Semua Bab Dari Sekretaris Jadi Istri Pewaris: Bab 121 - Bab 130

270 Bab

Bab 121

Mila terhenyak mendengar pertanyaan tersebut dan tak langsung menjawab. Dia malah berbisik pada Hasan, pengacara yang duduk di sampingnya. “Bagaimana ini? Apa aku harus bicara jujur?”“Kalau mau aman, jawab saja mereka nanti juga akan tahu kalau sudah saatnya,” jawab sang pengacara juga dengan berbisik.Mila mengangguk kemudian kembali menghadap para wartawan. “Mohon maaf, Teman-teman, untuk sekarang saya tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut. Saya akan memberi tahu bila sudah saatnya,” ucapnya.“Saya rasa sudah cukup pertanyaannya. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih atas kedatangan Teman-teman wartawan. Mohon maaf bila dalam pelaksanaan konferensi pers siang ini ada salah, khilaf, dan banyak kekurangan. Semoga Teman-teman lancar pekerjaannya dan pulang dalam keadaan sehat dan selamat. Selamat siang.” Mila memutuskan menutup konferensi pers siang itu. Dia sudah cukup pusing menerima berbagai pertanyaan kritis dari para wartawan.Meskipun merasa kecewa karena konferensi pers sudah
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-24
Baca selengkapnya

Bab 122

“Tolong ajukan laporan ke polisi hari ini juga,” pinta Zyan pada pengacara yang datang ke kantornya.“Apa tidak sebaiknya kita somasi terlebih dahulu, Pak? Kalau mereka tidak memberi tanggapan baru lapor ke polisi,” ujar sang pengacara.Zyan menggeleng. “Tidak perlu somasi, hanya buang-buang waktu. Kemarin aku sudah memberi dia waktu untuk melakukan klarifikasi lewat konferensi pers, nyatanya apa? Tetap sampah yang dia bicarakan. Kalau perlu, keluarkan bukti persekongkolan mereka,” ucapnya dengan geram.“Sabar, Bang. Istighfar.” Zahra mengelus tangan Zyan yang menggenggam tangannya.“Astaghfirullah.” CEO itu pun mengucap istighfar beberapa kali setelah diingatkan sang istri. Menjadi suami Zahra membuatnya jadi lebih bisa mengendalikan diri karena istrinya itu selalu membuatnya ingat pada Tuhan. “Kalau keinginan Pak Zyan seperti itu, kami akan langsung ke kantor polisi untuk mengajukan laporan,” ucap pengacara itu setelah Zyan terlihat lebih tenang.Zyan mengangguk. “Terima kasih. Sek
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-25
Baca selengkapnya

Bab 123

“Mil, bangun! Kita dapat masalah.” Rini membangunkan Mila yang sedang tidur di kamarnya. Mila menggeliat sebelum pelan-pelan membuka mata. “Masalah apa sih, Rin?” tanyanya dengan suara serak. “Zyan melaporkan kita ke polisi,” jawab Rini sambil menatap sang artis. “Apa?” Mila seketika bangun, lantas duduk di atas tempat tidur. “Apa kamu bilang tadi? Kita dilaporkan polisi?” Rini mengangguk. “Iya. Bang Herman, pengacaranya Zyan yang melaporkan,” jelasnya. “Astaga! Kok bisa? Kita ‘kan sudah menuruti keinginannya untuk melakukan klarifikasi,” tukas Mila. “Zyan tidak terima yang kamu bilang kita hanya bercanda di rumah sakit,” sahut Rini. “Ya, ampun. Kenapa jadi begini.” Mila terlihat gelisah. “Kamu kenapa harus bohong soal itu sih, Mil? Masalahnya jadi makin besar ini karena aku juga ikut dilaporkan, tidak hanya kamu,” lontar Rini. “Rin, kamu ingat ‘kan yang dibilang sama Hasan. Kita tidak usah saling menyalahkan karena kita sama-sama salah.” Mila menatap Rini dengan kesal. Selal
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-26
Baca selengkapnya

