Beranda / CEO / Perangkap Kencan Buta CEO / Bab 101 - Bab 110

Semua Bab Perangkap Kencan Buta CEO: Bab 101 - Bab 110

179 Bab

Secret Garden

"Aku masih memiliki kejutan untukmu di resort, Darling!" ujar Jonas saat mereka dalam perjalanan pulang dari Pantai Viareggio.  Dalam kondisi terkantuk-kantuk dan agak lapar, Audrey terkejut. Dia pun bertanya, "Kejutan apa lagi itu, Jonas?" "Kalau kukatakan sekarang, tak jadi kejutan lagi, Darling!" balas Jonas dengan seringai lebar. Dia senang Audrey jadi penasaran.  "Okay, Mister Benneton ingin bermain misterius rupanya!" tukas Audrey mengalah dengan bersabar sampai mobil van itu mencapai tujuan. Sesampainya di resort, Jonas membawakan travel bag mereka lalu naik bersama Audrey dengan lift ke kamar. Dia berkata, "Ini adalah paket yang ditawarkan untuk pasangan yang berbulan madu di resort. Aku sengaja mengambilnya, Audrey!"  Wanita itu tertawa pelan tanpa mencela kekasihnya sekalipun mereka bukan sedang honeymoon. Dia menunggu hingga masuk ke dalam kamar resort m
Baca selengkapnya

Beraksi Kembali Di Grand Prix F1 Indianapolis

"Hey, Dicky ... dengarkan aku. Gunakan kecepatan stabil jangan terlalu banyak akselerasi gigi naik turun. Itu akan membuat mesinmu menjadi panas dan berisiko terbakar. Apa kau paham?!" seru Pancho sebelum pertandingan Grand Prix F1 awal musim dimulai di arena sirkuit Indianapolis. Kemudian Dicky pun membalas, "Beres itu, Pancho, aku paham. Apa ban mobil penggantiku sudah disiapkan Woody dengan benar? Michelin atau Bridgestone?"  "Bridgestone, itu dalam kondisi prima, semua baru. Jangan kuatirkan apa pun, berpacu saja di sirkuit dengan fokus, Dicky!" jawab Pancho lalu menjauh dari kendaraan supersonic car itu. Dia berharap bintang keberuntungan sobatnya akan bersinar terang di awal musim kali ini setelah vakum lama dan mencoba di seri F3 dan F2 kemarin. Suara pengumuman bahwa balapan akan segera dimulai berkumandang dari pengeras suara. Tribun penonton sangat padat siang yang terik ini. Semua bersemangat untuk menyak
Baca selengkapnya

Siang Tak Terlupakan Di Montefioralle

"Apa Dicky meneleponmu lagi, Darling?" tanya Jonas yang baru saja keluar dari kamar mandi setelah mandi pagi.  "Iya, dia mengatakan bahwa baru saja dia memenangkan Grand Prix F1. Nampaknya kariernya menanjak lagi seperti dulu, Jonas. Namun, aku tak tertarik untuk kembali rujuk dengannya. Dia itu pria kasar!" jawab Audrey sambil terduduk lesu di tepi ranjang.  Dengan helaan napas lega Jonas menghampiri kekasihnya. Dia tahu Audrey bukan wanita yang silau akan harta maupun ketenaran. Mungkin wanita lain bisa tergoda untuk kembali menjadi istri pembalap terkenal. "Jangan hiraukan lagi setiap bujukannya. Ketika dia susah, kau sendiri yang mengurusinya, bukan?" ujar Jonas sembari membelai puncak kepala Audrey dengan lembut. "Iya. Cukup sudah dengan kekuatiran bahwa suatu hari suamiku kecelakaan di salah satu turnamen balap dan koma bertahun-tahun!" jawab Audrey setuju. Mereka berdua bersiap-siap
Baca selengkapnya

