Semua Bab Istri Kecil Kesayangan Bos Arogan: Bab 31 - Bab 40

134 Bab

31. Hadiah Pernikahan

Erica menghela napas dan meniupkan udaranya ke kening. Sehingga rambutnya terangkat.“Aku mengerti. Tapi, bisa kan nada bicaramu tidak menyebalkan seperti ini. Kamu bisa berbicara baik-baik denganku. Pertama aku sama sekali tidak mencari muka, melihat ibumu sakit seperti ini mengingatkanku kepada ibuku. Kedua, aku masih muda. Aku bisa mengesampingkan sakit di kakiku, tapi bagaimana dengan ibumu? Dia membutuhkan perhatian lebih. Sejak siang tidak bisa makan, apa aku salah mengutamakan ibumu lebih dulu dari pada aku?” tanya Erica dengan mata berkaca-kaca.“Nada bicara saya tidak ada yang salah,” jawab Leonel dengan tenang.“Tidak salah, tapi menusuk. Ya, mungkin aku juga yang baper mendengar kamu berbicara seperti ini aku malah sedih.” Erica membuang muka. Erica benar-benar kesal dengan sikap suaminya itu. Namun, sebisa mungkin dia tidak ingin menangis.“Saya tahu niat baikmu. Tapi, kamu bisa meminta pengurus rumah. Tidak harus kamu, sambil meminta pengurus rumah membuat bubur kamu bis
Baca selengkapnya

32. Kamu Mau?

Leonel terdiam dan hanya menatap istri kecilnya terlihat sedang menahan air mata.“Apanya?” tanya Leonel.“Sikapmu seperti bunglon yang selalu berubah-ubah. Kadang omelan kamu terdengar seperti sedang meneguran, perhatianmu seperti seorang ayah. Namun, terkadang membuatku kesal.”“Kamu berpikir terlalu banyak,”kata Leonel menarik kaki Erica dan memasangkan sandal itu di kakinya tanpa persetujuannya.Tubuh Erica yang tidak seimbang akhirnya menindih tubuh Leonel. Leonel saat ini terlentang di lantai, dan Erica berada di atas tubuhnya.“Aku tidak sengaja. Siapa suruh menarik kakiku!” ucap Erica memutar kepalanya.Leonel menatapnya datar. Erica buru-buru menyingkir dari tubuh Leonel. Setelah itu, dia memakai sandal. Dan berjalan begitu pelan, tapi tangan Leonel sudah lebih dulu meraih tubuhnya dan langsung memangkunya.“Apa yang sedang kamu lakukan?”Leonel sama sekali tidak menjawab ucapan istri kecilnya dan menurunkan Erica di kursi.“Karena kakimu belum sembuh, sebaiknya kamu tidak pe
Baca selengkapnya

33. Salahku Apa?

Erica tercengang dengan ucapan suaminya.“Mulutmu yang beracun!” gumamnya pelan.Leonell yang mendengar itu menatap tajam ke arah istrinya. Erica menyengir, kemudian menatap panci berisikan mie itu.“Mienya pasti enak dan tidak beracun. Paling juga besok pagi masuk keluar kamar mandi, jika tidak tahan pedas!” ungkapnya seraya mengambil sumpit dan memulai memakan mie itu.Leonel yang duduk berhadapan dengan sang istri, hanya memperhatikan Erica yang begitu lahap menyantap mie di depannya.Aroma harum tercium oleh Leonel. Tepat pada saat itu Erica menaikkan pandangannya menatap suaminya.“Apa kamu yakin tidak mau? Ini enak loh,coba sesuap saja.”Leonel sama sekali tidak menanggapi. Namun, Erica sudah lebih dulu membelit mie itu dengan sumpit dan menyodorkannya ke arah Leonel.“Ayo,” kata Erica.Leonel menatap mie pada sumpit itu sudah berada tepat di depan mulutnya. Erica tersenyum lebar.Leonel tidak berdaya, akhirnya dia membuka mulutnya dan memakan mie itu. Matanya melotot dan lang
Baca selengkapnya

