บททั้งหมดของ Raja Naga Meninggalkan Gunung: บทที่ 941 - บทที่ 950

1180

Bab 941

Tobi tertegun. Wanita ini mengira dirinya sedang bermimpi. Memangnya ada orang yang tiba-tiba bermimpi seperti ini sambil berdiri?Mungkin Widia mengira ini semua hanya ilusinya saja.Melihat Widia mulai menangis lagi, Tobi terlihat tidak tega. Dia buru-buru berkata, "Bodoh, jangan menangis lagi. Tak peduli ini mimpi atau bukan, bukankah aku masih ada di sini?""Pembohong. Kalau aku bangun dari mimpi, kamu sudah nggak ada di sini lagi." Widia tidak ingin bangun dari mimpi ini."Buka matamu dan lihat baik-baik. Ini semua bukan mimpi, tapi nyata. Melihatmu begitu sedih hari ini, aku bergegas keluar dan mengejarmu sampai ke hotel," ucap Tobi tak berdaya.Widia membuka matanya dan menatap wajah familier di hadapannya. Apa fantasinya begitu nyata? Namun, Tobi barusan bilang dia mengejarnya dari vila hingga ke sini.Dalam sekejap, Widia tiba-tiba terhenyak. Seakan ingin memastikan pria di hadapannya itu nyata atau bukan, dia pun mencubit wajahnya dengan keras.Tobi tidak tahu apa harus terta
Read More

Bab 942

Awalnya, Tobi masih merasa bersalah karena pengorbanan Jessi. Namun, setelah melihat sosok Widia yang begitu terpuruk hari ini, dia akhirnya mengambil keputusan dan tidak peduli begitu banyak lagi.Dia tidak akan membiarkan Widia sedih dan terluka karena dirinya."Se ... sebaiknya jangan begitu." Widia sangat khawatir. Jika sesuatu terjadi kepada calon ibu mertuanya, apalagi gara-gara dirinya, bukankah dia akan menjadi orang yang berdosa?Namun, dia juga tidak ingin Tobi dan Jessi sungguh melakukan apa yang diinginkan oleh orang itu."Jangan khawatir. Semuanya tergantung pada kita sendiri. Jangan pedulikan hal ini lagi. Sekarang, kamu nggak marah sama aku lagi, 'kan?" tanya Tobi sambil tersenyum. Dia mendapati ekspresi wajah Widia kini sudah terlihat lebih rileks.Wajah Widia memerah. Dia kemudian berkata dengan kesal, "Aku masih marah. Siapa suruh kamu nggak memberitahuku semua ini? Aku kira kamu sungguh nggak menginginkanku lagi.""Mana mungkin? Sudah kubilang, asalkan kamu bersedia,
Read More

Bab 943

Di sisi lain, Tobi masih tidak mengetahui semua ini. Dia belum sadar kalau tindakan yang dia kira tersembunyi ini telah diketahui oleh ibunya.Lantaran adegan keduanya kelewat intim dan tidak cocok untuk dibaca anak-anak, maka lebih baik tidak perlu di deskripsikan.Waktu berlalu dengan cepat. Keesokan paginya. Matahari sudah tinggi dan cahayanya bahkan sudah menyinari tirai jendela, Widia baru membuka matanya yang masih terasa berat.Dia segera melihat sekeliling dengan gugup. Tobi sudah bangun, tetapi pria itu sepertinya masih belum menyadari kalau Widia telah bangun.Yang terjadi semalam itu bukanlah mimpi.Saat pertama kali berhubungan badan dengan Tobi sebelumnya, ingatannya masih tidak begitu jelas, apalagi di bawah pengaruh obat. Namun, segalanya yang terjadi tadi malam membekas jelas di benaknya.Terutama sensasi yang dia rasakan dari kontak fisik seintim itu. Yang memberinya perasaan nyaman, begitu mengasyikkan. Widia sangat menyukainya.Memikirkan tindakannya tadi malam, waja
Read More