Bajingan Tengik yang Terlalu Tamak

Hari persidangan cerai kedua antara Audrey dan Jonas telah tiba. Kali ini Jonas mendampingi kekasihnya untuk menjalani persidangan. Mereka berangkat ke Gedung Pengadilan Negeri Texas diantarkan oleh Donald.  "Kenapa ada banyak wartawan menunggu di luar gedung, Jonas?" tanya Audrey cemas. Dia memiliki firasat ini ada hubungannya dengan sidang perceraiannya dengan Dicky Bergins. "Tetaplah bersamaku ketika masuk ke sana, Audrey. Sepertinya ini tak akan bagus, pakailah masker medis dan kaca mata hitam. Topi ini juga nampaknya berguna untuk menyembunyikan identitasmu!" Jonas mengeluarkan beberapa barang dari kantong belakang sandaran bangku mobil.  Tanpa membantah Audrey memakai semua benda kamuflase itu, dia tak ingin ketenangan hidupnya terusik ulah paparazi pemburu gosip selebritis. Dia hanya wanita biasa, bukan artis ternama. "Good, aku akan mengenakan kaca mata hitam juga!" sahut Jonas lalu
Baca selengkapnya

Aku Suka Rasanya Milikmu, Jonas!

Suara pintu ruang presdir yang dibuka dari luar membuat Audrey sontak menoleh dari meja kerjanya lalu bangkit berdiri untuk menyambut Jonas yang nampak murung. "Ada apa, Baby? Kau seperti kesal dan ingin marah," tanya Audrey dengan hati-hati. Jonas segera memeluk wanita itu, dia membenamkan bibirnya menyatu dalam sebuah ciuman bergairah. Faktanya memang Audrey benar, dia tak sanggup meredam amarah terhadap Dicky Bergins. Bisa dibayangkan seperti apa dulu kehidupan Audrey ketika masih terikat pernikahan dengan pria brengsek semacam Dicky. "Ayo kita duduk di sofa, ceritakan ada apa, Jonas?" ajak Audrey sembari menata napasnya yang tersengal-sengal karena ciuman marathon barusan. Mereka pun berpindah ke sofa lalu Jonas mulai berbicara, "Aku tadi berbincang-bincang dengan Dicky. Sebenarnya aku menawarkan untuk membayar sejumlah uang agar dia segera mempercepat proses perceraian kalian. Sayangnya dia terlalu tamak, jumlah yan
Baca selengkapnya

Digoda Lady Companion Di Lounge

"Wow, kamarnya istimewa sekali, Jonas!" seru Audrey terperangah ketika memasuki presidential suite hotel bintang lima di Dallas itu.  Tampilan ruangan bercat pink pastel yang akan mereka tempati selama dua malam itu sangat elegan furniturnya seperti rumah bangsawan Perancis. Sentuhan vintage di sofa dan ornamen dekorasi terlihat memanjakan mata dipadu padan dengan bunga mawar merah segar dalam vas yang diletakkan di berbagai sudut. Jacuzzi di area balkon pun nampak menggoda untuk dicoba. Jonas cepat-cepat mengusir bell boy dengan memberikan tip lembaran lima dolar. Dia menangkap lekuk pinggang Audrey seraya menjawab, "Kuharap akhir pekan yang kita lalui berdua akan sangat seru kali ini. Apa kau masih ingin menggunakan penutup mata, Honey?"  Mendengar perkataan kekasihnya sekaligus klien sejuta dolarnya itu, Audrey tertawa renyah. "Kalau menurutmu bagaimana? Apa kamu menginginkanku dalam kondisi mata tertutup, J
Baca selengkapnya

Permainan Panas Di Dalam Jacuzzi

"Aku ingin malam ini kita habiskan berdua saja, Audrey!" ujar Jonas setelah menutup rapat pintu Presidential Suite. Di tengah ruangan luas berpencahayaan remang-remang itu, Audrey menantikan langkah kekasihnya mendekat. Dia tersenyum penuh rasa haru, betapa Jonas setia di saat ada wanita-wanita lain yang menawarkan kesenangan nyata-nyata tadi di lounge. Jonas merengkuh tubuh ramping Audrey lalu menautkan bibir mereka dalam french kiss yang menggebu-gebu. Seperti itulah cinta versi Jonas bagi Audrey. Bulir air bening terluput dari sudut mata wanita itu dan membuat ciuman mereka basah. "Ada apa, Darling? Kenapa kamu menangis?" Jonas terkejut dengan reaksi Audrey. "No. Aku hanya terbawa perasaan. Tak ada yang salah, cinta yang kau berikan untukku membuatku merasa utuh tanpa keraguan!" jawab Audrey lalu memeluk Jonas.  Telapak tangan pria itu membelai rambut panjang Audrey yang
Baca selengkapnya

