Semua Bab Istri Kecil Kesayangan Bos Arogan: Bab 91 - Bab 100

134 Bab

91. Istri Saya

Awalnya pertama Erica ingin merahasiakan pernikahannya karena Leonel mengajukan kontrak pernikahan. Namun, sekarang Leonel sudah tidak menginginkannya lagi. Erica berpikir apa sebaiknya ini adalah waktu yang tepat, dan dia tidak perlu lagi bersembunyi dari orang-orang di sekitarnya. Erica mengangguk pelan. “Aku akan memikirkannya kembali, jika itu memang yang terbaik … mari kita lakukan.”Leonel mengangguk lalu mencium kening Erica. Setelah itu mereka pun tertidur.Lucio yang berada di dalam kamarnya tengah menatap foto lamanya, dimana ada kedua orang tuanya yang terlihat sangat bahagia. Lucio juga tidak pernah menyangka kalau ini adalah foto terakhir dirinya bersama dengan kedua orang tuanya.“Ibu, sekarang Kakak sudah bahagia. Ibu bisa tenang di sana dan tidak perlu sedih lagi.”Namun, senyuman Lucio tidak bisa menyembunyikan rasa kecewanya terhadap Juan. Dia melipat potret bagian Juan, seolah foto itu hanya ada dirinya dan sang ibu dan kakaknya.Lucio bukan anak keci
Baca selengkapnya

92. Menjual Diri

Erica tercengang mendengarnya. Terlebih Bu Alya yang mendengarnya sangat jelas.“Barusan Bos bilang Erica adalah istrinya, apa aku tidak salah dengar?” gumamnya pelan.Manik mata Leonel menatap dingin ke arah Bu Alya.“Kenapa masih berdiri di sini, kembali bekerja,” kata Leonel dengan suara dingin dan tampang arogan yang khas.“Ba–baik Pak,” jawabnya dengan wajah menunduk.Klien perempuan itu berdiri mengulurkan tangannya kepada Erica.“Jadi, ini Nyonya Winson, senang sekali bisa bertemu dengan Anda. Anda terlihat masih muda, saya Wanda.”“Erica,” jawabnya seraya berjabat tangan.Leonel memberi instruksi agar Erica duduk di sebelahnya. Sejujurnya Erica sangat tidak nyaman duduk di sebelah Leonel, terlebih kini para karyawan terus memperhatikannya.“Istri saya memang masih muda. Namun, dia sangat luar biasa. Saat ini dia sedang menempuh pendidikan kedokteran, tapi masih mau mengelola restoran,” kata Leonel seraya memegangi tangan Erica menatapnya tersenyum.Erica melirik Leonel dan men
Baca selengkapnya

93.Mengklarifikasi

‘Tatapan mata ini, persis seperti terakhir kalinya. Apa dia berpikir aku menjual diri lagi?’ ucapnya dalam hati. Erica terdiam sesaat, kemudian tersenyum. “Dijodohkan,” jawabnya mengarang cerita yang lebih indah. Tidak mungkin memberitahu kalau dirinya dijadikan alat pelunas hutang bahkan sempat melakukan kontrak pernikahan. Bu Alya tertegun mendengarnya. “Dijodohkan?” Raut wajahnya memperlihatkan rasa penasaran. “Kok bisa. Setahuku keluargamu orang biasa, dan Pak Leonel orang kaya raya, kok bisa dijodohkan dengan perempuan sepertimu.” Erica menaikkan sebelah alisnya. Dia cukup tercengang dengan pertanyaan Bu Alya. “Perempuan sepertimu? Memangnya kenapa denganku. Apakah menikahi orang biasa, adalah sesuatu yang hina?” Bu Alya terkejut dengan jawaban Erica. “Ya ampun, Ca, aku kan hanya tanya. Kok kamu jadi baper begitu sih, aku tuh cuman penasaran saja bagaimana kamu bisa menikah dengan Bos. Jika anak di bawah tahu, mereka juga pasti tidak kalah penasarannya sepertiku. Jangan
Baca selengkapnya

