"Benar, yang istriku katakan memang benar!""Siapa istrimu?"Dulu, saat Widia mendengar kata-kata seperti itu, dia akan merasa jijik dan ingin menghajar pria itu. Entah kenapa, Widia tidak begitu marah lagi sekarang.Ada sesuatu yang tidak bisa dijelaskan begitu saja."Tentu saja kamu." Tobi menyadari dirinya makin rileks akhir-akhir ini dan tidak seserius sebelumnya."Jangan lupa, kita ....""Aku tahu. Kamu nggak perlu mengungkitnya terus, bukankah waktunya belum tiba?" Tobi tersenyum dan bertanya, "Almer itu sangat sombong, apa kamu ingin menyingkirkannya?"Widia tertegun sejenak, kemudian menggelengkan kepalanya dan berkata, "Mau, tapi terlalu sulit! Fondasi Keluarga Priyadi di perusahaan berada di urutan kedua setelah Keluarga Lianto. Apalagi, Almer sangat hebat, jadi dia nggak mudah untuk ditangani.""Asalkan kamu mau saja. Serahkan sisanya kepadaku. Tidak lama lagi aku akan membuatnya keluar dari perusahaan atas inisiatifnya sendiri," ucap Tobi sambil tersenyum. Setelah itu, dia
"Benar. Asal dia patuh saja. Kalau nggak, aku akan membuatnya dikeluarkan dari perusahaan."Mereka semuanya termasuk karyawan berbakat dan telah memberikan banyak kontribusi kepada perusahaan, jauh lebih hebat dari tim dua.Jika bukan karena kerja keras Shinta dan dukungan Helen dari belakang, kekuatan tim dua akan jauh tertinggal dari tim satu.Yuli tampak bangga, apalagi ada Kak Mia yang membimbingnya dari belakang.Ditambah dengan dukungan semua orang, Tobi tidak mungkin bisa mengamankan posisinya sebagai ketua tim.Selama Yuli angkat bicara, dia bisa membuat penjualan semua orang anjlok bulan ini. Dengan begitu, posisi Tobi pasti akan terancam.Begitu dibicarakan, Tobi pun muncul juga!Saat ini, Tobi datang bersama Leo.Di sebelahnya, ada seorang wanita cantik yaitu asistennya Helen.Awalnya, Helen berencana membawa Tobi ke sana sekaligus mendukungnya. Namun, karena Tobi tidak ingin melihatnya sama sekali, Helen pun mengurungkan niatnya.Lagi pula, mengutus seorang asisten untuk me
Walaupun ruangan itu tidak begitu besar, tetapi jumlah mereka terlalu banyak. Akibatnya, ruangan itu kelihatan ramai."Oke. Apa semuanya sudah ada di sini?" tanya Tobi.Sayangnya, tidak ada yang menghiraukannya.Tobi tidak merasa canggung sama sekali. Pria itu berkata dengan tenang, "Karena nggak ada yang menyangkalnya, itu berarti kalian semua ada di sini. Selanjutnya, perkenalkan diri kalian masing-masing agar aku lebih mengenal kalian.""Kamu paling enak dipandang. Kalau begitu, dimulai dari kamu saja."Sembari berbicara, Tobi menunjuk ke arah Susan yang berada di samping kiri itu.Susan agak terkejut. Dia tidak senang dikatakan seperti itu. Sebaliknya, dia diam-diam mengutuknya dalam hati, 'Dasar mesum!' Setelah itu, dia pun menjawab, "Namaku Susan Lorensiah!""Selesai?""Ya!" jawab Susan dengan dingin.Tobi tidak begitu peduli dan berkata, "Selanjutnya!"Padahal, mereka semua kelihatan pintar, tetapi selain memperkenalkan nama, mereka sengaja tidak membeberkan informasi lainnya la