34. Dikejar Hutang

Saat ini semua teman-temannya sedang membicarakannya di bawah.“Enggak disangka-sangka ya si Erica bisa naik jabatan begitu. Padahal dia baru bekerja kemarin,” ucap Andre.“Kalian jangan memojokkan dia seperti itu. Meskipun dia anak magang di sini, tapi pendidikannya bukan main-main. Mungkin juga Pak Rully dan Bu Maria ingin memberinya kesempatan,” ucap Alex berpikir positif.“Tapi, seperti yang kalian tahu kalau si Erica beda banget sekarang. Lihat aja stelannya juga bagus, aku yakin baju yang dipakainya bukan merek kawe!” sahut salah seorang teman wanita.Semua orang melirik ke arah Nuna yang baru saja merapikan meja.“Nuna, dia tidak memberitahu kamu bukan, kalau dia naik jabatan?” tanya Andre.“Bukan urusan kalian. Sebaiknya kita fokus bekerja saja,” kata Nuna.Erica turun ke bawah, dia masuk ke dalam bar. Mengecek stok bar, teman-temannya dulu tidak ada yang menyapanya sama sekali. Erica menjadi gugup.“Ekhem. Kalian kalau butuh apa-apa beritahu aku saja. Laporan kalian di akhir
Baca selengkapnya

35. Penagih Hutang!

Sarah yang mendengar iu tercengang. Dia menatap Erica dengan tatapan tidak enak, meskipun mendengar perkataan itu Erica masih mengulas senyum ramah. “Menurutku biasa saja,” kata Sarah seraya menatap Natalie. Natalie tertawa kecil seraya menepuk lengan Sarah. “Adik ipar aku hanya bercanda. Jangan dimasukkan ke dalam hati, aku hanya teringat seorang pelayan restoran saja.” Lalu Natalie menatap Erica seraya memegangi tangannya. “Meskipun Erica ini bukan keluarga terhormat. Tapi, dia pasti tidak pernah bekerja sebagai pelayan restoran bukan?” ucapnya seraya mengulas senyum. Namun,bagi Erica senyuman Natalie hanyalah senyuman palsu. “Kakak tidak salah. Aku memang pernah menjadi pelayan di restoran. Dan aku bangga pada diriku sendiri.” Natalie yang mendengar itu terkejut menatap Erica. “Ups, maaf aku tidak tahu kalau kamu pernah bekerja jadi seorang pelayan restoran.” Erica tersenyum.” Tidak apa-apa kok.” “Kemarin Erica jadi seorang pelayan. Besok dia jadi dokter yang hebat. N
Baca selengkapnya

36. Jangan Membenciku

Erica tercengang. Dia sama sekali tidak pernah melakukan pinjaman online. Meskipun dia membutuhkan uang.“Kalau boleh saya tahu berapa hutangnya?” tanya Erica.“Lima puluh juta. Dan dicicil selama 2 tahun, belum termasuk bunga dan juga denda karena sudah telat membayar. Jadi, saya minta agar Ibu segera melunasi hutang Ibu. Atau kami akan mencari Ibu untuk mempertanggung jawabkannya.”Erica semakin terkejut. Bagaimana bisa dia memiliki hutang sebanyak itu, terlebih hanya dalam waktu 6 bulan. Dan bukan dirinya yang meminjam.Karena bingung, dia langsung mematikan panggilan sepihak. Tubuh Erica gemetar dan juga lemas. Dia berpikir keras, siapa yang meminjam uang atas namanya?“Apa mungkin Bibi yang meminjam namaku?” gumam Erica mengingat Bibinya selalu meminta uang padanya akhir-akhir ini.Erica pun tidak meninggalkan gudang. Sore itu juga dia meninggalkan restoran menuju rumah lamanya.Erica pergi menaiki bus. Setelah 20 menit dia turun dari bus dan berjalan kaki masuk ke dalam sebuah g
Baca selengkapnya

37. Mempublikasikan Pernikahan

Leonel yang mendengar itu tertegun.“Mereka yang aku anggap keluarga ternyata duri dalam hidupku. Di dunia ini, aku tidak memiliki siapapun lagi lagi selain adikku. Aku juga ingin bahagia! Apa aku ditakdirkan selalu menderita?”Napas Leonel rasanya terasa begitu berat. Payung saat ini sedang memayungi istri kecilnya, perlahan terlepas dari tangannya. Saat itu juga Leonel memeluk tubuh Erica seutuhnya.“Jangan menangis. Kamu tidak sendirian, kamu memiliki saya.”Pelukan itu semakin erat. Tidak peduli kendaraan berlalu lalang memasuki area perumahan. Leonel tetap memeluk sang istri.“Sekarang kita pulang ke rumah. Kita berdua bisa terkena flu,” ucap Leonel.Akhirnya Erica melepaskan pelukan itu begitu juga dengan Leonel. Leonel meraih tangan sang istri menggenggamnya seraya meraih payung yang semula terjatuh tidak jauh darinya.Pakaian mereka telah basah kuyup. Erica sedikit kedinginan begitu juga dengan Leonel.“Maaf, gara-gara aku kamu jadi basah.”Namun, Leonel memilih untuk tidak me
Baca selengkapnya

