Leonel melemparkan bajunya kepada Erica. Dan saat akan melepaskan celananya, wajah Erica semakin memerah. Dan tidak membuang muka.“Leonel, apa kamu ini mesum?!” Leonel tersenyum lebar dan melemparkan celana hotpants berwarna putih ke arah Erica. Hingga celana dalam pendek yang berwarna abu sepahanya, terlihat. Erica memejamkan matanya.“Kenapa kamu masih malu melihat tubuh suamimu,” kata Leonel yang mendekat kepada Erica.“Bagaimana, kalau ada orang yang melihat,” kata Erica.“Di villa ini hanya ada kita. Siapa yang berani masuk ke dalam, jika tidak dipersilahkan?”Apa yang dikatakan Leonel memang benar. Namun, wajah Erica masih merah. Dia masih malu dengan situasi saat ini.Leonel menarik dagu Erica, membuat Erica menengadah menatapnya dengan tatapan lembut.“Apa yang sedang kamu pikirkan, Erica? Kamu ingin kita bercinta di sini?” tanya Leonel.“T— tidak! Itu hanya pikiranmu saja. Aku sama sekali tidak menginginkannya.”“Oh … jadi, itu mau saya, ya? Lalu, bagaimana kalau saya meman
Erica tercengang dengan apa yang dikatakan Leonel saat ini. Selama ini belum pernah ada orang yang mengatakan akan mewujudkan mimpinya. Selama ini hanya dia yang berkata akan mewujudkan semua itu seorang diri.Kini, pria yang dia anggap menyebalkan di masa lalu, adalah orang yang mengulurkan tangan dan membuatnya bergantung padanya. Memberinya kebahagiaan yang tidak pernah dia dapatkan sebelumnya dari Kenzo.“Lihat matamu merah. Jangan bilang kamu tersentuh oleh ucapan saya, kenapa, kamu baru pertama menemukan pria seperti saya?”“Kenapa pria sepertimu sangat narsis dan percaya diri.” Erica tersenyum kecil dan menaikkan pandangan ke langit-langit, dia tidak ingin menangis. Lebih tepatnya memang tidak boleh lemah.Erica menghela napas.“Om Leo, suamiku yang tampan dan narsis, arogan, killer, jangan memanjakan aku. Karena aku takut di saat aku nyaman bergantung padamu. Kamu malah mencampakkan aku seperti debu yang tidak berharga!”Leonel menyentil kening Erica.“Bodoh! Otakmu selalu dip
“Saya!” jawab Leonel.Erica membuka mata, setelah mendengar jawaban suaminya. Begitu juga dengan Leonel yang membuka mata menatap Erica dengan tatapan lembut.“Kamu? Apa kamu yakin!” Erica merasa ragu untuk itu.Leonel mengangguk pelan. “Harus saya akui, kalau saya memang arogan di perusahaan. Namun, di mata istri saya, saya ingin terlihat lembut.”Erica yang mendengar itu mengerutkan hidungnya.“Biar waktu yang membuktikan perkataanmu. Kita lihat, apakah ucapanmu masih sama.”Leonel menghela napas, dan mengetuk kening Erica.“Pria sejati selalu menepati janjinya,”jawab Leonel.“Benar, ya. Jangan sampai saat kita bertengkar, urusan pekerjaan terlibat. Bagaimanapun, sekarang aku asisten pribadi kamu. Tapi, aku juga tidak bisa berhenti secara tiba-tiba. Jadi, tolong beri aku waktu satu sampai dua bulan untuk menyelesaikan pekerjaanku di restoran.”“Kamu istri saya, jika kamu mau langsung berhenti saja,” kata Leonel.Erica menggelengkan kepala.”Saya memang istri kamu. Tapi, di perusahaa
