All Chapters of Dendam Terbalas Sang Istri Terkhianati: Chapter 31 - Chapter 40

106 Chapters

Bab. 31. Kerjaan Baru Tuan Han

Kami berpisah ketika pintu lift terbuka. Sica melangkahkan kakinya menuju ruangan karyawan biasa. Sementara aku melewati koridor menuju kantor utama Coco Company. Apa yang akan aku lakukan? Nanti juga tahu.Seorang wanita mencegahku yang akan masuk ke dalam ruangan Tuan Han.“Kamu berani menghentikan aku?” sungutku pada wanita itu.Wanita yang menjabat sebagai asisten Tuan Han tampak takut kepadaku, tetapi dia tetap memberanikan diri mencegahku agar tidak masuk ke dalam ruangan Tuan Han.“Ada apa di dalam?” tanyaku penuh curiga.“Tidak ada apa-apa di dalam! Hanya saja, Tuan Han tidak ingin diganggu oleh siapa pun, termasuk anda,” jawab wanita itu.“Kamu mau aku pecat ya! Aku ingin masuk ke dalam sana. Ada hal penting yang ingin aku sampaikan pada Tuan Han. Coba hubungi Tuan Han!” pintaku ketus.“Maaf, aku tidak bisa mengizinkanmu. Tolong maafkan aku, Nyonya. Bukan maksudku menentangmu. Aku hanya menjalankan
Read more

Bab. 32. Pengakuan Jimmy

Aku tersentak mendengar pernyataan lantang Jimmy. Dia ingin memiliki aku?“Kamu menyukaiku secara romantis?” tanyaku pada Jimmy.Aku menatap nyalang Jimmy.Tanpa keraguan Jimmy menjawab, “Ya, aku menyukaimu, dan ingin kamu menjadi kekasihku.”Seketika itu tubuhku kaku. Aku tak kan pernah menyangka, Jimmy benar-benar jatuh hati kepadaku. Padahal aku sama sekali tidak berniat untuk mendapatkan hati Jimmy. Pantas saja, Jimmy ingin aku segera mengungkap perselingkuhan yang dilakukan suamiku dengan adik tiriku. Rupanya, dia ingin aku menjadi janda agar bisa memilikiku. Sekarang semua terlihat jelas. Tanpa sadar, aku menggulung sebuah senyuman di wajah cantikku.“Sejak kapan kamu menyukai aku? Kamu tidak bercanda kan, Jimmy?” tanyaku.Aku ingin Jimmy sekali lagi mempertegas perasaannya terhadapku. Karena aku suka pengakuan.Aku geregetan ketika Jimmy tak kunjung menjawab pertanyaanku. Ingin rasanya ak
Read more

Bab. 33. Sisca Makin Berpihak

“Pikiran, Kak Elina gitu banget! Ingat, Kak. Enggak boleh ngomong sembarangan. Apalagi main tuduh. Sudah jelas-jelas aku, dan Kak Beni tidak punya hubungan romantis. Hubungan kami hanya sebatas saudara,” jelas Melisa menggebu-gebu.Tatapan Melisa seakan menekanku supaya percaya padanya. Aku yang telah mengetahui kenyataan yang sebenarnya terjadi hanya mengangguk seperti orang tolol.Melisa sampai menggenggam kedua tanganku erat.“Pokoknya, Kak Elina enggak boleh begitu lagi ya!”Aku melepas genggaman tangan Melisa lalu berucap, “Aku hanya bercanda kok. Responsmu berlebihan sekali. Jadi bikin aku mikir jauh.”“Elina, sudah sewajarnya respons Melisa seperti itu. Menurutku tidak berlebihan. Semua wanita pasti akan mengelak, dan berusaha meluruskan ketika dituduh memiliki hubungan romantis bersama kakak iparnya sendiri.”Aku tersenyum tipis mendengar kalimat pembelaan dari Beni.“Kalian berdua, sangat cocok ya,” celetukku. “Baiklah, tidak perlu membahas kesalahpahaman ini lebih lanjut lag
Read more

