"Papa pulang kalau gitu, Vin. Nggak lupa sama apa-apa saja yang sudah papa nasehat kan ke kamu, kan?" Ahmad menatap Kelvin sebelum ia turun dari mobil dan masuk ke dalam. "Pasti, Pa. Kelvin bakalan selalu inget apa yang papa katakan. Ngomong-ngomong, serius papa nggak apa-apa nunggu pesawat sendirian di bandara? Maaf Kelvin nggak bisa nemenin, udah dicall ha--.""Papa paham. Papa dulu juga junior residen, Vin. Tentu papa paham." Potong Ahmad cepat. "Kamu hati-hati ke rumah sakitnya, jangan lupa kabarin papa begitu hasil tes DNA-nya keluar. Biar papa bisa mikir gimana solusi terbaiknya."Kelvin tersenyum lebar, hatinya teramat lega. "Terimakasih banyak, Pa. Terimakasih udah selalu ada buat Kelvin." Ucap Kelvin dengan nada terharu. "Karena kamu anak papa, Vin. Sampai kapanpun kamu tanggung jawab papa. Besok kemungkinan gantian istri dan mama mertuamu pulang. Ingat, mama mertuamu sakit parah, Vin. Harapan hidupnya hampir tidak ada. Tolong di sisa akhir hidupnya, jangan buat dia mender
Baca selengkapnya