Semua Bab Istri Kecil Kesayangan Bos Arogan: Bab 51 - Bab 60

134 Bab

51. Malam ini Aku Sepenuhnya Istrimu

DEG!! Mata Erica melotot, katup bibirnya terangkat. Dia tercengang hingga tidak bisa berkata-kata. Mata mereka berdua menatap begitu dalam, jantung Erica kembali berdegup kencang. “Beraninya bocah sepertimu mengatai saya. Apa kamu tidak pernah belajar di sekolah selama ini? Apa kamu tidak tahu apa arti dari tanggung jawab? Lalu yang selama ini saya lakukan, yang saya berikan kepadamu, APA?” dengus Leonel dengan nada tinggi. Cairan merah seketika datang seperti ombak dan menumpahi wajah cantiknya, bersama dengan rasa sesak di dada. Leonel melepaskan cengkeraman di dagu Erica. Lalu membelakanginya. “Kamu bilang kamu seorang peternak anak. Lalu di matamu saya apa? Apa di dunia ini, ada pria yang lebih baik dari saya, memberikan uang, memberikan semua fasilitas yang kamu butuhkan. Apa mantan kekasihmu bisa memberikan seperti apa yang saya berikan? Saya rasa dia tidak.” Leonel mengepal tangannya melangkah. Dan air mata Erica semakin deras. “Maafkan aku, Leo. Aku mengerti apa itu tang
Baca selengkapnya

52. Sentuh Aku

“Kamu mabuk?” ucap Leonel yang langsung memangku tubuh istrinya dan menurunkannya di tempat tidur. Saat Leonel hendak beranjak, Erica menarik kembali pakaian tidur suaminya. Sehingga kedua tangan Leonel menekan kasur. “Aku tidak sedang mabuk, ayo kita buat anak!” kata Erica dengan wajah memerah. Leonel menatap kelopak mata istrinya bergetar. Dia melihat katup bibir istrinya yang terbuka, bibir yang mungil dan cantik berwarna pink, seperti mawar. Mata mereka saling menatap dengan begitu lekat. “Kamu sedang membujuk saya? Kenapa, kamu menyesal?” tanya Leonel. Tatapan Erica berubah menjadi teduh. “Tadi aku berpikir banyak hal. Kamu sudah memberikan aku banyak hal yang tidak aku punya. Sekarang aku akan memberikan apa yang tidak kamu miliki, jadi sentuh aku!” kata Erica mengangkat tangan Leonel pada wajahnya. “Jika kamu sedang ingin menghibur saya, sebaiknya kamu jangan lakukan. Saya tidak ingin kamu menyesal esok harinya.” “Aku tidak sedang menghiburmu, Leo,” kata Erica. “Lantas
Baca selengkapnya

53. Saya Suka Kamu

Wajah Erica memerah. Namun, hatinya semakin terasa menghangat. Entah kenapa dia merasa senang. Perasan yang sebelumnya tidak pernah dia rasakan, dan rasa itu tidak bisa diartikan dengan begitu mudah.“Mulai hari ini, saya ingin kamu menjalani hidup dengan baik,” kata Leonel yang saat itu juga mulai mencium pipi kanan Erica, hidung, pipi kiri, kemudian turun ke dagu, turun lagi ke leher. Turun lagi ke dada, dan kembali ke bibir.Keduanya kembali saling melumat satu sama lain. Tangan Leonel sudah berhasil melepaskan penghalang dari dalam sana. Erica merasakan sesuatu menekannya dari bawah. Matanya terbuka, sedangkan mata Leonel masih terpejam. Dan setelah itu, tekanan semakin berat dan semakin terasa ingin menerobos sebuah terowongan yang sangat tajam. Menggali dan menggalinya lagi.Ya, lebih dalam lagi, Leonel membuka matanya dan menghentakkan miliknya di bawah sana, setelah maju mundur. Kecupan keduanya terlepas, sebuah irama merdu tercipta di kamar yang redup dengan perasaan panas,
Baca selengkapnya

