Home / CEO / Perangkap Kencan Buta CEO / Chapter 151 - Chapter 160

All Chapters of Perangkap Kencan Buta CEO: Chapter 151 - Chapter 160

179 Chapters

Pelangi Sesudah Mendung

"Mom, ada apa pagi-pagi begini sudah bertandang ke kantorku? Permintaan Mommy kemarin untuk membatalkan honeymoon ke Swiss sudah kulakukan, bukan?" ujar Jonas dengan wajah tanpa senyuman. Dia melirik ke arah wanita muda berpakaian elegan yang duduk di sebelah Nyonya Cecilia Benneton, dia seperti sempat berpapasan dengannya di suatu tempat.Ibundanya tertawa riang lalu bangkit dari sofa diikuti perempuan yang menemaninya. "Mom, ada perlu denganmu tentunya, Jonas My Son. Oya, perkenalkan ini Camilla Sanders, cucu dari Mrs. Agatha Sanders. Aku ingin dia menjadi asisten pribadimu mulai hari ini!" tuturnya ringan dengan tatapan meremehkan ke arah Audrey yang nampak terkejut."No. Itu tak bisa terjadi. Kalau Mom mau, nona ini bisa kucarikan pekerjaan di bagian lain di perusahaan kita. Di Departemen Marketing atau Departemen Humas, dia bisa magang di bagian tersebut!" tolak Jonas dengan keras. "Ya ampun, kenapa kau begitu kasar dengan putri kolegaku, Jonas?! Camilla ini memiliki gelar Maste
Read more

Hari Menyenangkan Bersama Pujaan Hatinya

"Auntie Cecil, nampaknya Jonas sudah lengket sekali dengan istri barunya itu. Aku jadi tak enak hati harus mengganggu pernikahan mereka!" cerocos Camilla Sanders sambil duduk di sofa ruangan presdir Benneton Prime Company.Ibunda Jonas memijit pelipisnya karena bingung memikirkan taktiknya yang gagal total pagi ini. Dia mencoba mencari kesempatan lain untuk memisahkan Jonas dan Audrey."Sepertinya aku minta bagian personalia memasukkanmu ke perusahaan ini saja dulu!" jawab Nyonya Cecilia Benneton berusaha mencari solusi jitu dari segala penolakan Jonas."Sebenarnya tujuan Auntie Cecil mendekatkan aku dengan Jonas untuk apa sih?" pancing Camilla berharap memang ada kesempatan menjadi menantu keluarga Benneton.Wanita paruh baya itu tersenyum penuh arti seraya menjawab, "Aku ingin Jonas mendapat pasangan yang sepadan. Wanita intelek yang berasal dari keturunan terhormat pastinya!""Ohh ...benar, memang penting, Auntie. Kalau memang aku pilihan yang dianggap cocok sebagai pendamping Jona
Read more

Wanita yang Terlalu Ambisius

Dengan dagu terdongak angkuh Camilla Sanders memasuki Gedung Pusat Benneton Prime Company pagi itu. 'Hmm ... kelak semua karyawan pasti akan menunduk hormat ketika berpapasan denganku. Tentu saja karena aku dapat dipastikan menjadi nyonya bos. Mommy dari Jonas, CEO sombong itu sudah merestui langkah pendekatanku dengan putranya!' batin wanita berambut pirang terang tersebut percaya diri."TING." Lift terbuka di hadapannya dan beberapa karyawan menyenggol lengannya secara tidak sengaja karena berebut masuk untuk segera sampai di lantai divisi masing-masing."Hey, kalian tak tahu ya siapa aku?!" hardik Camilla meradang. Mata cokelat itu melotot seakan mau copot saja dari tempatnya. Salah seorang karyawati menyahut, "Memangnya kau siapa? Anak baru saja banyak tingkah!" "APA?! DASAR KURANG AJAR!" teriak Camilla mengamuk dan mengulurkan tangan kanannya yang berkuku tajam bermanikur dengan cat kuku merah menyala."Alaa ... siapa sih dia? Sudah tutup saja pintu lift. Dasar orang gila sok p
Read more

