Awalnya, Widia tidak berencana untuk pulang secepat ini, tetapi karena mendengar adiknya dalam masalah, dia memutuskan untuk kembali lebih awal agar bisa memahami situasinya.Tak disangka, begitu kembali, dia langsung mendengar ibunya menyalahkan Tobi karena mengabaikan Keluarga Lianto. Memangnya Tobi bersalah dalam hal ini?"Bu, perkataanmu bukan hanya salah, tapi juga nggak masuk akal!""Saat Tobi ada di sini, kapan dia pernah nggak membela kita? Kali ini, kita-lah yang bersalah kepadanya. Kita-lah yang mengusirnya dari sini.""Atas dasar apa dia harus menuruti kata-kata kita? Kalian pikir, asal kita ingin dia kembali, maka dia harus kembali? Kalian anggap dia sebagai apa?" tanya Widia dengan kesal. Meski dia tidak tahu apa yang tengah terjadi, dia tidak bisa menerima perkataan ibunya.Yesa tidak menjawabnya, melainkan langsung memarahi putrinya, "Widia, kami meneleponnya berulang kali, tapi kamu malah nggak angkat. Sekarang kamu malah berani pulang?""Saat ibumu, kakekmu, dan adikmu
Sekalipun dia belum berbaikan dengan Tobi, Widia juga pasti akan tetap berusaha keras menangani masalah ini. Hanya saja, dia tidak yakin sepenuhnya.Namun, lantaran ada bantuan Tobi sekarang, dia percaya semuanya pasti akan terselesaikan."Benarkah? Kak, kamu berencana untuk minta bantuan kepada Kak Tobi?" tanya Candra buru-buru. Selain kakak iparnya, seharusnya mereka juga tidak punya solusi lain.Begitu mendengar itu, Widia ragu-ragu sejenak. Teringat akan pesan Tobi barusan, yang menyuruhnya agar lebih berhati-hati, dia pun buru-buru berkata, "Tentu saja bukan. Aku punya cara lain.""Pokoknya, jangan khawatir. Beri aku waktu.""Ya, baiklah." Candra mengangguk. Dia sendiri tidak memiliki kemampuan dan juga tidak menemukan jalan keluar. Dia hanya bisa menunggu Widia membantunya.Tak lama kemudian, Kakek Muhar membawa Yesa mendekatinya. "Widia, ibumu barusan agak gegabah. Dia seharusnya nggak mengatakan Tobi seperti itu.""Benar. Widia, ini salahku barusan, jadi aku minta maaf kepadamu
"Katakanlah. Apa yang terjadi?" Meski kesan Tobi terhadap Martha kian membaik sekarang, dia masih belum melupakan perilaku Martha sebelumnya. Jadi, pria itu tidak ingin berinteraksi terlalu banyak dengannya.Sekalipun gadis itu memiliki tubuh seksi, berparas cantik dan menawan.Martha jelas gugup dan berkata dengan hati-hati, "Sebenarnya, aku datang untuk membahas masalah kakak sepupuku."Begitu mendengar itu, Tobi sudah tahu apa yang ingin Martha katakan. Dia langsung menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kamu nggak perlu khawatirkan masalahku dengan kakak sepupumu. Kalau nggak ada hal lain, aku pergi dulu.""Tunggu!""Kak Tobi, aku tahu keluarga Kak Widia sudah keterlaluan kepadamu. Mereka juga melakukan banyak hal yang kelewat batas, bahkan aku sendiri pun terlibat di dalamnya."Mengungkit tentang masalah ini, wajah Martha memerah. Apalagi, gambaran saat itu begitu memalukan. Dia hampir ditiduri oleh kakak iparnya."Tapi perasaan Kak Widia kepadamu nggak pernah berubah."Tobi meng
