Home / Romansa / Dari Sekretaris Jadi Istri Pewaris / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Dari Sekretaris Jadi Istri Pewaris: Chapter 111 - Chapter 120

270 Chapters

Bab 111

“Saya sudah punya satu bukti, silakan nanti Mas Amir dengarkan!” Zyan mengatakannya dengan tenang dan penuh percaya diri. Dia sama sekali tidak terlihat takut meskipun mendapat tatapan tajam dari sang kakak ipar.“Aku tunggu,” tukas Amir sebelum melangkahkan kaki kembali menuju kamarnya.Zyan menutup pintu kamar agar sang istri tidak terganggu tidurnya. Dia terbangun karena merasa haus sementara air minum di kamar habis. “Sedang masak, Bu.” Pria itu menyapa mertuanya saat masuk ke area dapur.“Iya, ini masak buat makan malam,” jawab Maryam sambil menoleh pada menantunya. “Oh ya, Nak Zyan, butuh apa?” tanyanya karena melihat Zyan seperti kebingungan.“Saya mau ambil minum, Bu,” sahut Zyan seraya menunjukkan gelas kosong yang dia bawa.“Mau dingin atau biasa?” tawar Maryam.“Biasa saja, Bu,” jawab Zyan.Maryam menghentikan kegiatannya lantas menuju ke meja di samping kulkas. Dia mengambil sebotol penuh air putih lalu memberikan pada Zyan. “Bawa saja ke kamar,” ucapnya.Zyan pun mengangg
last updateLast Updated : 2024-04-14
Read more

Bab 112

“Saya bukan orang yang suci, tapi saya bukan orang yang suka melakukan kecurangan apalagi pada orang yang saya cintai. Kalau nanti pun Mas Amir tidak percaya dengan hasil tes DNA, saya siap melakukan tes DNA di lab lain yang Mas Amir percaya. Karena saya pun tidak hanya tes di satu lab, tapi beberapa lab,” papar Zyan untuk menjawab keraguan kakak iparnya.“Mila juga melakukan tes DNA dengan pria yang menghamilinya. Tapi mungkin hasilnya akan keluar punya saya terlebih dahulu. Pada saatnya nanti semua akan terbongkar kalau saya adalah korban fitnah karena kegoisan orang-orang yang hanya ingin menyelamatkan diri mereka sendiri,” sambung Zyan.“Kalau Mas Amir tidak percaya, saya tidak akan memaksa. Yang penting Zahra, Ayah, Ibu, dan keluarga saya percaya sama saya,” tandas pria berusia 32 tahun itu.Amir menghela napas panjang. “Aku memang tidak bisa percaya penuh sama kamu lagi. Untuk sekarang ini aku maafkan, tapi kalau suatu hari nanti kamu menyakiti Rara lagi, aku tidak akan memaafka
last updateLast Updated : 2024-04-15
Read more

Bab 113

“Kamu mau hukumannya sama apa beda?” Zyan malah balik bertanya pada istrinya.“Maunya ya ga usah pakai hukuman, Bang,” tukas Zahra.Zyan menggeleng. “No! Harus pakai hukuman biar kamu cepat berubah.” Pria itu tetap keukeuh pada pendiriannya.Zahra hanya bisa menghela napas pasrah. “Terserah Bang Zyan sajalah,” timpalnya.Zyan tersenyum penuh kemenangan. “Ini yang abang paling suka kalau kamu sudah pasrah,” ucapnya.Zahra tak mengatakan apa pun, hanya melirik suaminya sambil mencebik.“Jangan menggoda abang, Ra. Abang takut tidak bisa menahan diri,” lontar Zyan.Zahra mengernyit. “Siapa yang menggoda Bang Zyan? Jangan mengada-ada, Bang!”“Ya kamulah, masa orang lain. Di kamar ini ‘kan hanya ada kita berdua,” jawab Zyan seraya menatap istrinya dengan penuh rasa cinta.“Say ... eh aku tidak dalam posisi menggoda loh, Bang,” sanggah Zahra.“Buat abang dalam posisi apa pun kamu tetap menggoda,” cetus Zyan.“Itu mah bisa-bisanya Bang Zyan saja buat modusin saya,” balas Zahra.Zyan tertawa.
last updateLast Updated : 2024-04-16
Read more

