Home / CEO / Istri Kecil Kesayangan Bos Arogan / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Istri Kecil Kesayangan Bos Arogan: Chapter 81 - Chapter 90

134 Chapters

81. Kekuatan Cinta

Erica menatap dalam-dalam mata Leonel, lalu mengalihkan penglihatannya.“Ah, paling juga sesuatu yang menyulitkan aku,” jawab Erica.Leonel tertawa kecil seraya mencubit wajah istrinya. Membuat Erica menoleh kepada Leonel.“Gampang kok syaratnya, kamu hanya perlu mencium saya setiap pagi, bagaimana?”Seketika wajah Erica memerah setelah mendengarnya.“Kamu … sudah aku duga, pasti kamu menginginkan hal yang aneh-aneh.”Setelah beberapa menit berlalu, mereka telah tiba di rumah sakit. Erica dan Leonel berjalan ke ruangan rawat inap VIP.“Loh, kita enggak ke ruangan ICU?” tanya Erica.“Pagi ini Mama sadarkan diri. Dan sudah dipindahkan. Saya sengaja tidak memberitahu kamu,” kata Leonel.Erica mengerutkan bibirnya.“Dasar menyebalkan.”Mereka pun masuk ke dalam kamar itu dan melihat ada keluarga Leonel yang sekarang sedang mengobrol di ruangan utama.“Nah, itu mereka,” kata Sarah tersenyum.Natalie melirik kepada Erica dengan senyuman tipis.“Bagaimana kondisi Mama?”“Sekarang Mama sedan
Read more

82. Tapi, Aku Mau!

Natalie menepuk jidatnya dan memutar matanya terlihat tidak begitu senang. Leonel juga mengomentari perkataan kakak keduanya.“Kemesraan bukan untuk dipamerkan. Selain itu kisah rumah tangga saya bukan untuk konsumsi publik, cukup Tuhan, Erica dan saya yang tahu,” kata Leonel.Sarah menepuk paha Erica pelan.“Lihat, Leo memang selalu serius. Wajar saja kalau dia sedikit membosankan,” kata Sarah.Erica melirik suaminya, dia bahkan sedikit cemas untuk mengulas senyum melihat tatapan Leonel yang penuh peringatan.“Jadi, sudah sepakat, ya, Mama akan tinggal dengan Leo dan Erica,” kata Archer.“Serahkan saja Mama pada saya,” kata Leonel.“Tidak menutup kemungkinan, aku akan sering berkunjung bahkan menginap. Mama sudah seperti orang tua kandung, jadi aku harap kalian tidak keberatan,” kata Natalie menatap Erica dan Leonel secara bergantian.“Selama Kakak ipar tidak merepotkan istri tercinta. Saya sama sekali tidak keberatan,” jawab Leonel dingin, seraya menatap Erica dengan tajam.Erica t
Read more

83. Tanda Merah

Leonel terkejut dengan jawaban Erica. Kelopak mata Erica gemetar, dia merasa konyol, dia tidak tahu apa yang dikatakannya barusan benar, atau malah merendahkan dirinya di hadapan Leonel. Leonel tersenyum lembut, dia meraih wajah Erica lalu mendekatkan wajahnya. “Kamu ingin? Katakan sekali lagi?” Erica meneguk salivanya. “Tidak. Tadi, kamu salah dengar,” jawab Erica yang saat itu juga menurunkan pandangannya. Leonel pun meraih dan mencium bibir Erica dengan sangat lembut dan hangat. Dia memagutnya begitu lembut, membuat tubuh Erica bergejolak dan bergetar hebat, dan dalam beberapa detik celana tidurnya sudah terlepas. Saat itu juga Leonel mengangkat paha Erica, dan melepaskan pengait bra istrinya. Dari dalam pakaian tidur sang istri, jemari tangannya berjalan membuat Erica geli. Ciuman hangat itu terlepas dan Leonel mencium leher Erica dengan hangat. Leonel menarik pelan penghalang yang menikmati kenikmatan di bawah sana. Saat itu juga dia langsung menerobos masuk ke dalam milik
Read more