54. Semua Ini Belum Berakhir!

Siska tersenyum lebar kepada Erica dengan tatapan kesal. Dia menarik tangan Erica menjauh dari mobil dan membawanya ke arah pohon di seberang taman.“Siksa, apa yang sedang kamu lakukan, lepaskan tanganku.”Siska melepaskan pegangan tangannya seraya menunjuk kepada Erica.“Dasar bajingan kamu. Berani sekali kamu mengadukan aku kepada Ayah. Erica, gara-gara kamu aku harus membayar hutang.”Erica tertegun mendengarnya, dia merasa heran, kenapa wanita seperti Siksa tidak sadar juga dan tidak memiliki urat malu.“Itu hutangmu. Bukan hutangku, kamu hanya meminjam namaku. Sekarang aku tanya, apa aku memakai uang itu untuk kepentingan pribadi? Tidak. Kamu yang memakan semua uang itu. Jadi, lunasi saja sendiri. Harusnya sebelum meminjam uang kamu berpikir, bagaimana caranya membayar, bukannya melimpahkan yang kamu perbuat kepada orang lain,” kata Erica menatap tajam Siska.PLAK!!Siksa menampar Erica, membuat para mahasiswa yang melintas melirik mereka.“Apa yang lo lihat sialan, enyah!” ter
Baca selengkapnya

55. Emang Boleh?

Raisya yang mendengar itu semua ikut meneteskan air mata karena terharu. Dia langsung buru-buru menyeka air matanya.“Emangnya, Kenzo tidak pernah ajak kamu makan hotpot?” tanya Raisya.Erica terdiam sesaat, dia tersenyum miring.“Sudah berlalu. Bukannya tidak mampu, tapi aku tahu diri. Aku hanya gadis miskin saat itu, selain itu ibunya tidak begitu menyukaiku. Dan selalu mengatakan kalau aku hanya menyukai uang anaknya.”Erica sadar betul, kalau Kenzo memang menerima uang dari ibunya. Karena hingga detik ini, dia belum juga bekerja. Jadi, wajar saja kalau dia masih menerima uang dari orang tuanya.Namun, justru Erica selalu kurang nyaman. Oleh sebab itu, mereka selalu makan di tempat sederhana. Walaupun Kenzo pernah beberapa kali magang, tapi ketika ketahuan oleh orang tuanya, dia akan berhenti.Raisya yang mendengar itu menghela napas.“Pada dasarnya kamu dan Kenzo memang tidak berjodoh. Jodohnya memang Om Leo,” kata Raisya dengan wajah sumringah.“Kalau dia dengar kamu memanggil Om
Baca selengkapnya

56. Tidak Senang

Leonel yang melihat pesan itu menatapnya lekat-lekat, dan perlahan sebuah senyuman terukir dari wajah tampannya.“Jadi, kamu mau mengancam saya dengan cara seperti ini. Kita lihat, apakah kamu bisa melakukannya.”Namun, saat tengah malam datang. Keduanya yang berada di tempat berbeda merasakan kehampaan. Erica tidak bisa tidur, dia berguling ke kiri dan ke kanan. “Kenapa tempat tidurnya terasa besar,” gumamnya pelan.Erica menghela napas dan memiringkan tubuhnya ke arah biasa Leonel tidur. Perlahan tangannya mengelus ruangan kosong di sebelahnya.“Kira-kira, saat ini apa yang sedang dia lakukan? Apa dia sudah tidur?”Mengingat pesannya hanya dibaca saja dan sama sekali tidak dibalas. Selain itu, dia menolak panggilan darinya.Leonel yang saat ini berbaring tengah menatap langit-langit kamar. Dia mengingat Erica, dia juga tidak bisa tidur. Ia tidak mengerti kenapa dirinya merasa sepi, dengan kesendirian ini.Padahal selama ini dia selalu tinggal sendiri, tidur sendiri. Dan terbiasa s
Baca selengkapnya

57. Duri dan Kepahitan

Erica yang mendengar panggilan itu merasa geli. Karena tidak seperti Leonel yang biasanya.“Kabarku baik. Suami tuaku, apa kabar? Eh, nanti marah lagi, deh dan matikan telepon.”Leonel yang berada di seberang sana tersenyum miring.“Bagaimana dengan situasi di rumah? Apa semuanya terkendali?”Erica menghela napas.“Awalnya terkendali, sebelum negara api menyerang!” jawab Erica membuat Leonel tercengang.Katup bibir Leonel terangkat, dia tercekat hingga tidak bisa mencerna ucapan istri kecilnya ini.Erica mendengar keheningan dari seberang sana, membuat Erica sedikit gugup. Dan berpikir kalau Leonel, pasti kembali marah.“Om, suami tampanku, aku baik-baik saja,” kata Erica mengoreksi ucapannya.Leonel yang berada di seberang sana tersenyum.“Erica, saya sudah menyiapkan tiket untukmu. Akhir pekan datanglah ke sini,” kata Leonel.Erica yang berada di seberang sana terkejut mendengarnya.“Maksudmu, aku datang ke tempatmu?”“Ya. Apa kamu tidak mau?”“Bukannya tidak mau. Tapi, aku harus be
Baca selengkapnya

