Erica tertegun, dia menatap Leonel dengan wajah polosnya. Tatapannya lembut, dan terasa hangat.Namun, jauh dalam lubuk hatinya yang paling dalam, dia merasakan kehangatan. Dan juga rasa yang senang, karena ada yang mau merindukannya. Di tengah orang-orang terkasihnya meninggalkannya.“Terima kasih. Aku senang jika ada orang yang merindukanku. Itu artinya masih ada yang merindukanku.”Leonel meraih bagian kepala belakang istrinya, dia mencium kening Erica dengan begitu hangat. Erica memejamkan mata, sebuah senyuman hangat terukir di wajah cantiknya. Dia merasa menjadi istri yang sesungguhnya. Kecupan itu berakhir, dan Leonel menunduk menatap Erica. Tepat pada saat itu, Erica membuka mata. Sepasang mata hangat saling menatap, hingga bibir keduanya bertautan dengan sangat hangat. Saling membalas satu sama lain.“Saya senang kamu ada di sini.”Erica semakin tersenyum.“Aku juga senang karena kamu memberikan liburan gratis.”Setelah itu mereka menyelesaikan mandi. Karena, sudah hampir m
Mereka berdua saling menatap penuh senyuman. Lalu mereka kembali menatap ke langit malam yang indah. Leonel menggerakkan tangannya, mendekat kepada Erica. Akhirnya mereka saling menggenggam satu sama lain. Erica tersenyum, hatinya terasa menghangat begitu juga dengan Leonel.‘Kenapa aku merasa dia sangat perhatian. Apa mungkin Leo menyukai aku seperti yang dikatakan Raisya.’Setelah dua jam berlalu, mereka kini sudah berada di tempat tidur dan berganti pakaian. Sedangkan Erica masih melihat ponsel, dia membuka obrolan grup restoran. Yang sekarang seperti tengah membicarakannya.[Sebenarnya kerjanya si Erica tuh apa, sih? Sekarang ini dia sibuk banget nggak pernah ke restoran lagi.][Gue curiga, dia ani-ani Bos arogan. Si customer killer. Lihat saja, sejak kita semua tahu kalau dia adalah Bos. Cuman dia yang biasa saja.][Sepertinya si Erica, memang sudah mengincar bos. Bos memang tampan sih. Tapi dari segi usia, mereka jauh berbeda.][Yang penting duit tiap bulan ngalir.]Erica tidak
Seketika mata Erica melotot mendengarnya. “A— apa?”Jantung Erica berdegup kencang mendengarnya. Dia tidak percaya kalau Leonel akan mengatakan itu. Namun, yang membuat Erica cemas, apakah Leonel akan membatalkan semua yang telah ditandatangani oleh mereka berdua.Leonel memejamkan matanya. Jantung Erica berdegup sangat kencang membuat seluruh tubuhnya terasa panas. Dan menjadi gelisah. Erica melepaskan diri dari Leonel. Leonel membuka mata dan menatap lembut istri kecilnya.“Leo, ucapanmu barusan … apakah kamu ingin membatalkan semua kontrak yang telah kita tandatangani?” tanya Erica yang kini sudah terduduk menatap Leonel yang kini menopang wajahnya santai.Leonel dapat menangkap kegelisahan istri kecilnya. Namun, Leonel ingin melihat reaksi Erica sejauh mana.“Apa artinya kamu ingin kita bercerai?” Erica terus mengajukan pertanyaan kepada Leonel.Leonel menarik tangan Erica, membuat tubuhnya terjatuh di atas tubuh Leonel. Dan saat itu juga Leonel memeluk erat tubuh Erica.“Tidak