“Erica,” panggil Leonel seraya menyentuh wajahnya.Leonel memangku Erica membawanya ke kamar, dia langsung menghubungi staf hotel untuk diminta disiapkan mobil menuju rumah sakit terdekat.“Dua menit, mobil harus sudah berada di depan villa,” kata Leonel dengan suara dingin mendesak.“Baik Pak.”“Satu lagi, pecat orang yang mengantarkan makanan ke kamarku, termasuk yang memasak makanan malam ini!” kata Leonel yang langsung mematikan panggilan.Sontak GM hotel itu terkejut, setelah perintah dari Leonel langsung diturunkan. Mereka baru tahu apa yang terjadi kepada Erica, setelah mengantarkan mobil.“Pak, apa yang terjadi?” tanya seorang GM.Leonel menatap dingin GM bernama Hans.“Istriku keracunan!” kata Leonel yang saat itu langsung masuk ke dalam mobil setelah menurunkan Erica di dalam mobil.Hans terkejut, hingga tidak bisa berkata-kata. Hanya satu yang bisa dia lakukan saat ini adalah investigasi yang terjadi. Leonel pergi bersama dengan seorang sopir menuju ke rumah sakit. Dia men
Leonel yang saat ini sedang menelepon memikirkan ucapan Erica. Selama ini dia tidak pernah memperdulikan perasaan karyawannya. Namun, mendengar Erica berbicara seperti itu, membuat hati Leonel sedikit tergugah.Namun, Leonel mengabaikan perasaan itu. Jadi, dia hanya menelepon dan meminta dibuatkan makanan yang bergizi untuk Erica. Ya, Leonel meminta dibuatkan bubur untuk istrinya. Menu sarapan pagi ini antara Leonel dan Erica akan berbeda.Saat Leonel kembali ke kamar, Erica tidak ada di dalam kamar. Dia pergi ke kamar mandi.“Erica, apa kamu baik-baik saja?” tanya Leonel.“Ya, aku baik-baik saja,” jawab Erica baru saja muntah.Erica menyentuh keningnya, dia memang masih kurang enak badan. Namun, dia tidak ingin menunjukkan itu kepada Leonel. Erica keluar dan terkejut Leonel berdiri di samping pintu.“Apa yang sedang kamu lakukan di sini?”“Menjaga kamu.”Erica tertegun dengan alis sebelah terangkat.“Tahu nggak, kamu sudah seperti penjaga toilet umum di pom bensin.”“Kamu pintar sek
Mendengar suara Kenzo membuat Tiara terkejut. Kenzo langsung menarik bingkai foto itu dari tangan Tiara dengan tatapan dingin.“Jangan sentuh barang apapun yang ada di kamarku,” ucap Kenzo.Tiara menatap tunangannya itu yang kini menatapnya marah. Kenzo baru saja keluar dari dalam kamar mandi. Kenzo berdiri masih memakai handuk kimono.“Kenzo, aku … tadi aku sudah mengetuk pintu dan memanggil kamu. Tapi, kamu tidak ada suara. Jadinya aku langsung masuk saja. Lagi pula mamamu sudah mengizinkan masuk.”Kenzo menghela napas dan meletakan kembali foto itu di tempat yang sama.“Sekarang kamu tunggu di ruangan sebelah, aku mau berganti pakaian.”Tiara menyeret kakinya menuju ruangan sebelah.“Tutup pintunya,” kata Kenzo.Setelah pintu ditutup, Kenzo memutar tubuhnya membalik foto di depannya dan menatap bingkai foto itu dengan mata merah. Itu adalah potret dirinya dengan Erica di masa lalu, sejak mereka berpacaran di bangku SMA. Hingga masuk ke perguruan tinggi.‘Erica, aku ingin kembali ke
Mata Erica melotot mendapatkan ciuman hangat dari suaminya.Setelah itu Leonel melepaskan ciumannya dan tersenyum manis.“Sekarang kamu tidak akan sakit lagi.”Erica tercengang dengan sikap suaminya. Sekaligus tidak percaya kalau Leonel bisa bersikap seperti itu. Erica berpikir kalau pria lebih dewasa tidak akan menggombal seperti ini. Melihat Leonel yang seperti ini tidak seperti yang Erica kenal.“Dasar memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan.” Erica masuk ke dalam kamar membawa laptop dan buku-buku bersamanya.Melihat Erica kesal, Leonel tersenyum lalu menurunkan pandangannya.“Dia pikir pria dewasa tidak bisa bersikap romantis atau sedikit menggombal. Justru pria dewasa adalah panutan para kaum muda.”Erica duduk di sofa yang menghadap ke arah jendela kamar yang menghadap kolam. Dia menyentuh bibirnya, dia menyentuhnya dengan sangat lembut. Selama berpacaran dengan Kenzo, tidak pernah sampai bengkak seperti ini.Erica membuka laptopnya dan mencari informasi tentang pria. Dia mene
