Semua Bab Dendam Terbalas Sang Istri Terkhianati: Bab 51 - Bab 60

106 Bab

Bab. 51. Ingatan Butik Flowers

“Apa-apaan ini? Kamu yakin? Butik yang dulu aku kunjungi itu berada di sini?” tanyaku pada Jimmy yang sudah terlebih dahulu ada di sana.“Iya.”“Jangan bercanda ah! Aku enggak suka. Lagian, aku sengaja meninggalkan pekerjaanku demi datang kemari. Kalau kamu hanya ingin mengerjaiku, aku akan menghabisimu loh, Jimmy.” Aku merengut.Jimmy tersenyum tipis melihat bibirku mengerucut lucu.“Tempat ini dulu merupakan butik bernama FLowers. Butik yang pernah berjaya di masanya. Kini, gedung ini sudah tidak terpakai lagi. Diakibatkan Butik Flowers yang mengalami kebangkrutan,” jelas Jimmy.Aku mencium bau hangus ketika kakiku makin melangkah memasuki area gedung.Jimmy selalu setia berdiri di sampingku.“Gedung ini pernah mengalami kebakaran?” tanyaku penasaran.“Menurut informasi dari anak buahku, Butik Flowers memang pernah kebakaran. Hal itu juga yang membuat Butik Flowers bangkrut,” terang Jimmy.
Baca selengkapnya

Bab. 52. Pertanyaan Jimmy

“Menurutmu gimana? Aku, dan Beni terlihat seperti saudara kandung?” goda Jimmy.“Jangan membuatku menerka-nerka. Aku membutuhkan jawaban pasti darimu,” balasku.Jimmy memejamkan matanya sesaat kemudian berkata, “Ibuku adalah istri pertama Tuan Louzi. Sedangkan ibu Beni merupakan istri kedua Tuan Louzi.”Kedua bola mataku melotot. Aku tidak bisa menutupi keterkejutanku.“Benaran?” tanyaku masih tidak percaya.Dengan mengeluarkan senyuman termanis, Jimmy menjawab, “Seth... Aku hanya memberi tahumu. Sekarang, kamu adalah satu-satunya orang yang memegang rahasiaku.”Aku tersenyum tipis. Jimmy hanya membagikan rahasianya denganku. Itu artinya, aku wanita spesial baginya. Senangnya.“Jadi, itu rahasiamu. Kamu enggak takut kalau aku menyebarkan rahasiamu ke orang lain?”“Jika rahasiaku sudah tersebar. Itu bukan lagi menjadi rahasia,” jawab Jimmy enteng.“Bilang saja, kalau kenyataan itu bukan merupakan rahasia. Pasti banyak orang yang sudah tahu,” sungutku.Jimmy membalas ucapanku dengan ter
Baca selengkapnya

Bab. 53. Jebakan Untuk Sisca

“Aku pikir kamu tidak akan datang,” ucapku menyambut kehadiran Sisca.“Mana mungkin aku tidak datang. Mendapat undangan dari seorang Presdir merupakan suatu kehormatan untukku,” kata Sisca.Aku tersenyum tipis mendengar nada bicara Sisca, wanita satu ini pandai sekali penjilat.Aku telah mengetahui kebenaran mengenai hubungan Sisca, dan Tuan Han yang makin menghangat. Sisca pasti disuruh Tuan Han untuk menerorku dengan foto-foto itu.“Sudah lama kita tidak berjumpa. Bagaimana kabarmu?” tanyaku basa-basi.“Seperti yang kamu lihat, aku baik-baik saja. Kamu sendiri bagaimana? Merasa lebih baik setelah berpisah dengan Bos Beni?”Sisca balik bertanya. Dia mempertanyakan hal yang menurutku bersifat pribadi. Mungkin dia ingin mengulik hubunganku bersama Jimmy. Baiklah, mari kita beri makan rasa penasaran Sisca.“Setelah bercerai, aku jauh lebih bahagia. Mungkin karena aku telah memiliki seorang kekasih.”
Baca selengkapnya