Aron sempat terluka parah sebelumnya, tetapi kali ini dia kembali dengan percaya diri. Itu menunjukkan bahwa dia yakin cederanya sudah membaik dan bisa mengalahkan Tobi."Waktu itu, dia mengeluarkan serangan secara diam-diam dan membuatku terluka parah. Meski dia nggak mau bertarung denganku hari ini, aku juga harus tunjukkan kepadanya betapa hebatnya kekuatanku."Aron mengabaikan Martha begitu saja. Lantaran dia melihat Tobi tidak menghiraukannya, jadi dia segera melompat ke depan dan mengadang mobil pria itu.Martha kehabisan kata-kata.Tobi mengerutkan kening. Masih banyak hal yang harus dia selesaikan sekarang. Dia tidak punya waktu untuk berdebat dengan Aron. Jadi, dia pun hanya berkata dengan dingin, "Minggir!""Nggak!""Kecuali kamu bertarung denganku. Aku mau perlihatkan kepadamu seberapa hebat diriku."Karena sudah menerobos tingkat awal Kekuatan Transformasi kali ini, Aron merasa menghadapi Tobi bukanlah hal yang sulit.Setelah selesai membereskan Tobi, Aron akan kembali ke r
"Jatuh dalam perangkapku?" Tobi tidak tahu bagaimana menanggapi pernyataan seperti itu."Memangnya bukan? Kamu terus menyuruhku mengambil tindakan lebih dulu. Bukankah kamu sengaja memprovokasiku agar aku nggak melakukan hal seperti itu? Dengan begitu, kamu bisa mendadak melakukan serangan diam-diam.""Kali ini, kalau bukan karena aku pintar dan berhasil menahan seranganmu, kamu pasti sudah berhasil menaklukkanku," ucap Aron dengan penuh syukur.Tobi tampak tak berdaya. Dia hanya menggelengkan kepalanya dan berkata, "Baiklah, anggap saja kamu pintar.""Huh! Benar, 'kan? Sayangnya, kamu nggak bisa menyembunyikannya dariku.""Sekarang aku nggak akan memberimu kesempatan lagi. Aku lupa memberitahumu sebelumnya. Sejak kecil, fisikku sudah luar biasa. Sekalipun lawan punya kekuatan selevel denganku, dia juga bukanlah tandinganku.""Jadi, meski kamu berada pada tingkat awal Kekuatan Transformasi, kamu juga akan ditaklukkan olehku," ucap Aron dengan bangga.Tobi tersenyum pahit. Tak disangka,
"Dia satu-satunya tokoh yang aku idolakan selama ini."Saat mengungkit Raja Naga, mata Aron tampak dipenuhi dengan kekaguman. Keinginan terbesar dalam hidupnya adalah bertemu dengan Raja Naga.Andai dia bisa melakukan sesuatu untuk Raja Naga, maka kebahagiaannya pasti akan berlipat ganda.Martha terdiam. Kalau Aron begitu mengagumi Raja Naga, lantas kenapa dia terus-terusan memprovokasi Raja Naga? Martha pun bertanya, "Kalau begitu, apa kamu sudah pernah bertemu dengan Raja Naga?""Belum pernah. Raja Naga sangat misterius dan pergerakannya sulit diprediksi. Mana mungkin aku punya kesempatan untuk bertemu dengannya," jawab Aron sambil menggelengkan kepalanya. Sorot matanya penuh dengan harapan."Sungguh? Tapi kamu sebenarnya sudah bertemu Raja Naga," kata Martha dengan cepat."Sembarangan bicara. Mana mungkin?"Selesai berbicara, Aron buru-buru menambahkan, "Martha, bukannya aku nggak percaya sama kamu, tapi yang kamu katakan itu nggak masuk akal. Kalau aku sungguh bertemu dengan Raja N
Tobi jelas tidak mengetahui semua ini. Dia sudah meninggalkan mereka berdua dari tadi. Tepat di saat ini juga, ponselnya berdering. Setelah melihat nomor si penelepon, dia pun menjawab panggilan itu dengan tak berdaya.Tobi teringat, bahkan dalam situasi berbahaya terakhir kali itu, Devi masih memberinya pilihan dan mengatakan akan membantunya.Bisa dikatakan, Devi termasuk gadis yang baik hati. Hanya saja, gadis ini terkadang terlalu keras kepala dan membuatnya sulit berpikiran jernih.Begitu telepon tersambung, orang di ujung sana langsung berkata dengan kesal, "Tobi, kamu hebat, ya. Sekarang kamu bahkan nggak mau angkat teleponku lagi?"Tobi tersenyum pahit. Dalam hatinya, dia ingin bertanya, 'Memangnya apa hubungan kita? Mengapa aku harus mengangkat teleponmu?' Namun, Tobi hanya berkata dengan tak berdaya, "Ada masalah apa Bu Devi mencariku?""Masalah apa? Apa Widia belum menyampaikan kepadamu?""Menyampaikan apa?" tanya Tobi tidak paham."Sepertinya kamu masih belum tahu. Kalau be