Bab. 34. Liburan Menjijikkan

Kami sampai di sebuah pantai dengan pemandangan indah. Pantai yang kami kunjungi memiliki pasir putih yang halus. Saat aku berjalan di atasnya, aku bisa merasakan sensasi lembut, dan hangat di bawah kakiku. Pantulan sinar matahari membuat pasir bersinar seperti permata.Air pantai yang tenang menggulung perlahan ke bibir pantai. Suara ombak menghiasi udara, melantunkan irama yang alami. Aroma laut yang segar juga tercium, memberikan sensasi kesegaran.Tetapi, aku tetap membenci pantai! Seindah apa pun bentuk pantai, aku tidak suka berada di tempat panas ini.“Loh? Kak Elina kok masih di sini? Bukannya kita bakal bersenang-senang di tepi pantai?”Melisa menatapku bingung. Dia berjalan mendekatiku yang masih berdiri di dekat balkon. Melisa sudah mengenakan bikini sexy yang memperlihatkan lekuk tubuhnya. Terlihat sangat sempurna. Pantas saja, suamiku kepincut.“Kakak ih, kenapa belum siap-siap sih! Padahal tadi aku sudah bilang, kalau aku jemput, Kakak harus sudah siap,” ujar Melisa mer
Read more

Bab. 35. Kebebasan Untuk Beni

Melisa dan Beni menghentikan kegiatan panas mereka. Dengan tubuh telanjangnya, Melisa berjalan mendekati aku.Tanpa aba-aba Melisa memukul kepalaku cukup keras. Aku sangat terkejut, tetapi aku masih bisa mengontrol diri supaya tidak bereaksi.“Apa yang kamu lakukan?” tanya BeniBeni menghentikan aksi Melisa yang akan memukulku lagi.“Aku ingin memastikan bahwa yang aku lihat tidak benar. Barusan aku melihat Kak Elina membuka matanya terus buru-buru menutup mata,” cerocos Melisa.“Kamu mungkin salah lihat. Buktinya, Elina tidak merespons pukulanmu. Ayo kita lanjutkan, Sayang. Aku masih ingin menumbuk tubuh indahmu.”Beni menarik tangan Melisa menjauhi tubuhku. Beni juga langsung memeluk Melisa. Keduanya berciuman mesra hingga aku bisa mendengar suara bibir mereka yang saling menaut.“Tunggu dulu.”“Kenapa? Kamu sudah kehilangan nafsumu?” tanya Beni.Terdengar dari nada bicara Beni, sepertinya Beni agak kecewa dengan penolakan Melisa.Melisa menggelengkan kepala lalu berkata, “Aku masih
Read more

Bab. 36. Hiasan Dan Perhiasan Tajam

Sebagai istri yang baik, mana mungkin aku tidak mengabari jika aku telah berada di rumah.Seperti dugaanku, Beni sama sekali tidak terkejut ataupun marah karena aku tidak berpamitan terlebih dahulu padanya.“Jangan memikirkan suamimu. Dia sedang bercinta sepanjang waktu bersama selingkuhannya.”Aku terperanjat tak kala merasakan sentuhan Jimmy pada pundakku. Aku langsung membalikkan tubuhku. Aku ingin memarahi Jimmy yang asal masuk ke dalam kamarku.“Maaf, aku mengejutkanmu,” kata Jimmy.Melihat wajah sendu Jimmy, aku membuang rasa kesalku padanya.“Kamu masuk ke kamarku tanpa permisi?” tanyaku.“Pintu kamarmu tidak tertutup.”Aku menyipitkan kedua mataku, tidak menerima jawaban ngawur Jimmy. Semua pintu di rumah ini akan tertutup otomatis setelah dibuka orang seseorang.“Pintuku pasti tertutup meskipun tidak aku kunci,” timpalku.Jimmy menggaruk tangkuk lehernya. Aku memaklumi kebohongan Jimmy, mungkin dia memiliki alasan yang tidak bisa dia ungkapkan.“Aku merindukanmu, dan ingin me
Read more

Bab. 37. Elina Menjadi Presdir Mining Company

“Kamu juga mendapatkan undangan dari ayahmu tercinta ya?” tanyaku pada Sisca.Sisca yang awalnya ingin memasak, kini malah kembali duduk.“Aku tidak mendapatkan undangan langsung dari Tuan Han. Tetapi Tuan Beni yang mengundangku.”Aku mengerutkan dahiku.“Beni mengundangmu secara pribadi?” tanyaku penuh selidik.Sisca yang tidak ingin ada kesalahpahaman di antara kami berdua, memilih untuk menyerahkan ponselnya kepadaku. Dia memintaku memeriksa isi pesan dari Beni.Aku tercengang mengetahui jika Beni juga berusaha mendekati Sisca. Sedetik kemudian aku tertawa lepas. Sebenarnya, pria macam apa yang telah aku nikahi?“Tuan Beni pernah mengajakku pergi menghabiskan waktu semalam di sebuah hotel. Tapi, karena aku tahu kalau Tuan Beni telah memiliki kekasih, aku menolaknya dengan mengatakan jika aku penyuka sesama jenis.”Sisca menjelaskannya dengan panik. Dia tidak ingin mengecewakan aku. Dan menghilangkan rasa percayaku terhadapnya.“Kamu bukan penyuka sesama jenis kan?” candaku.“Tentu
Read more

