Home / CEO / Wanita Malam Kesayangan Tuan Muda / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Wanita Malam Kesayangan Tuan Muda : Chapter 61 - Chapter 70

91 Chapters

CEO 61 Rasa itu Datang Lagi

Tanpa terasa perjalanan bisnis Ibrahim pun segera berakhir. Sisa satu hari ini dia berencana akan membawa Alayya berkeliling kota Seoul karena besok pagi mereka sudah harus terbang kembali ke Indonesia. Saat ini Ibrahim sedang menyantap sarapan bersama Alayya di restoran sekitar hotel karena pagi ini mereka akan menuju ke Namsan Tower Seoul. “Memangnya itu tempat apa? Kalau nggak bagus, malas ah,” gerutu Alayya sambil menyantap garlic bread-nya. “Kamu pasti suka. Di sana ada menara yang bisa buat lihat kota Seoul, kalau nggak kita naik gondola yang jalan di atas kota terus ada yang unik lagi di tempat itu ….”“Apa lagi? Kayaknya menarik,” sela Alayya tidak sabar. Ibrahim lebih dulu menghabiskan kopi hitamnya sebelum akhirnya melanjutkan penjelasannya. “Di sana kita bisa pasang gembok cinta. Apa kamu pernah dengar? Atau pernah lihat di TV gitu?” “Eh? Serius? Aku pikir cuma ada di Paris, dulu aku pingin banget ke tempat itu, tapi belum kesampaian,” keluh Alayya tiba-tiba. “Kenapa?
Read more

CEO 62 Eternal Love for Us

“Maksud Tuan, gimana? Aku nggak ngerti.” Alayya jelas bingung dengan ucapan Ibrahim yang baru saja dia dengar karena selama ini yang dia tahu dan dia kenal adalah perempuan paruh baya yang meninggalkannya di rumah Ishika yang kemudian dia panggil mami. Ibrahim menghela napasnya lebih dulu lalu melihat ke arah luar kalau ternyata gondola sudah mulai berjalan. Sepertinya duduk berdekatan seperti ini membuat Alayya melupakan ketakutannya. “Ayya, saya mau ceritakan satu hal. Saya harap kamu tidak salah paham dengan apa yang saya lakukan di belakang kamu saat ini ….”“Apa? Tuan melakukan apa?” cecar Alayya tidak sabar. “Saya sedang mencari tahu tentang masa lalu kamu. Sejak saya mendengar kamu bermimpi buruk waktu itu, saya menyuruh detektif untuk mencari tahu asal usul kamu, Ayya.” Ibrahim menjeda kalimatnya hanya untuk melihat reaksi sang wanita. Alayya terkejut, dia mengeluarkan kedua tangan dari kantong Coat milik Ibrahim dan memutar duduknya menjadi lurus ke depan. Wanita itu tida
Read more

CEO 63 Alayya Hilang

“Berjanjilah untuk mencoba mencintai aku sebagai Ayya bukan sebagai Nisa, apa Tuan bisa?” Akhirnya lolos juga pernyataan itu dari bibir seksi Alayya. Hal yang selama ini hanya dia simpan dalam hati dan tidak berani dia ungkapkan secara gamblang.Mata Ibrahim kembali terbeliak. Dia tidak menyangka kalau Alayya akan meminta hal seperti itu. Pikirannya ingin menolak, tetapi tangan yang menggenggam jemari lentik Alayya enggan melepaskan. Dia butuh Alayya, tetapi untuk mencintainya rasanya sangat sulit dia lakukan.Melihat lawan bicaranya tidak juga bicara, Alayya pun segera ambil tindakan. Dengan tangannya yang bebas, dia lepaskan tautan genggaman Ibrahim dengan perasaan yang kembali hancur. “Sampai kapan pun aku hanya akan menjadi bayangan Nisa, kan? Dan Anda tahu, Tuan. Sangat menyakitkan mengetahui kenyataan kalau orang yang kita cintai ternyata nggak pernah mencintai kita,” ucapnya dengan air mata yang sudah jatuh di pipi mulusnya itu.Tentu saja apa yang dilakukan dan dikatakan Alayy
Read more