Morning Sick Audrey

"Hoeekk ... hoeekk!" Suara mual dari kamar mandi di ujung pagi itu membangunkan Jonas dari tidur lelapnya.Pria itu terlalu lelah untuk bangun pagi-pagi buta dan tak menyadari istrinya menghilang dari sisinya di ranjang karena mereka terlalu banyak bercinta semalaman hingga dini hari. Sekalipun pernikahan Jonas bersama Audrey telah berjalan selama dua bulan lebih, mereka tetap saja mesra dan sepakat membuat rasa manisnya cinta tetap awet hingga ujung waktu.Dia bangkit dari tempat tidur dan setengah berlari menuju ke kamar mandi untuk memeriksa ada apa gerangan dengan Audrey. "Darling, kamu kenapa?" tanya Jonas, alisnya berkerut cemas."Hubby, mungkin aku butuh memeriksakan diri ke dokter kandungan. Menstruasiku terlambat dan rasanya sering mual di pagi hari. Biasanya aku bisa menahan rasa ingin muntah itu, tetapi pagi ini sudah tak mampu!" Audrey menyeka air matanya karena perutnya kembali bergolak. "Ohh, apa artinya aku akan jadi ayah? Wow, ini berita menggembirakan, Darling. Apa y
Read more

Melahirkan Saat Hujan Salju Lebat Di Kyoto

"Akhh ... perutku berkontraksi kuat sekali!" keluh Isabellla MacConnor saat dirinya sendirian di rumah. Suaminya masih bekerja di rumah sakit karena memang masih sore. Belum waktunya Gabriel pulang kerja.Sesaat Isabella berpikir bahwa dia ingin menunggu Gabriel saja baru memeriksakan diri ke dokter. Namun, kontraksi itu membuat perutnya serasa diremas-remas dan janinnya pun gelisah. Ketika akan naik ke ranjang, cairan hangat meleleh dari dalam melewati pahanya. "Astaga aku pecah ketuban!" Isabella lalu segera mengambil ponsel di nakas lalu menelepon nomor HP suaminya.Beberapa kali nada sambung terdengar lalu suara maskulin itu menyapa Isabella, "Hello, Dear Bella. Ada apa, tumben meneleponku jam segini?" "Gabe, aku pecah ketuban baru saja. Bagaimana ini?!" tanya Isabella panik karena belum pernah melahirkan."Hey ... hey, jangan panik, Sayang. Tarik napas dalam-dalam lalu hembuskan. Kamu akan melahirkan beberapa jam lagi, tak perlu terburu-buru. Siapkan saja yang ingin kau bawa ke
Read more

Kejutan Manis Untuk Audrey

"Darling, aku ingin menunjukkan sebuah hadiah untukmu. Tutuplah matamu dulu sebentar!" ujar Jonas ketika mereka berkendara berdua dengan Lamborghini two seats menuju ke Woodlands, daerah suburban kota Houston yang lebih tenang lingkungannya."Ohh, hadiah dalam rangka apa, Jonas? Aku tidak sedang berulang tahun," tanya Audrey sedikit heran."Hadiah istimewa untuk istriku tercinta. Aku mempertimbangkan karena sebentar lagi kau akan melahirkan. Sabar ya, pakailah penutup mata yang kusiapkan di laci dashboard. Aku jadi teringat kencan buta kita dulu!" ujar Jonas terkekeh. Tempat tujuan mereka sudah dekat, dia pun melirik sekilas ke arah Audrey yang dengan patuh mengenakan penutup matanya. Setelah memarkir mobil di depan pintu garasi samping rumah bertingkat dua lantai itu. Jonas membukakan pintu mobil lalu membantu istrinya turun. Perut Audrey telah membuncit seiring berjalannya proses kehamilan, dia dibimbing dengan hati-hati oleh Jonas menaiki tangga teras depan lalu suaminya membuka
Read more

Kalap Di Acara Pelelangan Perhiasan Mewah

"TING TONG." Bel pintu depan rumah baru di Woodlands berbunyi. Audrey mencoba bangkit dari sofa dengan hati-hati dan melangkah sendiri untuk menyambut tamu istimewanya weekend ini. Senyuman menghiasi wajahnya yang kalem. "Surprise!" seru Jessica Carrera dan Chantal Brickman sembari memeluk hangat sobat mereka."Selamat datang, Guys! Senang melihat kalian lagi setelah beberapa bulan tak berkumpul," sambut Audrey terharu sekaligus gembira. Dia menepi dan membiarkan tamu-tamunya masuk ke dalam rumah barunya."Hai, Auntie Audrey!" sapa kedua putra Chantal kompak."Hai, Boys! Di mana ayah kalian? Kenapa kalian hanya berempat?" tanya Audrey sambil celingukan mencari suami-suami sahabatnya.Jessica yang menjawabnya, "Mereka mampir ke kantor Jonas di Houston. Sedangkan, kami diantar Donald ke mari bersama Raphael dan Michael!""Okay, biarkan para pria menghabiskan waktu bersama. Seharusnya di weekend Jonas hanya setengah hari kerja, pasti mereka bertiga akan segera menyusul ke mari," balas
Read more