“Menurutmu?” Erica bertanya balik.“Ini adalah kencan.”Mereka pun tiba di pusat kota. Erica dan Leonel berjalan di antara kerumunan orang, mereka juga pergi ke pantai untuk bersantai, dan mencoba camilan yang berada di area pantai.Leonel dan Erica juga selalu mengabadikan momen itu dengan berfoto bersama. Dan kini Leonel sudah mulai terbiasa.“Eh, ada kuda.”“Kamu ingin naik kuda?” tanya Leonel.“Aku tidak bisa. Selain itu aku pakai baju begini,” kata Erica.“Kalau kamu mau, kita bisa naik bersama.” Erica menggelengkan kepala.” Lain kali saja.”Keduanya bergandengan tangan. Erica ingin sekali makan air kelapa, membelinya untuk sang istri. “Segar sekali,” kata Erica yang kini duduk di sebuah kursi kayu seraya melihat orang-orang yang sibuk dengan aktivitasnya. Ada yang mandi di laut, ada yang naik papan seluncur. Dan semua itu beragam.Lalu manik matanya tertuju pada suaminya yang kini memperhatikannya dalam diam.“Kamu mau?” Erica menawari Leonel.Leonel menggelengkan kepala.“Ka
Mendengar jawaban Leonel, Erica cukup mengerti apa yang diinginkan Leonel saat ini. Setelah itu mereka kembali ke rumah, Leonel memangkunya menuju ke kamar. Perlahan Leonel menurunkan tubuh Erica di atas tempat tidur, Erica duduk dan melepaskan sandal rumahnya.“Kamu tidak perlu repot-repot memangku aku, aku bisa jalan sendiri.”“Aku tahu, tetapi selagi bisa aku ingin memangkumu. Mungkin saja dua tahun lagi aku tidak sanggup memangkumu. Aku sudah cukup tua, walaupun aku masih terlihat tampan dari luar.”Entah kenapa Erica tidak senang mendengarnya. Dia menarik tangan Leonel untuk duduk di sisinya, perlahan tangannya membelai wajah Leonel menatapnya lembut. Mata keduanya saling menatap begitu lekat, ada kehangatan dari kedua mata yang saling menatap.“Di mataku kamu masih muda. Jika suatu hari nanti kamu tidak sanggup bekerja lagi, jangan dipaksakan. Aku yang akan merawatmu, biar aku yang bekerja. Kamu hanya perlu berada di rumah bersama anak kita,” kata Erica.Leonel tersenyum. “Jadi
Leonel membelai rambut Erica. “Karena saya sayang kamu, dan janin di dalam perut kamu. Sekarang kamu memiliki tanggung jawab lebih, yaitu calon anak kita.”Erica diam menatap suaminya, lalu dia tersenyum. Leonel kini sudah memegangi pipi Erica yang semakin hari semakin berisi. “Terima kasih, karena sudah sayang sama aku.”“Itulah tanggung jawab seorang suami. Kamu lapar tidak, ingin makan sesuatu?” tanya Leonel.Erica mengangkat kepala, dia seperti sedang memikirkannya. Lalu, dia teringat sesuatu.”Aku ingin makan mie ayam di pinggir jalan. Mie ayam Pak Joko.”“Di mana? Biar saya belikan,” kata Leonel.“Emh, sebenarnya aku ingin makan di tempatnya. Kalau di rumah kadang rasanya agak beda gitu, boleh tidak?” tanya Erica dengan mata berbinar.Leonel yang melihat ekspresi sang istri tidak berdaya. Akhirnya dia menganggukkan kepalanya. “Baiklah kita pergi sekarang,” kata Leonel.Erica mengangguk, Leonel mengambil sebuah jaket untuk Erica kenakan.“Di luar habis hujan, cuaca pasti dingin.
