Semua Bab Istri Kecil Kesayangan Bos Arogan: Bab 21 - Bab 30

134 Bab

21. Pria Tua Menyebalkan!

Erica yang mendengar itu langsung mendorong tubuh Leonel. Dia merasa terhina mendengarnya.Namun, Leonel kembali menarik Erica dan memeluknya.“Tidak apa-apa, wanita kurus cantik. Tapi, saya ingin kamu sedikit lebih berisi. Jangan sampai orang tua saya mengira tidak memberikan kamu makan.”Pelukan hangat itu menyentuh kulit keduanya. Erica merasa tenang, tapi di sisi lain dia mengantuk. Lalu, Leonel melonggarkan pelukannya dan menyentuh wajah Erica dan tersenyum kecil.“Apa yang kamu sedang tertawakan?”“Tidak ada. Kamu cukup cantik,” kata Leonel meraih dagu Erica dan perlahan mencium bibirnya dengan lembut.Erica memejamkan matanya, perlahan tangannya bergerak dan memeluk Leonel, dia membalas ciuman itu. Lidah mereka saling menarik satu sama lain, sehingga terasa semakin menghangat.Ciuman itu terhenti saat Leonel mendaratkan bibirnya di leher Erica, memberinya sengatan kecil dan semakin terasa hangat yang perlahan membakar hasrat. Dan sentuhan itu turun ke bawah memainkan keindahan
Baca selengkapnya

22. Tolong Jangan Pecat Saya!

Erica tercengang mendapatkan sebuah coklat dari sang suami. Ia terlihat seperti anak kecil yang baru saja dibujuk oleh ayahnya.“Ini coklat dari Eropa. Kamu tidak pernah memakan coklat buatan luar negeri bukan?”Erica mengecek label di belakangnya. Benar saja ini coklat dari luar negeri, Leonel menatapnya beberapa saat, sebelum dia pergi berganti pakaian.Erica yang masih duduk di meja, akhirnya membuka coklat itu. Dia memakan coklat itu, Erica terbelalak dengan rasa nikmat coklat itu.“Ternyata memang enak,” gumamnya.Leonel yang sudah berpakaian rapi kembali berdiri di hadapan sang istri.“Mau sampai kapan kamu duduk di situ, cepat ganti pakaianmu.”Erica tersenyum kecil.”Kak Leo, terima kasih atas coklatnya.”Leonel tersenyum kecil. Saat ketika dia hendak turun, kakinya tidak benar-benar menginjak membuat Erica terjatuh ke pelukan sang suami. Dan beruntungnya coklat itu tidak mengotori pakaiannya.Leonel memeluk pinggang sang istri, kedua mata mereka saling menatap satu sama lain,
Baca selengkapnya

23. Suami Penyayang

Erica yang mendengar itu terkejut. Dia pun memikirkannya dan menebak kalau yang datang bibinya.“Apa kamu tahu siapa dia?” tanya Erica.Nuna menggelengkan kepala.”Tapi, seorang pria.”Akhirnya Erica menyerahkan piring-piring kotor itu kepada Nuna. Jadi, Erica pergi begitu saja. Erica keluar dari restoran, dia terkejut dengan kehadiran Kenzo di luar sana.Erica menghela napas menatap Kenzo.“Apa lagi sih?”Kenzo mendekat kepada Erica, tetapi Erica langsung menjauh mundur dua langkah.“Sudah aku duga, kamu masih bekerja di sini. Aku tidak bisa menghubungimu, dan aku hanya tahu kalau kamu ada di sini.”Erica menghela napas.“Aku memang sengaja memblokir nomor dan menghapusnya. Kamu tidak perlu mencariku lagi.”Erica aku sangat mencemaskanmu.“Leonel, dia tidak menyulitkanmu, bukan?”“Dia suami yang penyayang, tidak mungkin dia menyulitkan aku. Harusnya kamu sadar diri, orang yang menyulitkan aku adalah kamu, Kenzo. Jadi, sebaiknya kamu tidak perlu mencariku lagi.”Erica memutar tubuhnya,
Baca selengkapnya

24.Tukang Mengadu!