58. Kita Harus Berpisah!

Erica menghela napas, dia menatap layar ponselnya. Tidak ada pesan dari suaminya, Erica juga tidak berniat untuk memberitahukan apa yang baru saja terjadi kepada suaminya.Erica merasa kalau Natalie pasti akan mengorek-ngorek masa lalunya. Terlebih dia tidak ingin mereka tahu masa lalunya dengan Kenzo.“Aku harus bagaimana? Aku tahu, aku tidak akan bisa menyembunyikan rahasia ini selamanya. Cepat atau lambat mereka pasti akan tahu masa laluku.”Erica menunduk memikirkan hari suram itu tiba. Jantungnya berdegup kencang, rasanya dia ingin lari dari pernikahan ini. Namun, dia tidak bisa. Dia masih membutuhkan dukungan dari Leonel.“Pokoknya, sebisa mungkin aku harus menjauh dari Kenzo. Tapi, bagaimana?”Tepat pada saat itu, posel Erica berdering. Rupanya itu adalah Juan, Erica menatap ponselnya, dia tampak ragu apakah dia harus menerimanya atau tidak.Setelah panggilan pertama tidak terjawab. Panggilan kedua kembali terdengar menyapa ponselnya. Akhirnya Erica memutuskan untuk menerima pa
Baca selengkapnya

59. Saya Merindukan Kamu

Ucapan Erica membuat Leonel kehilangan kata-kata. Ucapan istri kecilnya seperti rumus yang sangat untuk dipecahkan.Sebuah senyuman mengembang di wajahnya. “Tidak perlu dipikirkan. Seperti yang kamu katakan, kita jalani saja. Biarkan waktu yang menjawab kisah kita akan seperti apa.”“Erica,” panggil Leonel.“Hn?”“Saya menunggu kamu di sini,” kata Leonel.Erica tersenyum.”Jangan menungguku. Nanti malah semakin rindu! Ah, sudah malam. Aku harus tidur.”Jantung Leonel berdegup kencang. Panggilan itu dimatikan sepihak oleh Erica.Leonel menghela napas, dia meraba dadanya. Sudah lama sekali dia tidak merasakan perasaan ini.“Tidak mungkin. Bocah seperti dia berhasil mencuri hatiku!” ucapnya pelan.Erica yang berada di kamar menampar wajahnya. Dia merasa bodoh, karena harus mengatakan itu semua kepada Leonel.“Bagaimana kalau dia menganggap aku menggodanya? Huh!”Namun, Erica tidak bisa membohongi dirinya. Leonel memang telah menyentuh hati kecilnya. Namun, Erica juga tidak ingin mudah ja
Baca selengkapnya

60.Istri Kecilku yang Manis

Erica tertegun, dia menatap Leonel dengan wajah polosnya. Tatapannya lembut, dan terasa hangat.Namun, jauh dalam lubuk hatinya yang paling dalam, dia merasakan kehangatan. Dan juga rasa yang senang, karena ada yang mau merindukannya. Di tengah orang-orang terkasihnya meninggalkannya.“Terima kasih. Aku senang jika ada orang yang merindukanku. Itu artinya masih ada yang merindukanku.”Leonel meraih bagian kepala belakang istrinya, dia mencium kening Erica dengan begitu hangat. Erica memejamkan mata, sebuah senyuman hangat terukir di wajah cantiknya. Dia merasa menjadi istri yang sesungguhnya. Kecupan itu berakhir, dan Leonel menunduk menatap Erica. Tepat pada saat itu, Erica membuka mata. Sepasang mata hangat saling menatap, hingga bibir keduanya bertautan dengan sangat hangat. Saling membalas satu sama lain.“Saya senang kamu ada di sini.”Erica semakin tersenyum.“Aku juga senang karena kamu memberikan liburan gratis.”Setelah itu mereka menyelesaikan mandi. Karena, sudah hampir m
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
14
DMCA.com Protection Status