Tiara terbelalak mendengarnya. Dia tidak menyangka kalau Leonel akan bersikap keras terhadapnya. Hingga membentaknya di hadapan Kenzo, saat itu juga Tiara tidak bisa menyembunyikan air matanya. Dia menangis di hadapan Kenzo.“Sejak menikahi Erica, Paman sudah banyak berubah. Bahkan sekarang membentakku hanya untuk orang asing seperti dia. Jangan-jangan anak yang dikandung Erica bukan anak Paman, tapi anak dia!” tuduh Tiara kepada Kenzo.Kenzo terkejut mendengarnya.”Kau! … Tiara, aku memang masih mencintai Erica, tetapi tuduhanmu terhadapku sangat keterlaluan.”Leonel mengepal tangannya. Darahnya mendidih, jika saja bukan keponakannya. Mungkin Tiara sudah mendapatkan tamparan dari Leonel.“Tiara, saya peringatkan padamu sekali lagi. Jangan membuat masalah dengan Erica, kedua jangan membuat ulah yang merugikan Erica, ketiga Erica bukan orang asing, dia istri saya. Keluarga saya, ibu anak saya. Saya lebih tahu anak siapa yang dikandung Erica, karena saya yang menghamilinya!” dengus Leon
Leonel terkejut mendengarnya. Melihat reaksi suaminya Erica tertawa, perlahan kedua tangannya menyentuh kedua pipi Leonel.“Leonel, aku bercanda. Aku mencintaimu!” ucap Erica dengan wajah tersenyum.Tanpa sebuah kalimat Leonel langsung mencium bibir Erica dengan sangat lembut dan penuh kehangatan. Tidak ada sebuah kalimat yang bisa menggambarkan kebahagiaan Leonel saat ini. Kalimat pun tidak cukup, kalimat yang begitu sederhana, tetapi membuatnya sangat bahagia.Lalu kecupan hangat itu terlepas dan keduanya sama-sama mengukir sebuah senyuman yang hangat.“Erica, saya sangat-sangat mencintaimu dan juga anak kita. Akhirnya aku akan menjadi seorang ayah, kamu harus sehat. Mulai sekarang jangan pikirkan apapun lagi, apapun yang kamu inginkan, kamu hanya perlu memberitahu saya. Anak kita dan kamu tidak boleh kekurangan apapun.”“Aku tahu. Sejak kecil aku hidup penuh dengan kekurangan, sekarang aku tidak akan lagi seperti itu. Terutama anakku dan Lucio, masa depan mereka harus cerah. Dan ti
Erica meraih tangan Leonel sembari mengukir sebuah senyuman.“Tidak apa-apa,” sahutnya yang kemudian meraih tubuh Leonel dan memeluknya.Erica menepuk-nepuk pundak Leonel. Dan keduanya saling memeluk satu sama lain.“Kamu tidak ingin bertanya siapa perempuan tadi?”Erica menghela napas secara perlahan dan menghembuskannya.“Masa lalu tidak perlu diungkit. Semua orang memiliki masa lalu, termasuk aku. Kisah kita memang terlalu pelik, tetapi kita berdua berjalan untuk masa depan. Dan aku tidak mau sedih terus menerus, aku tidak ingin kehamilanku juga terganggu.”“Aku sudah melupakannya. Apa kamu percaya?”“Kamu sudah dengar tadi, kalau aku percaya padamu. Jadi, aku juga berharap kamu juga percaya dengan masa laluku. Saat ini yang aku cintai hanyalah kamu, Leonel.”Pelukan itu melonggar, mata-mata yang sayu menyapu kesedihan. Tatapan hangat pada malam penuh ujian. Keduanya berusaha bersikap kuat, Leonel mengelus rambut Erica lalu mengecup keningnya.“Caca, saya berjanji. Saya tidak akan