Bab. 54. Menyingkirkan Sisca

“Masa tahanan selama dua tahun? Bagaimana bisa, orang yang membuatku babak belur hanya mendapat hukuman yang begitu ringan? Terdengar tidak adil bagiku.”Aku tertawa kecil setelah mengatakan kalimat ejekan untuk Sisca. Sementara Sisca hanya bisa terdiam tak berdaya. Aku sengaja baru menjenguknya setelah Sisca mendekam di penjara selama tiga hari.“Bukan hanya menggores kulitku, kamu juga berani menggores harga diriku dengan cara mengkhianatiku. Bisa-bisanya kamu berkolusi bersama Tuan Han untuk melakukan hal menggelikan seperti ini.”Aku terus memberi tekanan pada Sisca. Hanya ingin menunjukkan betapa berkuasanya aku.“Aku pasti mampu membuatmu ketar-ketir. Sampai bikin kamu memenjarakan aku,” ucap Sisca lirih. “Tindakan yang aku lakukan membuatmu takut ya?”Aku hampir tertawa lepas mendengar ucapan Sisca yang menurutku sangat konyol.“Kamu benar, serangga seperti kecoak memang membuatku takut. Mangkanya aku men
Baca selengkapnya

Bab. 55. Babak Baru

Menerima cinta seseorang tanpa keraguan terdengar sedikit menyeramkan. Aku bukan wanita yang berasal dari desa. Aku tidak polos, dan naif.”Jawabanku membuat Jimmy tertawa kecil.“Terkadang, wanita seperti itu lebih menarik,” celetuk Jimmy.Aku menatap remeh Jimmy.“Pria sepertimu tidak mungkin menyukai wanita desa yang polos, dan naif. Memangnya kamu hidup di Negeri dongeng?” ejekku.“Aku tidak hidup di Negeri dongeng. Aku hidup di kerajaan yang aku dirikan dengan kerja keras, dan keringatku sendiri. Kamu benar. Aku tidak mungkin memilih wanita tidak berguna untuk aku jadikan sebagai pendampingku. Aku membutuhkan wanita sepertimu. Kamu memiliki hal yang ingin aku miliki.”Aku tidak bisa menutupi perasaanku yang senang. Aku suka mendengar semua yang keluar dari bibir tipis Jimmy. Aku merasa sangat tersanjung.“Hal apa yang kamu inginkan?” tanyaku.Meskipun aku sudah tahu, apa yang diinginkan oleh
Baca selengkapnya

Bab. 56. Kelakuan Nyonya Julie

“Apa maksudmu? Putriku hanya satu, dan usianya lebih muda daripada kamu.”Aku tersenyum tipis kemudian tertawa kecil.“Aku hanya bercanda,” kataku.Nyonya Tamara bernapas lega.Dilihat dari respons yang diberikan Nyonya Tamara, sepertinya dia benar-benar tidak mengetahui mengenai hubungan Tuan Han dan Nyonya Julie.“Aku jadi penasaran, dari mana anda mengenal Tuan Han? Kok bisa sampai bertemu lalu saling jatuh hati?” tanyaku.Aku sengaja ingin mengulik lebih jauh lagi tentang hubungan percintaan Tuan Han bersama Nyonya Tamara. Siapa tahu hal tersebut bisa menambah keyakinanku ketika aku ingin mengambil langkah selanjutnya.“Kami bertemu ketika perusahaan di mana suamiku bekerja mengadakan pesta perusahaan bersama ayahku. Di sanalah aku, dan suamiku mulai tertarik satu sama lain. Kami pun melanjutkan hubungan kami, meski sempat mendapat beberapa kendala,” terang Nyonya Tamara.“Kendala seperti apa?” tanyaku tertarik.“Seperti tidak direstui oleh ayahku, dan lain sebagainya. Untungnya,
Baca selengkapnya

Bab. 57. Menggaet Nyonya Julie

Aku menggoyang-goyangkan tubuh Nyonya Julie yang masih berbaring nyaman di atas ranjang.“Aku tahu kamu hanya pura-pura tidur. Dasar wanita tidak tahu diri,” ujarku sedikit jengkel.Karena sudah ketahuan, mau tak mau Nyonya Julie membuka kedua matanya. Wanita tua itu mengganti posisinya menjadi duduk.“Kamu benar-benar hidup seperti lintah, selalu menghisap darah orang lain,” kataku menatap sinis Nyonya Julie.“Tak hanya menipuku, rupanya kamu juga menipu Tuan Han. Kamu sengaja pura-pura sakit biar orang lain membiayai hidupmu. Bahkan kamu tanpa malu tidak mau mengeluarkan uangmu untuk membiayai hidup anakmu. Ibu macam apa kamu ini?”Cacianku membuat Nyonya Julie tak bergeming. Dia terus terdiam tanpa bisa membalas perkataan sadis dariku. Bukannya tidak bisa, mungkin Nyonya Julie malas berbicara.“Hey, sadarlah, Nyonya Julie. Anakmu sudah mendekam di dalam penjara akibat perbuatanmu,” kataku.Atensi Nyonya Julie langsung tertuju kepadaku.“Apa yang kamu lakukan pada anakku!” bentak Ny
Baca selengkapnya