Bab 944

"Itu belum tentu benar. Bukankah akhir-akhir ini kamu sangat mendukungnya? Siapa tahu dia akan memperlakukanmu secara berbeda.""Lupakan saja. Aku masih ingat kalau aku sudah meninggalkan kesan buruk kepadanya saat pertemuan pertama kami."Kakek Muhar menghela napas dan berkata tak berdaya, "Hais. Ini semua salah kita. Kita sudah dibutakan oleh kekuasaan dan nggak mau memercayaimu. Kalau nggak, kita juga nggak akan sampai di titik ini.""Kakek, apa gunanya mengatakan hal ini sekarang? Sudah kubilang, kalian pasti akan menyesal," ucap Candra dengan frustrasi. Jika kakak iparnya masih di rumah, dia pasti punya cara untuk menghadapi masalah ini. Kakak iparnya bahkan bisa berurusan dengan Keluarga Yudistira dari Jatra, mana mungkin dia takut kepada Keluarga Jhonson?"Kak Candra, kalau memang nggak bisa, lupakan saja. Aku akan kembali dulu, menstabilkan keluargaku dan mencari peluang nanti," bisik Julia.Julia bukanlah tipe gadis yang sombong. Dia punya sifat yang baik dan wajah cantiknya j
Read More

Bab 945

"Ibu!" teriak Candra. Di saat seperti ini, apa dia masih tega merepotkan kakaknya?Ibunya Widia sengaja bertanya dengan suara keras, "Buat apa teriak begitu? Terjadi hal sebesar ini, kamu masih nggak beri tahu kakakmu? Kamu yakin mau meninggalkan pacarmu sendirian dan membuatnya menderita seumur hidupnya?"Widia telah mendengarnya dan langsung bertanya, "Candra, apa yang terjadi?""Kak, kamu sudah seperti ini. Awalnya aku nggak mau membicarakannya, tapi aku benar-benar nggak punya pilihan lain." Candra buru-buru menceritakan secara singkat masalah mengenai pacarnya.Setelah mendengar itu, Widia pun menoleh ke arah Tobi. Dia baru menyadari kalau pria itu tengah menatap ke arah dadanya. Widia langsung menundukkan kepalanya dan berkata dengan wajah memerah, "Apa yang kamu lihat?"Candra tertegun. Meski tidak bisa mendengar dengan jelas, dia merasa ada sesuatu yang tidak beres. Dia bertanya dengan suara pelan, "Kak, kamu baik-baik saja?""A ... aku baik-baik saja. Kamu nggak perlu khawatir
Read More

Bab 946

Namun, makin Tobi berperilaku seperti itu, Widia makin merasa bersalah. Dia pun bertanya, "Tobi, aku begitu bodoh sebelumnya. Aku bahkan terus-menerus nggak memercayaimu dan juga menceraikanmu. Apa kamu nggak menyalahkanku?""Tentu saja aku nggak. Kalau aku menyalahkanmu, aku nggak mungkin muncul di hadapanmu lagi.""Mengenai masalah perceraian, aku tahu waktu itu kamu khawatir akan melibatkanku," ucap Tobi sambil tersenyum.Mendengar itu, Widia menghela napas lega dan berkata dengan gembira, "Tobi, kamu baik sekali!""Tentu saja. Selain itu, aku juga hebat. Apalagi tubuhku, jauh lebih kuat!""Apa-apaan! Seingatku, dulu kamu nggak senakal ini.""Apa yang kamu pikirkan? Aku hanya bilang tubuhku kuat saja. Jangan-jangan kamu lagi pikir yang aneh-aneh?"Widia malu sekali. Hari ini dia tampak seperti gadis kecil yang baru pertama kali merasakan cinta. Dia yang saat ini sudah kehilangan wibawanya sebagai seorang direktur perusahaan.Akhirnya kesalahpahaman di antara mereka telah terselesaik
Read More

Bab 947

Keluarga Santoso sudah menyelidiki mengenai Grup Lianto. Setelah mengetahui putri mereka dekat dengan Candra, mereka langsung memeriksa pria itu.Candra hanya seorang bajingan tidak berguna dan tidak memiliki kemampuan apa pun.Di sisi lain, reputasi Keluarga Lianto akhir-akhir ini cukup baik. Namun, jika dibandingkan dengan keluarga mereka, Keluarga Lianto masih tertinggal jauh.Apalagi, tuan muda Keluarga Jhonson, salah satu dari empat keluarga besar di Doma, tertarik kepada Julia sekarang. Bukankah mereka termasuk pasangan yang sangat serasi?Wajah Kakek Muhar berubah drastis karena dimaki seperti itu. Dia kelihatan malu sekali. Jika tahu akan jadi seperti ini, dia pasti tidak akan keluar.Kakek Muhar juga tidak tahu apa yang menimpa dirinya akhir-akhir ini. Sejak mengusir Tobi keluar, dia terus-terusan dipermalukan setiap harinya. Dia merasa dirinya sudah kehilangan harga diri.Herman awalnya ingin keluar untuk melindungi istrinya, tetapi kali ini dia lebih memilih untuk tetap bera
Read More