Pinggang yang begitu ramping. Memudahkan untuk dirangkul.Dada yang seksi itu mulanya sudah mencuri perhatian, apalagi ditambah dengan balutan gaun panjang berwarna hitam, yang membuat sosoknya makin memesona.Yang lebih memikat lagi adalah sepasang matanya yang sudut luarnya mengarah ke atas. Hanya dalam sekali pandang, akan mudah membuat lawan jenis terperangkap di dalamnya dan kesulitan untuk melepaskan diri.Sekalipun hanya melirik sekilas saja.Ternyata di saat itu juga, sang wanita mengangkat kepalanya dan menatap sosok Tobi dari kejauhan. Menyadari pandangan Tobi, dia buru-buru menundukkan kepalanya.Bahkan, Tobi pun kagum. Hal ini menunjukkan betapa luar biasa dan sempurnanya wanita itu. Di mata pria itu, hanya Widia-lah yang bisa menandingi kecantikannya itu.Hanya saja, pesona Jessi yang telah berkultivasi itu juga makin memikat.Tobi tidak memperhatikan wanita itu lagi. Dia segera mencari tempat duduk dan menunggu kedatangan Devi.Tak lama kemudian, Devi juga sampai. Dia mel
Saat ini, semuanya juga seharusnya sudah berakhir.Setelah semua orang bubar, Vamil maju ke depan sambil tertawa, "Tobi, kamu benar-benar memberiku kejutan besar kali ini.""Awalnya, aku kira kamu setidaknya membutuhkan lima tahun untuk menandingi kekuatan mereka. Aku nggak menyangka kekuatannya akan meningkat secepat itu. Benar-benar di luar dugaanku.""Bolehkah kamu beri tahu aku sudah sampai mana kekuatanmu saat ini?"Vamil sangat penasaran.Tobi mengangkat bahu tak berdaya dan berkata, "Nggak ada lawan, jadi aku juga nggak begitu jelas.""Aku hanya tahu, kalau aku menyerang dengan seluruh kekuatanku, aku bisa menghancurkan kota dengan mudah.""...."Semua orang benar-benar tercengang, lalu berkata tak berdaya, "Luar biasa!"Vamil terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. "Nak, kamu benar-benar mengejutkanku. Oh ya, kapan kalian akan menikah? Jangan terlalu lama. Aku nggak punya banyak waktu lagi."Jelas, dia sangat puas dengan Tobi dan berharap bisa menghadiri pernikahan mereka.Mende
Kata-kata dominan Tobi barusan membuat orang-orang Harlanda makin antusias. Saking bersemangatnya, mereka yang menonton siaran langsung dari rumah pun bersorak kegirangan.Mereka sangat gembira. Jadi, perlu mengekspresikan kegembiraan yang mereka rasakan.Hanya saja kalimat 'siapkan misil' yang diucapkan Tobi membingungkan mereka.Apa yang terjadi? Siapkan misil? Apa maksudnya? Tiba-tiba tanda tanya muncul memenuhi seluruh layar.Semua orang benar-benar tercengang mendengar kata-kata itu.Banyak orang mengungkapkan pertanyaan mereka.Di saat bersamaan, para petugas di pangkalan rudal itu juga tampak berkeringat dingin. Biasanya, dalam situasi apa pun, dia pasti akan melaksanakan perintah dengan tegas. Namun, dia jelas-jelas gugup saat ini dan kembali mengkonfirmasi.Radiya mengangguk. Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan, dia bahkan turun tangan memperhatikan masalah ini.Jika bukan karena menyaksikan kekuatan Tobi yang melampaui orang biasa dengan matanya sendiri, dia benar-benar
