Home / Urban / Raja Naga Meninggalkan Gunung / Chapter 301 - Chapter 310

All Chapters of Raja Naga Meninggalkan Gunung: Chapter 301 - Chapter 310

1670 Chapters

Bab 301

Dalam benak Widia, Tobi hanyalah pria dari pegunungan yang belum pernah kuliah.Walaupun Tobi memiliki beberapa kemampuan, terutama seni bela dirinya yang hebat, dia juga memiliki banyak keterbatasan. Pria itu tidak memiliki literasi budaya yang mendalam dan lainnya.Namun, Widia tidak menyangka hal seperti itu bisa terjadi hari ini, jadi dia juga bingung. Meski dia yakin itu sertifikat palsu, dia juga harus menanyakan situasinya dengan jelas.Tobi terkekeh dan menjawab, "Masih ada banyak hal yang kamu nggak tahu."Mendengar itu, Widia langsung marah, "Apa maksudmu? Kamu pikir itu masuk akal?""Hmm, sedikit.""Sudahlah, jangan tersenyum kepadaku! Katakan, apa yang terjadi dengan sertifikat itu?" tanya Widia langsung ke inti permasalahan."Apa maksudmu?""Maksudku, dari mana kamu mendapatkan sertifikat itu? Bahkan, sertifikat itu diakui oleh wakil kepala sekolah Harvor dan kamu juga berhasil menipu Almer."Widia tetap beranggapan bahwa sertifikat itu palsu."Siapa bilang sertifikat itu
Read more

Bab 302

"Benar, yang istriku katakan memang benar!""Siapa istrimu?"Dulu, saat Widia mendengar kata-kata seperti itu, dia akan merasa jijik dan ingin menghajar pria itu. Entah kenapa, Widia tidak begitu marah lagi sekarang.Ada sesuatu yang tidak bisa dijelaskan begitu saja."Tentu saja kamu." Tobi menyadari dirinya makin rileks akhir-akhir ini dan tidak seserius sebelumnya."Jangan lupa, kita ....""Aku tahu. Kamu nggak perlu mengungkitnya terus, bukankah waktunya belum tiba?" Tobi tersenyum dan bertanya, "Almer itu sangat sombong, apa kamu ingin menyingkirkannya?"Widia tertegun sejenak, kemudian menggelengkan kepalanya dan berkata, "Mau, tapi terlalu sulit! Fondasi Keluarga Priyadi di perusahaan berada di urutan kedua setelah Keluarga Lianto. Apalagi, Almer sangat hebat, jadi dia nggak mudah untuk ditangani.""Asalkan kamu mau saja. Serahkan sisanya kepadaku. Tidak lama lagi aku akan membuatnya keluar dari perusahaan atas inisiatifnya sendiri," ucap Tobi sambil tersenyum. Setelah itu, dia
Read more

Bab 303

"Benar. Asal dia patuh saja. Kalau nggak, aku akan membuatnya dikeluarkan dari perusahaan."Mereka semuanya termasuk karyawan berbakat dan telah memberikan banyak kontribusi kepada perusahaan, jauh lebih hebat dari tim dua.Jika bukan karena kerja keras Shinta dan dukungan Helen dari belakang, kekuatan tim dua akan jauh tertinggal dari tim satu.Yuli tampak bangga, apalagi ada Kak Mia yang membimbingnya dari belakang.Ditambah dengan dukungan semua orang, Tobi tidak mungkin bisa mengamankan posisinya sebagai ketua tim.Selama Yuli angkat bicara, dia bisa membuat penjualan semua orang anjlok bulan ini. Dengan begitu, posisi Tobi pasti akan terancam.Begitu dibicarakan, Tobi pun muncul juga!Saat ini, Tobi datang bersama Leo.Di sebelahnya, ada seorang wanita cantik yaitu asistennya Helen.Awalnya, Helen berencana membawa Tobi ke sana sekaligus mendukungnya. Namun, karena Tobi tidak ingin melihatnya sama sekali, Helen pun mengurungkan niatnya.Lagi pula, mengutus seorang asisten untuk me
Read more

