Gibran hanya bisa geleng-geleng kepala, saat ke 4 wanita denok ini pilih 4 ponsel yang harganya hampir 25 jutaaan per biji, dan Gibran harus gesek kartunya dan membayar semuanya.“Ih mas Gibran hebat banget, tajirrr nggak ketulungan, mampu belikan kita ponsel impian ini,” seru salah satu gadis ini, sambil mencium-cium ponsel barunya, hingga Gibran tertawa geli.“Kita jangan buru-buru pulang, jalan-jalan dulu donk di sini, mau ya mas?” rekannya menimpali.“T-tapi…bagaimana dengan pa Kades, kan beliau pesan jangan kemalaman?”Gibran masih terkaget-kaget dengan ulah ke 4 wanita manis ini, yang tak dia sangka-sangka, janda ke empatnya.“Ahh soal itu, serahkan ke Neng Euis, dia kan keponakan pa Kades,” sahut yang lain lagi, sambil menatap Euis yang sejak di sungai siang tadi jadi perhatian Gibran.“Maaf paman, kami agak malam dikit yaa, mesih mobil paman ngadat, terpaksa mobil di bawa ke bengkel untuk di service?”Terdengar Euis bicara dengan Kades Sunarya dengan ponselnya yang baru, alasa
Read more