Negara Harlanda seketika dibanjiri berbagai kata-kata pujian, sorak-sorai, dan kekaguman.Di mata mereka, Tobi sudah termasuk dewa pelindung Harlanda.Sebaliknya di mata dunia luar, mereka mulai takjub terhadap kekuatan Negara Harlanda. Bahkan, juga ada rasa takut.Tobi tidak peduli dengan masalah ini. Dia teringat bahwa selama periode ini, ada banyak orang yang membuat onar. Jadi, dia pun berkata, "Sejauh yang aku tahu, akhir-akhir ini, banyak wilayah yang meremehkan seni bela diri Negara Harlanda kita. Bisa-bisanya mereka memandang rendah seni bela diri kita.""Kalau begitu, aku akan perlihatkan pada mereka akan betapa hebatnya seni bela diri Negara Harlanda. Master-master hebat lainnya yang jarang menampakkan diri nggak perlu mengambil tindakan, cukup mereka yang ada di sini yang melakukannya saja.""Pandu, keluarlah!"Tobi tiba-tiba menyebut nama Pandu.Awalnya, Pandu sempat terkejut. Namun, reaksinya cukup cepat. Begitu menerima perintah Tobi, dia segera melompat keluar dan berkat
Tobi perlahan melambaikan tangan kanannya. Tubuh Hirawan seketika terhempas keluar dari lapangan dan mendarat tepat di samping orang-orang Melandia yang tengah membawa rekan mereka yang tak sadarkan diri tadi.Membiarkan mereka membawa Hirawan pergi.Selanjutnya, giliran Luniver.Semua orang yang hadir di sana kini memandang Tobi dengan tatapan penuh kekaguman dan keterkejutan.Vamil dan lainnya yang mendukung Tobi semuanya tampak antusias. Awalnya, mereka mengira krisis besar yang dihadapi kali ini akan mendatangkan ancaman bagi seni bela diri Harlanda. Siapa sangka, hal ini bisa dengan mudah diselesaikan oleh Tobi.Meski Luniver masih belum bertindak, berdasarkan kekuatan yang dimilikinya, sudah pasti tidak akan semudah mengendalikan Hirawan lagi."Luniver, giliranmu sekarang!" seru Tobi dengan nada datar.Begitu Tobi selesai berbicara, semua orang terkejut.Mereka sangat familier dengan kekuatan Luniver. Apalagi, setelah pertarungan kemarin, namanya kini sangatlah populer.Jelas sek
Wajah Hirawan berubah kusut. Hanya saja, lantaran sudah mengambil langkah pertama, bukankah pengorbanannya akan sia-sia jika dia menyerah sekarang?Jadi dia bangkit, lalu berlutut di depan Tobi lagi sambil berkata dengan suara keras, "Maaf, aku mengakui kesalahanku!"Plak, plak!Tamparan keras lainnya datang.Hirawan benar-benar terpana. Dia tampak kaget sekaligus marah."Suaramu terlalu keras. Aku nggak suka!" kata Tobi dengan nada datar.Semua orang tahu bahwa Tobi sengaja melakukan semua itu. Dia memang ingin mempermainkan Hirawan di hadapan semua orang.Hal ini membuat orang Melandia makin malu.Salah satu orang Melandia yang menyaksikan adegan itu langsung melompat dan berseru, "Hentikan, hentikan! Kamu sedang ....""Enyahlah!"Tobi mendengus dingin, lalu melambaikan tangan kanannya.Meski berada ratusan meter jauhnya, orang itu langsung merasakan sakit luar biasa di bagian dadanya. Tubuhnya terpental mundur puluhan meter dan langsung tak sadarkan diri.Kemudian, dia diseret pergi
Kata-kata yang diucapkan Tobi barusan penuh dengan kekuatan spiritual yang kuat. Namun, dia mengendalikannya dengan sangat baik dan hanya menargetkan Hirawan seorang."Nggak!"Hirawan menggertakkan gigi dan meraung. Kekuatan di sekitarnya berkumpul secara gila-gilaan, membentuk energi yang besar dan menakutkan. Dia jelas ingin melawan.Melihat adegan ini, semua orang langsung terkejut.Terutama, tornado besar terbentuk di atas kepala Hirawan. Kekuatan dahsyat itu meledak dan sekali lagi memperlihatkan energinya yang menakjubkan dan menakutkan.Semua orang dikejutkan oleh momentum yang luar biasa itu.Orang-orang Melandia sangat gembira saat melihat adegan itu. Mereka berkata dengan penuh semangat, "Sudah kuduga, Hirawan barusan sengaja mempermainkan mereka. Sekarang dia baru menunjukkan kekuatannya yang sesungguhnya.""Benar, sekarang akhirnya dia melawan. Pokoknya, harus beri pelajaran pada bocah itu.""...."Satu per satu dari mereka sangat bersemangat pada awalnya, tetapi setelah be