"Haha!""Kamu tahu apa yang kamu bicarakan? Tahukah kamu berapa banyak omzet yang aku hasilkan untuk perusahaan setiap bulannya?"Daniel tertawa keras dan wajahnya penuh sarkasme.Jika dia melakukan kesalahan besar, perusahaan mungkin akan memecatnya. Namun, dia hanya membantah kalimat dari ketua tim.Mengapa dia akan dipecat?Jangan bilang pria itu punya dukungan, meski dia tidak punya dukungan, dia juga tidak boleh dipecat.Sekalipun Bu Widia datang, dia juga berani mendebatkan masalah ini.Namun, Tobi menggelengkan kepalanya dan berkata dengan nada datar, "Aku nggak perlu tahu. Aku hanya tahu kalau kamu nggak mendengarkanku, keluarlah dari sini.""Aku nggak mau pergi. Memangnya kamu bisa apa?"Daniel tampak mencibir. Dia bahkan tidak perlu keluar dari belakang panggung."Oke. Kalau begitu, mari kita bicarakan beberapa pencapaian besarmu selama ini. Pada tanggal 15 Oktober tahun lalu, kamu menjual barang-barang perusahaan ke Sunter dengan harga paling rendah dan mendapat rabat sebesa
Susan tidak berani mengucapkan sepatah kata pun. Sepertinya dia juga ketakutan."Baguslah. Kalau begitu, aku akan mengumumkan peraturannya.""Pertama, meskipun aku itu ketua tim kalian, tapi aku nggak punya waktu untuk mengatur kalian. Oleh karena itu, mulai sekarang, Leo akan mewakiliku untuk mengatur kalian.""Kata-katanya adalah kata-kataku, apa kalian mengerti?" kata Tobi dengan nada datar.Ketika Leo mendengar itu, dia langsung tertegun. Tanpa sadar, mulutnya terbuka sedikit, seperti ingin mengatakan sesuatu.Namun, Tobi langsung menghentikannya dan berkata, "Lagian kamu lebih paham segala urusan yang berhubungan dengan penjualan, jadi lakukan dengan santai saja. Kalau ada masalah, aku yang akan bertanggung jawab.""Baik, Pak Tobi. Aku pasti berusaha melakukan yang terbaik," kata Leo dengan sorot mata tegas. Dia juga lulusan universitas terkenal. Hanya saja, pengalaman kerjanya terlalu sedikit, ditambah lagi kepribadian yang agak pemalu, itu sebabnya dia belum bisa memperlihatkan
Apa? Begitu mendengar kata-kata itu, semua orang tampak kaget, seolah-olah tidak memercayai pendengaran mereka."Pak Tobi, kamu nggak bercanda, 'kan?" tanya Yuli.Semua orang juga menatap Tobi lekat-lekat, seakan tidak begitu memercayai pria itu.Lagi pula, sebagai ketua tim, komisi penjualan yang diperoleh pasti lebih banyak, apalagi tanggung jawab manajer sepenuhnya dipegang oleh ketua tim.Tujuan mereka dibagi menjadi dua tim adalah untuk berkompetisi.Kalau tidak mengambil komisi sebanyak itu, dia makan apa? Apa hanya berdasarkan gaji pokok?"Menurutmu?""Karena aku sudah mengatakannya, itu berarti aku akan melakukannya!" ucap Tobi dengan nada datar."Kalau begitu, gajimu?""Aku nggak tertarik dengan jumlah sekecil itu!""Tapi bonus ini akan dibagikan secara merata kepada semua orang!""Merata?"Yuli tercengang. Bukankah ini artinya sebaik apa pun kinerjamu, hasil yang kamu dapatkan akan sama? Tidak masuk akal. Bukankah seharusnya ini menjadi kompetisi peringkat agar semua orang be
Baik itu aturan tak terduga yang dibuat Tobi ataupun penyelidikannya terhadap Daniel, semuanya itu membuatnya takjub. Helen sendiri tidak mampu melakukan hal itu.Helen mengunjungi Widia dan menceritakan kejadian itu kepadanya.Dia mengira Bu Widia-lah yang menyelidiki masalah Daniel dan juga orang yang mengendalikan masalah itu.Namun, Widia kebingungan saat mendengar itu. Dia bahkan tidak mengenal Daniel.Apalagi, Tobi bisa membuat begitu banyak aturan yang tidak dia duga. Pria itu sungguh hebat, bahkan dirinya sempat menemukan beberapa di antaranya yang sangat bagus.Hanya dalam satu rapat, Tobi telah berhasil mengendalikan tim satu sepenuhnya dan bahkan meyakinkan semua orang.Selanjutnya, saatnya melihat kinerja sebenarnya.Saat Helen mengetahui semuanya adalah tindakan Tobi sendiri, dia diam-diam memuji Tobi, lalu berkata, "Bu Widia, Tobi pasti termasuk senjata rahasiamu untuk menyingkirkan lawanmu, 'kan?"Widia tertegun sejenak. Kemudian, menahan senyum pahit. Senjata rahasia ma
