Home / CEO / Perangkap Kencan Buta CEO / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Perangkap Kencan Buta CEO: Chapter 121 - Chapter 130

179 Chapters

Menikmati Liburan Di Pantai Grand Bahama

"Chant, kita salah strategi!" protes Jordan usai membaca pesan dari Jonas yang sedang sibuk bermesraan bersama Audrey di kamar resort. "Salah strategi apa maksudmu, Hubby?" Chantal mengerutkan sepasang alisnya yang melengkung tipis bak bulan sabit.  Jordan lalu membisikkan sesuatu ke telinga istrinya lalu Chantal pun berkata, "Apa bisa aku meminta cuti melayanimu selama beberapa hari, Darling?" "Ohh ... itu tidak lucu, Baby Girl! Kau sangat menggairahkan, mana sanggup aku menahan diri terlalu lama?" sahut Jordan sembari mulai mengoleskan sunblock cream ke kulit mulus Chantal yang sewarna karamel yang manis menggoda. Sebenarnya Chantal hanya bermain-main saja tadi, jauh dari kata serius. Dia pun mengecup bibir suaminya yang duduk bersamanya di atas kain alas berjemur yang dihamparkan di permukaan pasir putih tepi pantai.  Mereka berdua pun berjemur sebentar sebelum memut
Read more

Titik Terang Hubungan Audrey-Jonas

"Good game, Jonas and Calvin!" ucap Marques, turis asal Spanyol itu sembari bertukar rangkulan dan jabat tangan usai pertandingan voli pantai yang seru. "Ohh yeahh. Ngomong-ngomong, kalian berdua bekerja apa di Madrid?" balas Jonas sambil minum dari air mineral kemasan botol. Ramon menyahut, "Kami memiliki bisnis losmen dan restoran kecil-kecilan untuk wisatawan yang berkunjung ke Madrid. Hey, kalau kalian memiliki rencana jalan-jalan ke Spanyol jangan lewatkan untuk mampir ke tempat kami, okay?" Dengan ramah Calvin pun mennaggapi, apa usaha kalian di Madrid juga menyediakan kendaraan dan tour guide?" "Ada, kami berdua bergantian jadwal menjadi tour guide dan ada adik bungsu kami juga. Ini usaha keluarga, Sir!" jawab Marques bangga. "Okay, kalau kami ke Spanyol pasti akan hubungi nomor kalian. Permisi, selamat berlibur, Gentlemen!" ujar Jonas lalu bangkit berdiri dari atas pasir
Read more

Sosok Pria Idaman Chantal

Suara music rumba dengan marakas dan tabuhan gendang yang rancak mengiringi keseruan clubbing para tamu Junkanoo Beach Club. Tak ada hentakan musik DJ karena memang suasana yang ditawarkan adalah santainya berada di pulau yang dikelilingi pantai berpasir putih dan ombak tenang. Area kolam renang berair jernih kebiruan diterangi lampu di bawah air dinding sekeliling kolam. Sementara para tamu yang terdiri dari pria dan wanita dewasa asik berjoget di sekitarnya. Keluarga Fremantle nongkrong bersama di depan meja bartender.  "Di mana Jonas dan Audrey?" tanya Jessica Carrera sembari mengedarkan pandangan ke sekeliling beach club yang ramai pengunjung itu. Jordan yang sedang bertukar pesan dengan Jonas berkata, "Sleeping Beauty ketiduran karena capek, jadi Prince Charming menemaninya di kamar hotel, Jessi!" "Ouch ... sungguh pria idaman!" celetuk Chantal spontan yang sontak membuat Jordan terbakar ap
Read more