Tiara menggelengkan kepala seraya menyeka air matanya.“Tidak Ma, Tiara sedikit sedih saja melihat Paman terlihat bahagia. Aku harap Erica perempuan baik, dan bukan perempuan matre yang hanya menginginkan uang dari Paman!”Natalie terkejut mendengarnya. Biasanya Tiara tidak akan memanggil Erica dengan sebutan nama langsung. Natalie merasa ada yang aneh, di sisi lain dia tidak melihat keberadaan Kenzo dan Dahlia.Saat ini Dahlia sedang menarik Kenzo yang sudah mabuk. Dia berada di balkon.“Bisa-bisanya kamu mabuk di saat seperti ini. Ayo pulang dengan Mama, jangan sampai kamu berkata yang tidak-tidak.”Saat itu juga Dahlia menyuruh ajudannya untuk membawa paksa Kenzo yang sudah mulai melantur. Sementara Erica dan Leonel menikmati pesta resepsi mereka, berbagai acara terus berlangsung.Teman-teman yang bekerja di restoran juga datang ke pesta, mereka masih tidak percaya karena Erica memang menikahi Leonel. Bahkan saat ini sedang mengandung putra dari Leonel.Pesta resepsi pun selesai. K
Erica yang sama sekali tidak mengenali Jasmine tersenyum dengan begitu ramah. Mauren langsung berjalan menarik gaunnya dan buru-buru mengarah ke arah pelaminan. Namun, semua itu terlambat. Karena Jasmine sudah lebih dulu mengulurkan tangannya kepada Leonel dengan wajah tersenyum.“Leo, selamat atas pernikahan dan kehamilan istrimu!” kata Jasmine yang perlahan tatapan matanya berubah menjadi sorot kesedihan, kerinduan.Leonel meraih tangan Jasmine, keduanya berjabat tangan. Tatapan Leonel datar, lalu Jasmine mendekatkan tubuhnya ke wajah Leonel.“Biarkan aku memelukmu untuk terakhir kalinya,” bisik Jasmine memeluk Leonel tanpa ragu. Dia juga mencium pipi Leonel di hadapan Erica, setelah itu dia langsung memutar tubuhnya dan turun dari pelaminan.Erica yang melihat semua itu tertegun. Dia tidak bisa berkata-kata, beberapa tamu yang melihatnya juga tercengang.“Erica, nanti aku akan menjelaskan padamu.”Erica mengangguk pelan.”Aku percaya padamu!”Jawaban Erica mengejutkan Leonel, karena
Mendengar kabar bahagia itu membuat Eleanor dan Philip terkejut dalam kebahagiaan. Karena pada akhirnya yang diinginkan mereka terkabul. Tiara juga tampak bahagia, begitu juga dengan sang ayah Archer, Sarah dan Henry benar-benar terkejut dalam kebahagiaan.“Ternyata benar Erica sedang hamil, sejak awal Mama curiga kalau Erica hamil,” kata Eleanor seraya memegang tangan suaminya.“Baguslah. Keinginanmu sekarang sudah tercapai,” kata Philip dengan wajah tersenyum.Namun, tidak dengan Natalie yang terdiam bersama dengan Dahlia dan juga Kenzo. Sedangkan Jasmine yang mendengar kabar itu benar-benar syok, sampai gelas di tangannya terjatuh ke lantai, saat itu juga dia langsung membalikkan badan meneteskan air mata.“Kita pulang saja, yuk.” Mauren mengelus punggungnya.Jasmine menggelengkan kepalanya.“Aku masih ingin melihatnya di sini. Aku ingin melihat kebahagiaan mereka,”jawab Jasmine yang saat itu pergi ke toilet.Mauren menghela napas, dia tahu tidak akan mudah membujuk Jasmine Mauren
Jasmine mengulas senyum kepada Leonel, dia juga tidak segan-segan mengangkat gelasnya mengajak Leonel bersulang. Di waktu yang sama manik mata Erica dan Jasmine bertemu.‘Perempuan itu sangat cantik.’Erica sama sekali tidak mengenali Jasmine, dan beberapa tamu Leonel. Natalie dan Archer menyadari kehadiran Jasmine bersama dengan Mauren.“Sekarang kamu sudah melihat wanita yang dinikahi Leonel, apa kamu sudah puas?” kata Mauren.“Cantik dan masih muda. Tapi, tetap saja aku yang lebih mengenal Leo dari dia, aku juga yang pertama kali bertemu dengannya. Dia hanyalah gadis kecil yang beruntung dinikahi pria yang aku cintai.”Mauren menghela napas.”Jangan berulah di pernikahan mereka.”“Aku tidak sebodoh itu. Meskipun hatiku tidak rela, apa yang bisa aku perbuat saat ini. Menghancurkan pesta pernikahan mereka tidak akan membuat Leonel kembali kepadaku, bukan?”Mauren mengelus punggung Jasmine dengan wajah tersenyum.Kini Leonel dan Erica berada di kursi pernikahan mereka tersenyum kepada