Beranda / CEO / Perangkap Kencan Buta CEO / Bab 161 - Bab 170

Semua Bab Perangkap Kencan Buta CEO: Bab 161 - Bab 170

179 Bab

Menantikan Kelahiran Putra Pertama

Kunjungan singkat Audrey ke rumah sakit untuk menjenguk ibu mertuanya menjadi kali terakhir baginya bertemu Nyonya Cecilia Benneton. Hal itu dikarenakan Jonas marah dengan penolakan kasar mommy-nya atas kebaikan Audrey. Mereka berdua pun otomatis tinggal berjauhan dengan keluarga Benneton yang berada di Houston, sedangkan pasangan itu meninggali rumah mereka di Woodlands. Kehidupan rumah tangga Jonas dan Audrey dijalani dengan harmonis. Pasangan yang penuh cinta tersebut menantikan kelahiran putra pertama mereka.Hari demi hari terlewati hingga usia kehamilan Audrey mencapai bulan kesembilan. Jonas sengaja tidak melakukan perjalanan ke luar kota dan selalu pulang sebelum petang dari kantornya. Dia bertekad akan menemani istrinya ketika tiba saatnya melahirkan buah hati mereka.Malam itu selepas makan malam berdua di rumah, Jonas menemani Audrey menonton film HBO. Pria itu membelai lembut perut istrinya yang membuncit dan merasakan tendangan si jagoan kecil dari dalam habitatnya."Hey
Baca selengkapnya

Welcome To The World, Baby Shawn!

"Dorong! Pada hitungan ketiga dorong dengan hembusan napas yang kuat, Audrey. One two three ... PUSH!" seru Dokter Amanda Wright yang mendampingi persalinan Audrey di ujung pagi itu.Peluh bercucuran di wajah dan juga sekujur tubuh Audrey. Suaminya menggenggam tangan wanita itu untuk memberikan semangat. "Kamu bisa, Darling. Ayo lakukan usaha terbaikmu demi Shawn!" ujar Jonas seraya tersenyum memandangi Audrey."Okay, Hubby!" jawab Audrey dengan napas terengah-engah. Jantungnya berdetak kencang karena rasa sakit di saluran melahirkan."Sekali lagi, Audrey. Kita lakukan dorongan yang kuat. One two three, PUSH!" pandu dokter kandungan itu kembali tanpa kenal menyerah."OEEEKK!" Suara nyaring tangisan seorang bayi laki-laki membahana di ruang bersalin itu.Perawat dengan cekatan membersihkan bayi yang berwarna merah itu. Sedangkan, Dokter Amanda berkata, "Selamat, Sir, Ma'am. Setelah dibersihkan, bayi kalian akan dibawa kembali untuk disusui. Kami akan lakukan observasi di ruang neonatus
Baca selengkapnya

Latar Belakang Nyonya Cecilia Benneton yang Terungkap

"Alaa ... siapa tahu itu benih Dicky Bergins, pembalap Formula One itu. Mantan suaminya sudah menjadi orang sukses dan terkenal, bukan? Tak menutup kemungkinan Audrey main belakang saat kau pergi bekerja!" tuduh Nyonya Cecilia Benneton dengan keji. Dia membuka kipas tangan dan mengibas-ngibaskan ke arah wajahnya.Audrey yang mendapat perkataan fitnah itu tentu tak terima. Dia segera berkata, "Kalau Anda tidak menyukaiku dan juga anak ini, tak perlu menjenguk kami di sini, Ma'am. Kami akan baik-baik saja tanpa kunjungan Anda!"Suaminya pun menatap Audrey seraya mengangguk setuju. Jonas menimpali, "Mom, silakan tinggalkan saja kamar ini sekarang. Audrey masih butuh waktu memulihkan diri. Dan tak perlu beri kabar ke teman-teman sosialita Mommy. Kami tidak memerlukan perhatian mereka. Orang-orang terdekatku saja sudah cukup berbagi kebahagiaan yang sederhana ini bersama kami bertiga!""KAU LANCANG, JONAS!" Nyonya Cecilia Benneton menunjuk wajah putranya dengan kipas tangan dan mata meloto
Baca selengkapnya