CEO 64 Ayya Kembali

Sementara Ibrahim kalang kabut mencari Alayya di luar sana, wanita yang dia cari justru sedang duduk termenung di Banpo Hangang Park yang berada di tepi Han River dan berhadapan dengan Banpo Bridge yang sedang mempertunjukkan atraksi air mancur warna warni yang airnya keluar dari tepian jembatan. Musik yang mengiringi pertunjukan itu cukup menenangkan Alayya yang sedang gundah. Dia sengaja duduk agak jauh dari keramaian para pengunjung taman ini hanya untuk menikmati kesendiriannya yang sedang sedih dan gelisah. Dia tidak peduli kalau Ibrahim sedang kebingungan bersama Oscar dan Bembi juga para tim SAR dan polisi hanya karena topi dan syalnya ditemukan di tepi sungai. Cukup lama dia melamun, memikirkan setiap kejadian yang dia alami sejak datang ke rumah Ibrahim hingga hari ini. Dulu, tidak jarang terlintas keinginannya untuk meninggalkan rumah dan pria itu, tetapi sekarang kalau pun dia harus pergi, Alayya harus siap meninggalkan Ibrahim dengan membawa luka di hatinya. Namun, semaki
Read more

CEO 65 Korea in Love

“Kita udah ….” “Sssttt ….” Ibrahim segera menyela kata-kata Oscar yang ingin memberitahu kalau mobil mereka sudah sampai di pelataran lobi hotel tempat mereka menginap. Refleks Oscar bungkam, tetapi matanya melirik pada kaca tengah mobil yang mana dari pantulan benda itu Oscar bisa melihat Alayya sedang tertidur dengan kepala bersandar bahu Ibrahim. Bembi menengok ke belakang tempat duduknya dan bertanya dengan suara lirih, “Apa Anda butuh bantuan, Tuan?”Ibrahim menggeleng. “Nggak usah, Bem. Saya bisa menggendongnya sendiri.”Bembi pun mengangguk mengerti. Pria muda itu segera keluar dari mobil dan berjalan memutari bagian belakang untuk membukakan pintu mobil tempat Ibrahim duduk. Ibrahim tersenyum kecil melihat wanita kesayangannya tertidur pulas selama perjalanan pulang tadi. Mungkin dia kelelahan karena seharian berada di luar dan juga suhu hangat di dalam mobil yang membuat Alayya terbuai dalam mimpinya, pikirnya saat ini.Setelah puas memandangi wajah cantik Alayya dari samp
Read more

CEO 66 Kembali ke Jakarta

Indonesia“Apa-apaan ini?” Mustika menggerutu. Dia melihat banyak barang-barang dari kantor WO berantakan di ruang tamunya. “Christy!” panggilnya dengan suara melengking. Wanita paruh baya itu pun tergopoh-gopoh menghampiri Mustika. “Iya, Nyonya ada apa?” “Ini apa? Apa kamu lupa kalau hari ini Ibrahim akan pulang dari Korea? Kalau rumah masih berantakan begini, aku harus bilang apa?” Christy mengerutkan dahinya. Melihat apa yang dibilang berantakan oleh Tante dari majikannya itu yang sebenarnya adalah potongan styrofoam untuk hiasan pelaminan yang memang belum selesai dirangkai. “Ini memang belum selesai, Nyonya. Mereka sedang istirahat,” jelas Christy hati-hati. Nyonya tuanya ini memang sedang sering marah-marah sejak Ibrahim memutuskan akan menikah tanpa memberitahunya. “Aku nggak mau tahu, pokoknya sebelum jam dua siang ini, tempat ini harus bersih. Jangan sampai Ibrahim pulang melihat semua ini,” titahnya sekali lagi. “Baik, Nyonya. Akan saya beri tahu mereka untuk segera be
Read more

