malam, nanti kau akan kedinginan. Kau ini bebal, dikasih tahu tidak mendengarkan. Malah asik sendiri
last updateLast Updated : 2024-02-19
Read more

Bab 79. Memimpikan Grisella

Di depan jendela Hotel, Farraz mengarahkan pandangannya ke luar jendela. Menatap indahnya pemandangan malam yang begitu indah di kota Jenewa ini.Ia bersedekap dada, dengan pikirannya yang kosong. Farraz terus berpikir, tentang keanehan yang ia rasakan ketika bersama Shanaya. Mungkinkah itu cinta? Tidak mungkin! Yang Farraz cinta hanya Grisella.Farraz mengusap wajahnya gusar, ia berbalik badan. Menatap Shanaya yang sedang tertidur pulas di bawah tebalnya selimut. Bokongnya mendarat di tepi ranjang, tepat di samping istrinya tertidur.Tangan Farraz terulur, menyampirkan anak rambut rambut Shanaya yang menghalangi wajah cantiknya. Seulas senyum terbit di bibirnya, saat wajah damai itu jelas terlihat.'Aku akui kau sangat cantik, Shanaya,' batin Farraz. Tidak henti mengagumi kecantikan istrinya yang paripurna, nyaris sempurna tanpa cela.Cukup lama memandangi Shanaya yang sedang tertidur, Farraz menahan napasnya sejenak. Saat tubuhnya gampang bereaksi jika cuaca dingin seperti ini. Nafs
last updateLast Updated : 2024-02-19
Read more

Bab 80. Rencana Terselubung Farraz

Di meja berbentuk bundar itu, hanya ada keheningan yang mencekam. Baik Shanaya maupun Farraz sama-sama diam, fokus dengan makanan yang mereka santap.Shanaya menyuapkan makanan ke dalam mulut, sembari mencuri pandang pada Farraz yang hanya diam dengan pikiran kosong.Sedari pagi, sang suami marah dan mendiamkannya. Memang terbiasa seperti itu sih, padahal kemarin baik-baik saja. Jika soal semalam, harusnya 'kan Shanaya yang marah, bukan malah Farraz."Mas Farraz lagi mikirin apa sih? Kenapa dari tadi hanya diam saja, Mas? Apa ada hal yang mengganggu pikiran Mas Farraz?" tanya Shanaya yang tidak bisa menahan untuk bertanya."Kau yang mengganggu pikiranku," jawab Farraz, tanpa mengalihkan pandangannya pada makanan yang baru ia santap.Shanaya mengernyit bingung. "Hah? Memangnya apa yang sudah aku lakukan? Sehingga Mas Farraz diam dan marah-marah seperti itu.""Habiskan makananmu. Kita akan ke Mall habis ini," titah Farraz dengan nada dinginnya.Shanaya hanya bisa menurut. Jika membantah
last updateLast Updated : 2024-02-20
Read more
PREV
1
...
678910
...
21
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status