Tobi tidak langsung menanggapi wanita itu, tetapi balik bertanya, "Apa kamu percaya kalau aku bilang aku memeriksa semua orang di seluruh perusahaan?""Kamu rasa aku akan percaya?"Widia memutar bola matanya sambil melihat Tobi, "Sudahlah, jangan sembarangan. Seriuslah.""Ya!""Sebenarnya hanya kebetulan. Aku punya teman yang kebetulan tahu tentang dirinya. Ditambah lagi, saat ini aku juga bergabung dalam tim satu, jadi aku memanfaatkannya."Tobi hanya bisa mengarang satu kebohongan lagi."Ternyata begitu. Tapi, kamu sangat beruntung. Kamu selalu bertemu orang-orang baik yang membantumu.""Tentu saja, tapi orang yang paling baik bagiku hanya kamu. Kalau bukan karena kamu, bagaimana aku bisa bergabung dengan perusahaan dan hidup begitu nyaman?" canda Tobi.Widia menanggapinya dengan serius, lalu mendengus dingin, "Baguslah kalau kamu tahu. Lakukan pekerjaanmu dengan baik dan jangan buat aku mendapat masalah.""Nggak akan.""Bagus. Kebetulan kamu senggang, ayo antar aku pulang," kata Wid
Saat ini, semuanya juga seharusnya sudah berakhir.Setelah semua orang bubar, Vamil maju ke depan sambil tertawa, "Tobi, kamu benar-benar memberiku kejutan besar kali ini.""Awalnya, aku kira kamu setidaknya membutuhkan lima tahun untuk menandingi kekuatan mereka. Aku nggak menyangka kekuatannya akan meningkat secepat itu. Benar-benar di luar dugaanku.""Bolehkah kamu beri tahu aku sudah sampai mana kekuatanmu saat ini?"Vamil sangat penasaran.Tobi mengangkat bahu tak berdaya dan berkata, "Nggak ada lawan, jadi aku juga nggak begitu jelas.""Aku hanya tahu, kalau aku menyerang dengan seluruh kekuatanku, aku bisa menghancurkan kota dengan mudah.""...."Semua orang benar-benar tercengang, lalu berkata tak berdaya, "Luar biasa!"Vamil terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. "Nak, kamu benar-benar mengejutkanku. Oh ya, kapan kalian akan menikah? Jangan terlalu lama. Aku nggak punya banyak waktu lagi."Jelas, dia sangat puas dengan Tobi dan berharap bisa menghadiri pernikahan mereka.Mende
Kata-kata dominan Tobi barusan membuat orang-orang Harlanda makin antusias. Saking bersemangatnya, mereka yang menonton siaran langsung dari rumah pun bersorak kegirangan.Mereka sangat gembira. Jadi, perlu mengekspresikan kegembiraan yang mereka rasakan.Hanya saja kalimat 'siapkan misil' yang diucapkan Tobi membingungkan mereka.Apa yang terjadi? Siapkan misil? Apa maksudnya? Tiba-tiba tanda tanya muncul memenuhi seluruh layar.Semua orang benar-benar tercengang mendengar kata-kata itu.Banyak orang mengungkapkan pertanyaan mereka.Di saat bersamaan, para petugas di pangkalan rudal itu juga tampak berkeringat dingin. Biasanya, dalam situasi apa pun, dia pasti akan melaksanakan perintah dengan tegas. Namun, dia jelas-jelas gugup saat ini dan kembali mengkonfirmasi.Radiya mengangguk. Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan, dia bahkan turun tangan memperhatikan masalah ini.Jika bukan karena menyaksikan kekuatan Tobi yang melampaui orang biasa dengan matanya sendiri, dia benar-benar
