Setelah menjalankan salat Magrib berjemaah dengan sang istri, Zyan keluar dari kamar untuk makan malam dengan keluarganya. Mereka sudah kembali tinggal di kediaman keluarga Darmawangsa, tidak lagi di rumah Umar. “Masih lemas dan pusing, Zy?” Rania bertanya karena melihat wajah putranya yang agak pucat. “Kadang-kadang, Ma,” jawab Zyan setelah duduk bersisian dengan Zahra. “Istirahat saja kalau masih pusing, jangan dipaksa kerja,” ucap Rania yang mengkhawatirkan keadaan putra sulungnya. “Aku tidak mau manjain badan, tapi juga tidak memaksakan diri, Ma. Selama masih bisa mengerti apa yang kubaca, aku akan tetap kerja. Tapi kalau sudah terlalu pusing, aku berhenti terus tidur,” jelas Zyan sembari menatap sang mama. “Apa benar begitu, Ra?” Rania mengalihkan pandangan pada menantunya. Zahra pun mengangguk. “Iya, Ma. Kalau Abang sudah merasa pusing, pasti langsung berhenti dan tidur di pangkuan saya,” ungkapnya dengan wajah tersipu. Saffa mencebik begitu mendengar pengakuan kakak ipar
Terakhir Diperbarui : 2024-04-30 Baca selengkapnya