Bab 114

Zyan masuk ke kamar dengan badan menggigil dan bibir bergetar setelah mandi menjelang subuh dengan air dingin. Zahra yang melihat hal tersebut menggeleng berkali-kali. Dia lantas menyelimuti tubuh suaminya yang duduk di atas tempat tidur dengan selimut tebal.“Sudah dibilang mandi pakai air panas ga mau, sekarang Bang Zyan jadi kedinginan ‘kan,” ucap Zahra sambil merapikan selimut. Memastikan badan sang suami tertutup selimut semua.“Kamu saja mandi air dingin, masa abang pakai air panas. Sebagai pria, abang malu dong,” sahut Zyan dengan bibir gemetar.Zahra tertawa kecil. “Akibat gengsi jadinya malah kedinginan ‘kan. Bang Zyan tuh ga biasa mandi air dingin, jadi jangan nekat. Sekarang merasakan akibatnya ‘kan. Makanya sa—eh aku ga mau Bang Zyan lama-lama di sini karena fasilitasnya terbatas ga kaya di rumah Papa.”“Gapapa, abang betah kok di sini. Abang juga ga kapok mandi jam segini karena kamu masih utang hukuman sama abang,” lontar Zyan yang tetap ingat dengan hukuman untuk istrin
last updateLast Updated : 2024-04-17
Read more

Bab 115

“Apa informasi soal Gala, Pak?” Faisal memastikan agar tidak salah karena ada beberapa informasi yang diminta oleh atasannya itu.“Ya. Gimana? Sudah dapat?” lontar Zyan.“Sudah, Pak,” jawab Faisal.“Kalau begitu kirimkan sekalian informasinya dengan hasil tes!” perintah suami Zahra.“Baik, Pak. Apa perlu saya memberi tahu Bu Rania soal hasil tes?” tanya Faisal.“Tidak usah. Aku sendiri yang akan memberi tahu Mama. Sekarang kamu siapkan saja untuk acara besok,” jawab Zyan.Setelah tidak ada yang dibicarakan lagi, panggilan itu pun diakhiri.“Kenapa Pak Faisal telepon, Bang? Apa ada yang penting?” tanya Zahra begitu sang suami mendekat padanya.“Sini duduk dulu.” Zyan mengajak istrinya duduk di sisi tempat tidur. Dia lantas membuka gawai. “Hasil tes DNA sudah keluar. Ayo kita lihat hasilnya bersama,” ucapnya seraya memegang ponsel pintar itu agar bisa dilihat berdua.Zahra kemudian mengalihkan pandangan ke layar gawai suaminya. Zyan memperbesar fail yang sudah dikirim oleh asisten priba
last updateLast Updated : 2024-04-18
Read more

Bab 116

Zyan sontak menoleh pada kakak iparnya. “Tidak, Mas. Dia nanti akan melakukan konferensi pers sendiri. Kita tidak perlu berhubungan langsung dengan dia atau pria yang menghamilinya,” tandasnya.“Bagaimana kalau dia menyangkal dalam konferensi persnya nanti?” Amir mengeluarkan unek-uneknya.“Tidak akan. Kalaupun dia melakukannya, tentu proses hukum yang akan dihadapinya. Saat konferensi pers besok, kita juga akan menuntut klarifikasi dari pihaknya. Mas Amir, tenang saja. Kita punya banyak bukti yang akan mematahkan kebohongannya kalau sampai itu terjadi,” jelas Zyan.“Nak Zyan dan Nak Faisal tentu lebih tahu bagaimana cara menghadapi mereka, Mir. Kamu tidak perlu khawatir berlebihan seperti itu,” timpal Umar.“Aku hanya tidak ingin melihat Zahra terluka lagi, Yah. Apalagi ada orang-orang yang suka menggiring opini tanpa tahu fakta dan hanya mendapat informasi sepotong-sepotong.” Amir beralasan.“Kalau selalu mendengarkan omongan orang lain, kita tidak akan pernah hidup tenang, Mas. Sel
last updateLast Updated : 2024-04-19
Read more

Bab 117

Layar proyektor yang ada di sebelah kanan ballroom kemudian menampakkan bukti hasil tes DNA. Secara bergantian ditampilkan hasil tes dari tiga lab yang berbeda dan ketiganya menyatakan kalau Zyan bukan ayah biologis dari janin yang dikandung Mila. Para wartawan pun tampak sibuk mengambil gambar dan video dari layar proyektor sebagai salah satu materi berita mereka.“Apa yang terpampang di layar tersebut adalah bukti bahwa janin yang dikandung oleh Saudari Kamila Dinata bukanlah darah daging saya. Satu-satunya wanita yang mengandung darah daging saya hanyalah istri saya yang tercinta,” ucap Zyan seraya menoleh pada Zahra yang duduk di sampingnya.Pria itu kemudian kembali mengalihkan pandangan ke depan. “Saya sengaja melakukan tes DNA di tiga lab berbeda agar hasilnya lebih valid sekaligus untuk membuktikan kalau saya tidak melakukan kecurangan. Walaupun sebenarnya hasil dari satu lab sudah cukup valid, saya hanya melakukan antisipasi,” sambungnya.“Pada kesempatan ini secara terbuka s
last updateLast Updated : 2024-04-20
Read more