"Dia juga idolaku!""Aku juga!""Haha. Masih berpura-pura. Bukankah kalian sangat sombong dan bangga barusan? Ayo lanjutkan lagi.""...."Dalam sekejap, semua orang Harlanda bersorak kegirangan. Baik mereka yang menonton dari internet maupun mereka yang menyaksikan secara langsung. Terutama mereka yang mengenali Tobi dan hubungannya dekat dengannya. Semuanya sangat bersemangat.Sebaliknya, satu per satu dari wajah orang Melandia berubah muram. Mereka sepenuhnya tidak percaya dengan adegan yang terjadi di depan mereka.Di mata mereka, sosok Hirawan sangatlah kuat bagaikan dewa. Jadi, bagaimana Hirawan bisa ditaklukkan secara tiba-tiba. Bahkan, wajahnya bisa ditampar di depan umum?Apalagi, ini juga merupakan tamparan di wajah mereka. Tentu saja mereka sangat marah."Curang! Mereka pasti curang!""Manipulasi. Mereka pasti menggunakan manipulasi!""Hirawan, katakan sejujurnya, apakah kamu sengaja mengalah pada mereka? Kamu ingin mereka senang dulu, kemudian membuat mereka terpuruk nantiny
Melihat Tobi berjalan mendekatinya, Hirawan tampak mengerutkan keningnya. Karena dia menyadari bahwa dirinya tidak bisa merasakan kekuatan apa pun dari tubuh Tobi.Hanya ada dua kemungkinan untuk situasi seperti ini. Pertama, lawan jauh lebih kuat dari dirinya. Jadi, dia tidak bisa merasakan kekuatannya. Namun, Hirawan bahkan masih bisa merasakan kekuatan Vamil dan Luniver.Apa pun alasannya, mustahil kekuatan Tobi akan lebih tinggi dibandingkan mereka berdua, 'kan?Yang kedua, mungkin Tobi telah mempelajari teknik untuk menyembunyikan kekuatan.Jika penilaiannya tidak salah, pasti Tobi telah menyembunyikan kekuatannya.Berpura-pura terlibat hebat. Apa Tobi mengira bisa menakuti dirinya?Bibir Hirawan melengkung. Kemudian, dia berkata dengan nada menghina, "Tobi si pengecut, akhirnya kamu berani menampakkan dirimu? Kupikir kamu akan terus bersembunyi sampai akhir."Tobi tersenyum, tetapi senyumannya tampak sinis, lalu berkata dengan nada datar, "Bersembunyi? Mana mungkin aku bersembuny
"Tapi aku harap kalian bisa lebih kuat hari ini. Setidaknya, biarkan aku melakukan sedikit pemanasan.""Kalau nggak, bukankah akan sangat membosankan?""Selain itu, aku juga nggak akan bermurah hati lagi hari ini. Begitu naik ke atas, hanya ada dua pilihan di depan kalian. Kalau nggak hidup ya mati. Coba aku lihat apa masih ada orang Harlanda yang nggak takut mati?"Begitu kata-kata ini dilontarkan, sekali lagi kolom komentar dibanjiri banyak orang. Apalagi, banyak orang yang teringat dengan Tobi, yang disebut Hirawan sebelumnya itu, masih belum muncul juga.Perkataan Hirawan tentunya mengundang emosi banyak master Harlanda. Semuanya terlihat marah dan bersiap untuk naik ke atas panggung.Efendi juga mengambil langkah ke depan dan hendak naik ke atas panggung.Namun, di saat bersamaan, Tobi lebih dulu memimpin dan berjalan langsung ke atas panggung.Indira yang berada di sebelahnya tertegun sejenak. Bagaimanapun, dia juga termasuk master paling kuat di antara para Pelindung Harlanda. K