Mauren tersenyum lebar.“Nyonya Winson, saya jadi penasaran, bagaimana Anda bisa mengenal Leo?”Reaksi Erica berubah. Dia merasa kalau perempuan ini, sedang berusaha mencari tahu tentang dirinya.“Pertemuan kami sangat indah. Dia datang bagaikan malaikat di tengah kegelapan malam, bisa dikatakan tidak sengaja. Sejak hari itu, kami selalu dipertemukan. Dan yang membuat aku terkejut, dia langsung mengajak aku menikah tanpa basa-basi. Awalnya aku ingin menolak, tapi dipertemukan dengan pria sempurna sepertinya, siapa yang akan menolak. Suamiku, baik sekali dan sangat perhatian.” Erica tersenyum lebar membayangkan semua waktu yang telah mereka lewati bersama.Hanya karangan indah yang terucap dari mulutnya. Erica tidak mungkin memberitahu Mauren, kalau dia bekas karyawan di restoran, yang selalu berurusan dengan customer killer.Mendengar cerita Erica membuat Mauren tercekat. Dia hampir tidak bisa berkata-kata.“Leo, langsung melamarmu? Kalian tidak sempat berpacaran?” tanya Mauren.Erica
Erica yang berdiri di tepat di depan matanya tertegun hingga tidak bisa berkata-kata. Hingga senyuman manis tercipta di wajahnya.“Terima kasih,” ucapnya dengan suara yang lembut.Leonel terdiam dan menurunkan pandangannya. Sementara Thomas pura-pura mendengarkan musik seraya melihat ponselnya, dengan alat yang sudah menempel di telinganya.Setelah itu lift terbuka, ketiganya keluar dari lift.“Jika kakimu masih sakit, kita batalkan saja.”Erica terkejut. Dia ingat sekali kalau Leonel ingin membawanya jalan-jalan di kota ini.“Kenapa?” tanya Erica.“Kakimu sakit. Akan sangat merepotkan kalau kamu tidak bisa berjalan,” kata Leonel.Erica menghentikan langkahnya dengan setengah alis terangkat.“Bilang saja kalau kamu tidak mau menggendongku.”“Tadi saya sudah menawari kamu. Tapi, kamu tidak mau. Jadi, jangan bilang saya tidak mau.”Erica cemberut dan langsung melangkah maju menjauh dari Leonel. Dengan santai, Leonel mengikutinya dari belakang. Hingga berakhir dengan meraih tubuhnya memb
Sebelum Leonel menyelesaikan kalimatnya, Erica sudah lebih dulu menutup mulut suaminya. Alih-alih menyingkirkan tangan Erica, Leonel malah meraih tangan itu dan mencium punggung tangan istrinya. Hal itu membuat Erica menjadi terkejut dan merasa geli dengan sikap Leonel yang sungguh tidak biasa.Leonel juga tidak tanggung-tanggung memasukkan jari Erica ke mulutnya, membuat wajah Erica merah seketika.“Hei, apa yang sedang kamu lakukan? Lepaskan, itu kotor!”“Hanya sebuah tangan istriku. Tidak ada yang kotor, semua yang ada pada dirimu aku su—” Erica sudah lebih dulu berdiri dan membungkam mulut suaminya dengan bibirnya.Dan ketika Erica hendak melepaskannya. Leonel menariknya dan mencium bibirnya dengan begitu brutal, menenggelamkan bibirnya membuat Erica kesulitan bernapas.‘Apa saat ini dia sedang nafsu?’Erica mencoba melepaskan ciuman itu, tapi akhirnya malah terhanyut dalam ciuman suaminya. Dia memejamkan matanya dan, dalam waktu singkat Leonel melepaskan ciuman itu.Awalnya Eric
Air mata jatuh dari pelupuk mata Erica. Dia tidak bisa menyembunyikan rasa malu, dan kesedihannya. Namun, dia buru-buru menyeka air matanya.“Kenapa kamu menangis? Apa pertanyaan saya menyakiti perasaan kamu?”Erica menghela napas pelan.“Seperti yang pernah aku katakan, Bibiku menjualku kepadamu sebagai pelunas hutang. Mahar yang kamu berikan, semua miliknya aku tidak mendapatkan sepeserpun. Belum lama ini, anaknya menjadikan aku jaminan pinjaman uang. Mereka menagih hutang padaku sepanjang hari. Dan ayahku, dia meminta uang karena tahu aku menikahi pria kaya. Tapi, di balik semua itu aku bingung. Bagaimanapun dia ayahku,” kata Erica.Hutang budi adalah kalimat yang terus menyiksa hatinya. Bagaimana tidak, dia terus menerus ditekan dengan kalimat itu. Sebisa mungkin dia memberikan yang terbaik semampu dia, karena Erica tidak ingin terus mengandalkan suaminya.Leonel menghela napas dengan kedua tangan yang dikunci antara kedua paha yang terbuka lebar.“Saya akan memberikan uang yang m