Bab 118

“Alhamdulillah.” Zahra menghela napas lega begitu masuk ke ruangan di mana keluarga besar mereka berkumpul.Zyan yang mendengar ungkapan kelegaan sang istri lantas menghentikan langkah, yang kemudian diikuti oleh Zahra. Pria itu lalu menangkup kedua pipi istrinya hingga membuat mereka berdiri berhadapan. “Kamu hebat, Ra. Terima kasih sudah selalu ada di sampingku dan mendukungku,” ucapnya sebelum mengecup kening wanita berhijab hitam itu. “Aduh! Mataku ternoda melihat kemesraan kalian,” protes Saffa yang merasa keki begitu Zyan mencium kening Zahra. Bukannya gegas menjauhkan diri dari istrinya, Zyan malah memeluk erat Zahra dan mengecup puncak kepala belahan jiwanya itu. Sengaja membuat kesal adiknya. “Pesan kamar sana, Kak! Jangan mengumbar kemesraan kaya gitu di depan jomlo!” Saffa kembali melayangkan protes yang membuat Zahra menepuk lengan suaminya agar mengurai pelukan.Zyan akhirnya merenggangkan lengan yang memeluk istrinya hingga Zahra bisa menjauhkan diri. Wanita yang seda
last updateLast Updated : 2024-04-21
Read more

Bab 119

"Rin, gimana? Hasilnya sudah ada?" Mila bertanya dengan penuh antusias.Kedua bahu Rini meluruh. "Asisten pribadi Zyan tidak mau membantu, Mil. Dia bilang kita harus menghubungi lab sendiri," jawabnya."Ya sudah, kalau begitu kamu hubungi labnya sendiri, bisa 'kan?" Mila memandang asisten pribadinya itu.Rini mengangguk. "Bisa. Masalahnya aku ga punya nomor labnya," ungkapnya."Ya Tuhan. Jadi kemarin kamu diam saja waktu petugas lab ambil darahku dan sampel dari Gala?" Mila menatap Rini tak percaya."Aku pikir karena dibantu asisten Zyan, semua akan di-handle sama dia sampai selesai. Ternyata dia tidak mau ikut campur lagi," aku Rini.Mila menghela napas panjang setelah mendengar pengakuan asisten pribadinya. "Tumben sekali kamu tidak bisa diandalkan kali ini, Rin," keluhnya."Maaf, Mil. Ini 'kan juga di luar prediksiku." Rini tampak sangat menyesal."Ya sudah, mau bagaimana lagi. Aku coba kirim pesan sama Faisal saja." Mila kemudian mengambil gawai dan mengirim pesan pada asisten pri
last updateLast Updated : 2024-04-22
Read more

Bab 120

Rini dan Mila menyambut dengan ramah kedatangan para wartawan di aula rumah makan yang mereka sewa untuk konferensi pers. Para pencari warta itu langsung diminta menikmati hidangan yang disajikan begitu tiba di aula. Mereka mengikuti cara Zyan dalam menjamu para wartawan walaupun hidangannya lebih sederhana.Setelah banyak wartawan yang datang, acara konferensi pers dimulai. Siang itu, Mila mengenakan gaun hitam lengan pendek dengan panjang selutut. Rambutnya yang panjang dibiarkan tergerai. Dia merias wajah dengan warna natural agar tidak terlalu mencolok. Untuk alas kaki, artis itu memakai flat shoes yang senada dengan warna gaunnya.Rini membuka konferensi pers. Di depan wartawan, selain ditemani sang asisten, Mila juga ditemani oleh seorang pria yang berprofesi sebagai pengacara, seorang kenalan yang semalam dia hubungi. Pengacara itu di sana hanya mendampingi, bukan sebagai kuasa hukum Mila. Dan juga sebagai teman yang bisa memberi nasihat dan menengahi bila ada masalah.“Selamat
last updateLast Updated : 2024-04-23
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
27
DMCA.com Protection Status