84. Kebohongan Juan

Tidak ingin menjadi pusat perhatian, Erica menarik Siksa menjauh ke tempat yang sepi. Saat ini mereka ada di sebuah taman yang tidak masih terhubung dengan area kampus.“Siksa, kamu sangat keterlaluan. Semakin dewasa, bukannya kamu semakin berpikir caranya mendapatkan uang yang halal, bukan dengan cara memeras orang lain!” kata Erica.“Lah, suka-suka, aku donk. Jadi orang enggak usah pelit, beritahu suamimu, harusnya bukan si Juan bapakmu yang tidak bertanggung jawab itu, yang suamimu berikan uang. Tapi keluargaku, sebagai seorang ayah, Juan tidak pernah menafkahimu dan Lucio, tapi Bapakku Erica! Ini sangat tidak adil!” kata Siksa.Erica terkejut mendengarnya. “Oh, sepertinya kamu tidak tahu kalau suamimu memberikan uang sebanyak 1 miliar kepada Juan, ayahmu yang tidak berguna itu. Entah pelet apa yang dilakukan ayahmu sampai suamimu itu memberikan uang kepadanya, dan si pelakor Davina menikmati uang pemberian suamimu itu.”Erica tercengang hingga tidak bisa berkata-kata.‘Sejak kap
Read more

85. Dalam Penderitaan!

Tidak perlu menunggu lama, panggilan tersambung dengan pak Yuda.“Ya, Pak.”“Kalian ada dimana? Apa Erica sedang mampir ke suatu tempat?” tanya Leonel di seberang telepon.“Ya Pak. Ibu sedang mampir di rumah orang tuanya.”Leonel yang mendengar itu terdiam sesaat.‘Kenapa Erica tiba-tiba mendadak pergi ke sana. Apa mungkin dia menemui ayahnya?’“Oke, terima kasih Pak Yuda.”Saat itu juga Leonel mengambil kunci mobil. Bibi melihatnya pergi,tapi tidak menanyakan apapun.Saat itu juga Leonel langsung mengendarai mobilnya menuju lokasi Erica berada.“Erica, harus Bapak akui, kalau Bapak bukanlah sosok sempurna seperti Bapak di luar sana. Tapi, Bapak sayang kamu. Bagaimana kamu bisa berpikir begitu.”Erica meneteskan air mata. Matanya melirik kepada adik-adiknya dengan tatapan tidak nyaman.“Bibi selalu bilang kalau Bapak ini pembohong, tukang selingkuh. Dan sekarang aku semakin yakin kalau ucapan Bibi benar.”Juan mengepal tangannya dan berbicara seraya membentak Erica.”Kamu jangan dengar
Read more

86. Anak Emas

Erica terkejut. Namun, dia merasa senang mendengarnya. Dia langsung memeluk Leonel.“Terima kasih banyak, Leonel.” Erica meneteskan air mata.Leonel mengelus punggungnya.“Mulai sekarang, kamu jangan melangkah sendiri lagi,” kata Leonel.“Ya.”Erica memejamkan mata.’Sekarang aku tahu tidak semua lelaki di luar sana bajingan seperti Bapak. Leonel, aku harap kamu tidak seperti Bapak. Tolong jangan kecewakan aku!’ ucapnya dalam hati.Leonel melepaskan pelukan, memegangi wajah Erica.“Jangan menangis ayah seperti dia. Air matamu terlalu berharga, Erica.”Setelah perasaan Erica lebih tenang. Akhirnya Leonel kembali mengendarai mobilnya dan tiba di rumah jam 8 malam.“Kamu mandi saja, saya akan minta Bibi siapkan makan malam.”“Terima kasih,” kata Erica yang saat itu juga naik ke atas.Saat melepaskan pakaian di tubuhnya, Erica menatap cermin wastafel. Matanya masih sembab, dia menghela napas. Dia masih tidak percaya kalau dirinya akan bertengkar dengan Juan. Meskipun ini bukan kali pertama
Read more

87. Tidak Bersyukur

Para karyawan yang mendengar itu terkejut. Mereka semakin mengira kalau Erica memang menggoda Leonel. Bahkan menjual dirinya kepada bos mereka.“Bu Alya, yang bener, kok bisa?” tanya seorang pelayan perempuan.Bu Alya tersenyum kepada mereka.“Hari gini, apa sih, yang tidak bisa.”Bu Alya mengambil minuman, setelah itu dia pergi meninggalkan bar, setelah selesai membuat kehebohan di tengah-tengah karyawan.Alex, yang selama ini mengagumi Erica, hampir tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Bu Alya.“Itu, kan bener.Erica open Bo. Kata aku juga apa, tidak mungkin tiba-tiba dia berubah drastis seperti itu, kalau tidak ada backingan!”“Sudah. Kalian jangan bergosip, kita tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya.Kalau kalian penasaran, kenapa tidak tanya Erica langsung,” kata Alex yang saat itu langsung pergi.Nuna, baru saja mendengar ucapan Bu Alya. Dia nyaris tidak percaya dengan apa yang dia dengar barusan.‘Apa benar Erica seperti ini sekarang? Apa demi uang Erica seperti itu.’S
Read more