Erica memejamkan matanya saat Leonel menyesap bibirnya dengan hangat dan lembut. Hatinya semakin terasa menghangat dan membuat dirinya merasakan kasih sayang yang tidak terhingga. Leonel melepaskan ciuman itu dan membuat wajah Erica berubah menjadi merah.“Terima kasih,” kata Leonel mengejutkan Erica.Selama ini dia belum pernah mendengar kalimat itu. Namun, mendengarnya mengatakan’terima kasih’ membuat Erica merasa senang. Meskipun dia tidak melakukan apapun.Erica melihat ke sekelilingnya, dan beruntungnya tidak ada yang melihat mereka. Ia pun menghela napas.“Ada apa?” tanya Leonel.“Hampir saja. Aku sangat bersyukur tidak ada yang melihat kita berciuman!” jawab Erica dengan wajah merona seraya menyelipkan rambutnya dengan wajah menunduk.Leonel tersenyum miring mendengar jawaban istrinya, seolah-olah dia sedang menertawakan perkataan istrinya.“Tidak peduli dengan apa yang mereka katakan.” Leonel meraih tangan Erica dan menggenggamnya.Saat ini Leonel yang berada di baris palin
Tiara terbelalak mendengarnya. Dia tidak menyangka kalau Leonel akan bersikap keras terhadapnya. Hingga membentaknya di hadapan Kenzo, saat itu juga Tiara tidak bisa menyembunyikan air matanya. Dia menangis di hadapan Kenzo.“Sejak menikahi Erica, Paman sudah banyak berubah. Bahkan sekarang membentakku hanya untuk orang asing seperti dia. Jangan-jangan anak yang dikandung Erica bukan anak Paman, tapi anak dia!” tuduh Tiara kepada Kenzo.Kenzo terkejut mendengarnya.”Kau! … Tiara, aku memang masih mencintai Erica, tetapi tuduhanmu terhadapku sangat keterlaluan.”Leonel mengepal tangannya. Darahnya mendidih, jika saja bukan keponakannya. Mungkin Tiara sudah mendapatkan tamparan dari Leonel.“Tiara, saya peringatkan padamu sekali lagi. Jangan membuat masalah dengan Erica, kedua jangan membuat ulah yang merugikan Erica, ketiga Erica bukan orang asing, dia istri saya. Keluarga saya, ibu anak saya. Saya lebih tahu anak siapa yang dikandung Erica, karena saya yang menghamilinya!” dengus Leon
Leonel terkejut mendengarnya. Melihat reaksi suaminya Erica tertawa, perlahan kedua tangannya menyentuh kedua pipi Leonel.“Leonel, aku bercanda. Aku mencintaimu!” ucap Erica dengan wajah tersenyum.Tanpa sebuah kalimat Leonel langsung mencium bibir Erica dengan sangat lembut dan penuh kehangatan. Tidak ada sebuah kalimat yang bisa menggambarkan kebahagiaan Leonel saat ini. Kalimat pun tidak cukup, kalimat yang begitu sederhana, tetapi membuatnya sangat bahagia.Lalu kecupan hangat itu terlepas dan keduanya sama-sama mengukir sebuah senyuman yang hangat.“Erica, saya sangat-sangat mencintaimu dan juga anak kita. Akhirnya aku akan menjadi seorang ayah, kamu harus sehat. Mulai sekarang jangan pikirkan apapun lagi, apapun yang kamu inginkan, kamu hanya perlu memberitahu saya. Anak kita dan kamu tidak boleh kekurangan apapun.”“Aku tahu. Sejak kecil aku hidup penuh dengan kekurangan, sekarang aku tidak akan lagi seperti itu. Terutama anakku dan Lucio, masa depan mereka harus cerah. Dan ti