Saat makanan datang, Leonel juga memilih untuk diam. Sampai mereka selesai makan malam. Erica menjadi tidak enak dan memperhatikan suaminya terus menerus. “Kak, kenapa Kakak diam saja?” tanya Erica. “Jadi, kamu ingin saya berbicara apa?” tanya Leonel. “Apa saja. Tadi Kakak, mau bicara denganku. Tapi, setelah membahas mengenai bos arogan, Kakak berubah menjadi semakin dingin. Apa aku salah bicara?” “Tidak.” Leonel menatap dingin Erica. Erica meneguk jus miliknya dan meminta air dingin juga. “Dia memang benar arogan kok, anak-anak juga tidak senang sama owner. Dia hanya bisa memerintah di belakang layar, dan hanya mengontrol lewat cctv. Selain itu dia selalu mengganti kebijakan tanpa memikirkan hati karyawan.” Leonel menurunkan gelas di meja sedikit kasar. Erica sedikit terkejut dan menatap suaminya. “Kak, kenapa Kakak marah?” “Saya tidak marah. Jika sudah selesai ayo kita pulang.” Erica menghela napas. Leonel membayar semua makanan itu dan pergi begitu saja. “Jelas-jelas dia
Baca selengkapnya

25. Menjadi Istri yang Baik

“Kami yang memesan semua ini untukmu. Ini reward karena kamu selalu rajin,” jawab Pak Rully.Erica yang mendengar itu tidak bisa berkata-kata. Namun, dia juga senang.“Pak, ini serius, kan?” tanya Erica.Pak Rully dan Bu Maria tersenyum seraya menganggukkan kepala. Sementara itu di luar sana Erica menjadi perbincangan teman-temannya.“Pak, Bu, tapi kenapa hanya aku saja? Teman-teman yang lain tidak mendapatkannya. Caca jadi tidak enak sama teman-teman yang lain,” kata Erica.“Sudah jangan pikirkan,” kata Pak Rully.“Ca, bagaimana dengan tawaran kami? Saya dan Pak Rully sudah berdiskusi kalau kamu tetap kerja di hari yang sama. Tapi, kamu tetap menjadi admin. Tenang saja, tidak akan pusing kok. Kan sudah ada admin satunya, kamu hanya memback up saja. Bagaimana?”Erica memikirkannya kembali.“Kamu sedang butuh uang bukan. Ayo pikirkan lagi, kapan lagi kamu mendapatkan tawaran baik ini.”Erica memikirkannya. Bu Maria dan Pak Rully juga memberitahu info gajinya, dan Erica cukup tergiur. D
Baca selengkapnya

26. Asli atau Palsu?!

Sebuah senyuman terukir jelas di wajahnya yang tampan. Erica menatap suaminya, sebelum akhirnya menatap dan fokus kepada makanan yang dia makan. Setelah makan malam, mereka mengantarkan Lucio ke asrama. Mereka hanya sampai di depan gedung asrama, karena hari sudah malam. Mereka berpisah begitu saja.“Jaga dirimu baik-baik, jika butuh apa-apa hubungi Kakak. Jika ada yang menindasmu beritahu Kakak.”Lucio tersenyum kecil, memegangi tangan kakaknya.“Justru aku yang mencemaskan Kakak. Kakak mulai sekarang tidak boleh memendam apapun, jaga diri kakak. Jangan lupa makan.”Erica tersenyum seraya mengacak-ngacak rambut adiknya, Lucio pun memeluk Erica dengan mata berkaca-kaca.“Berjanji padaku, kalau Kakak akan hidup dengan baik.”“Kakak berjanji padamu.”Setelah itu Lucio melepaskan pelukannya dan menatap Leonel seraya melambaikan tangan.“Terima kasih, Kayak ipar.”Leonel hanya melambaikan tangan, setelah itu mereka masuk ke dalam mobil. Sepanjang jalan Erica dan Leonel memilih untuk diam
Baca selengkapnya

27. Menikah dengan om-om!

Saat Erica baru saja keluar dari dalam kamar mandi, dia terkejut melihat suaminya berada di ruangan pakaian. Leonel berdiri menyandarkan tubuhnya pada dinding lemari dengan tatapan dingin, bersama kedua tangan menyilang.“Ah, kamu mengejutkan aku.”“Erica, apa ibu saya pernah mengatakan sesuatu tentang pernikahan kita?” tanya Leonel.Erica seperti sedang memikirkan dan mengingatnya.“Ibu saya curiga kalau pernikahan ini palsu.”Erica pun teringat ucapan mengenai pernikahan hari itu, dia menatap Leonel seraya menganggukkan kepalanya.“Sama seperti yang Kak Leo katakan sekarang. Ibu Kak Leo. sepertinya memang curiga. Wajar saja kalau mereka curiga, Kakak tiba-tiba menikah denganku.” Leonel terdiam selama beberapa saat. Dia sedang memikirkannya.“Sepertinya kamu harus segera hamil,” kata Leonel.Erica yang mendengar itu sedikit terkejut. Namun, dia tidak akan bisa menghindari itu.“Jujur saja, sebenarnya aku belum siap hamil!”“Jadi, kamu ingin saya menunggu sampai kamu lulus kuliah?” t
Baca selengkapnya

