“Apa-apaan ini? Kamu yakin? Butik yang dulu aku kunjungi itu berada di sini?” tanyaku pada Jimmy yang sudah terlebih dahulu ada di sana.
“Iya.”“Jangan bercanda ah! Aku enggak suka. Lagian, aku sengaja meninggalkan pekerjaanku demi datang kemari. Kalau kamu hanya ingin mengerjaiku, aku akan menghabisimu loh, Jimmy.” Aku merengut.Jimmy tersenyum tipis melihat bibirku mengerucut lucu.“Tempat ini dulu merupakan butik bernama FLowers. Butik yang pernah berjaya di masanya. Kini, gedung ini sudah tidak terpakai lagi. Diakibatkan Butik Flowers yang mengalami kebangkrutan,” jelas Jimmy.Aku mencium bau hangus ketika kakiku makin melangkah memasuki area gedung.Jimmy selalu setia berdiri di sampingku.“Gedung ini pernah mengalami kebakaran?” tanyaku penasaran.“Menurut informasi dari anak buahku, Butik Flowers memang pernah kebakaran. Hal itu juga yang membuat Butik Flowers bangkrut,” terang Jimmy.“Menurutmu gimana? Aku, dan Beni terlihat seperti saudara kandung?” goda Jimmy.“Jangan membuatku menerka-nerka. Aku membutuhkan jawaban pasti darimu,” balasku.Jimmy memejamkan matanya sesaat kemudian berkata, “Ibuku adalah istri pertama Tuan Louzi. Sedangkan ibu Beni merupakan istri kedua Tuan Louzi.”Kedua bola mataku melotot. Aku tidak bisa menutupi keterkejutanku.“Benaran?” tanyaku masih tidak percaya.Dengan mengeluarkan senyuman termanis, Jimmy menjawab, “Seth... Aku hanya memberi tahumu. Sekarang, kamu adalah satu-satunya orang yang memegang rahasiaku.”Aku tersenyum tipis. Jimmy hanya membagikan rahasianya denganku. Itu artinya, aku wanita spesial baginya. Senangnya.“Jadi, itu rahasiamu. Kamu enggak takut kalau aku menyebarkan rahasiamu ke orang lain?”“Jika rahasiaku sudah tersebar. Itu bukan lagi menjadi rahasia,” jawab Jimmy enteng.“Bilang saja, kalau kenyataan itu bukan merupakan rahasia. Pasti banyak orang yang sudah tahu,” sungutku.Jimmy membalas ucapanku dengan ter
“Aku pikir kamu tidak akan datang,” ucapku menyambut kehadiran Sisca.“Mana mungkin aku tidak datang. Mendapat undangan dari seorang Presdir merupakan suatu kehormatan untukku,” kata Sisca.Aku tersenyum tipis mendengar nada bicara Sisca, wanita satu ini pandai sekali penjilat.Aku telah mengetahui kebenaran mengenai hubungan Sisca, dan Tuan Han yang makin menghangat. Sisca pasti disuruh Tuan Han untuk menerorku dengan foto-foto itu.“Sudah lama kita tidak berjumpa. Bagaimana kabarmu?” tanyaku basa-basi.“Seperti yang kamu lihat, aku baik-baik saja. Kamu sendiri bagaimana? Merasa lebih baik setelah berpisah dengan Bos Beni?”Sisca balik bertanya. Dia mempertanyakan hal yang menurutku bersifat pribadi. Mungkin dia ingin mengulik hubunganku bersama Jimmy. Baiklah, mari kita beri makan rasa penasaran Sisca.“Setelah bercerai, aku jauh lebih bahagia. Mungkin karena aku telah memiliki seorang kekasih.”
