Semua Bab Dari Sekretaris Jadi Istri Pewaris: Bab 91 - Bab 100

270 Bab

Bab 91

Zyan memandang istrinya dengan tatapan penuh cinta dan juga penuh permohonan. Hatinya terasa nyeri mendengar penolakan langsung dari istrinya. Namun dia sadar, mungkin ini balasan dari sakit hati yang Zahra rasakan. “Ra, tolong kasih kesempatan abang bicara. Abang akan jelaskan semuanya,” lontar Zyan sambil berjalan mendekat ke ranjang pasien.Zahra menutup telinganya. “Keluar! Saya tidak mau mendengar apa pun!”“Ra, abang mohon.” Zyan masih mencoba membujuk istrinya.“Keluar! Saya tidak mau melihat Bang Zyan.” Zahra jadi semakin histeris karena Zyan terus mendekat.Amir langsung bertindak. Dia mendekati Zyan lalu menyeret adik iparnya itu keluar dari ruangan tersebut. “Kamu dengar ‘kan apa yang Zahra katakan tadi! Dia tidak mau melihatmu. Jadi jangan berani-berani kamu menemui Zahra lagi sampai kamu bisa membuktikan semuanya!” Setelah mengatakan semua itu, Amir kembali masuk ke ruang rawat Zahra. Dia melihat ibunya memeluk dan menenangkan adiknya. Hatinya ikut perih melihat adik se
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-20
Baca selengkapnya

Bab 92

Zyan diangkat oleh Prabu, dokter, dan perawat ke ranjang pasien. Wajahnya kembali terlihat pucat membuatnya semakin terlihat mengenaskan karena ada lebam di pipi dan darah di sudut bibir. Saat diperiksa, tekanan darahnya juga rendah.Suami Zahra itu kembali diinfus di tangan yang berbeda dari sebelumnya. Wajahnya yang lebam dan luka di bibir juga diobati oleh perawat. Oleh dokter, Zyan sengaja diberi obat penenang agar bisa beristirahat.“Apa yang terjadi dengan Zyan, Dok?” tanya Prabu setelah dokter selesai menangani putra sulungnya.“Pak Zyan yang jelas syok dan banyak pikiran. Apalagi kondisinya sebenarnya belum pulih karena couvide syndrome,” jawab dokter.“Berarti Zyan masih harus opname ya?” Giliran Rania yang bertanya.Dokter mengangguk. “Kita observasi dalam 1 x 24 jam, kalau kondisinya sudah stabil dan tidak lemas lagi, boleh pulang. Diusahakan ada yang dimakan oleh Pak Zyan biar sedikit agar nanti setelah pulang sudah bisa makan. Kalau di sini diinfus jadi ada nutrisi yang m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-21
Baca selengkapnya

Bab 93

Mila tampak salah tingkah. Dia menghindar bertatap mata dengan Rini. “Apa kamu juga meragukan aku?” kilahnya. “Kamu juga tahu ‘kan siapa saja pria yang pernah dekat denganku? Dan Zyan itu pria terakhir yang dekat sama aku,” imbuhnya.“Aku ‘kan hanya memastikan karena Zyan tadi ngotot kalau itu bukan anaknya,” timpal sang asisten pribadi.“Mungkin dia takut mengakui karena ada istrinya.” Mila beralasan.Rini mengangguk karena alasan Mila memang masuk akal. “Aku percaya sama kamu. Aku harap kamu tidak membohongiku,” ucapnya.“Selama kerja denganku, apa aku pernah bohongi kamu?” Mila balik bertanya pada sang asisten pribadi yang ditanggapi dengan gelengan kepala.“Ya sudah. Kamu percaya saja sama aku.” Mila merebahkan diri di sofa karena kepalanya kembali terasa pusing. Dia lalu memejamkan mata.“Kamu kenapa, Mil?” tanya Rini dengan khawatir.“Kepalaku pusing lagi. Moga-moga ga pake mual sama muntah,” jawab Mila tanpa membuka mata.“Kamu mau makan apa nanti?” Asisten pribadi Mila itu kem
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-22
Baca selengkapnya