Erica meraih tangan Leonel sembari mengukir sebuah senyuman.“Tidak apa-apa,” sahutnya yang kemudian meraih tubuh Leonel dan memeluknya.Erica menepuk-nepuk pundak Leonel. Dan keduanya saling memeluk satu sama lain.“Kamu tidak ingin bertanya siapa perempuan tadi?”Erica menghela napas secara perlahan dan menghembuskannya.“Masa lalu tidak perlu diungkit. Semua orang memiliki masa lalu, termasuk aku. Kisah kita memang terlalu pelik, tetapi kita berdua berjalan untuk masa depan. Dan aku tidak mau sedih terus menerus, aku tidak ingin kehamilanku juga terganggu.”“Aku sudah melupakannya. Apa kamu percaya?”“Kamu sudah dengar tadi, kalau aku percaya padamu. Jadi, aku juga berharap kamu juga percaya dengan masa laluku. Saat ini yang aku cintai hanyalah kamu, Leonel.”Pelukan itu melonggar, mata-mata yang sayu menyapu kesedihan. Tatapan hangat pada malam penuh ujian. Keduanya berusaha bersikap kuat, Leonel mengelus rambut Erica lalu mengecup keningnya.“Caca, saya berjanji. Saya tidak akan
Tiara menggelengkan kepala seraya menyeka air matanya.“Tidak Ma, Tiara sedikit sedih saja melihat Paman terlihat bahagia. Aku harap Erica perempuan baik, dan bukan perempuan matre yang hanya menginginkan uang dari Paman!”Natalie terkejut mendengarnya. Biasanya Tiara tidak akan memanggil Erica dengan sebutan nama langsung. Natalie merasa ada yang aneh, di sisi lain dia tidak melihat keberadaan Kenzo dan Dahlia.Saat ini Dahlia sedang menarik Kenzo yang sudah mabuk. Dia berada di balkon.“Bisa-bisanya kamu mabuk di saat seperti ini. Ayo pulang dengan Mama, jangan sampai kamu berkata yang tidak-tidak.”Saat itu juga Dahlia menyuruh ajudannya untuk membawa paksa Kenzo yang sudah mulai melantur. Sementara Erica dan Leonel menikmati pesta resepsi mereka, berbagai acara terus berlangsung.Teman-teman yang bekerja di restoran juga datang ke pesta, mereka masih tidak percaya karena Erica memang menikahi Leonel. Bahkan saat ini sedang mengandung putra dari Leonel.Pesta resepsi pun selesai. K
Erica yang sama sekali tidak mengenali Jasmine tersenyum dengan begitu ramah. Mauren langsung berjalan menarik gaunnya dan buru-buru mengarah ke arah pelaminan. Namun, semua itu terlambat. Karena Jasmine sudah lebih dulu mengulurkan tangannya kepada Leonel dengan wajah tersenyum.“Leo, selamat atas pernikahan dan kehamilan istrimu!” kata Jasmine yang perlahan tatapan matanya berubah menjadi sorot kesedihan, kerinduan.Leonel meraih tangan Jasmine, keduanya berjabat tangan. Tatapan Leonel datar, lalu Jasmine mendekatkan tubuhnya ke wajah Leonel.“Biarkan aku memelukmu untuk terakhir kalinya,” bisik Jasmine memeluk Leonel tanpa ragu. Dia juga mencium pipi Leonel di hadapan Erica, setelah itu dia langsung memutar tubuhnya dan turun dari pelaminan.Erica yang melihat semua itu tertegun. Dia tidak bisa berkata-kata, beberapa tamu yang melihatnya juga tercengang.“Erica, nanti aku akan menjelaskan padamu.”Erica mengangguk pelan.”Aku percaya padamu!”Jawaban Erica mengejutkan Leonel, karena
Mendengar kabar bahagia itu membuat Eleanor dan Philip terkejut dalam kebahagiaan. Karena pada akhirnya yang diinginkan mereka terkabul. Tiara juga tampak bahagia, begitu juga dengan sang ayah Archer, Sarah dan Henry benar-benar terkejut dalam kebahagiaan.“Ternyata benar Erica sedang hamil, sejak awal Mama curiga kalau Erica hamil,” kata Eleanor seraya memegang tangan suaminya.“Baguslah. Keinginanmu sekarang sudah tercapai,” kata Philip dengan wajah tersenyum.Namun, tidak dengan Natalie yang terdiam bersama dengan Dahlia dan juga Kenzo. Sedangkan Jasmine yang mendengar kabar itu benar-benar syok, sampai gelas di tangannya terjatuh ke lantai, saat itu juga dia langsung membalikkan badan meneteskan air mata.“Kita pulang saja, yuk.” Mauren mengelus punggungnya.Jasmine menggelengkan kepalanya.“Aku masih ingin melihatnya di sini. Aku ingin melihat kebahagiaan mereka,”jawab Jasmine yang saat itu pergi ke toilet.Mauren menghela napas, dia tahu tidak akan mudah membujuk Jasmine Mauren