Bab 124

"Terima kasih, Bang. Semoga laporannya segera diproses. Ya, tolong kabari setiap perkembangannya." Zyan berbicara pada orang yang menghubunginya. Setelah panggilan itu berakhir, tak lama kemudian dia menghampiri sang istri yang duduk di depan meja rias dan sedang melepas hijab serta aksesori yang dipakainya."Alhamdulillah, Bang Herman sudah membuat laporan ke polisi, Ra." Zyan memberi tahu Zahra seraya memandang sang istri melalui pantulan bayangan di cermin."Alhamdulillah. Cepat sekali ya kerjanya," sahut Zahra."Ya, begitulah Bang Herman. Makanya kami selalu menggunakan jasanya sebagai pengacara keluarga," ucap Zyan."Bang, siapa yang mandi duluan. Aku atau Abang?" tanya Zahra sambil membersihkan riasan di wajahnya."Abang maunya mandi berdua, Ra. Biar selesainya bisa barengan. Jadi ga saling nunggu," jawab Zyan sambil menaikturunkan kedua alis tebalnya.Zahra mencibir. "Itu sih modusnya Abang."Pria bercambang tipis itu tertawa kecil. "Halal 'kan modusin istri sendiri," timpalnya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-27
Baca selengkapnya

Bab 125

“Rin, coba kamu hubungi lab, sudah keluar apa belum hasil tesnya?” pinta Mila pada asisten pribadinya.“Oke.” Rini yang sedang memegang gawai lantas mencari kontak laboratorium kemudian melakukan panggilan. Setelah selesai berbicara dengan petugas laboratorium, dia memberi tahu Mila. “Katanya besok jadi. Tapi waktunya belum tahu jam berapa. Mereka akan kirim hasilnya lewat email kalau sudah jadi.”Mila menyengguk. “Semoga saja tidak sampai malam jadinya. Aku ingin segera bertemu Gala dan membicarakan bagaimana selanjutnya.”“Terus bagaimana dengan laporan Zyan, Mil? Apa Hasan sudah menghubungi kamu?” Berganti Rini yang kini tampak khawatir.Sang artis menggeleng. “Belum. Mungkin dia sedang diskusi sama atasan dan timnya. Kita tunggu saja sampai jam pulang kantor, Rin.”Asisten pribadi Mila itu menghela napas panjang. “Semoga saja mereka mau bantu kita ya, Mil.”“Semoga saja,” sahut Mila yang juga sangat mengharapkan bantuan Hasan.“Seandainya Hasan tidak bisa, apa kamu punya gambaran
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-28
Baca selengkapnya

Bab 126

“Menurut hasil tes DNA yang dikirimkan oleh laboratorium, Gala memang ayah biologis dari janin yang dikandung Mila, Pak.” Faisal akhirnya memberi tahu Zyan dan juga Zahra.“Nah, dari tadi bilang begitu ‘kan langsung jelas. Tidak perlu bertele-tele dulu,” tukas Zyan.“Maaf, Pak.” Faisal sedikit membungkukkan badan sebagai tanda permintaan maafnya.“Apa Mila sudah memberi tahu Gala soal itu?” tanya Zyan kemudian.“Sepertinya belum. Dari pantauan terakhir, mereka sedang bingung mencari pengacara, Pak,” jawab Faisal.Zyan mengernyit. “Memangnya mereka tidak kuat bayar pengacara?”“Mila inginnya mereka saling menguntungkan, Pak. Dia ingin bayar mahal pengacara karena nanti pengacara itu pasti juga akan dapat nama kalau mau jadi kuasa hukumnya,” jelas Faisal.Zyan yang masih berbaring di sofa, tertawa kecil usai mendengar penjelasan sang asisten pribadi. “Otak bisnisnya ternyata jalan juga,” gumamnya. “Mila ‘kan sekarang tidak punya pekerjaan, Pak. Saya rasa dia ingin menghemat uangnya,” c
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-29
Baca selengkapnya

Bab 127

“Kamu sudah baca ‘kan hasil tes DNA yang kukirim tadi?” Mila langsung bertanya begitu Gala menerima panggilannya.“Sudah,” jawab Gala dengan suara yang terdengar lemah.“Terus kenapa kamu diam saja dan tidak membalas pesanku?” cecar Mila yang merasa kesal pada pria yang ada di seberang telepon.“Aku masih syok, Mil. Aku masih tidak percaya sama hasilnya,” aku sang aktor.“Kamu tidak percaya karena meragukan laboratorium yang melakukan tes? Itu laboratorium besar dan terkenal, Gala. Bukan laboratorium kecil. Laboratorium itu tidak bisa didikte. Lagipula aku tidak punya uang untuk menyuap mereka.” Mila merasa tersinggung dengan ucapan sang aktor.“Bukan begitu, Mil. Aku tahu laboratorium itu tepercaya. Hanya aku masih butuh waktu untuk percaya kalau aku akan punya anak dari wanita yang tidak aku cintai,” ungkap Gala.“Tidak hanya kamu saja yang tidak cinta, aku juga tidak cinta sama kamu, Gala. Jangan merasa cuma kamu yang menderita sendiri. Aku lebih menderita dari kamu. Semua kontrak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-30
Baca selengkapnya