Bab 948

Raut wajah Julia berubah muram. Dia pun menolehkan kepala dan melihat Candra.Candra terlihat panik, kemudian buru-buru berkata, "Julia, jangan pedulikan dia. Aku nggak takut sama dia.""Bocah, sepertinya kamu cari mati. Baiklah, aku akan bunuh kamu lebih dulu." Dilan pernah belajar seni bela diri, apalagi kekuatannya sangat bagus.Ini juga alasan mengapa Julia begitu khawatir dan takut. Julia buru-buru berkata, "Jangan. Kak, aku ikut denganmu. Aku ikut kamu pulang.""Julia ....""Kak Candra, jangan bicara lagi. Aku akan kembali dulu. Jangan khawatir, aku akan menunggumu," kata Julia dengan cepat."Aku ...."Candra masih ingin mengatakan sesuatu, tetapi dia merasakan tekanan besar menghampirinya. Dilan menatapnya dengan dingin, seakan-akan ingin menelannya hidup-hidup.Namun, Candra masih menggertakkan gigi dan berkata, "Julia, tunggu aku. Aku pasti akan pergi ke Doma untuk menjemputmu!""Ya!"Julia menolehkan kepalanya dan menghalangi kakaknya sekali lagi sambil berkata dengan nada ke
Read More

Bab 949

Awalnya, Widia tidak berencana untuk pulang secepat ini, tetapi karena mendengar adiknya dalam masalah, dia memutuskan untuk kembali lebih awal agar bisa memahami situasinya.Tak disangka, begitu kembali, dia langsung mendengar ibunya menyalahkan Tobi karena mengabaikan Keluarga Lianto. Memangnya Tobi bersalah dalam hal ini?"Bu, perkataanmu bukan hanya salah, tapi juga nggak masuk akal!""Saat Tobi ada di sini, kapan dia pernah nggak membela kita? Kali ini, kita-lah yang bersalah kepadanya. Kita-lah yang mengusirnya dari sini.""Atas dasar apa dia harus menuruti kata-kata kita? Kalian pikir, asal kita ingin dia kembali, maka dia harus kembali? Kalian anggap dia sebagai apa?" tanya Widia dengan kesal. Meski dia tidak tahu apa yang tengah terjadi, dia tidak bisa menerima perkataan ibunya.Yesa tidak menjawabnya, melainkan langsung memarahi putrinya, "Widia, kami meneleponnya berulang kali, tapi kamu malah nggak angkat. Sekarang kamu malah berani pulang?""Saat ibumu, kakekmu, dan adikmu
Read More

Bab 950

Sekalipun dia belum berbaikan dengan Tobi, Widia juga pasti akan tetap berusaha keras menangani masalah ini. Hanya saja, dia tidak yakin sepenuhnya.Namun, lantaran ada bantuan Tobi sekarang, dia percaya semuanya pasti akan terselesaikan."Benarkah? Kak, kamu berencana untuk minta bantuan kepada Kak Tobi?" tanya Candra buru-buru. Selain kakak iparnya, seharusnya mereka juga tidak punya solusi lain.Begitu mendengar itu, Widia ragu-ragu sejenak. Teringat akan pesan Tobi barusan, yang menyuruhnya agar lebih berhati-hati, dia pun buru-buru berkata, "Tentu saja bukan. Aku punya cara lain.""Pokoknya, jangan khawatir. Beri aku waktu.""Ya, baiklah." Candra mengangguk. Dia sendiri tidak memiliki kemampuan dan juga tidak menemukan jalan keluar. Dia hanya bisa menunggu Widia membantunya.Tak lama kemudian, Kakek Muhar membawa Yesa mendekatinya. "Widia, ibumu barusan agak gegabah. Dia seharusnya nggak mengatakan Tobi seperti itu.""Benar. Widia, ini salahku barusan, jadi aku minta maaf kepadamu
Read More
ก่อนหน้า
1
...
9394959697
...
118
DMCA.com Protection Status