“Masa tahanan selama dua tahun? Bagaimana bisa, orang yang membuatku babak belur hanya mendapat hukuman yang begitu ringan? Terdengar tidak adil bagiku.”Aku tertawa kecil setelah mengatakan kalimat ejekan untuk Sisca. Sementara Sisca hanya bisa terdiam tak berdaya. Aku sengaja baru menjenguknya setelah Sisca mendekam di penjara selama tiga hari.“Bukan hanya menggores kulitku, kamu juga berani menggores harga diriku dengan cara mengkhianatiku. Bisa-bisanya kamu berkolusi bersama Tuan Han untuk melakukan hal menggelikan seperti ini.”Aku terus memberi tekanan pada Sisca. Hanya ingin menunjukkan betapa berkuasanya aku.“Aku pasti mampu membuatmu ketar-ketir. Sampai bikin kamu memenjarakan aku,” ucap Sisca lirih. “Tindakan yang aku lakukan membuatmu takut ya?”Aku hampir tertawa lepas mendengar ucapan Sisca yang menurutku sangat konyol.“Kamu benar, serangga seperti kecoak memang membuatku takut. Mangkanya aku men
Menerima cinta seseorang tanpa keraguan terdengar sedikit menyeramkan. Aku bukan wanita yang berasal dari desa. Aku tidak polos, dan naif.”Jawabanku membuat Jimmy tertawa kecil.“Terkadang, wanita seperti itu lebih menarik,” celetuk Jimmy.Aku menatap remeh Jimmy.“Pria sepertimu tidak mungkin menyukai wanita desa yang polos, dan naif. Memangnya kamu hidup di Negeri dongeng?” ejekku.“Aku tidak hidup di Negeri dongeng. Aku hidup di kerajaan yang aku dirikan dengan kerja keras, dan keringatku sendiri. Kamu benar. Aku tidak mungkin memilih wanita tidak berguna untuk aku jadikan sebagai pendampingku. Aku membutuhkan wanita sepertimu. Kamu memiliki hal yang ingin aku miliki.”Aku tidak bisa menutupi perasaanku yang senang. Aku suka mendengar semua yang keluar dari bibir tipis Jimmy. Aku merasa sangat tersanjung.“Hal apa yang kamu inginkan?” tanyaku.Meskipun aku sudah tahu, apa yang diinginkan oleh
“Apa maksudmu? Putriku hanya satu, dan usianya lebih muda daripada kamu.”Aku tersenyum tipis kemudian tertawa kecil.“Aku hanya bercanda,” kataku.Nyonya Tamara bernapas lega.Dilihat dari respons yang diberikan Nyonya Tamara, sepertinya dia benar-benar tidak mengetahui mengenai hubungan Tuan Han dan Nyonya Julie.“Aku jadi penasaran, dari mana anda mengenal Tuan Han? Kok bisa sampai bertemu lalu saling jatuh hati?” tanyaku.Aku sengaja ingin mengulik lebih jauh lagi tentang hubungan percintaan Tuan Han bersama Nyonya Tamara. Siapa tahu hal tersebut bisa menambah keyakinanku ketika aku ingin mengambil langkah selanjutnya.“Kami bertemu ketika perusahaan di mana suamiku bekerja mengadakan pesta perusahaan bersama ayahku. Di sanalah aku, dan suamiku mulai tertarik satu sama lain. Kami pun melanjutkan hubungan kami, meski sempat mendapat beberapa kendala,” terang Nyonya Tamara.“Kendala seperti apa?” tanyaku tertarik.“Seperti tidak direstui oleh ayahku, dan lain sebagainya. Untungnya,
Aku menggoyang-goyangkan tubuh Nyonya Julie yang masih berbaring nyaman di atas ranjang.“Aku tahu kamu hanya pura-pura tidur. Dasar wanita tidak tahu diri,” ujarku sedikit jengkel.Karena sudah ketahuan, mau tak mau Nyonya Julie membuka kedua matanya. Wanita tua itu mengganti posisinya menjadi duduk.“Kamu benar-benar hidup seperti lintah, selalu menghisap darah orang lain,” kataku menatap sinis Nyonya Julie.“Tak hanya menipuku, rupanya kamu juga menipu Tuan Han. Kamu sengaja pura-pura sakit biar orang lain membiayai hidupmu. Bahkan kamu tanpa malu tidak mau mengeluarkan uangmu untuk membiayai hidup anakmu. Ibu macam apa kamu ini?”Cacianku membuat Nyonya Julie tak bergeming. Dia terus terdiam tanpa bisa membalas perkataan sadis dariku. Bukannya tidak bisa, mungkin Nyonya Julie malas berbicara.“Hey, sadarlah, Nyonya Julie. Anakmu sudah mendekam di dalam penjara akibat perbuatanmu,” kataku.Atensi Nyonya Julie langsung tertuju kepadaku.“Apa yang kamu lakukan pada anakku!” bentak Ny