Bab 128

Hasan berdeham sebelum menjawab pertanyaan Mila. Dia memandang kedua wanita yang ada di dekatnya itu bergantian. "Maaf, aku baru bisa memberi jawaban sekarang karena harus meyakinkan atasan dan teman-teman satu tim dulu. Tidak mudah untuk membujuk mereka," ucapnya."Oke, tidak masalah. Terus bagaimana keputusannya, San? Jangan berbelit-belit dan membuatku pusing lagi. Kalau kalian menolak, aku tinggal menghubungi yang lain," timpal Mila tak sabar.Hasan terkesiap mendengar ucapan Mila. "Jadi kalian sudah menghubungi pengacara yang lain?" tanyanya tanpa menjawab pertanyaan dari sang artis terlebih dahulu.Mila mengangguk. “Tentu saja karena aku tidak mau hanya bergantung sama kamu,” timpalnya.Hasan menelan saliva. Dia tidak jadi merasa di atas angin karena Mila ternyata juga menghubungi pengacara lain. Membuatnya tidak lagi menjadi satu-satunya tumpuan sang artis dan asisten pribadinya dalam mendampingi mereka menghadapi gugatan yang dilayangkan oleh Zyan.“San, aku nunggu jawabanmu l
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-30
Baca selengkapnya

Bab 129

Setelah menjalankan salat Magrib berjemaah dengan sang istri, Zyan keluar dari kamar untuk makan malam dengan keluarganya. Mereka sudah kembali tinggal di kediaman keluarga Darmawangsa, tidak lagi di rumah Umar. “Masih lemas dan pusing, Zy?” Rania bertanya karena melihat wajah putranya yang agak pucat. “Kadang-kadang, Ma,” jawab Zyan setelah duduk bersisian dengan Zahra. “Istirahat saja kalau masih pusing, jangan dipaksa kerja,” ucap Rania yang mengkhawatirkan keadaan putra sulungnya. “Aku tidak mau manjain badan, tapi juga tidak memaksakan diri, Ma. Selama masih bisa mengerti apa yang kubaca, aku akan tetap kerja. Tapi kalau sudah terlalu pusing, aku berhenti terus tidur,” jelas Zyan sembari menatap sang mama. “Apa benar begitu, Ra?” Rania mengalihkan pandangan pada menantunya. Zahra pun mengangguk. “Iya, Ma. Kalau Abang sudah merasa pusing, pasti langsung berhenti dan tidur di pangkuan saya,” ungkapnya dengan wajah tersipu. Saffa mencebik begitu mendengar pengakuan kakak ipar
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-30
Baca selengkapnya

Bab 130

Netra Mila membola mendengar ucapan Gala. Artis itu tidak menduga Gala kembali mengatakan hal itu lagi seperti saat dia memberi tahu soal kehamilannya. Bukannya Mila tidak mau, dia juga sudah melakukannya. Namun janin di dalam kandungannya itu sangat kuat, sama sekali tidak mau luruh meskipun sudah coba digugurkan dengan berbagai cara. Hanya cara medis yang belum Mila jalani karena dokter tidak mau menggugurkan tanpa ada alasan medis yang mengharuskannya melakukan tindakan tersebut. Selain itu Mila tidak berani mengugurkan di tempat aborsi ilegal karena dia takut terjadi apa-apa setelahnya.“Kenapa kamu mengungkit soal itu lagi? Kamu ingin membunuh bayi tak berdosa ini lagi?” cecar Mila yang tampak emosi. Meskipun dahulu pernah coba menggugurkan, pada akhirnya dia sadar kalau itu hanya akan menambah dosa dan membuatnya jadi seorang pembunuh.Gala mengangguk. “Dia masih belum bernyawa, Mil. Tidak masalah kalau digugurkan. Dengan begitu masalah kita selesai. Aku akan mencari tempat abor
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-01
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1112131415
...
27
DMCA.com Protection Status