Home / CEO / Perangkap Kencan Buta CEO / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Perangkap Kencan Buta CEO: Chapter 81 - Chapter 90

179 Chapters

Kencan Buta Jumat Malam Sekali Lagi

"Sir, Miss Audrey Newman mengalami penurunan tekanan darah akibat aktivitas fisik yang dipaksakan, kelelahan. Kami akan stabilkan dengan infus cairan isotonik dan beberapa injeksi obat. Sepertinya tidak bisa langsung dibawa pulang dan harus opname di rumah sakit!" tutur Dokter Jason Brightman yang menangani Audrey di IGD.Jonas mendengkus kasar, dia prihatin dengan kondisi buruk kekasihnya. "Lakukan apa pun yang Anda anggap perlu demi kesembuhan Audrey, Dok!" jawab Jonas lalu dia diarahkan untuk mengisi formulir persetujuan rawat inap dan membayar biaya administrasi rumah sakit.Perawat dan para medis memindahkan Audrey dengan brankar ke ruang perawatan VIP sesuai keinginan Jonas. Hari telah nyaris pagi dengan langit yang telah berubah agak terang. Tubuh Jonas terasa begitu lelah, tetapi dia masih enggan meninggalkan Audrey sendirian di rumah sakit. Lebih karena alasan kuatir komplotan penculik yang didalangi Dicky Bergins membawa kabur wanita kesayangannya sekali lagi.Sekitar pukul
Read more

Wanita Telanjang Dengan Whipcream dan Banyak Manisan

"Lama tak bertemu, Honey. Aku memiliki kejutan untukmu!" Jonas bersandiwara seperti biasanya. Dia tak tahu bahwa Audrey sudah mengetahui jati dirinya yang sebenarnya."Ohh, kejutan apa itu, Bunny?" sahut Audrey berjalan dengan tuntunan Jonas menuju ke sebuah kursi di mana meja makan bundar terisi berbagai jenis bahan makanan manis. Namun, dia tak bisa melihat semua itu.Jonas memangku tubuh ramping yang terbalut anggun dengan gaun desainer mahal yang tentu saja juga pemberiannya. "Kubuka mantel bulu domba ini dulu ya!" ucap Jonas lalu dia meletakkan baju hangat Audrey ke sandaran kursi di sebelahnya.Lengan Audrey bergelanyut ke leher Jonas, dia mendaratkan kecupannya di bibir pria itu. Sebuah french kiss yang panas mereka bagi bersama dengan gairah meletup-letup. "Sebentar, aku mau menyuapimu dengan ini!" Jonas mengambil sebutir strawberry yang dicelupkan ke cokelat cair dalam sebuah mangkuk porselen dengan penghangat di bagian bawahnya. Dia menyuapi Audrey. "Apa kau tahu apa yang b
Read more

Kejutan Malam Minggu Dari Jonas

"Gabe, apa kau sudah bicara kepada Jonas tentang kehamilanku?" tanya Isabella sembari membelai manja perut six pack kekasihnya yang berbaring di sampingnya."Belum, Jonas sedang sibuk sepulang dari Maldives. Dia menolak untuk ditemui di kantor dan aku tak enak main ke penthousenya karena Audrey tinggal di sana sekarang!" jawab Gabriel apa adanya. Dia memang ingin menikahi Isabella, tetapi juga tidak ingin terlalu merepotkan kakaknya.Sejenak tangan wanita itu berhenti bergerak, dia mencebik mendengar selingkuhan suaminya sudah tinggal bersama di penthouse Jonas. "Ckk ... lantas apa lagi yang ditunggu oleh Jonas? Toh dia sudah tinggal bersama perempuan murahan sok suci itu!" sembur Isabella yang nampak kesal."Bella, kenapa kau marah-marah begini? Jangan-jangan kau cemburu kepada kakakku, lantas apa tujuanmu memilihku menjadi suami pengganti Jonas?" tegur Gabriel, berusaha berpikir logis tentang hubungan mereka."Hey, tidak seperti itu, Gabe. Ohh come on, Baby—jangan ngambek begitu! Ak
Read more