Menjaga Hati Pasangannya

"Ukkhh ... Jonas, jam berapa ini? Apa kau tidak jadi ke beach club semalam?" Audrey yang melihat jendela kaca kamar resort bermandikan sinar mentari pagi merasa bersalah karena telah ketiduran begitu lama. Jonas yang sedang duduk bersandar di kepala ranjang tersangga bantal sambil menonton siaran berita TV pun menoleh lalu menjawab, "Ini jam tujuh pagi. Tidak—kau kecapekan, aku malas kalau harus clubbing sendirian tanpa pasangan dengan keluarga Fremantle." "Maafkan, aku ya. Sepertinya terlalu lemas tubuhku untuk bangun tadi malam, Jonas!" ujar Audrey dengan nada menyesal. Dia menggigit bibir bawahnya saat kepala Jonas merunduk mencari pucuk buah dada ranum miliknya. Suara seperti bayi besar sedang menyusu itu membuat Audrey geli. Bahkan, pagi-pagi kekasihnya sudah menginginkan kemesraan. Telapak tangan Jonas berkelana ke lembah cinta Audrey dan menyusupkan jari tengahnya di lipatan lembut yang basah itu.&nb
Read more

Pijatan Nikmat Audrey

Seperti rencana awal Jonas, mereka berangkat ke Texas dari Bandara Internasional Grand Bahama yang terletak di Freeport. Pesawat American Airlines yang dipilih Jonas itu akan mengudara selama sekitar 3 jam dan turun di Bandara Dallas, Texas. "Apa kau akan langsung berangkat ke kantor sesampainya kita di Texas, Jonas?" tanya Audrey, dia ingin mengetahui rencana kerja bos sekaligus kekasihnya itu. "Iya, aku masih memiliki sekitar lima jam untuk mengerjakan pekerjaan kantor yang sempat tertunda karena libur panjang," jawab Jonas lalu dia pun melanjutkan, "Audrey, kalau kamu capek, nanti biar Donald mengantarkanmu pulang ke penthouse saja!" "Tidak, aku ingin masuk kerja juga untuk membantumu, Mister Benneton!" sahut Audrey terdengar seperti asisten kepercayaan pria itu biasanya. Jonas pun terkekeh, dia mencubit hidung mungil Audrey. "Apa pun asal tidak menyusahkanmu, Darling!" ujarnya lalu membiarkan wan
Read more

Tak Diakui Sebagai Calon Menantu

"Terima kasih karena sudah mau membantuku berkemas, Darling!" ucap Jonas seraya memeluk Audrey dari belakang punggung.  Sudah tiba saatnya mereka berangkat ke California untuk menghadiri pernikahan Gabriel dan Isabella. Sejujurnya Jonas enggan, tetapi dia tetap harus datang ke acara itu. Dan Audrey pun tahu, pria tercintanya malas mengemasi baju ke koper. Jadi dia yang mengerjakannya. "You're welcome, Baby. Kapan kita akan berangkat ke bandara?" jawab Audrey lalu membalik badannya menghadap ke arah Jonas yang masih memeluknya. "Setelah aku berganti pakaian, sepertinya lebih baik kita mandi sore bersama saja agar lebih segar ketika berangkat!" usul Jonas yang segera disetujui oleh Audrey. Pasangan kekasih itu pun bergegas mandi bersama di bawah shower lalu bersiap berangkat ke Bandara Internasional Dallas. Mereka diantarkan oleh Donald Anderson dengan mobil Bentley favorit Jonas yang nyaman.
Read more

Bertemu Empat Mata Dengan Ibunda Jonas

"Isabella MacConnor, di hadapan Tuhan dan umat-Nya aku mengambilmu sebagai istri yang akan kuhormati dan kucintai baik dalam suka maupun duka, kaya atau miskin, sehat dan juga sakit hingga maut memisahkan kita!" ucap janji pernikahan Gabriel di gazzebo sembari menggenggam tangan mempelai wanitanya yang tampil sangat cantik pagi itu. Kedua pasang orang tua mempelai turut berbahagia serta menitikkan air mata haru melihat prosesi pengucapan janji suci pernikahan putra dan putri mereka. Sebaliknya, Jonas justru merasa muram. Dia belum bisa menyusul progres hubungan adiknya yang tergolong lancar bersama Isabella. "Kau kapan menyusul, Jo?" senggol Calvin seraya terkekeh mencandai Jonas. Belum sempat Jonas menjawab, Jordan menyahut terlebih dahulu, "Jangan sampai Audrey mencari CEO lain yang lebih nekad untuk menikahinya, Jonas!" "Damn it, Jordan. Kau membuat hatiku retak mendengar kata-katamu baru saja!" J
Read more

