Home / Romansa / Dari Sekretaris Jadi Istri Pewaris / Chapter 151 - Chapter 160

All Chapters of Dari Sekretaris Jadi Istri Pewaris: Chapter 151 - Chapter 160

270 Chapters

Bab 151

Selain menjelajahi gurun pasir, Zyan dan Zahra berkunjung ke Burj Khalifa—bangunan tertinggi di dunia yang tingginya mencapai 828 meter. Keduanya pergi ke puncak gedung dengan lift untuk menikmati pemandangan Kota Dubai yang indah. Tak lupa mereka pergi ke Dubai Mall, tapi bukan untuk berbelanja melainkan melihat akuarium raksasa yang ada di dalamnya.Zahra bukan tipe wanita yang hobi berbelanja, walaupun yang namanya wanita pasti senang membeli sesuatu yang unik, lucu, dan menarik. Istri Zyan itu hanya akan membeli sesuatu yang memang dia butuhkan. Dia tidak jadi lapar mata meskipun ada banyak barang bagus dan menarik di hadapannya. Mengagumi iya, tapi tidak lantas membelinya.Zyan kadang sering heran dengan istrinya itu, kalau diajak belanja baju, tas, sepatu, dan sejenisnya, hanya memilih satu atau dua saja. Tidak mau lebih dari itu. Berbeda dengan mantan-mantan pacarnya dahulu yang senang sekali setiap disuruh belanja. Mereka malah memanfaatkan dengan belanja sebanyak-banyaknya ka
last updateLast Updated : 2024-05-16
Read more

Bab 152

“Kalau kamu masih kuat, habis dari sini kita bisa lanjutkan ke Inggris atau Italia,” imbuhnya.Bumil itu menggeleng. “Tidak usah, Bang. Turki jadi negara terakhir baby moon kali ini. Kapan-kapan saja kita jalan-jalan lagi.” Dia langsung menolak ide prianya.“Kalau kita jalan-jalan terus, kapan pulang ke Jakarta?” tanyanya kemudian.“Ya sampai kita puas jalan-jalan,” jawab Zyan dengan santai tapi tetap fokus memijat kaki istrinya secara bergantian antara kaki kiri dan kanan.“Abang, makan gaji buta dong kalau ga ke kantor lama,” cetus Zahra.“Ya, enggaklah. Abang juga masih tetap mengawasi kok. Kamu tahu sendiri ‘kan, kadang abang meeting online kalau kita sedang tidak ada kegiatan,” tukas Zyan.“Tuh ‘kan, Abang sendiri yang ga bisa ninggalin pekerjaan meskipun kita sedang baby moon. Kok ya masih belum mau balik Jakarta,” lontar Zahra.“Abang sudah lama tidak jalan-jalan, Ra. Terakhir ya pas kita bulan madu itu. Selama ini abang jarang mengambil libur karena fokus sama perusahaan. Angg
last updateLast Updated : 2024-05-16
Read more

Bab 153

Setelah beristirahat sehari di hotel, Zyan dan Zahra kembali melanjutkan jalan-jalan mereka di Turki. Usai sarapan pagi, keduanya diajak mengunjungi peninggalan sejarah Turki yaitu kota tua Ephesus. Tempat ini merupakan reruntuhan kota Romawi Kuno yang dahulu digunakan untuk perpustakaan hingga panggung tempat gladiator bertarung.Usai puas mengambil foto di sana, mereka menuju ke tujuan selanjutnya yaitu outlet jaket kulit. Selain sebagai tempat yang menjual jaket-jaket kulit berkualitas bagus, di sana juga ada bisa melihat fashion show.Zyan membeli beberapa jaket kulit untuknya sendiri, ada juga yang berpasangan dengan Zahra. Sekali waktu dia ingin mengajak istrinya itu jalan-jalan dengan motor besarnya, karena itu membeli jaket kulit yang warnanya hanya beda model. CEO itu tak lupa membelikan jaket kulit untuk Faisal, Amir, dan Saffa. Dari sana, mereka kemudian pergi ke kota kuno Hierapolis. Kota ini dahulu merupakan pemukiman yang menjadi pusat penyembahan Ibu Bumi bangsa Frigia
last updateLast Updated : 2024-05-17
Read more

