Erica menghela napas dan meniupkan udaranya ke kening. Sehingga rambutnya terangkat.“Aku mengerti. Tapi, bisa kan nada bicaramu tidak menyebalkan seperti ini. Kamu bisa berbicara baik-baik denganku. Pertama aku sama sekali tidak mencari muka, melihat ibumu sakit seperti ini mengingatkanku kepada ibuku. Kedua, aku masih muda. Aku bisa mengesampingkan sakit di kakiku, tapi bagaimana dengan ibumu? Dia membutuhkan perhatian lebih. Sejak siang tidak bisa makan, apa aku salah mengutamakan ibumu lebih dulu dari pada aku?” tanya Erica dengan mata berkaca-kaca.“Nada bicara saya tidak ada yang salah,” jawab Leonel dengan tenang.“Tidak salah, tapi menusuk. Ya, mungkin aku juga yang baper mendengar kamu berbicara seperti ini aku malah sedih.” Erica membuang muka. Erica benar-benar kesal dengan sikap suaminya itu. Namun, sebisa mungkin dia tidak ingin menangis.“Saya tahu niat baikmu. Tapi, kamu bisa meminta pengurus rumah. Tidak harus kamu, sambil meminta pengurus rumah membuat bubur kamu bis
Baca selengkapnya