Mencari Audrey yang Menghilang

Audrey berjalan menyusuri jalan tanah yang ditutupi guguran daun kering, jalur yang ditempuhnya adalah arah ke dalam perkebunan anggur Leal Vineyards.  Dia masih menangis dalam diam sembari melangkahkan kakinya di atas sepatu boots semata kaki yang dikenakannya. Untungnya itu bukan high heels cantik berujung runcing. Tadinya dia berpikir karena tempat acara pernikahan Gabriel dan Isabella outdoor, mungkin permukaannya tidak rata seperti di indoor. Ternyata jauh dari itu, dia harus meninggalkan pesta seperti ini karena dianggap hanya sekadar pengganggu. Hembusan angin perkebunan di siang hari yang terik terasa menyejukkan, sedikit menghibur hatinya yang terluka akibat perkataan tajam ibunda Jonas. Namun, Audrey yakin bahwa cinta dari kekasihnya itu murni dan tertanam begitu dalam. Akhirnya, dia menemukan sebuah ayunan dari tali tambang yang diikatkan di batang pohon anggur tua. Audrey pun memutuskan duduk di situ dan
Read more

Cukup Mom, Dia Calon Istriku!

"Cihh ... apa pula yang dilakukan Audrey di sana, Richie?!" cibir Nyonya Cecilia yang sedang menikmati segelas wine bersama suaminya. "Biarkan saja, Darling. Jonas nampaknya ingin menunjukkan bahwa wanita itu kekasihnya ke para tamu pesta!" jawab Richard Benneton santai. Dia sudah mengetahui bahwa putranya serius dengan Audrey. Namun, istrinya menentang keras pilihan Jonas. Memang Cecilia alergi dengan perempuan miskin yang mencoba memanjat ke strata sosial yang bukan kelasnya.  "Aku akan beri pelajaran yang akan diingat seumur hidup olehnya. Jangan halangi aku, Hubby!" ujar Nyonya Cecilia lalu bangkit berdiri dari kursinya sembari membawa gelas wine yang masih terisi separuh. Jonas dan Audrey baru saja selesai berdansa romantis. Mereka berdiri di tepi lantai dansa sambil menikmati canape yang diedarkan dengan nampan oleh pelayan pesta ke para tamu. "Ohh ... hai, Mom. Ada ap
Read more

Malam Pengantin Gabriel dan Isabella

Seusai pesta pernikahan meriah di perkebunan anggur petang itu, Gabriel dan Isabella menghabiskan waktu berdua saja di dalam kamar pengantin.  Isabella berdiri di depan cermin wastafel, dia mencoba membuka resleting punggung gaun pengantin warna putih yang sulit terjangkau. Tiba-tiba suara Bass familiar itu muncul di belakangnya, "Butuh bantuan, Cantik?" "Ohh yeah, letak resletingnya tak terjangkau tanganku, Gabe. Please—" Isabella membiarkan sepasang telapak tangan lebar itu menyentuh punggungnya lalu menurunkan resleting hingga pangkal dan gaun yang dikenakannya luruh. "Darling, kau sangat sexy!" ucap Gabriel dengan suara parau karena serbuan gairah yang dengan cepat menguasai tubuhnya.  Isabella memang hanya terbalut secarik renda warna putih di bagian femininnya. Dia membalik badan lalu melucuti dasi tuxedo suami sahnya dan jemari-jemari lentik itu seolah menari-nari melepas satu
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
18
DMCA.com Protection Status