94. Aku Mencintaimu

Leonel tersenyum.“Jadi, bisakah kamu melepaskan aku?”“Tidak mau. Besok, bukannya sudah libur kampus? Bagaimana, kalau kamu temani saya ke melihat hotel di luar kota. Kita ajak Lucio juga, kita berlibur. Bagaimana?”“Besok?”Leonel mengangguk.“Baiklah. Lucio pasti senang sekali bisa pergi liburan, selama ini dia jarang sekali liburan. Mungkin hampir tidak pernah.”Leonel melepaskan cengkeramannya. Dan tiba-tiba melompat ke dalam pelukan Leonel, di waktu yang sama Leonel langsung menangkap tubuhnya.“Bagaimana, apa aku berat?”“Ya, sekarang kamu sudah bertambah berat. Beda dari pertama kali kita bertemu,” jawab Leonel memangkunya menuju kamar tidur.Erica tersenyum, melingkarkan tangannya ke leher Leonel.“Aku mencintaimu, Leonel.”“Terima kasih.”“Kenapa kamu tidak pernah mengatakan mencintaiku, atau Erica i love you?”“Kamu sudah tahu perasaan saya. Jika bukan cinta sayang, lantas semua yang saya berikan padamu, apa kalau bukan cinta?”Mata mereka saling menatap dengan begitu hanga
Baca selengkapnya

95. Aura Negatif

Tidak ingin memikirkan, Leonel akhirnya memejamkan matanya dan tidur di sisi sang istri.Pagi harinya Erica bangun lebih awal, ia terkejut saat mengetahui dirinya tidur di tempat tidur. Dia melirik Leonel yang masih tidur, Erica berpikir mungkin suaminya yang memindahkannya.‘Jadi teringat Bapak. Waktu kecil Bapak suka memindahkan aku, saat tertidur dimanapun.’Kenangan masa kecil, telah menyentuh hatinya. Dahulu dia berpikir meskipun hidup sederhana, selama keluarganya lengkap itu sudah jauh lebih baik. Namun, siapa yang akan menyangka kalau Juan akan selingkuh di saat istrinya terbaring sakit di rumah sakit. Bahkan sampai membuat wanita itu hamil.Dan Erica baru menyadari semua itu belum lama ini. Omongan pedas Bibinya rupanya bukan hanya sebongkah omongan kosong, tetapi fakta paling nyata.“Duh, aku jadi sedih begini pagi-pagi,” gumamnya pelan.Saat Erica akan bangun, tiba-tiba Leonel mencekal tangannya. Ia menoleh ke belakang, dilihatnya Leonel sedang memandangnya dengan mata yang
Baca selengkapnya

96. Aku Merindukanmu

“Kami tidak akan mengulanginya lagi,” ucap Bu Maria.“Benar Pak, mohon maaf sebelumnya,” kata Bu Alya.“Saya tidak butuh maaf. Saya hanya ingin kalian berdua disiplin waktu, itu saja. Ingat kalian di sini adalah panutan, jika kalian seperti ini, bagaimana bisa memimpin. Dan memberikan contoh yang baik,” ucap Leonel dengan nada dingin.Bu Alya dan Bu Maria terdiam, mereka duduk menunduk. Bu Alya gemetar, dia terlihat gelisah dan sedikit tidak nyaman dengan sikap Leonel yang terlihat dingin. Namun, tidak padanya, dia dingin kepada semua orang yang ada di rapat.Rapat pun dimulai dari memperlihatkan omset perhari sampai pertahun, serta seluruh stok yang masih ada di gudang terhitung dengan sangat jelas.Bu Alya melaporkan pembelanjaan dan juga pengeluaran. Leonel mengeceknya satu persatu, dan mereka menjelaskannya detail mungkin.“Sebentar lagi hari kasih sayang, saya ingin kalian membuat ide baru. Saya tidak ingin ada penurunan omset. Standar makanan harus kembali ditingkatkan.” Leonel
Baca selengkapnya

97. Tidak Ingin Kehilangan

“Bodoh! Itu sudah menjadi tugas saya. Menyukaimu, maka saya juga harus menerima semua anggota keluargamu, terkecuali mereka yang serakah.” Erica tersenyum dan menarik pipi Leonel. “Terima kasih.” “Antara kita tidak perlu berterima kasih, kamu istri saya. Jangan pikirkan apapun lagi,” kata Leonel. Leonel pergi mandi, sedangkan Erica sedang mengambilkan pakaian ganti Leonel. Dia juga sudah berganti pakaian, karena satu jam lagi mereka akan pergi ke airport. *** Leonel dan Erica, juga Lucio kini sudah berada di dalam pesawat. Mereka memesan kelas first class. Untuk pertama kalinya Lucio menaiki pesawat, ada rasa takut di dalam hatinya. Namun, juga rasa penasaran juga campur rasa senang. Erica yang melihat adiknya duduk dengan begitu nyaman hanya mengulas wajah dengan senyuman. Sedangkan Leonel saat ini sedang menatap layar komputernya. “Kamu istirahat saja,” kata Leonel. Erica hanya mengangguk, dia pun beristirahat. Penerbangan mereka mereka hampir memakan waktu selama 4 jam.
Baca selengkapnya