Bab 304

Walaupun ruangan itu tidak begitu besar, tetapi jumlah mereka terlalu banyak. Akibatnya, ruangan itu kelihatan ramai."Oke. Apa semuanya sudah ada di sini?" tanya Tobi.Sayangnya, tidak ada yang menghiraukannya.Tobi tidak merasa canggung sama sekali. Pria itu berkata dengan tenang, "Karena nggak ada yang menyangkalnya, itu berarti kalian semua ada di sini. Selanjutnya, perkenalkan diri kalian masing-masing agar aku lebih mengenal kalian.""Kamu paling enak dipandang. Kalau begitu, dimulai dari kamu saja."Sembari berbicara, Tobi menunjuk ke arah Susan yang berada di samping kiri itu.Susan agak terkejut. Dia tidak senang dikatakan seperti itu. Sebaliknya, dia diam-diam mengutuknya dalam hati, 'Dasar mesum!' Setelah itu, dia pun menjawab, "Namaku Susan Lorensiah!""Selesai?""Ya!" jawab Susan dengan dingin.Tobi tidak begitu peduli dan berkata, "Selanjutnya!"Padahal, mereka semua kelihatan pintar, tetapi selain memperkenalkan nama, mereka sengaja tidak membeberkan informasi lainnya la
Read more

Bab 305

"Haha!""Kamu tahu apa yang kamu bicarakan? Tahukah kamu berapa banyak omzet yang aku hasilkan untuk perusahaan setiap bulannya?"Daniel tertawa keras dan wajahnya penuh sarkasme.Jika dia melakukan kesalahan besar, perusahaan mungkin akan memecatnya. Namun, dia hanya membantah kalimat dari ketua tim.Mengapa dia akan dipecat?Jangan bilang pria itu punya dukungan, meski dia tidak punya dukungan, dia juga tidak boleh dipecat.Sekalipun Bu Widia datang, dia juga berani mendebatkan masalah ini.Namun, Tobi menggelengkan kepalanya dan berkata dengan nada datar, "Aku nggak perlu tahu. Aku hanya tahu kalau kamu nggak mendengarkanku, keluarlah dari sini.""Aku nggak mau pergi. Memangnya kamu bisa apa?"Daniel tampak mencibir. Dia bahkan tidak perlu keluar dari belakang panggung."Oke. Kalau begitu, mari kita bicarakan beberapa pencapaian besarmu selama ini. Pada tanggal 15 Oktober tahun lalu, kamu menjual barang-barang perusahaan ke Sunter dengan harga paling rendah dan mendapat rabat sebesa
Read more

Bab 306

Susan tidak berani mengucapkan sepatah kata pun. Sepertinya dia juga ketakutan."Baguslah. Kalau begitu, aku akan mengumumkan peraturannya.""Pertama, meskipun aku itu ketua tim kalian, tapi aku nggak punya waktu untuk mengatur kalian. Oleh karena itu, mulai sekarang, Leo akan mewakiliku untuk mengatur kalian.""Kata-katanya adalah kata-kataku, apa kalian mengerti?" kata Tobi dengan nada datar.Ketika Leo mendengar itu, dia langsung tertegun. Tanpa sadar, mulutnya terbuka sedikit, seperti ingin mengatakan sesuatu.Namun, Tobi langsung menghentikannya dan berkata, "Lagian kamu lebih paham segala urusan yang berhubungan dengan penjualan, jadi lakukan dengan santai saja. Kalau ada masalah, aku yang akan bertanggung jawab.""Baik, Pak Tobi. Aku pasti berusaha melakukan yang terbaik," kata Leo dengan sorot mata tegas. Dia juga lulusan universitas terkenal. Hanya saja, pengalaman kerjanya terlalu sedikit, ditambah lagi kepribadian yang agak pemalu, itu sebabnya dia belum bisa memperlihatkan
Read more

Bab 307

Apa? Begitu mendengar kata-kata itu, semua orang tampak kaget, seolah-olah tidak memercayai pendengaran mereka."Pak Tobi, kamu nggak bercanda, 'kan?" tanya Yuli.Semua orang juga menatap Tobi lekat-lekat, seakan tidak begitu memercayai pria itu.Lagi pula, sebagai ketua tim, komisi penjualan yang diperoleh pasti lebih banyak, apalagi tanggung jawab manajer sepenuhnya dipegang oleh ketua tim.Tujuan mereka dibagi menjadi dua tim adalah untuk berkompetisi.Kalau tidak mengambil komisi sebanyak itu, dia makan apa? Apa hanya berdasarkan gaji pokok?"Menurutmu?""Karena aku sudah mengatakannya, itu berarti aku akan melakukannya!" ucap Tobi dengan nada datar."Kalau begitu, gajimu?""Aku nggak tertarik dengan jumlah sekecil itu!""Tapi bonus ini akan dibagikan secara merata kepada semua orang!""Merata?"Yuli tercengang. Bukankah ini artinya sebaik apa pun kinerjamu, hasil yang kamu dapatkan akan sama? Tidak masuk akal. Bukankah seharusnya ini menjadi kompetisi peringkat agar semua orang be
Read more

