Home / CEO / Perangkap Kencan Buta CEO / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Perangkap Kencan Buta CEO: Chapter 61 - Chapter 70

179 Chapters

Semua Jadi Percuma

"Maaf, Miss. Anda harus menunggu sekitar satu jam untuk pesanan pizza pepperoni extra Mozarella ini. Bagaimana?" ujar pegawai kasir gerai pizza Italian Style itu kepada Audrey. Wanita itu melirik jam tangannya lalu menjawab, "Saya tunggu saja sesuai antrean pesanan, Miss. Jadi berapa totalnya?" "Totalnya 9.2 dolar, Miss. Silakan duduk di sofa pelanggan take away order. Kami akan panggil sesuai pesanan yang telah jadi nanti. Ini nota milik Anda!" Petugas kasir itu menerima uang Audrey lalu mengembalikan nota bukti pembayaran pizza.Hari memang masih senja menuju petang, tadi Audrey langsung mandi cepat dan mampir ke gerai pizza ini untuk membelikan pizza favorit Dicky sejak dulu. Karena pria itu tidak mengalami amnesia. Maka pikir Audrey, dengan membawakan makanan favorit Dicky akan sedikit mencairkan suasana yang kemarin sempat dingin menegangkan.Untungnya Jonas tadi tidak memintanya berkencan makan malam, jadi seharusnya tak akan ada janji temu ketika Audrey menjenguk Dicky. Jelan
Read more

Ingin Bercerai

"Anda keluarga pasien, Sir?" tanya Dokter Anna Hewitt yang menangani Audrey di poli IGD kepada Jonas."Iya, benar. Bagaimana kondisi Audrey, Dok?" sahut Jonas cemas. Dia tak tahu diapakan oleh Dicky tadi wanita itu.Dokter Anna Hewitt pun menjelaskan, "Kondisi Miss Audrey mengalami tekanan darah rendah dan dehidrasi, tidak berbahaya sekalipun memang tadi pingsan. Pasien sudah distabilkan dengan cairan infus dan suntikan multivitamin untuk mengembalikan metabolisme tubuh ke posisi normal. Silakan bila ingin dibawa pulang setelah terapi selesai nanti!""Ohh, saya senang mendengarnya. Baiklah, saya jenguk Audrey dulu, Dok. Terima kasih!" ujar Jonas lalu dia menemui pacarnya itu di salah satu bilik di poli IGD.Ketika melihat kehadiran Jonas di IGD, Audrey sontak panik. Namun, dia tak bisa kabur ke mana-mana karena pergelangan tangan kirinya terpasang jarum dan selang infus. Jadi terpaksa dia menghadapi Jonas dengan segala pertanyaannya."Hai, Darling. Bagaimana kondisimu?" sapa Jonas lem
Read more

Jumat Malam Bersamanya Lagi

"Sampai jumpa besok Sabtu siang, Audrey. Aku akan menjemput ke apartemenmu!" pamit Jonas sebelum kekasihnya turun dari mobil sepulang kerja. Ini sudah Jumat sore, mereka berdua memiliki kencan buta rahasia nanti di sebuah hotel mewah yang telah dipesan Jonas. Houston Rendezvous Hotel akan menjadi tempat mereka menghabiskan malam panas berdua."Sampai jumpa besok, Jonas. Tak sabar rasanya untuk liburan ke Maldives bersamamu!" balas Audrey bersemangat. Senyuman di wajahnya secerah mentari pagi.Jonas pun mengecup pipi wanita kesayangannya itu lalu melepas Audrey turun dari mobil. Dia melambaikan tangan kepada kekasihnya dari jendela mobil yang melaju dikemudikan oleh Donald menuju ke Northern Hawk Tower.Dalam benaknya Jonas berpikir untuk menunda menemui Dicky Bergins setelah liburan bersama Audrey ke Maldives. Rencananya mereka akan mengambil cuti kantor selama tiga hari hingga Rabu. Berangkat Sabtu siang dan sampai di sana Minggu sore karena Amerika Serikat dengan Maladewa berbeda s
Read more