88. Leonel Cemburu

Sudah waktunya Erica pulang dari kafe. Namun, ternyata Leonel menunggunya di bawah. Dia memang sengaja dan ingin melihat reaksi orang di sekitar.Selama ini tidak ada yang menyangka kalau Leonel adalah bos mereka. Mengingat Leonel sangat arogan dan kerap kali mengajukan komplain kepada beberapa karyawannya.Leonel terlihat sedang menatap laptopnya. Erica berjalan dengan hati-hati, dan menjadi pusat perhatian para bawahannya, tetapi Alex tersenyum kepadanya.“Bu Caca sudah mau pulang?” sapa Alex.“Ya. Kamu shift satu, kan?”“Ah, iya. Saya juga sedang berganti shift. Mau pulang bareng tidak? Sudah lama kita tidak pulang bareng,” kata Alex.Erica mulai merasa ada orang yang memperhatikannya. Dia menoleh ke arah meja nomor 28. Sepasang mata dingin kini telah mengawasinya. Tatapan Leonel, sangat mengerikan, seperti ingin memakan orang.“Ah, aku ada janji sama teman kampus. Jadi, sepertinya tidak bisa.”“Begitu ya, sayang sekali. Padahal aku ingin mengajak kamu makan bakso Pak Ujang.”Erica
Read more

89. Jangan Menyesal

Leonel menatap mata Erica yang menyala. Keduanya saling menatap dalam diam sesaat. “Tentu. Jika itu bisa membuat kamu percaya,” kata Leonel. Erica mengangguk.”Buat jaga-jaga saja. Paling penting kamu selalu mencintaiku, itu sudah lebih dari cukup.” Setelah itu Leonel menarik Erica membawanya ke ruangan kerja. Leonel menyuruh Erica untuk duduk di kursi. Setelah itu Leonel mengambil sebuah berkas yang berada di dalam brangkasnya. Leonel meletakkan di atas meja. “Kamu bisa mengeceknya kembali,” kata Leonel. Erica melihat perjanjian pernikahan yang telah dibuat oleh mereka. Setelah itu dia mengambil milik Leonel. “Aku akan menyimpannya.” “Menyimpan untuk apa?” “Takut kamu ingkar dan tidak memberikan nafkah kepadaku.” Leonel menyentil kening Erica. Lalu dia mengambil sebuah map. Lalu menyerahkannya kepada Erica. “Apa ini?” “Baca saja, kamu akan segera tahu apa itu.” Ia segera membuka map itu, dan dilihatnya sebuah dokumen tertulis atas namanya. “Apa ini, Leonel?” “Untukmu. Ta
Read more

90. Percaya Padamu

Mata Erica melotot, saat itu juga Leonel melepaskan ciumannya dan tersenyum kepada Erica.“Ayo, sekarang kamu mandi dulu. Setelah itu kita makan malam,” ucap Leonel seraya menarik celemek dari tubuh istri kecilnya.Erica pun pergi mandi. Sepanjang langkahnya dia memegangi dadanya yang terasa berdebar kencang.Ia mengulas senyum karena bahagia. Di seberang sana Kenzo dan Tiara sedang makan di luar. Kini Tiara mulai cemburuan dan selalu menanam kecurigaan terhadap Kenzo.“Kenzo, besok kamu sibuk?” tanya Tiara.“Besok rencananya bertemu teman kampus. Kenapa?”“Akhir-akhir ini kita jarang sekali bertemu. Apa aku boleh ikut?” tanya Tiara mengulas senyum.“Cowok semua. Kamu di rumah saja, lagi pula mereka tidak bawa perempuan.”“Baiklah, kali ini saja aku akan mengalah.”Padahal dalam hati Tiara merasa sangat kecewa, karena Kenzo tidak membawanya.“Eh, Papa bilang bulan depan jika kamu tidak sibuk, kamu sudah mulai belajar bisnis bersama dengan Papa. Menurutku semakin cepat belajar, itu ja
Read more
PREV
1
...
7891011
...
14
DMCA.com Protection Status