Bab 94

“Mama, pulang saja. Biar nanti aku ditemani Faisal,” ucap Zyan yang tidak tega melihat sang mama menungguinya di sana.“Kamu ngusir mama?” seloroh Rania seraya menatap sang putra tercinta.“Jangan suuzan, Ma. Aku cuma ga ingin Mama capek nungguin aku di sini. Insya Allah besok aku sudah pulang,” timpal Zyan.“Kondisimu itu masih lemah, Zy. Mana mungkin mama tega ninggalin kamu.” Rania memegang tangan Zyan. “Sudah, jangan pikirkan mama. Fokus saja sama kesehatanmu,” imbuhnya.“Ma,” panggil Zyan beberapa saat kemudian.“Ya,” sahut Rania. “Kamu mau apa? Minum?” tanyanya.Zyan menggeleng. “Apa Mama percaya kalau aku menghamili Mila?” Dia menatap lekat wanita yang sudah melahirkannya itu.Rania terkejut mendengar pertanyaan putra sulungnya itu. Namun dia lekas menguasai diri. “Mama jawab jujur atau enggak nih?” Wanita paruh baya itu sengaja menggoda“Ya jujurlah, Ma, masa bohong,” tukas Zyan.“Mama sebenarnya tidak mau percaya. Tapi mengingat lingkungan pergaulanmu dan kamu yang hobi gonta
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-24
Baca selengkapnya

Bab 95

Faisal mengangguk. “Baik, Pak. Secepatnya saya akan mencari informasi yang Pak Zyan inginkan.” “Aku tunggu informasinya besok,” tukas Zyan.“Siap, Pak.” Meskipun terkejut, Faisal sudah terbiasa mendapat tugas mendadak dengan waktu yang terbatas untuk mendapatkan informasi penting. Sebagai tangan kanan Zyan, dia punya banyak relasi yang bisa memberinya berbagai informasi yang cepat dan akurat. Faisal juga kadang bekerja sama dengan asisten pribadi Prabu dan Rania.“Kalau kamu mau pergi, pergi saja. Aku tidak apa-apa ditinggal sendiri,” ucap Zyan.“Bu Rania menitipkan Pak Zyan pada saya. Tidak mungkin saya meninggalkan Pak Zyan begitu saja,” timpal Faisal.“Aku baik-baik saja, Fai. Aku bisa panggil perawat kalau butuh sesuatu,” cakap sang CEO.“Saya akan keluar sebentar untuk mengecek sesuatu. Saya akan minta perawat menemani Pak Zyan di sini,” lontar Faisal.“Tidak perlu, Fai. Perawat di sini wanita semua, aku tidak mau ada berita aneh-aneh lagi karena ada yang melihat aku hanya berdu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-25
Baca selengkapnya

Bab 96

Faisal kembali ke ruang rawat inap Zyan usai berbicara dengan direktur rumah sakit dan dokter kandungan. Dia memberi tahu atasannya itu hasil pembicaraan dengan mereka. Semuanya diceritakan tanpa ada yang terlewat sedikit pun.“Dasar licik, Mila sudah memfitnahku. Saat proses pembuahan itu, dia tidak ada di Jakarta karena sedang syuting film di daerah. Waktu itu aku juga sedang bulan madu dengan Zahra. Jadi jelas tidak mungkin itu anakku,” ucap Zyan dengan geram. Faisal mengangguk. Membenarkan apa yang Zyan katakan.“Secepatnya kamu datangi Mila dan ambil sampel darahnya! Aku tidak bisa lama-lama berpisah dengan Zahra,” titah Zyan.“Baik, Pak. Nanti saya koordinasikan dengan direktur rumah sakit ini,” sahut Faisal.“Lakukan malam ini. Bawa beberapa bodyguard untuk mengawal kalian!” perintah Zyan lagi.Asisten pribadi Zyan itu kembali mengangguk. “Ya, Pak. Nanti saya juga akan tempatkan bodyguard di sini untuk berjaga-jaga,” timpalnya.“Terserah kamu! Yang penting aku bisa secepatnya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-26
Baca selengkapnya

Bab 97

“Kenapa makannya tidak semangat gitu? Tidak enak ya masakan ibu?” tanya Maryam kala melihat putri bungsunya baru makan beberapa suap dan malah berulang kali mencampur nasi dan sayur di piring. Sementara dia, Umar, dan Amir sudah selesai makan.Zahra biasanya makan dengan penuh semangat bila dimasakkan makanan kesukaannya, kadang malah tambah. Namun hari ini sangat berbeda. Dia terlihat malas dan wajahnya juga tidak terlihat ceria.“Enak kaya biasanya kok, Bu,” sahut Zahra sambil memandang ibunya.“Kalau enak, kenapa tidak segera dihabiskan?” Maryam kembali bertanya.“Maaf, Bu. Aku sedang tidak berselera,” timpal wanita yang sedang hamil muda itu.“Kamu ingin makan apa, Ra? Biar aku belikan.” Amir ikut menimpali. Tak tega juga melihat adiknya tidak bersemangat makan padahal dia juga butuh nutrisi untuk janin di kandungannya. Tidak hanya untuk diri sendiri.Zahra menggeleng. “Aku lagi ga ingin apa-apa, Mas. Aku cuma ingin tidur,” jawabnya.“Kalau gitu habiskan dulu makanannya baru tidur
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-27
Baca selengkapnya

