Sore itu, Ginda mengungkapkan kepada Teddy bahwa ia akan pergi keluar kota untuk sebuah pekerjaan. Dia berpamitan kepada suaminya, Marvin, dengan penuh kasih sayang dan kehangatan. "Mas, aku berangkat ya, mas nanti hati-hati, yang semangat meetingnya dan besok jangan lupa menyusulku," ucap Ginda, memandang Marvin dengan penuh harap. "Kamu juga hati-hati ya, dan jangan khawatir aku pasti akan menyusul kamu," jawab Marvin, tersenyum manis ke arah Ginda. Setelah berbincang cukup lama, seolah-olah mereka akan saling meninggalkan, Ginda pun melangkah pergi. Dia mendekati Teddy, yang sudah menunggu di halaman rumahnya sejak tadi. Marvin melambaikan tangan, mengiringi kepergian Ginda. Setelah Ginda pergi, rumah itu menjadi sepi. Marvin menghela nafas berat, merasakan kehilangan yang mendalam. Dia berjanji dalam hati bahwa dia akan segera menyusul Ginda.Sementara itu, Dinda yang sejak tadi memperhatikan Marvin dari kejauhan, kini mulai melan
Read more