Teristimewa Di Atas Segala yang Terpenting

"Wow, cantik sekali putri Jordan dan Chantal! Mungkin kelak ketika Shawn beranjak dewasa, mereka bisa menjadi sepasang kekasih, Hubby," ujar Audrey ketika melihat foto bayi perempuan sahabat dekatnya di akun media sosial.Namun, Jonas malah tertawa. Dia tadinya juga berpikiran sama. Pasti akan menyenangkan berbesan dengan sahabat dekatnya. "Kasihan mereka kalau ternyata memiliki ketertarikan kepada orang lain dan kita memaksakan keinginan agar mereka berjodoh!" jawab Jonas menolak ide istrinya."Ohh ... kau ada benarnya, Jonas. Baiklah, biarkan segalanya berjalan alami saja. Toh Shawn dan Serena bisa berteman baik, bersama Dalton juga tentunya, paman Serena yang masih bayi. Hahaha," balas Audrey dengan santai.Mereka berdua sedang berjalan pagi di taman komplek perumahan sambil mendorong baby stroller. Sinar matahari pagi masih belum terlalu terang dan udara terasa sejuk dengan tiupan angin sepoi-sepoi. Bagi Jonas, tak ada hal lain yang lebih dia inginkan selain hidup tenang dan baha
Baca selengkapnya

Isi Surat Wasiat Dicky

Cuaca yang mendung disertai hujan yang mengiringi acara pemakaman pembalap ternama Formula One itu menambah suasana duka menjadi kelabu. Jonas tak mempedulikan lengan jasnya yang basah oleh air hujan demi memayungi Audrey.Suara rintik hujan diselingi petir yang beberapa kali menggelegar di langit menyamarkan suara pastor yang memimpin kebaktian pelepasan jenasah ke liang lahat. Foto mendiang Dicky Bergins basah kacanya oleh air hujan.Audrey tetap saja menitikkan air mata sekalipun dia sudah bukan lagi istri sah Dicky. Banyak kenangan di masa lalu yang terasa pahit manis menjadi satu. Dia teringat momen kebersamaan mereka dulu sebelum Dicky mengalami koma akibat kecelakaan di sirkuit F1 Austin. Tempat yang sama yang merenggut nyawanya juga."Darling, jangan menangis lagi! Dia sudah pergi dan kalian bukan sepasang kekasih lagi, bukan?" tegur Jonas yang merasa agak cemburu, hanya saja yang dia cemburui sudah nyaris dikubur di bawah tanah sebentar lagi. Jadi dia tak ingin menjadi lelaki
Baca selengkapnya

Cinta yang Manis Semenjak Awalnya

"Shawn sudah tidur, Hubby. Aku merasa bersalah karena seharian ini meninggalkannya sendiri di rumah hanya dengan baby sitter," ujar Audrey seusai mengunci pintu kamar dari dalam. Jonas bangkit dari ranjang lalu menghampiri istrinya di tengah ruangan. Dia memeluk Audrey seraya membelai lembut kepala wanita yang teramat dicintainya itu. "Tidak apa-apa, hanya hari ini saja, bukan? Yang terpenting Shawn diurusi dengan baik juga oleh pengasuhnya. Apa kamu ingin langsung tidur, Darling?" balas Jonas lalu merangkul bahu Audrey menuju ke tempat tidur."Aku belum mengantuk, sedikit gelisah dengan janji temu besok pagi dengan Mister Bennedict Joufrans. Kuharap tak ada gosip miring mengenai warisan yang kuterima dari Dicky. Kami sudah bercerai, tetapi dia masih meninggalkan harta bendanya kepadaku!" jawab Audrey. Dia berbaring dengan kepala bersandar di dada suaminya. Jonas memahami apa yang dicemaskan oleh Audrey lalu dia pun berkata, "Tak perlu kau pikirkan apa pun yang orang luar bicarakan
Baca selengkapnya

Mendadak Jadi Wanita Kaya Raya

"Hahh?! Apa jumlahnya tidak salah, Mister Joufrans?" seru Audrey ketika membaca nominal warisan berupa uang dalam rekening bank dan deposito dari mendiang mantan suaminya."Tidak, Ma'am memang jumlahnya lima juta dolar dalam rekening bank dan tiga juta dolar deposito. Semoga Anda bisa mengelola uang yang banyak itu untuk hal yang berguna bagi masyarakat!" jawab notaris publik itu sembari menunjuk tempat di dokumen yang memerlukan tanda tangan Audrey.Jonas membelai punggung istrinya. "Mister Joufrans tak mungkin salah, Darling. Kau beruntung karena mendapat durian runtuh semacam ini!" ujarnya.Akhirnya, Audrey menanda tangani dokumen penerimaan harta warisan Dicky Bergins lalu ditutup dengan jabat tangan dengan notaris."Demikian saja pertemuan kita hari ini, Mrs. Audrey Newman. Jika ada hal yang ingin ditanyakan silakan hubungi saja nomor saya di kartu nama ini!" ujar Bennedict Joufrans seraya menyerahkan kartu nama ke tangan Audrey. "Terima kasih, Mister Joufrans. Saya sangat mengh
Baca selengkapnya