Bab. 38. Menemukan Bukti Pembunuhan

“Terdiam karena semua yang aku ucapkan benar,” kata Sisca.“Tidak seperti itu. Semua ocehan murahan yang kamu lontarkan sama sekali tidak benar. Aku hanya sedang berpikir. Mengapa wanita sepertimu bisa sepede itu? Padahal kamu ini nothing,” balasku penuh penghinaan.Sisca yang tidak terima dihina langsung menuang wine ke arahku. Sontak, semua orang yang menyaksikan kelakuan Sisca terkejut.Hatiku kesal ketika aku melirik Beni yang justru sempat tertawa melihatku ditindas oleh Sisca. Tidak ada yang membelaku, termasuk Jimmy yang sedari tadi hanya menyaksikan dengan tatapan super dingin.“Apa-apaan kamu ini!” pekikku tidak terima.“Maaf ya, aku tidak sengaja,” jawab Sisca tanpa merasa bersalah.“Nyonya Elina? Astaga, gaunmu jadi jelek terkena noda wine. Bagaimana kalau kamu berganti gaun terlebih dahulu. Anakku memiliki banyak gaun. Kamu bisa meminjamnya sebentar.”Tuan Han menghampiriku. Dia mengeluarkan ekspresi khawatir.“Yang dikatakan Tuan Han benar. Elina, kamu harus berganti gaun
Read more

Bab. 39. Tamu Spesial Dari Geo Grup

“Kamu berbicara seakan nyawa seseorang tidak penting,” kataku.Jimmy meringis kemudian menjawab, “Aku hanya sekadar bercanda. Setiap nyawa pastilah penting. Semua orang berhak atas hidup mereka.”“Caramu bercanda sama sekali tidak lucu,” balasku.Jimmy tertawa renyah melihat aku mengerucutkan bibirku.“Maaf ya, jika caraku bercanda membuatmu takut,” kata Jimmy. “Ngomong-ngomong, apakah kamu sudah menemukan benda yang kamu cari di rumah Tuan Han?”Pertanyaan Jimmy mengingatkan aku. Tetapi aku tak kunjung menjawab.“Hey?”“Oh! Soal itu, aku belum menemukan benda yang aku cari. Mereka pasti menyimpannya di tempat yang tidak aku pikirkan,” jawabku bohong.“Memangnya benda apa yang kamu cari? Sepenting itu kah?” tanya Jimmy.“Benda yang aku cari berisi bukti pembunuhan yang dilakukan oleh Beni dan Tuan Han,” tandasku.Jimmy menyipitkan matanya. “Kalau begitu kamu harus menggeledah seisi rumah Tuan Han. Kamu butuh bantuan? Aku siap membantumu,” ujarnya.Aku tertawa kecil. “Tidak perlu. Aku
Read more

Bab. 40. Awal Kehancuran Beni

Lusi membalas senyumanku lalu berkata, “Aku bisa melihat dari caramu menatap suamimu. Semoga rumah tangga kalian langgeng ya.”“Anda baik sekali,” balasku.Kami mengobrol asyik seakan sudah mengenal lama. Lusi bukan tipe wanita sombong seperti kebanyakan istri petinggi yang pernah aku temui.“Harus baik sama semua orang loh! Kamu sudah lama menjadi istri Tuan Beni?” tanya Lusi.Akhirnya Lusi mulai menyinggung mengenai urusan pribadiku. Memang ini yang sedari tadi aku tunggu-tunggu.“Pernikahanku masih seusia jagung. Tapi, suamiku dan aku sudah mengenal lama. Jadi aku tahu kalau kami saling mencintai. Pokoknya percintaan kami sangat sempurna,” jelasku.Aku sengaja menceritakannya secara berlebihan agar Lusi memperhatikanku dengan saksama. Benar saja, Lusi menyimakku tanpa mengalihkan penglihatannya.“Kamu terlihat sangat bahagia,” kata Lusi.Aku menoleh ke samping di mana adik tiriku duduk. Dari t
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status