Killing Me Softly

Jonas meraup tubuh polos nan sexy itu ke dekapannya, dia menggendong Audrey untuk direbahkan di tengah ranjang hotel yang masih tertata rapi. Kasur empuk itu melesak oleh beban badan mereka berdua. Jemarinya menelusuri hidung mungil Audrey yang mancung lalu turun ke bibir kenyal merah berlapis lipstik itu. Mulut Audrey mengisap telunjuk Jonas dan mengirimkan efek listrik statis mengejutkan ke sekujur tubuh pria tersebut."Ohh ... kau paling ahli membuatku tergila-gila dan lepas kendali, Honey. Jangan salahkan jagoanku bila dia ingin terus mendekam dalam gua hangatmu ya!" Napas Jonas berkejaran menatap wanita yang dia puja bak titisan Dewi Cinta di bawah badan kekar berototnya.Audrey terkikik mendengar suara Bunny yang pekat oleh gairah. Dia menjawab terangsang oleh sentuhan memabukkan bibir pria misterius itu, "Killing me softly, Bunny. I want you now!" "As your wish, Honey!" bisik Jonas di tepi telinga Audrey. Pedang panjangnya keras dan siap digunakan, dia tak ingin menundanya la
Read more

Sandiwara Jonas Terbongkar

Ketika pagi tiba, tubuh Audrey serasa remuk karena terlalu banyak bercinta semalaman bersama Bunny. Memang dia yang menginginkannya, dia mencoba lari dari kenyataan bahwa kisah cintanya bersama Dicky Bergins telah berakhir begitu buruk setelah perjuangan panjang selama setahun terakhir."Kau sudah bangun, Honey!" ujar Jonas saat melihat Audrey menggeliat untuk merenggangkan otot. Dia memijat bahu Audrey tanpa diminta oleh wanita itu. "Terima kasih, kau peka sekali, Bunny. Memang tubuhku terasa pegal semua setelah kita bercinta habis-habisan sepanjang malam hingga menjelang pagi," ujar Audrey dengan garis senyuman di wajahnya yang berpenutup mata warna merah.Jonas mengecup buku-buku jemari tangan kanan Audrey lalu dia berkata, "Luka hematoma di pergelangan tangan kirimu itu harus dirawat, Sayang. Jangan lupa memakai salep hingga warna biru keunguan itu lenyap ya?" "Ya, aku mengerti. Kau tak perlu menguatirkanku, Bunny. Ini akan cepat sembuh dengan salep dari dokter, sebelumnya aku p
Read more

Memanfaatkan Fansnya

"Suster Mathilda, untuk kontrol perawatan pasien Dicky Bergins di kamar nomor 233 akan diserahkan ke Anda ya. Ini catatan detail untuk terapi gizi Mr. Bergins!" tutur kepala perawat ruang VIP ke salah satu bawahannya sembari menyerahkan map data pasien.Wanita bermata hijau dan berambut cokelat kemerahan lurus sebahu itu menerima map lalu menjawab, "Baik, Suster Diana. Saya akan kerjakan sesuai petunjuk terapi pasien!"Briefing pagi pun usai dan semua perawat kembali ke tempat mereka bertugas masing-masing. Sementara itu Suster Mathilda Perez mengunjungi ruang perawatan Dicky Bergins untuk memeriksa kondisinya. "TOK TOK TOK." Dia mengetok pintu kamar dari luar lalu masuk ke sana. Sebenarnya Suster Mathilda senang karena dulu dia mengidolakan pembalap F1 MotoGP yang kerap kali naik podium juara pertama selama beberapa tahun periode. "Selamat pagi, Mister Bergins. Bagaimana kondisi Anda sekarang? Apa ada keluhan?" sapa Suster Mathilda ramah dan simpatik. Dia memeriksa tekanan darah pa
Read more

Godaan Garis Keras

Pesawat private jet yang disewa Jonas berukuran kecil karena hanya berisi dua penumpang saja dari total delapan seats yang tersedia. Seorang pramugari berambut pirang tersanggul rapi dengan seragam maskapai warna ungu menawarkan makanan ringan dan minuman dengan kereta makan dorong. "Silakan snack dan minumannya, Sir, Ma'am!" ujar Neeve dengan ramah. "Audrey Sayang, apa yang kamu inginkan? Segelas jus buah atau camilan lainnya?" tawar Jonas seraya memeriksa isi kereta makan yang dibawa pramugari itu.Ada banyak jenis snack lezat seperti donat, mini pastry, sandwich, poffertjes, crocquete, berbagai jenis mini cake juga yang tampilannya menggugah selera. Audrey menerima piring dan penjepit stainless steels dari pramugari, dia bebas mengambil apa pun yang tersedia. Jonas juga mengambil makanan yang dia inginkan sendiri. Setelah mereka berdua kembali duduk di kursi, pasangan kekasih itu saling menyuapi dengan penuh keceriaan. Perjalanan udara yang dimulai pukul 13.00 waktu Texas menga
Read more