Tertahan Hasrat Presdir Benneton

"Jonas, adikmu sudah sampai di Texas. Apa kau tidak merindukan Gabe? Datanglah ke rumah sepulang kerja, ajak pula Audrey dan Shawn!" ujar Nyonya Cecilia Benneton di telepon siang itu.Putra sulungnya baru saja selesai meeting dengan klien baru dari Boston. Jonas menjawab, "Okay, Mom. Nanti aku akan mampir ke rumah untuk menemui Gabe. Apa dia bersama keluarga kecilnya juga?" "Yeah, Isabella dan putra kecil mereka ikut juga. Nanti kita makan malam bersama mereka semua, Jonas. Sampai jumpa nanti!" sahut ibunda Jonas. Kini dia telah berdamai dengan kenyataan dan menerima Audrey dan Shawn sebagai bagian dari keluarga Benneton.Jam di tangan Jonas masih menunjukkan pukul 14.00 waktu Texas. Dia mengetik pesan untuk Audrey di ponsel mengenai rencana makan malam di kediaman Benneton dalam rangka menyambut kepulangan Gabriel dan keluarga kecilnya dari Kyoto. 'Wah, ikut senang dengan berita kepulangan Gabe dan Bella ke Houston. Apa mereka hanya berkunjung sebentar atau akan menetap lagi di Hou
Baca selengkapnya

Akhirnya Audrey dan Isabella Berdamai

Setelah terlambat cukup lama, Jonas dan keluarga kecilnya berhasil sampai di kediaman Benneton. Dia merasa sangat bugar dan girang karena telah bercinta bersama Audrey sesorean. Acara malam ini dia tebak pasti akan banyak basa basi membosankan, dia kini tak mempedulikan hal itu lagi."Hey, Jonas!" seru Gabriel seraya bangkit dari sofa ruang keluarga. Dia menyambut kakak kandung kesayangannya dengan pelukan hangat.Senyuman yang dipaksakan menghiasi wajah Jonas, dia mungkin tidak lagi memiliki rasa sedikit pun kepada Isabella MacConnor. Namun, pengkhianatan di balik punggungnya yang dilakukan Gabriel dan Isabella masih membekas jelas luka di hatinya. Wanita yang frigid dan selalu kasar memperlakukannya itu mencintai adiknya sendiri."Hai, Gabe. Kuharap segalanya baik-baik saja selama tinggal di Jepang!" ujar Jonas berbasa-basi. Dia membiarkan Audrey bertukar pelukan dan cium pipi dengan adik iparnya."Yeah ... aku sejak kecil sangat ingin tinggal di Jepang. Tentunya betah berada di san
Baca selengkapnya

Honeymoon Ke Mount Alpen

"Mom, Dad, aku titip Shawn ya selama seminggu. Kami ingin ke Alpen lalu lanjut ke Italia!" ujar Jonas kepada orang tuanya yang mengantar kepergian mereka pagi itu di Bandara Intercontinental George Bush, Houston."Jangan kuatir, Jonas. Putramu pasti aman bersama kakek dan neneknya. Dia pun ikut senang nanti bila mendapat adik tak lama lagi!" jawab Nyonya Cecilia Benneton sembari tersenyum penuh arti kepada Audrey.Menantunya pun menjawab, "Semoga honeymoon kami berhasil, Mom!" Mister Richard Benneton pun menanggapi, "Jonas masih muda dan bersemangat, pasti berhasil. Sudah kalian naiklah ke pesawat. Panggilan boarding sudah terdengar!"Pasangan muda itu berpelukan dengan orang tua Jonas lalu bergegas menuju pengecekan tiket akhir. Audrey dan Jonas melambaikan tangan lalu memasuki lorong yang mengarah ke pesawat. Tak lama setelahnya pesawat mereka pun lepas landas menuju angkasa ke arah Benua Eropa."Darling, di Alpen sedang puncak musim dingin. Pastikan dirimu memelukku erat di sana!"
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
131415161718
DMCA.com Protection Status