98. Kita Bercinta

Malam itu Leonel dan Erica mengajak Lucio makan di bawah di restoran yang berada di hotel. Lucio terlihat senang, dia tidak banyak berbicara. Manager hotel menyambut Leonel dan Erica dengan sangat baik. “Cio, kamu boleh pesan apapun makanan yang kamu inginkan,” kata Erica. “Baik Kak, terima kasih.” Lucio tersenyum ke arah Leonel. Leonel membalas senyumannya. Melihat Lucio berada di tengah-tengah mereka,membuat Leonel merasa seperti menjadi seorang ayah dan memiliki anak sebesar ini. Setelah memesan makanan, Leonel mulai berbicara pada Lucio. “Cio, apa kamu betah sekolah di sana? Menurutmu bagaimana sistem pendidikan di sekolah barumu?” “Betah banget, Kak. Sistemnya bagus, sangat disiplin dan juga ketat.” Leonel mengangguk.”Ya, memang sekolah terbaik. Kakak saya, keluarga saya sekolah di sana. Saya juga pernah SMP di sana,” jawab Leoenl. “Oh, kamu juga pernah di sana?” tanya Erica, sedikit terkejut. Dan merasa bangga, karena Leonel menempat adiknya di sekolah yang sama dengan s
Baca selengkapnya

99. Kenangan

Kelopak mata Erica bergetar saat kalimat itu terlontar dari mulut sang suami.Mata mereka saling menatap, sedangkan bel bersama dengan ketukan pintu semakin terdengar dengan sangat jelas.“Se– sepertinya itu Lucio, aku harus membuka pintu dulu,” kata Erica menurunkan pandangannya.Leonel tersenyum dan membiarkan sang istri kecil membuka pintu. Ia terkejut karena di depannya berdiri seorang pelayan hotel.“Ada apa, ya?” tanya Erica.“Bu, saya mengantarkan pesanan Bapak,” jawabnya.“Oh, iya, terima kasih.”Erica bahkan tidak tahu kapan suaminya memesan makanan itu. Setelah menutup pintu, Erica melihat bungkusan makanan yang dipesan suaminya.Ia terbelalak, melihat makanan yang diinginkannya belum lama ini. Yaitu paha ayam, ceker pedas dan juga sayap ayam pedas.“Leonel, kamu …”Kejutan itu membuatnya senang, ia membawanya ke sebuah meja. Dan meletakkannya di atas sana. Setelah itu menghampiri Leonel yang kini duduk di sofa.Erica memeluknya dari belakang. Lalu dia mencium pipi Leonel.“
Baca selengkapnya

100. Tidak Perlu Malu.

Jantung Erica berdegup kencang. Saat Leonel semakin mendesak untuk segera mengatakannya, mengenai apa yang terjadi di masa lalu.“Ba-bapak selingkuh!” jawab Erica dengan suara gemetar dan air matanya menetes.Saat itu juga Erica langsung menunduk karena malu, dia juga berusaha untuk tidak menangis begitu keras. Dia menangis dalam diam lalu menyeka air matanya.Leonel mengepal tangannya marah, lalu meraih bir di hadapannya. Dia meneguk bir langsung dari botolnya.“Sejak kapan ayahmu berselingkuh dari ibumu?” tanya Leonel dengan wajah menunduk.“Aku baru mengetahuinya belum lama ini. Harusnya aku sadar, kalau Bapak berselingkuh saat Ibu terbaring di rumah sakit. Ibu adalah wanita yang baik, dia tidak pantas untuk Bapak. Entahlah, mungkin saja Bapak sudah selingkuh sejak awal. Aku baru sadar saat melihat kedua anaknya.”“Persetan!” umpat Leonel mengejutkan Erica.Erica menaikkan pandangannya menatap Leonel dengan mata merah. Leonel mengusap wajahnya menatap Erica dengan tatapan sedih.“M
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
89101112
...
14
DMCA.com Protection Status