Hatiku kesal mengingat kejadian di kehidupanku sebelumnya. Di mana Tuan Han memperkosaku dalam kondisi lumpuh.Aku tersentak ketika Nyonya Julie menggenggam kedua tanganku erat.“Aku sangat membenci orang seperti itu. Sungguh, benar-benar membenci hingga ke ubun-ubun.”Bibir Nyonya Julie bergetar saat mengatakan kalimat bernada tegas itu. Tubuhnya juga sedikit bergidik, seakan merasa takut.Dengan ragu aku bertanya, “Ka-kamu pernah mengalami hal yang aku alami?”Nyonya Julie menundukkan kepalanya. Hatiku berdesir melihat Nyonya Julie menangis.“Ada apa? Kamu tidak perlu menjawab jika pertanyaanku menyakitkan,” kataku.“Ketika aku berusia empat belas tahun, pamanku sempat melakukan tindakan paling tercela di dunia ini. Paman yang aku anggap sebagai pelindungku setelah kedua orang tuaku meninggal, tega melecehkan aku. Membiarkan aku memendam rasa traumaku selama ini.”Tanpa ragu Nyonya Julie mengun
“Tolong pikirkan baik-baik. Jangan sampai salah mengambil tindakan. Nanti anda akan menyesal,” saranku.“Keputusanku sudah bulat. Aku akan menceraikan Han. Baru saja aku menghubungi ayahku. Tetapi, aku belum menceritakan perihal kelakuan suamiku,” jelas Nyonya Tamara.“Nyonya Tamara, tenangkan dirimu terlebih dahulu. Ambil keputusan dengan kepala dingin. Ingatlah anakmu di rumah. Mereka pasti akan sangat merasa terpukul dengan perpisahan kedua orang tua mereka.”Nasihatku hanya sebatas formalitas belaka. Nyatanya, aku memang menginginkan perpisahan mereka. Tidak adil rasanya, melihat pria yang doyan berselingkuh, memiliki kehidupan pernikahan yang sempurna.“Hatiku sakit. Han menggores harga diriku dengan begitu keji. Aku tidak bisa terus bersama pria macam Han,” tegas Nyonya Tamara.Aku bisa melihat sorot mata penuh kebencian yang dipancarkan oleh Nyonya Tamara.“Aku bisa merasakan bagaimana perasanmu sekarang,” kataku.Aku terus mengelus lengan dingin Nyonya Tamara. Seakan memberi
Beni Louzi menjadi topik utama perbincangan warga dunia. Bagaimana tidak, kasus Beni sangat menggemparkan.Mulai dari penggelapan uang perusahaan, pencucian uang. Dan, yang lebih parah adalah kasus pembunuhan, serta pelecehan seksual yang pernah dilakukan Beni terhadap adik Nunu.Semuanya muncul ke permukaan. Tak terkecuali perbuatan Beni yang menghabisi nyawa ayahnya sendiri demi harta.Setiap pengadilan yang dijalani oleh Beni, Elina tak pernah absen. Tujuannya hanya satu. Elina ingin mengolok-olok mantan suaminya itu.Kejahatan yang dilakukan oleh Beni membuat pria itu dijatuhi hukuman mati pada awalnya. Kemudian diganti dengan hukuman seumur hidup.Nunu lah yang tidak ingin Beni dihukum mati. Setidaknya, Beni harus merasakan bagaimana penderitaan menjalani kehidupan di dalam rutan.Ada momen menggemaskan di pertengahan sidang. Di mana Beni menyangkut-pautkan Elina Yus ke dalam kasus pemalsuan surat wasiat.Sebagai seorang suami, tentu saja Jimmy tidak terima jika istrinya asal dit
“Kak Elina?”Melisa tak kuasa menahan tangis. Rasa takut menjalar ke seluruh tubuhnya. Terlebih posisinya yang berada tepat di tepi tebing.Melisa berusaha memundurkan kursi rodanya menggunakan tangan. Namun hasilnya nihil. Kursi roda tersebut sama sekali tidak bisa bergerak.“Percuma, kursi rodamu dikendalikan oleh remot kontrol. Kamu tidak mungkin bisa menggerakkan kursi roda secara manual,” terang Daniel.“Tolong aku!” rengek Melisa. “Daniel, tolong aku, jangan biarkan aku mati,” mohonnya.Daniel berdecap. “Tidak ada untungnya menolongmu. Kamu harus merasakan apa yang dulu dirasakan oleh Elina. Terjatuh dari atas tebing,” tandasnya.Melisa menangis keras.“Jangan terlalu aktif bergerak. Nanti tubuhmu bisa jatuh lalu hancur,” ucap Daniel memperingati Melisa.Melisa pun berhenti bergerak. Dia hanya bisa terdiam sambil terus menangis ketakutan.“Seseorang yang kamu cintai akan datang. Kamu harus bisa meyakinkan dia agar mau menyelamatkanmu,” pungkas Daniel.Kini yang ada di pikiran Me