Moonlight Sonata Perfect Date

Jonas mengemudikan sendiri mobil Lamborghini Veneno miliknya dengan Audrey duduk manis di sebelahnya. Dia membuka kap atas mobil tersebut karena cuaca malam itu sedang cerah. Bintang-bintang menemani rembulan sabit yang tergantung di langit kota Houston. "Pengacaraku tadi menelepon memberi kabar tentang gugatan perceraianmu dan Dicky Bergins, Darling. Pria itu alamat domisilinya berbeda dengan di kartu identitas penduduk. Apa ada email yang dapat digunakan untuk mengirim surat elektronik?" tanya Jonas sambil berkonsentrasi ke jalan raya di depannya."Ada, ini kukirim melalui pesan teks ke nomor ponselmu. Kemarin saat menculikku, Dicky berniat untuk tinggal di rumah Pancho. Itu mechanic kepercayaannya yang mengurus kendaraan balap motoGP Dicky sedari dulu. Mungkin bisa dikirim suratnya ke sana, Jonas!" saran Audrey sambil mengetik di layar ponselnya."Hmm ... kita lakukan dua usaha itu saja, Audrey. Dia harus menerima surat panggilan persidangan perceraian. Tanggalnya sudah diputuskan
Read more

Tercipta Dari Tulang Rusukku

"Dad, kita bicarakan ini empat mata nanti. Ehh, tunggu dulu ... Gabe juga harus ikut bicara bersama kita!" ujar Jonas di telepon. Dia tak siap dengan situasi di mana kedekatannya bersama Audrey harus menjadi sorotan ayahnya. Betapa mengerikan karena situasi yang mereka hadapi begitu kacau. Audrey masih istri Dicky Bergins, sedangkan Jonas adalah suami Isabella MacConnor."Kenapa Gabe harus dilibatkan? Lebih baik kau jauhi wanita asing itu, Jo! Istrimu di rumah pasti akan terluka hatinya kalau mengetahui perselingkuhanmu ini!" seru Mister Benneton senior sambil bertolak pinggang di ruang kerja kediaman Benneton.Jonas memijit pelipisnya, dia pening harus menghadapi tekanan dari ayahnya untuk menjauhi Audrey. Maka dia pun menjawab, "Dad, please ... kita bicarakan semuanya dengan baik-baik. Ada banyak hal yang mom and Dad tidak ketahui tentang pernikahanku dengan Isabella!" "Ohh ... damn. Jonas, kau jangan mempermainkan Isabella. Aku harus menghadapi kedua orang tua istrimu juga kalau
Read more

Dijemput Paksa Dari Kantor Jonas

"SHIT! Wanita sialan itu menuntut cerai dariku, Guys!" umpat Dicky Bergins setelah membaca email yang dikirimkan oleh kantor pengacara di Houston. Louis bereaksi pertama, "Dari mana kau tahu? Apa kau menerima suratnya?" "Pengacaranya mengirim email ke surelku. Sidang pertama Jumat depan, Louis!" jawab Dicky lesu. Dia masih sedikit mencintai Audrey, tetapi yang jelas egonya terluka karena didepak oleh istrinya. Bar di kota Austin malam Minggu itu sangat ramai, hampir semua warga pedesaan pinggir kota turun ke sana mencari hiburan untuk menghilangkan kebosanan. Pancho yang melihat Sherrif Henry Lawrence menyeletuk, "Bagaimana kalau kau ajak sherrif menjemput paksa Audrey dari kantor pria Benneton itu saja besok Senin, Dicky?" "Ide cemerlang, Pancho. Itu bisa menggertak Jonas karen
Read more

Setidaknya Pilih Wanita Baik-Baik, Jonas!