Bab 98

“Rara, sadar, Nak.” Maryam menepuk pipi putri bungsunya sambil membaui hidung Zahra dengan minyak angin. Sementara Amir memijat kaki sang adik yang kini terbaring di atas tempat tidur. Tadi dia langsung membawa Zahra ke kamar begitu istri Zyan itu pingsan dan membaringkan di atas kasur.Bola mata Zahra tampak bergerak. Kelopak matanya pun perlahan-lahan terbuka. “Alhamdulillah.” Maryam mengucap syukur begitu melihat sang putri tercinta sadar dari pingsannya."Bu, aku di mana?" Zahra terlihat kebingungan."Kamu di rumah. Di kamarmu," sahut Maryam dengan lembut.Zahra hendak bangun, tapi tiba-tiba memegang kepalanya dan kembali berbaring."Kamu kenapa, Ra?" tanya Maryam yang tak dapat menyembunyikan rasa khawatirnya."Pusing, Bu," jawab Zahra dengan lemah."Kalau begitu berbaring saja, tidak usah bangun. Kamu mau apa? Bilang sama ibu," tukas Maryam."Aku haus, mau minum, Bu," jawab Zahra."Mau minum air putih apa teh manis?" tanya Amir."Apa saja, Mas," sahut Zahra."Tunggu sebentar, a
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-28
Baca selengkapnya

Bab 99

“Apa? Tes DNA?” Netra Mila membola mendengar ucapan asisten pribadi Zyan.Faisal mengangguk. “Iya. Tes DNA janin yang ada di kandunganmu yang kamu bilang anak Pak Zyan.”“Aku tidak mau!” teriak Mila. Wajahnya terlihat cemas. Tak dipungkiri kalau dia takut kebohongannya terbongkar.“Aku tidak peduli. Kami akan tetap melakukannya,” tukas Faisal.“Pergi dari sini atau aku panggil keamanan untuk mengusir kalian!” Mila coba mengancam tamu-tamu yang tidak diundang itu. Meskipun dia tahu ancamannya tak akan berguna. Mereka bisa masuk ke unitnya pasti sudah atas sepengetahuan pengelola apartemen, karena tidak sembarang orang yang boleh bertamu sampai ke unit tanpa izin dari penghuni apartemen yang didatangi. Pengamanan di apartemen tersebut memang cukup ketat.Faisal tersenyum menyeringai. “Coba saja kalau bisa!” Dia lantas memberi kode pada bodyguard untuk memegangi sang artis agar petugas lab bisa mengambil sampel darahnya. Dengan sigap, seorang pria bertubuh besar dan tegap membungkam mulu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-29
Baca selengkapnya

Bab 100

Netra Mila membola. Wanita yang sedang hamil muda itu sangat terkejut karena asistennya tahu kalau dia sudah berbohong. Namun tentu saja Mila tak mau mengakui begitu saja.“Jangan bicara sembarangan, Rin! Dari mana kamu dapat pemikiran seperti itu? Apa yang sudah asisten Zyan itu katakan sampai kamu berubah pikiran dan berpihak pada mereka?” cecar Mila seraya menatap tajam sang asisten pribadi.Rini tersenyum sinis dan balas menatap tajam sang artis. “Pria tadi mengatakan hal yang bisa membuka pikiranku. Selama ini ternyata aku sudah kamu bodohi, Mil. Menyesal rasanya aku sudah membelamu habis-habisan,” ucapnya penuh sesal.Mila mulai terlihat cemas tapi berusaha menyembunyikannya. “Memangnya apa yang dia katakan? Bisa saja yang dia katakan itu bohong dan hanya ingin melihat kita terpecah.” Dia mendesak asisten pribadinya untuk mengaku.“Dari apa yang dikatakan pria tadi, aku jadi ingat kapan terakhir kali kamu haid, Mil. Waktu terakhir kali Zyan ke sini, kamu masih haid. Itu sebelum
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-30
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
89101112
...
27
DMCA.com Protection Status