38. Sangat Menyukai Uang

Sontak Erica terkejut. Tangannya hampir saja menumpahkan air jahe yang semula dipegang olehnya. Dengan hati-hati dia menurunkan cangkir berisikan air jahe.“Ke— kenapa kamu bisa berpikir begitu?” tanya Erica.Leonel menatap sang istri dengan santai. Lalu Leonel menepuk sofa di sebelahnya, agar Erica pindah tempat duduk.Erica pun akhirnya duduk di samping suaminya, dengan tatapan canggung.“Kenapa?” tanya Erica.Leonel menggeser tubuhnya semakin merapat kepada Erica. Mata mereka saling menatap begitu lembut dan wajah Leonel yang hanya berjarak 1 cm darinya membuat Erica tidak bisa bergerak bebas.“Karena kamu banyak mengeluh. Atau mungkin kamu memang ingin menjadi istri saya selamanya?” ucap Leonel membuat sang istri semakin terkejut.Tangan Leonel perlahan meraih pinggang sang istri dan mencengkeramnya kuat. Lalu mendaratkan bibirnya di bibir Erica, Leonel mencium lembut bibir sang istri.Erica perlahan memejamkan matanya membalas ciuman hangat iu, dengan tangan yang memegangi bagia
Baca selengkapnya

39. Pada Akhirnya Bercerai

Erica pun bergeser dan meraih lengan suaminya, ia memeluk lengan Leonel. Erica memejamkan matanya seraya menjatuhkan kepalanya di pundak Leonel.Sontak Leonel terkejut, menunduk menatap istri kecilnya. Thomas yang sedang menyetir tersenyum. Dan memperhatikan mereka berdua di kaca dalam mobil.“Besok memang hari senin. Aku memang tidak bekerja,” sahut Erica.“Maksud saya kamu berhenti untuk selama-lamanya.”Erica membuka matanya sayu dan berair.“Bagaimana, kalau aku tidak mau?” tanya Erica mengulas senyum lalu memegangi perutnya terasa semakin sakit.“Thomas, cari restoran terdekat dari sini,” kata Leonel.“Aku ingin pulang,” jawab Erica kembali memejamkan matanya dan kini kedua tangannya telah menyusup ke dalam jas yang dikenakan oleh Leonel.Leonel, cukup terkejut dengan sikap Erica yang mendadak jadi berani.“Apa yang kamu lakukan?”“Dingin!” jawabnya pelan.Leonel pun menyentuh dahi Erica, tubuhnya panas. Leonel menghela napas. Dan memeluk Erica dengan begitu erat, membuat Erica s
Baca selengkapnya

40. Rahasia Erica?!

Erica melonggarkan pelukannya menatap Leonel. Mata mereka saling menatap begitu lembut.“Apa kamu ingin mengomeli aku?” tanya Erica.“Kamu mandi saja dulu, setelah itu kita bicarakan.”“Apa tidak bisa sekarang saja?” tanya Erica.Tatapan mata Leonel menajam dan tatapan matanya bagaikan alarm agar Erica tidak lagi tawar menawar dengannya.“Baik, aku akan mandi sekarang.” Erica lari masuk ke dalam kamar mandi.Leonel yang sekarang berada di ruang pakaian teringat kembali ucapan Erica saat berada di mobil dia menghela napas. Lalu menekan satu tangannya pada lemari, dilihatnya cincin pernikahan ini.“Andai saja aku tahu lebih awal,” gumam Leonel.“Apa itu?” tanya Erica yang sudah selesai mandi?”Leonel menoleh dan memutar tubuhnya melihat Erica yang sudah memakai handuk kimono. Leonel mendekat melangkahkan kakinya membuat Erica berdebar.Lalu Leonel mencium bibirnya dengan begitu saja. Sontak Erica terkejut dengan mata yang melotot. Dengan cepat Leonel menarik bibir sang istri dan menyesa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
14
DMCA.com Protection Status