Bab 154

“Sudah Abang bilang ‘kan jangan sebut pria lain meskipun itu asisten pribadi abang. Atau abang akan menghukummu lebih dari tadi.” Zyan sekali lagi menegaskan pada istrinya.“Iya, Bang. Aku minta maaf. Aku ga punya maksud bikin Abang marah.” Zahra tampak menyesal.“Abang ga marah. Abang hanya tidak suka kamu menyebut nama pria lain saat kita sedang berdua. Sekarang ini saat kita fokus sama diri kita, tidak perlu membicarakan orang lain!” tandas Zyan.“Ngomong-ngomong abang kok jadi curiga sama kamu,” imbuhnya sambil mengerutkan kening.Zahra terkesiap. “Hah! Curiga sama aku? Memangnya aku ngapain, Bang?”Zyan tersenyum menyeringai. “Kamu sengaja melakukannya karena ingin dapat ciuman dari abang,” ucap Zyan dengan penuh percaya diri.Zahra melongo mendengar tuduhan suaminya yang sangat tidak masuk akal itu. Dia bukan wanita yang suka modus. Beda dengan Zyan yang pintar mencari alasan.“Abang jangan mengada-ada. Mana ada aku ingin kaya gitu. Tanpa aku minta pun, Abang sering cium aku dul
last updateLast Updated : 2024-05-18
Read more

Bab 155

Pagi ini Zyan dan Zahra menyantap sarapan di teras kamar hotel seraya menikmati pemandangan di sekitar. Banyak balon udara yang terbang di angkasa dengan warna yang berbeda-beda.“Sekarang kita hanya bisa melihatnya, Ra. Abang janji tahun depan kita ke sini lagi dan menaikinya,” lontar Zyan kalau Zahra terpukau melihat banyaknya balon udara yang ada di angkasa.Wanita yang mengenakan hijab instan berwarna hitam itu sontak menoleh pada suaminya. “Tidak harus tahun depan juga, Bang. Anak kita masih kecil, kasihan kalau diajak pergi jauh,” timpalnya.“Abang rasa tidak masalah. Banyak kok bayi yang diajak traveling ke luar negeri. Tapi tentu saja atas izin dokter anak yang memastikan kondisi bayi sehat dan sudah bisa ikut perjalanan jauh,” tukas Zyan.Zahra tertawa kecil. “Abang, anak kita saja belum lahir kok sudah berencana diajak jalan-jalan ke sini.”Pria beralis tebal itu mengerutkan kening. “Memangnya kenapa? Tidak boleh? Kan kita liburan sambil merayakan ulang tahun pernikahan kita
last updateLast Updated : 2024-05-19
Read more

Bab 156

Keesokan harinya, usai check-out dari hotel, Zyan dan Zahra dibawa ke Gunung Erciyes yang merupakan salah satu gunung tertinggi di Turki yang mana puncak gunungnya hampir sepanjang tahun tertutup salju. Di sana mereka menaiki kereta gantung untuk menikmati pemandangan di sekitar. Selanjutnya mereka menuju ke Ankara untuk mengunjungi salt lake atau tuz golu. Tempat ini merupakan danau berair asin karena kadar garamnya yang cukup tinggi. Selain sebagai tempat wisata, air danau itu dimanfaatkan untuk pasokan garam Turki yang dipanen setiap bulan Juli—Agustus. Salah satu keunikan danau itu adalah tanah dan airnya berwarna merah muda gelap. Warna tersebut disebabkan oleh alga Dunaliella Salinas yang juga merupakan makanan flamengo dan angsa. Di sana Zyan dan Zahra beruntung karena bisa melihat flamengo yang cantik dan unik.Hari berikutnya mereka pergi ke Istanbul untuk menaiki Bosphorus Cruise. Kapal ini membawa Zyan dan Zahra menyusuri selat yang memisahkan antara benua Asia dan Eropa.
last updateLast Updated : 2024-05-20
Read more

Bab 157

Usai makan pagi, Zyan dan Zahra check-out dari hotel. Zahra yang mengenakan gamis berwarna hijau sage dan jilbab berwarna senada terlihat begitu ceria. Wanita yang mengenakan riasan natural itu sangat senang karena akan segera kembali ke tanah air. Wajahnya yang sudah cantik jadi semakin terlihat memesona, apalagi senyum manis terus tersungging di bibirnya.Penampilan Zyan pun tak kalah menawan. Pria itu mengenakan kemeja yang senada dengan sang istri. Sementara bawahannya mengenakan celana panjang berwarna putih. Sementara untuk alas kaki, keduanya mengenakan sneakers couple warna putih. Mereka melengkapi penampilan dengan kacamata hitam yang juga couple.Sejoli itu diajak berkunjung ke Hagia Sopia, salah satu majid yang sekaligus menjadi bangunan ikonik terpopuler di Istanbul. Masjid yang memiliki arsitekstur unik ini mempunyai sejarah yang cukup panjang.Hagia Sofia awalnya merupakan gereja bagi umat Kristen. Pada masa kesultanan Ottoman atau Utsmaniyyah, bangunan ini diubah menjad
last updateLast Updated : 2024-05-20
Read more