"Kami ingin menjemput Mrs. Bergins, Sir. Dia ditahan di sini dan tidak diperbolehkan pulang ke suaminya oleh Mister Jonas Benneton!" ujar Sherrif Henry Lawrence yakin. Dia berpegang pada cerita Dicky yang salah. Mister Richard Benneton menghampiri Jonas lalu berkata keras, "Lepaskan dia, Son. Setidaknya pilih wanita baik-baik, Jonas!"  "Dad, ini tidak seperti yang Daddy kira. Mereka membuat situasinya menjadi nampak salah. Audrey sudah akan bercerai dari suaminya besok Jumat. Surat dari pengadilan telah dirilis!" Jonas berusaha menjelaskan fakta yang sebenarnya terjadi. "Tetap saja wanita itu masih berstatus istrinya, jadi biarkan dia membawa Audrey!" tepis Mister Richard Benneton tak mau tahu. Dengan seringai kemenangan Dicky mencengkeram tangan Audrey lalu menarik istrinya keluar meninggalkan ruangan presdir Benneton Prime Company. Audrey terisak-isak panik, dia ketakutan
Read more

Satu Menantu dan Dua Putranya

Kedatangan Gabriel dan Isabella di Benneton Prime Building tepat waktu. Setelah keributan karena gerombolan Dicky Bergins berakhir, Jonas masih menenangkan Audrey di kafetaria perusahaannya di lantai lobi. "Hey, Jonas. Apa kita bisa menemui Dad sekarang?" sapa Gabriel yang mendekati meja kakaknya bersama Audrey.  Jonas segera berdiri dan memeluk hangat adiknya, dia menjawab, "Sure, Gabe. Ayo kita naik, bersama Isabella tentunya karena dia yang harus menjelaskan ke daddy tentang kehamilannya!"  Wanita berambut pirang bermata biru itu mengangguk dan berkata, "Aku siap menemui ayah mertuaku, Jonas!" "Terserah!" tukas Jonas selalu kesal bila berkaitan dengan Isabella MacConnor. Dia menggandeng tangan Audrey meninggalkan kafetaria lalu naik lift berempat ke lantai teratas gedung. Di sofa ruangan presdir, Mister Richard Benneton duduk santai menikmati kopi hitam. Dia terkejut
Read more

Siang Panas Di Kamar Hotel

"Gabe ... setelah ini jangan kembali ke rumah sakit ya?" rayu Isabella sambil mengecupi pipi kekasihnya di hadapan Audrey. Sedikit tak nyaman dengan pemandangan yang tak seharusnya dia lihat, tetapi Audrey bingung harus pergi dari sofa atau bagaimana. Dia pun diam tertunduk saja menunggu Jonas. Gabriel yang lebih sensitif akan hal itu, dia pun menanggapi ajakan mesra Isabella, "Aku ingin bicara sebentar dengan Jonas empat mata, apa kamu mau menungguku? Seusai itu aku akan menemanimu lagi!"  "Okay, Baby. Pergilah!" sahut Isabella dengan riang. Dia ingin menyeret Gabriel ke hotel setelah ini.  Selepas kepergian Gabriel ke luar ruangan presdir, Isabella berkata kepada Audrey, "Tepat 'kan dugaanku dulu? Kau merangkak naik ke ranjang bosmu, hmm?"  "Maaf, mungkin hubunganku dengan Jonas membuatmu terganggu. Akan tetapi, sama seperti kamu dan Gabe, kami juga berhak untuk
Read more

Kembali Menjadi Pembalap Di Sirkuit

"Dicky, apa kau yakin bisa menguasai kendaraanmu dan tidak menabrak pembatas sirkuit lagi?" tanya Louis ragu-ragu ketika rekannya duduk di balik kemudi motor supersonic di belakang garis start lintasan. "Yeah, pasti aku bisa melakukannya, Dude. Apa kau kuatir? Ini mudah, kenapa harus takut?!" jawab Dicky penuh semangat. Dia menginjak dalam-dalam pedal gas kendaraannya hingga menimbulkan bunyi knalpot meraung kencang. Akhirnya Louis yang menjadi manager Dicky mengendikkan bahunya menyerah. Dia berpesan, "Lakukan dengan hati-hati, nyawamu lebih berharga, Dicky!"  "Siap, Boss!" sahut Dicky lalu dia mulai untuk memacu kendaraannya dalam kecepatan stabil kencang di bawah stopwatch yang menghitung durasi tempuh dari garis start hingga finish. Woody, Pancho, dan Louis yang menjadi tim pendukungnya di sirkuit mengawasi Dicky dengan rasa cemas yang mencekam.  "Apa menurutmu Dick
Read more
PREV
1
...
7891011
...
18
DMCA.com Protection Status