Elina merawat Melisa dengan begitu baik. Melisa pun merasa sangat senang atas semua perhatian yang dilimpahkan Elina untuknya. Namun, satu hal yang tidak Melisa tahu. Elina sengaja membiarkan Melisa tetap dalam keadaan lumpuh.“Kapan ibumu pulang? Sekarang ibumu ada di mana sih?” tanya Elina.“Ibuku sedang berada di Iran. Dia pergi berlibur bersama teman-teman arisan,” jawab Melisa.“Ibumu sudah tahu tentang kondisimu?”Melisa menggelengkan kepala sebagai jawaban.“Kenapa kamu tidak memberi tahu ibumu? Dia bisa pulang untuk merawatmu,” ujar Elina.“Aku enggak mau ibuku ikut sedih. Sudah sewajarnya jika ibuku hidup bahagia sekarang,” tutur Melisa.“Jadi begitu ya?”Perhatian dua wanita itu terfokus pada berita di televisi yang menayangkan sebuah kecelakaan pesawat.Melisa meraung ketika identitas ibunya terpampang menjadi salah satu penumpang pesawat yang tidak selamat.Elina memeluk erat adiknya sembari terus menenangkan adiknya yang seperti orang gila.Sementara itu, Elina tak memada
Sisca dijebloskan ke dalam penjara atas laporan yang dibuat oleh Jimmy. Sebenarnya Beni juga dilaporkan. Tapi, berhubung Beni memiliki banyak uang, lelaki itu terbebas dari hukuman penjara.Beni hanya diharuskan untuk membayar denda.Awalnya Sisca murka. Namun, setelah mendengar penjelasan Beni, dan janji Beni yang akan membebaskannya. Sisca menerima dengan lapang dada.Mungkin tinggal di dalam penjara bisa membuat pikiran Sisca menjadi sedikit jernih.***Karena terjatuh dari mobil yang tengah melaju cukup kencang, Melisa mengalami patah tulang kaki. Untuk saat ini, Melisa harus duduk di kursi roda.“Nasibku benar-benar mirip Kak Elina,” kata Melisa sedih.Beni menghembuskan napas, kemudian mengelus kepala kekasihnya.“Jangan bicara seperti itu lagi. Nasibmu sama sekali tidak mirip dengan kakakmu. Aku masih mencintaimu,” tutur Beni berusaha memberi semangat pada Melisa.“Aku tidak bisa berjalan,” gumam Melisa. “Aku lumpuh,” tambahnya.Beni menggelengkan kepalanya. Tidak setuju dengan
Ketika Melisa ingin membuka pintu kamar hotel, Elina mencegahnya.“Kenapa?” tanya Melisa melihat sengit ke arah kakaknya.“Aku sudah menghubungi suami dari si wanita yang bersama Beni. Dia sedang dalam perjalanan menuju ke sini,” terang Elina.Melisa tampak terkejut. “Apa? Bahkan wanita yang bersama suamiku sudah memiliki seorang kekasih? Sungguh menggelikan!”“Sabar dulu ya. Kita tunggu sampai dia datang. Kamu harus bisa menahan amarahmu,” tutur Elina menangkan Melisa.Mau tak mau Melisa mengalah. Keduanya berdiri di depan pintu sembari menunggu kedatangan Jimmy.Tak lama kemudian Jimmy menampakkan wujudnya di hadapan Melisa dan Elina.“Kamu ‘kan pacarnya Kak Elina? Kok Ngapain kamu ada di sini?” tanya Melisa heran.“Melisa kamu jangan salah paham dulu. Pria yang ada di hadapanmu bukanlah kekasihku. Melainkan suami dari si wanita yang sekarang ada di dalam kamar bersama Beni.”“Apa?”“Bisa kalian berdua minggir? Aku sudah tidak sabar melihat sesuatu yang ada di dalam sana,” tandas Ji