Konser Amal Di Dallas Arboretum and Botanical Garden

Pagi hari yang cerah di Hari Sabtu diawali Jonas dan Audrey dengan penuh keceriaan. Mereka telah melewati malam yang penuh cinta sekalipun itu bukan malam pertama bagi pengantin baru. Namun, segalanya terasa mesra dan istimewa setiap menitnya. Kini mereka duduk bersebelahan di meja makan Presidential Suite untuk sarapan berdua saja. Jonas sengaja meminta room service mengantar makanan ke kamar karena tak ingin ada kehebohan media yang kini memburu berita tentang istri pembalap Formula One itu.  "Jadi apa agenda acara weekend kita, Jonas?" tanya Audrey sambil menyuap pasta Bolognaise ke mulutnya. "Aku ingin mengajakmu ke Dallas Arboretum and Botanical Garden. Tempat itu sejuk, cocok untuk menghabiskan waktu santai. Lagi pula ini weekend, biasanya ada konser atau pameran di sana. Bagaimana menurutmu, Audrey?" ujar Jonas. Dia cocok dengan masakan chef hotel bintang lima tersebut.  Senyuman Aud
Baca selengkapnya

Aku Ingin Memakanmu, Cantik!

Hari-hari setelah weekend sibuk seperti biasa bagi Jonas dan Audrey yang bekerja di kantor yang sama. Dia menjalani statusnya menjadi duda tanpa anak dengan tenang sekaligus menantikan putusan akhir proses perceraian Audrey yang lama kejelasannya. Hingga suatu siang ... "TOK TOK TOK." "Masuk!" seru Jonas datar. Dia sedang mereview surat kerja sama ekspor impor produk Benneton Prime Company dengan klien asal Vietnam di laptopnya. Tim Ferrish, office boy kantor Jonas melangkah masuk sambil membawa sepucuk surat undangan. "Excuse me, Mister Benneton. Surat undangan pernikahan ini ditujukan untuk Anda!" ujarnya sembari mengulurkan undangan warna ungu dengan tulisan tinta emas itu ke tangan bosnya. Membaca nama dua mempelai di bagian depan surat undangan itu, Jonas menghela napas dengan wajah mendung. "Okay, thank you, Tim!" balasnya lalu office boy itu keluar meninggalkan ruangan presdir. 
Baca selengkapnya

Indahnya Villa Tepi Pantai Malibu

"Wow ... sungguh menyenangkan sekali bisa berkunjung ke Malibu, Jonas. Sekalipun aku tinggal di Amerika, tapi baru pertama kalinya aku ke mari!" ujar Audrey begitu antusias ketika duduk bersebelahan dengan Jonas di dalam taksi bandara.  "Aku pernah ke Malibu beberapa kali, kebanyakan urusan bisnis saja. Namun, sekarang ada kamu yang membuatnya berbeda, Audrey. Kita akan menghabiskan Jumat malam hingga Sabtu pagi berdua saja di villa. Besok barulah kita dijemput Jordan dan Chantal dengan mobil pribadi ke dermaga!" sahut Jonas seraya membiarkan Audrey membuka kaca jendela taksi untuk melihat pemandangan garis pantai memanjang yang nampak biru cerah dari kejauhan. Pantai selalu membuat sebagian besar orang mengaitkannya dengan liburan dan bersantai. Demikian pula Audrey yang belakangan tinggal serta bekerja di tengah kota Houston dengan kepungan gedung pencakar langit.  "Aku tak sabar untuk berkenalan dengan pasan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
18
DMCA.com Protection Status