Bab 308

Baik itu aturan tak terduga yang dibuat Tobi ataupun penyelidikannya terhadap Daniel, semuanya itu membuatnya takjub. Helen sendiri tidak mampu melakukan hal itu.Helen mengunjungi Widia dan menceritakan kejadian itu kepadanya.Dia mengira Bu Widia-lah yang menyelidiki masalah Daniel dan juga orang yang mengendalikan masalah itu.Namun, Widia kebingungan saat mendengar itu. Dia bahkan tidak mengenal Daniel.Apalagi, Tobi bisa membuat begitu banyak aturan yang tidak dia duga. Pria itu sungguh hebat, bahkan dirinya sempat menemukan beberapa di antaranya yang sangat bagus.Hanya dalam satu rapat, Tobi telah berhasil mengendalikan tim satu sepenuhnya dan bahkan meyakinkan semua orang.Selanjutnya, saatnya melihat kinerja sebenarnya.Saat Helen mengetahui semuanya adalah tindakan Tobi sendiri, dia diam-diam memuji Tobi, lalu berkata, "Bu Widia, Tobi pasti termasuk senjata rahasiamu untuk menyingkirkan lawanmu, 'kan?"Widia tertegun sejenak. Kemudian, menahan senyum pahit. Senjata rahasia ma
Read more

Bab 309

Tobi tidak langsung menanggapi wanita itu, tetapi balik bertanya, "Apa kamu percaya kalau aku bilang aku memeriksa semua orang di seluruh perusahaan?""Kamu rasa aku akan percaya?"Widia memutar bola matanya sambil melihat Tobi, "Sudahlah, jangan sembarangan. Seriuslah.""Ya!""Sebenarnya hanya kebetulan. Aku punya teman yang kebetulan tahu tentang dirinya. Ditambah lagi, saat ini aku juga bergabung dalam tim satu, jadi aku memanfaatkannya."Tobi hanya bisa mengarang satu kebohongan lagi."Ternyata begitu. Tapi, kamu sangat beruntung. Kamu selalu bertemu orang-orang baik yang membantumu.""Tentu saja, tapi orang yang paling baik bagiku hanya kamu. Kalau bukan karena kamu, bagaimana aku bisa bergabung dengan perusahaan dan hidup begitu nyaman?" canda Tobi.Widia menanggapinya dengan serius, lalu mendengus dingin, "Baguslah kalau kamu tahu. Lakukan pekerjaanmu dengan baik dan jangan buat aku mendapat masalah.""Nggak akan.""Bagus. Kebetulan kamu senggang, ayo antar aku pulang," kata Wid
Read more

Bab 310

"Ada apa? Aku mencarikan pasangan yang baik untukmu. Apa kamu nggak tahu betapa baiknya Tuan Gavin. Kalau sempat diganggu oleh pecundang ini, kamu pasti akan menyesal," omel Yesa.Ternyata ibunya sedang mencari pasangan untuk dirinya. Pantas saja, dia ingin menyingkirkan Tobi.Setelah Widia menyadari niat ibunya, dia pun berkata dengan nada menyalahkan, "Bu, siapa yang menyuruhmu mencarikan pasangan untukku? Sudah kubilang, aku masih belum memikirkan hal itu.""Kamu masih belum memikirkannya? Tahukah kamu berapa usiamu sekarang? Beberapa tahun lagi, kamu sudah memasuki usia kepala tiga."Yesa terlihat gusar, "Aku nggak peduli, pokoknya kamu harus pertimbangkan baik-baik. Kalau nggak, aku akan mati di hadapanmu. Lagian, kamu nggak perlu khawatir, Tuan Gavin ini sangat hebat."Widia tampak tak berdaya. Dia menggelengkan kepalanya, lalu berkata, "Ayo masuk dulu."Mendengar itu, Yesa pun tidak lagi melarang Tobi masuk lagi. Dia hanya memperingatkan pria itu dengan suara pelan, "Tobi, denga
Read more
PREV
1
...
2930313233
...
167
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status