Jasmine mengulas senyum kepada Leonel, dia juga tidak segan-segan mengangkat gelasnya mengajak Leonel bersulang. Di waktu yang sama manik mata Erica dan Jasmine bertemu.‘Perempuan itu sangat cantik.’Erica sama sekali tidak mengenali Jasmine, dan beberapa tamu Leonel. Natalie dan Archer menyadari kehadiran Jasmine bersama dengan Mauren.“Sekarang kamu sudah melihat wanita yang dinikahi Leonel, apa kamu sudah puas?” kata Mauren.“Cantik dan masih muda. Tapi, tetap saja aku yang lebih mengenal Leo dari dia, aku juga yang pertama kali bertemu dengannya. Dia hanyalah gadis kecil yang beruntung dinikahi pria yang aku cintai.”Mauren menghela napas.”Jangan berulah di pernikahan mereka.”“Aku tidak sebodoh itu. Meskipun hatiku tidak rela, apa yang bisa aku perbuat saat ini. Menghancurkan pesta pernikahan mereka tidak akan membuat Leonel kembali kepadaku, bukan?”Mauren mengelus punggung Jasmine dengan wajah tersenyum.Kini Leonel dan Erica berada di kursi pernikahan mereka tersenyum kepada
“Ca, tenangkan dirimu. Hari ini, hari baik. Tidak boleh berpikiran yang tidak-tidak, oke.”Erica mangut-mangut. Dia duduk di sofa.“Kamu pergi saja temui Mama dan yang lainnya, aku ingin istirahat sebentar. Jam berapa penata rias mulai meriasku?”“Saya meminta merias kamu jam 6 saja, acaranya jam 7. Cukup untuk merias kamu,” kata Leonel.“Oke. Aku tidur sebentar,” kata Erica.Leonel mengecup kening Erica.”Jika kamu butuh sesuatu hubungi aku langsung.”Leonel pergi menemui orang tuanya yang berada di kamar khusus. Mereka semua berkumpul di sofa, di sana juga ada Lucio yang cukup canggung berada di tengah-tengah keluarga dari Leonel.“Jadi, ini Lucio. Akhirnya aku melihatmu juga, selama ini kita tidak berkesempatan bertemu. Cukup tampan juga, tetapi pemalu. Wajar saja masih SMA, kalau dipoles sedikit pasti lebih menarik.”Lucio tersenyum tipis.“Kamu juga pas awal masuk SMA masih buluk,” kata Sarah.“Bibi —” Tiara mengerutkan keningnya dan menghela napas.Natalie tersenyum dan menggoda
“Tidak. Saya sangat bersyukur bisa menemukanmu di tengah keramaian wanita di luar sana, meskipun usia kita jauh berbeda. Tapi, saya tidak pernah menyesal bertemu denganmu. Karena saya tahu, ini jalan hidup saya.”Erica menatap mata suaminya yang tampak teduh. Dia memeluk Leonel, dalam hati kecilnya, ia berharap kalau Leonel tidak pernah mengecewakannya. Bagaimanapun, dia sudah mengorbankan masa mudanya untuk sebuah pernikahan dan rela hamil di saat dia sedang kuliah.“Bagaimana, apa kamu sudah siap? Jika kamu sudah siap kita akan pergi ke hotel, acaranya jam 7 malam. Kamu bisa istirahat sampai sore di sana,” kata Leonel.“Ayo kita pergi sekarang. Keluarga kita sudah berada di sana,” kata Erica.Leonel mengangguk, dia meraih tangan Erica mereka menuruni lift dan menaiki mobil menuju hotel milik keluarganya. Di seberang sana, Catalina saat ini sedang membeli sayur di tukang sayur yang ada di mobil. Dia melihat ibu-ibu seperti biasa tengah berkerumun bersama dengan ibu penjual sayur.“E