Bukan Anak Durhaka

"Halo, Jonas. Tolong transfer sejumlah uang ke Pelelangan City Prestige Jewelry. Mommy membeli beberapa koleksi perhiasan limited edition," ujar Nyonya Cecilia Benneton di telepon. Sejenak Jonas tercenung lalu bertanya, "Halo, Mom. Berapa jumlah pembeliannya?" "Hanya satu juta lima ratus ribu USD, Jonas. Kau transferlah pembayarannya segera ke rekening bank perusahaan yang mengadakan pelelangan ini," jawab ibunda Jonas santai. Beberapa wanita sosialita menatap penuh perhatian ke arah Nyonya Cecilia Benneton. Mereka berbisik-bisik karena tahu bahwa yang akan membayar tagihan perhiasan super mahal itu adalah putra wanita tersebut.Mendengar jumlah belanja perhiasan mewah mommy-nya, Jonas syok berat. Dia tak sudi membayar jumlah sebanyak itu untuk pembelian perhiasan yang tidak bermanfaat dan nilai purna jualnya pasti turun jauh karena dibeli di sebuah pelelangan."Maaf, Mom. Batalkan saja pembelian perhiasan itu. Aku tak ingin membayarnya. Perusahaan memang menghasilkan profit, tetap
Read more

Kekuatiran Jonas

"Maaf, Teman-teman, aku harus pergi ke Houston sekarang juga. Mommy pingsan dan dilarikan ke rumah sakit!" ujar Jonas berpamitan dengan kedua pasangan Fremantle."Apa aku perlu ikut ke rumah sakit, Jonas?" tanya Audrey mencemaskan mertuanya.Namun, Jonas menggeleng tidak setuju. "Kamu di rumah saja menemani keluarga Fremantle, Darling. Kita bagi tugas ya, lagi pula terlalu melelahkan untukmu nantinya bila harus berjaga di rumah sakit!""Baiklah, aku mengerti. Hati-hati di jalan, Hubby!" ujar Audrey lalu mengantarkan Jonas sampai ke depan teras. Jordan dan Calvin berbisik-bisik mengenai ibunda Jonas yang memang agak merepotkan. Sejak di acara pernikahan Gabriel dan Isabella tempo hari, mereka menjadi antipati terhadap wanita berumur itu. Kasihan Audrey yang mendapat tekanan secara mental karena dianggap tak sederajat dengan keluarga Benneton."Dulu Cecilia itu setahu Daddy bukan berasal dari keluarga terpandang, Richard Benneton sangat menyukainya semenjak kuliah bersama di Harvard. M
Read more

Hanya Jonas yang Mencintainya

"Honey, aku rindu menyentuhmu lagi. Beberapa hari ini aku terlalu sibuk dengan pekerjaan dan urusan mommy di rumah sakit," ujar Jonas sembari membelai-belai tubuh Audrey di atas ranjang. Telapak tangan Audrey menangkup wajah tampan suaminya, dia tak banyak komplain dengan kesibukan Jonas. Akan tetapi, mereka memang sama-sama merindukan satu dengan lainnya. Sebuah ciuman yang dalam tercipta dan mengawali gairah yang bergelora di ujung pagi.Perut membuncit Audrey dikecupi oleh suaminya Dia pun mendesah memanggil-manggil nama Jonas dengan mesra hingga Jonas makin bersemangat untuk membawa mereka ke puncak kenikmatan bercinta. "Ohh Baby ... faster akhh!" ucap Audrey dengan mata birunya berkabut hasrat nan pekat.Jonas pun mengisap pucuk buah kembar ranum istrinya seolah tak ingin permainan panasnya berakhir cepat. Dia menahan pergelangan tangan Audrey di atas kepala dan mengayunkan pinggulnya ritmis hingga kejantanannya yang keras melesak keluar masuk di liang sempit Audrey."Mmhh ...
Read more
PREV
1
...
131415161718
DMCA.com Protection Status