Negara Harlanda seketika dibanjiri berbagai kata-kata pujian, sorak-sorai, dan kekaguman.Di mata mereka, Tobi sudah termasuk dewa pelindung Harlanda.Sebaliknya di mata dunia luar, mereka mulai takjub terhadap kekuatan Negara Harlanda. Bahkan, juga ada rasa takut.Tobi tidak peduli dengan masalah ini. Dia teringat bahwa selama periode ini, ada banyak orang yang membuat onar. Jadi, dia pun berkata, "Sejauh yang aku tahu, akhir-akhir ini, banyak wilayah yang meremehkan seni bela diri Negara Harlanda kita. Bisa-bisanya mereka memandang rendah seni bela diri kita.""Kalau begitu, aku akan perlihatkan pada mereka akan betapa hebatnya seni bela diri Negara Harlanda. Master-master hebat lainnya yang jarang menampakkan diri nggak perlu mengambil tindakan, cukup mereka yang ada di sini yang melakukannya saja.""Pandu, keluarlah!"Tobi tiba-tiba menyebut nama Pandu.Awalnya, Pandu sempat terkejut. Namun, reaksinya cukup cepat. Begitu menerima perintah Tobi, dia segera melompat keluar dan berkat
Tobi perlahan melambaikan tangan kanannya. Tubuh Hirawan seketika terhempas keluar dari lapangan dan mendarat tepat di samping orang-orang Melandia yang tengah membawa rekan mereka yang tak sadarkan diri tadi.Membiarkan mereka membawa Hirawan pergi.Selanjutnya, giliran Luniver.Semua orang yang hadir di sana kini memandang Tobi dengan tatapan penuh kekaguman dan keterkejutan.Vamil dan lainnya yang mendukung Tobi semuanya tampak antusias. Awalnya, mereka mengira krisis besar yang dihadapi kali ini akan mendatangkan ancaman bagi seni bela diri Harlanda. Siapa sangka, hal ini bisa dengan mudah diselesaikan oleh Tobi.Meski Luniver masih belum bertindak, berdasarkan kekuatan yang dimilikinya, sudah pasti tidak akan semudah mengendalikan Hirawan lagi."Luniver, giliranmu sekarang!" seru Tobi dengan nada datar.Begitu Tobi selesai berbicara, semua orang terkejut.Mereka sangat familier dengan kekuatan Luniver. Apalagi, setelah pertarungan kemarin, namanya kini sangatlah populer.Jelas sek
Wajah Hirawan berubah kusut. Hanya saja, lantaran sudah mengambil langkah pertama, bukankah pengorbanannya akan sia-sia jika dia menyerah sekarang?Jadi dia bangkit, lalu berlutut di depan Tobi lagi sambil berkata dengan suara keras, "Maaf, aku mengakui kesalahanku!"Plak, plak!Tamparan keras lainnya datang.Hirawan benar-benar terpana. Dia tampak kaget sekaligus marah."Suaramu terlalu keras. Aku nggak suka!" kata Tobi dengan nada datar.Semua orang tahu bahwa Tobi sengaja melakukan semua itu. Dia memang ingin mempermainkan Hirawan di hadapan semua orang.Hal ini membuat orang Melandia makin malu.Salah satu orang Melandia yang menyaksikan adegan itu langsung melompat dan berseru, "Hentikan, hentikan! Kamu sedang ....""Enyahlah!"Tobi mendengus dingin, lalu melambaikan tangan kanannya.Meski berada ratusan meter jauhnya, orang itu langsung merasakan sakit luar biasa di bagian dadanya. Tubuhnya terpental mundur puluhan meter dan langsung tak sadarkan diri.Kemudian, dia diseret pergi
Kata-kata yang diucapkan Tobi barusan penuh dengan kekuatan spiritual yang kuat. Namun, dia mengendalikannya dengan sangat baik dan hanya menargetkan Hirawan seorang."Nggak!"Hirawan menggertakkan gigi dan meraung. Kekuatan di sekitarnya berkumpul secara gila-gilaan, membentuk energi yang besar dan menakutkan. Dia jelas ingin melawan.Melihat adegan ini, semua orang langsung terkejut.Terutama, tornado besar terbentuk di atas kepala Hirawan. Kekuatan dahsyat itu meledak dan sekali lagi memperlihatkan energinya yang menakjubkan dan menakutkan.Semua orang dikejutkan oleh momentum yang luar biasa itu.Orang-orang Melandia sangat gembira saat melihat adegan itu. Mereka berkata dengan penuh semangat, "Sudah kuduga, Hirawan barusan sengaja mempermainkan mereka. Sekarang dia baru menunjukkan kekuatannya yang sesungguhnya.""Benar, sekarang akhirnya dia melawan. Pokoknya, harus beri pelajaran pada bocah itu.""...."Satu per satu dari mereka sangat bersemangat pada awalnya, tetapi setelah be