Lingerie Merah yang Disobek-sobek

"Audrey ... please, jangan menggodaku lagi!" Suara Jonas semakin berat dan terdengar serak. Suhu tubuhnya meningkat karena makhluk cantik itu menempel seperti tokek yang tak mau lepas.Akhirnya, Audrey menapakkan kakinya ke lantai dan berdiri di hadapan Jonas. Namun, bukan berarti dia akan selesai dengan perjuangannya membuat kekasihnya yang menyamar itu menjadi khilaf seperti Bunny. Dia mendorong dada Jonas hingga jatuh terlentang di tengah ranjang dengan kaki menggantung. Tangan Audrey begitu lincah memelorotkan celana Jonas hingga jagoan tangguh yang biasa selusin ronde bertarung di Jumat malam hingga pagi itu berdiri tegak menantang.Dengan cepat Audrey melompat dan menindih tubuh kekar Jonas. Tentu saja pria itu terkejut, dia bertanya, "Audrey, ada apa denganmu? Aku bingung sedari tadi. Dan kau perlu tahu, Mr. P yang kau duduki sekarang terasa sakit sekali!" "Aku bisa mengobati rasa sakit itu!" jawab Audrey dengan senyum lebar, dia menduduki paha kekar berbulu gelap itu sembari
Read more

Menikmati Indahnya Langit Malam Di Dalam Kolam Renang

"Maaf tadi aku merusak lingeriemu, Audrey. Setelah kita kembali ke Texas, aku berjanji akan membelikan selusin lingerie baru sesukamu, kau yang pilih!" ujar Jonas sembari membelai kulit mulus lengan Audrey yang terbuka lalu mengecup bahunya.Kekasihnya itu mengenakan tube-top putih dan bawahan kain pantai berwarna gradasi hijau, kuning, dan pink yang ceria. Jonas gerah bukan hanya karena cuaca tropis melainkan penampilan terbuka Audrey semenjak mereka tiba di villa terapung Maldives.Makanan pesanan Jonas tiba diantarkan oleh dua pegawai restoran resort. Kedua pemuda awal dua puluh tahunan itu menyajikan berbagai menu lezat di meja sofa teras depan villa. Salah satu pegawai berkata, "Selamat menikmati, Sir, Ma'am. Jika butuh sesuatu lainnya bisa hubungi kami di extension satu. Permisi!"Jonas dan Audrey pun mulai makan malam bersama, mereka saling menyuapi begitu mesra. Tawa riang pasangan itu memecah keheningan malam. Nampaknya tamu-tamu resort banyak yang mengambil trip ke kota bers
Read more

Mengintip Dunia Bawah Laut Di Kepulauan Maladewa

Audrey membuka mata terlebih dahulu sebelum Jonas yang nampaknya kelelahan akibat bertarung semalam suntuk hingga jam empat pagi tadi. Dia tersenyum bahagia menatap gugusan otot padat kecoklatan dan wajah yang masih terlelap di sisinya. Bersama Jonas, segalanya terasa cocok dan tak ada keraguan. Audrey berharap setelah mereka pulang dari liburan, dia bisa mengurus perceraiannya dengan Dicky. Selama ini dia telah lupa berbelas kasihan kepada dirinya, rela menjual tubuh kepada pria kaya hanya demi kesembuhan suaminya. Namun, Dicky malah setelah sembuh menganggapnya sebagai wanita murahan dan hina. Dia pun bangkit dari tempat tidur untuk pergi berkemih ke kamar mandi. Namun, tak lama kemudian Jonas ikut terbangun dan mendapati sisi sebelah ranjangnya kosong. Pria itu pun menyusul ke kamar mandi tanpa berbusana. "Darling, good morning!" sapanya sembari menguap berdiri di ambang pintu kamar mandi. Audrey yang baru selesai buang air kecil dan membasuh tangan di wastafel menoleh ke arah
Read more
PREV
1
...
56789
...
18
DMCA.com Protection Status