“Apa yang kamu lakukan, Sisca?” tanya Beni.Sisca berhenti mengerjakan pekerjaannya. Dia memfokuskan diri pada Beni, Sang Bos sekaligus kekasih gelapnya.“Apa yang aku lakukan?” Bukannya menjawab, Sisca justru balik bertanya.Beni tersenyum tipis. “Jangan pura-pura bodoh gitu. Aku sudah tahu apa yang kamu lakukan terhadap uang perusahaan,” ujar Beni.Meski telah ketahuan, Sisca sama sekali tidak merasa takut.“Kamu ingin memasukkanku ke dalam penjara?” tantang Sisca.“Kamu berani sekali, Sisca.” Beni mencondongkan kepalanya, mendekatkan bibirnya tepat di telinga Sisca. “Aku makin tertarik denganmu,” bisik Beni.Sisca mendorong pundak Beni agar menjauh dari tubuhnya.“Bisa-bisanya kamu menggodaku di kantor. Bagaimana jika ada pegawai lain yang melihat kita? Mereka bisa melaporkan perbuatanmu pada kekasihmu,” ejek Sisca.“Siapa yang berani mengusikku? Aku akan menghabisi mereka yang tidak tunduk,” tandas Beni.“Kamu terlihat menawan setiap kali mengeraskan rahangmu,” puji Sisca.Awaln
Keinginan Sisca langsung diwujudkan oleh Jimmy. Pria itu benar-benar menggelar acara pernikahan untuk dirinya dan Sisca. Tindakan ini Jimmy ambil, karena dia telah mendapat izin dari Elina. Bahkan Elina yang menentukan tanggal pernikahan.Tentu saja, semua hanya kepura-puraan belaka. Jimmy tidak akan pernah sudi menyentuh Sisca, apalagi sampai tidur dengan wanita itu.Beni, selaku kekasih gelap Sisca juga menghadiri pesta pernikahan Jimmy dan Sisca. Sebagai sepasang kekasih gelap, Sisca dan Beni sanggup berakting sehingga tidak ada satu pun dari hadirin yang mencurigai mereka berdua. Sungguh luar biasa.“Jangan memikirkanku ketika Jimmy sedang menggaulimu.” Beni berbisik pada Sisca.Sisca tertawa kecil mendengar ucapan Beni yang menurutnya sangat lucu.“Kamu juga. Kita berdua adalah orang profesional,” kata Sisca membalas bisikan Beni.Beni menepuk pelan pundak Sisca.“Kamu wanita hebat. Aku sudah tidak sabar melihat hasil kerjamu yang lainnya,” tutur Beni.“Kalian berdua terlihat s
Membuat Beni bertekuk lutut bukanlah hal yang mudah. Berkali-kali Sisca mencoba, dia selalu gagal. Sisca hampir putus asa.“Aku kesal sekali. Beni menolakku telak. Benar-benar memalukan,” keluh Sisca.“Jangan patah semangat begitu. Aku yakin, kamu pasti bisa,” ujar Jimmy menyemangati Sisca.“Aku putus asa. Beni bukan tipe pria yang mudah didekati,” kata Sisca.“Mungkin karena masih ada Melisa, kekasih Beni.”“Melisa? Gadis kecil berusia dua puluh tahun itu? Dia kekasih Tuan Beni?” tanya Sisca terkejut.“Kamu tidak tahu? Aku pikir kamu sudah mengetahuinya.”Sisca menggelengkan kepalanya.“Aku pikir, Melisa adalah adik atau keponakan Tuan Beni. Hey, usia mereka berdua terpaut lumayan jauh. Sungguh menggelikan.”Melisa bergidik ngeri mengingat hubungan yang terjalin antara Beni dan Melisa.“Setiap orang memiliki selera mereka masing-masing. Begitu pun denganku,” tutur Jimmy.Wajah Sisca berubah cemberut.“Ugh! Aku frustrasi!” pekik Sisca merasa kepalanya pusing.Jimmy tersenyum lembut ke
Beni mengirim proposal mengenai pengajuan diangkatnya Sisca menjadi Wakil Presdir kepada pihak Geo Grup. Berkas tersebut telah sampai ke tangan Mark. Mark yang sudah tahu jika pengajuan Sisca merupakan keinginan Jimmy, tanpa berpikir terlebih dahulu, Mark langsung menyetujui. Atas pernyataan resmi Mark, selaku Presdir perusahaan induk Coco Company. Beni langsung mengangkat Sisca menjadi Wakil Presdir. Kebetulan sekali, posisi Wakil Presdir memang sedang dalam kondisi kosong. Beni belum memiliki kandidat bagus yang bisa menggantikan Tuan Han.Kenaikan pangkat Sisca yang terjadi dalam waktu singkat, membuat wanita itu menjadi sosok yang paling dibenci di kantornya. Bahkan, orang yang dulu menjadi atasan Sisca, kini ikut tidak menyukai Sisca. Karena dia tahu persis bagaimana kinerja Sisca.“Kamu senang?” tanya Jimmy pada Sisca.“Kamu menjadikanku Wakil Presdir. Tentu saja aku senang bukan main. Sekarang, aku punya gaji yang melimpah. Semua orang di kantor juga menghormati aku,” ungkap