"Dia juga idolaku!""Aku juga!""Haha. Masih berpura-pura. Bukankah kalian sangat sombong dan bangga barusan? Ayo lanjutkan lagi.""...."Dalam sekejap, semua orang Harlanda bersorak kegirangan. Baik mereka yang menonton dari internet maupun mereka yang menyaksikan secara langsung. Terutama mereka yang mengenali Tobi dan hubungannya dekat dengannya. Semuanya sangat bersemangat.Sebaliknya, satu per satu dari wajah orang Melandia berubah muram. Mereka sepenuhnya tidak percaya dengan adegan yang terjadi di depan mereka.Di mata mereka, sosok Hirawan sangatlah kuat bagaikan dewa. Jadi, bagaimana Hirawan bisa ditaklukkan secara tiba-tiba. Bahkan, wajahnya bisa ditampar di depan umum?Apalagi, ini juga merupakan tamparan di wajah mereka. Tentu saja mereka sangat marah."Curang! Mereka pasti curang!""Manipulasi. Mereka pasti menggunakan manipulasi!""Hirawan, katakan sejujurnya, apakah kamu sengaja mengalah pada mereka? Kamu ingin mereka senang dulu, kemudian membuat mereka terpuruk nantiny
Melihat Tobi berjalan mendekatinya, Hirawan tampak mengerutkan keningnya. Karena dia menyadari bahwa dirinya tidak bisa merasakan kekuatan apa pun dari tubuh Tobi.Hanya ada dua kemungkinan untuk situasi seperti ini. Pertama, lawan jauh lebih kuat dari dirinya. Jadi, dia tidak bisa merasakan kekuatannya. Namun, Hirawan bahkan masih bisa merasakan kekuatan Vamil dan Luniver.Apa pun alasannya, mustahil kekuatan Tobi akan lebih tinggi dibandingkan mereka berdua, 'kan?Yang kedua, mungkin Tobi telah mempelajari teknik untuk menyembunyikan kekuatan.Jika penilaiannya tidak salah, pasti Tobi telah menyembunyikan kekuatannya.Berpura-pura terlibat hebat. Apa Tobi mengira bisa menakuti dirinya?Bibir Hirawan melengkung. Kemudian, dia berkata dengan nada menghina, "Tobi si pengecut, akhirnya kamu berani menampakkan dirimu? Kupikir kamu akan terus bersembunyi sampai akhir."Tobi tersenyum, tetapi senyumannya tampak sinis, lalu berkata dengan nada datar, "Bersembunyi? Mana mungkin aku bersembuny
"Tapi aku harap kalian bisa lebih kuat hari ini. Setidaknya, biarkan aku melakukan sedikit pemanasan.""Kalau nggak, bukankah akan sangat membosankan?""Selain itu, aku juga nggak akan bermurah hati lagi hari ini. Begitu naik ke atas, hanya ada dua pilihan di depan kalian. Kalau nggak hidup ya mati. Coba aku lihat apa masih ada orang Harlanda yang nggak takut mati?"Begitu kata-kata ini dilontarkan, sekali lagi kolom komentar dibanjiri banyak orang. Apalagi, banyak orang yang teringat dengan Tobi, yang disebut Hirawan sebelumnya itu, masih belum muncul juga.Perkataan Hirawan tentunya mengundang emosi banyak master Harlanda. Semuanya terlihat marah dan bersiap untuk naik ke atas panggung.Efendi juga mengambil langkah ke depan dan hendak naik ke atas panggung.Namun, di saat bersamaan, Tobi lebih dulu memimpin dan berjalan langsung ke atas panggung.Indira yang berada di sebelahnya tertegun sejenak. Bagaimanapun, dia juga termasuk master paling kuat di antara para Pelindung Harlanda. K