28. Tukang Urut

Erica meneguk salivanya. Dia mengepal tangannya dan merebut paksa dompet dari tangan bibinya.“Bibi tidak bisa mengancamku dengan cara seperti ini. Aku bukan mesin ATM yang bisa diperas setiap waktu. Aku pasti akan membayar kebaikan keluarga Bibi, tetapi tidak sekarang. Kedua, jangan lagi mencariku di kampus.”Catalina yang mendengar itu begitu emosi. Dia hendak menampar Erica, tetapi tangannya lebih dulu di tepis oleh Erica.“Sekarang aku sudah menjadi istri orang. Jika suamiku tahu, kalau aku dilukai oleh Bibi. Menurut Bibi apakah Leonel akan melepaskannya begitu saja?”Erica melepaskan tangan Catalina dengan perlahan. Catalina tersenyum dingin.“Ck! Sekarang kamu berani menggertakku. Dasar tidak tahu diuntung. Jika bukan karena kebaikan suamiku, mungkin kamu sudah menjadi gembel. Jangan lupa, suamiku juga yang sudah membantu menyekolahkan adikmu. Aku hanya meminta sedikit uang, tapi kamu sudah belagu!” ucap Catalina dengan tatapan marah mendorong tubuh Erica.Erica menghela napas.
Baca selengkapnya

29. Nomor Asing?

Seketika wajah Erica memerah. Leonel mendekatkan wajahnya kepada Erica, hal itu membuat jantungnya semakin berdebar.“Apa yang ak—”Tuk! Leonel menyentil kening Erica, berhasil membuatnya terkejut.“Dasar. Otakmu dipenuhi oleh pemikiran kotor! Saya hanya menawari kamu, yang sakit itu dimana? Bokong, atau kaki?”“Hanya sakit di bokong. Tapi, tenang saja seharusnya tidak sampai tulang ekor. Hanya saja kakiku sepertinya terkilir!” kata Erica.Leonel menghela napas. Lalu dia melihat pergelangan kaki sang istri dan memegangnya.“Kakimu kecil sekali.”“Apa kamu sedang menghinaku?”“Saya mengatakan yang sebenarnya. Kamu seperti orang yang kekurangan makan!” kata Leonel.Erica tercengang dan merasa terhina. Namun, dia malah mengulas senyuman ketika suaminya menatapnya. Leonel sempat turun ke bawah dan meminta pengurus rumah untuk mencari tukang pijat.Setelah 10 menit berlalu, Leonel kembali masuk ke dalam dan melihat Erica sedang memijat kakinya pelan-pelan.Leonel menarik kaki Erica, membua
Baca selengkapnya

30. Tidak Akan Memaafkanmu!

Erica masih menatap layar ponselnya. Ia bertanya-tanya siapakah yang mengirim pesan ini? Firasatnya menjadi tidak enak. Bagaimanapun pernikahan mereka tidak banyak yang mengetahui.Erica memutuskan untuk menghubunginya, tetapi saat itu panggilan tidak terjawab.Erica menghela napas, berusaha berpikir positif. Tepat pada saat itu, Leonel terlihat menghampirinya. Erica langsung mengalihkan perhatiannya dari ponsel yang dipegangnya.“Sudah waktunya makan malam, apa urusan pekerjaan Kak Leo sudah selesai?” tanya Erica.“Ya,” jawabnya singkat.Leonel menatap istrinya dengan tatapan dingin. Erica merasa sedikit canggung.“Terima kasih, Kak Leo sudah memanggilkan tukang urut.” Leonel menyilangkan kedua tangannya di bawah perut. Ia tersenyum miring.“Jangan salah paham. Saya melakukan ini karena Ibu saya. Jangan kamu pikir, kebaikan saya karena saya menyukaimu. Ini hanyalah tugas seorang suami,” jawabnya dengan nada dingin.Erica tercengang. Dia juga tidak pernah berharap Leonel akan menyuk
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
14
DMCA.com Protection Status