Bab. 58. Balasan Untuk Tuan Han

Hatiku kesal mengingat kejadian di kehidupanku sebelumnya. Di mana Tuan Han memperkosaku dalam kondisi lumpuh.Aku tersentak ketika Nyonya Julie menggenggam kedua tanganku erat.“Aku sangat membenci orang seperti itu. Sungguh, benar-benar membenci hingga ke ubun-ubun.”Bibir Nyonya Julie bergetar saat mengatakan kalimat bernada tegas itu. Tubuhnya juga sedikit bergidik, seakan merasa takut.Dengan ragu aku bertanya, “Ka-kamu pernah mengalami hal yang aku alami?”Nyonya Julie menundukkan kepalanya. Hatiku berdesir melihat Nyonya Julie menangis.“Ada apa? Kamu tidak perlu menjawab jika pertanyaanku menyakitkan,” kataku.“Ketika aku berusia empat belas tahun, pamanku sempat melakukan tindakan paling tercela di dunia ini. Paman yang aku anggap sebagai pelindungku setelah kedua orang tuaku meninggal, tega melecehkan aku. Membiarkan aku memendam rasa traumaku selama ini.”Tanpa ragu Nyonya Julie mengun
Baca selengkapnya

Bab. 59. Kekerasan Dari Tuan Han

“Tolong pikirkan baik-baik. Jangan sampai salah mengambil tindakan. Nanti anda akan menyesal,” saranku.“Keputusanku sudah bulat. Aku akan menceraikan Han. Baru saja aku menghubungi ayahku. Tetapi, aku belum menceritakan perihal kelakuan suamiku,” jelas Nyonya Tamara.“Nyonya Tamara, tenangkan dirimu terlebih dahulu. Ambil keputusan dengan kepala dingin. Ingatlah anakmu di rumah. Mereka pasti akan sangat merasa terpukul dengan perpisahan kedua orang tua mereka.”Nasihatku hanya sebatas formalitas belaka. Nyatanya, aku memang menginginkan perpisahan mereka. Tidak adil rasanya, melihat pria yang doyan berselingkuh, memiliki kehidupan pernikahan yang sempurna.“Hatiku sakit. Han menggores harga diriku dengan begitu keji. Aku tidak bisa terus bersama pria macam Han,” tegas Nyonya Tamara.Aku bisa melihat sorot mata penuh kebencian yang dipancarkan oleh Nyonya Tamara.“Aku bisa merasakan bagaimana perasanmu sekarang,” kataku.Aku terus mengelus lengan dingin Nyonya Tamara. Seakan memberi
Baca selengkapnya

Bab. 60. Kehancuran Pernikahan Tuan Han

Aku selalu menemani Nyonya Tamara melewati masa sulitnya. Meskipun mengalami proses pengadilan yang cukup lama, dan ruwet. Pada akhirnya, Nyonya Tamara berhasil terbebas dari pernikahan palsu buatan Tuan Han.Satu fakta yang membuatku sedikit terkejut adalah perlakuan kasar Tuan Han terhadap Nyonya Tamara yang tercatat sebagai salah satu alasan mengapa Nyonya Tamara ingin bercerai. Nyonya Tamara merasa lega, seluruh hak asuh anak jatuh ke tangannya. “Ayahku sangat kecewa dengan Han. Beliau ingin aku kembali ke Arab, dan tinggal di sana bersama anak-anakku,” terang Nyonya Tamara memberi tahuku.Sekarang kami sedang makan siang di salah satu restoran yang berada di dekat gedung pengadilan.“Jika itu yang terbaik. Mengapa tidak?” kataku. “Aku tidak menyangka kalau Tuan Han berani melakukan tindak kekerasan terhadap anda. Selama ini anda pasti sangat menderita. Tetapi, aku tidak bisa menyangkal kenyataan bahwa anda adalah wanita kuat. Anda mampu menahan rasa sakit, dan bersikap seolah s
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
11
DMCA.com Protection Status