Bab 158

Sehari setelah tiba di Jakarta, Zyan dan Zahra tak langsung ke kantor. Keduanya mengistirahatkan badan setelah menempuh perjalanan yang tak sebentar. Rania memanggil terapis langganan ke rumah untuk memijat putra sulung dan menantunya agar tubuh mereka lebih segar dan lelahnya hilang. Untuk Zahra tentu bukan sembarang terapis, tapi terapis khusus untuk wanita hamil.Setelah seharian hanya di rumah, malam harinya mereka pergi ke dokter kandungan. Selain untuk kontrol rutin juga untuk mengecek kondisi kehamilan Zahra setelah bepergian jauh. Karena baru mendaftar sehari sebelumnya, Zahra mendapat nomor antrian dua puluh. Saat keduanya tiba di rumah sakit, ruang tunggu sudah penuh. Kebanyakan kursi itu diduduki oleh pasangan suami istri. Beberapa ada juga yang bersama anak-anak. Saat Zahra sedang dicek tekanan darahnya, Zyan mencarikan tempat duduk untuk sang istri. Dia tidak masalah berdiri selama menunggu, tapi Zahra harus duduk. Kalaupun nanti tidak ada kursi yang kosong, dia akan mem
last updateLast Updated : 2024-05-21
Read more

Bab 159

Zyan mengernyit begitu mendengar ada yang menyebut namanya. Pria itu berhasil menghindar kala seorang wanita mendekat dan coba mencium pipinya. “Anda siapa ya? Jangan bersikap kurang aja! Saya ini sudah punya istri dan istri saya jauh lebih cantik dan lebih baik daripada Anda!” serunya. Dia tak peduli kalau orang-orang jadi mengalihkan perhatiannya pada mereka.“Masa kamu lupa sama aku? Jahat banget sih! Kita ‘kan dulu sering ketemu dan ngobrol di klub,” sahut wanita berpakaian kurang bahan itu.Zyan menggeleng. “Maaf, saya tidak kenal dengan Anda. Saya juga sudah lama sekali tidak pergi ke tempat-tempat seperti itu.”Wanita itu berdecak. Dia lantas duduk di samping Zyan yang kosong. “Siapa yang mengizinkan Anda duduk di situ?” tukas pria bercambang tipis itu. Terlihat sekali dia merasa tidak nyaman.“Ini ‘kan tempat umum. Siapa saja boleh duduk di sini,” sahut wanita itu dengan santai. Dia mengangkat kaki kanan lalu diletakkan di atas kaki kiri hingga semakin terlihat paha mulusnya
last updateLast Updated : 2024-05-21
Read more

Bab 160

Zyan dan Zahra keluar dari ruang praktik dokter sambil bergandengan tangan. Raut bahagia menghiasi wajah keduanya. Mereka sangat bersyukur karena kondisi janin yang dikandung Zahra sehat, begitu juga dengan ibunya. Kedua calon orang tua itu juga merasa lega sebab sudah mengetahui jenis kelamin calon anak mereka. Ya, walaupun hasil USG belum tentu sama saat lahir, tapi tetap disyukuri.Saat mereka berjalan menuju tempat administrasi, wanita yang mengenakan pakaian seksi itu kembali memanggil Zyan. Namun pria bercambang tipis itu mengabaikan dan tetap berlalu dengan istrinya. Seperti yang dikatakan Zyan sebelumnya, lebih baik mereka menghindari masalah.Tanpa keduanya duga, wanita tadi berdiri lantas mengikuti mereka. “Zyandru, kenapa sih kamu sekarang sombong kaya gini? Aku ‘kan pengen ngobrol sama kamu,” serunya.Zyan tetap mengajak Zahra berjalan dan tak mengindahkan. Pada saat seperti ini dia merasa membutuhkan pengawal yang bisa menjaga mereka dari hal-hal yang tidak diinginkan. Se
last updateLast Updated : 2024-05-22
Read more
PREV
1
...
1415161718
...
27
DMCA.com Protection Status