“Aku nggak janji, Ya. Tapi, aku akan pikirkan saran kamu, kok,” jawab Ghania masih dalam pelukan Alayya.Wanita yang sudah rapi dengan hijabnya itu pun mengangguk dan lalu mengurai pelukannya. “Janji, ya? Kamu pasti bisa, Nia. Nanti kalau nggak punya kerjaan, aku bisa bantu cariin, insya Allah. Abang ‘kan banyak relasi siapa tahu dia bisa bantu kita, oke?” “Kamu serius, Ayya?” Alayya mengangguk tegas. “Oke, deh. Aku pasti akan pikirkan. Makasih Ayya, kamu memang sahabat terbaikku.” Kedua sahabat itu pun kembali berpelukan. Waktu pun berlalu dengan cepat. Acara pengajian di rumah Ibrahim berjalan dengan lancar meski dihiasi tangis haru Alayya saat melakukan sungkeman dengan sang ibu. Setelah selesai acara Alayya memutuskan untuk pergi ke kamar Nazila. Dia berencana bermalam di kamar sang ibu untuk terakhir kalinya sebelum menjadi istri Ibrahim.“Aku senang banget hari ini, Ma. Nggak nyangka di hari penting aku, ada Mama, Om dan Tante yang nemenin.” Alayya mulai berceloteh saat ked
Last Updated : 2024-07-22 Read more