CEO 67 Jati Diri Ayya

“Jangan asal bicara Tuan! Saya mau menikah sama Tuan Ibrahim, bukan sama Anda!” seru Alayya menggebu-gebu. Wajah Khrisna langsung berubah kesal mendengar ungkapan Alayya itu. Dia mulai mendekat, tetapi wanita itu sudah lebih dulu beringsut ke belakang punggung Ibrahim sambil mencengkeram jaket kulitnya. Sontak Khrisna menghentikan langkahnya.“Ayya benar, Tuan Khrisna. Saya sendiri tidak mengerti kenapa Anda datang ke sini dan ingin membawa Ayya dari sisi saya?”Khrisna berdecak, dengan menantang mata Ibrahim dia pun menjawab pertanyaan pria tampan itu. “Karena aku cinta sama dia dan aku yang lebih dulu mengenal dia daripada Anda. Seharusnya aku yang berhak atas dia, bukan begitu Tuan Ibrahim?” Kali ini Ibrahim yang tersenyum sinis. “Maafkan saya, Tuan Khrisna Devananta, dia calon istri saya, nggak ada seorang pun yang bisa membawa dia dari sisi saya tanpa seizin saya. Saya rasa Anda sudah paham ya? Kalau gitu kami permisi.” 
Read more

CEO 68 Ke Rumah Nazila

Khrisna benar-benar shock mengetahui kalau ternyata Alayya adalah Adila, adik sepupu yang sangat dia sayangi, bahkan melebihi nyawanya sendiri. “Kalau udah besar nanti aku ingin menikah sama laki-laki baik seperti Kak Khrisna.” Mendadak satu ucapan Adila terngiang dalam benak pria tampan itu. Tanpa dia sadari bulir hangat sudah jatuh di kedua pipinya. Hatinya sakit dan merasa sangat bersalah karena dirinya ternyata tidak sebaik yang gadis cilik itu kira. Tanpa tahu kalau Alayya adalah adik sepupu yang diculik dua puluh tahun yang lalu, Khrisna justru menjadi salah satu penikmat tubuh s*ntal dan seksi Alayya hampir setahun lamanya. Mungkin kalau Alayya tidak bertemu dengan Ibrahim, dirinya masih akan menjadi pelanggan setia wanita itu. Khrisna sungguh tidak bisa terima kenyataan ini. Meski dia tahu antara sepupu boleh menikah, tetapi tetap saja pria itu merasa sangat terluka karena baginya Alayya adalah adiknya, kesayangannya dan juga permata dalam kelua
Read more

CEO 69 Keajaiban

Genggaman tangan Ibrahim pada jemari Alayya dipererat. Dia tidak ingin Alayya merasa ditolak oleh keluarganya sendiri. “Tuan Yakub akan menjelaskan semuanya, Tuan, Nyonya. Saya harap anda semua mau mendengarkannya.” Belum lagi Ariyanto mengiyakan. Maura lebih dulu melihat Nazila yang baru didorong keluar dari kamarnya. Wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu segera bangkit menghampiri Nazila dan perawatnya. “Apa-apaan kamu, Ma? Kenapa ajak Nazila kemari?” Protes Ariyanto saat melihat Maura mendorong kursi roda sang adik ipar. “Dia juga harus mendengarnya.”“Tapi kita belum tahu cerita itu benar atau nggak, Ma?” Maura menggeleng. “Apa pun itu, Pa. Aku ingin Nazila bisa mendengarkan cerita Ibrahim dan orang-orangnya. Biar dia sendiri yang menilai apa cerita itu benar atau hanya karangan mereka saja.” Maura memberhentikan kursi roda Nazila tepat di samping tempat duduknya yang juga berhadapan langsung dengan Alayya. Jelas keberadaan wanita itu menarik perhatian Alayya. Tan
Read more

CEO 70 Keluarga Baru Alayya

“Bagaimana keadaannya, Dok?” Ariyanto bertanya pada dokter yang biasa merawat Nazila. Dia memutuskan untuk memanggil Dokter Thomas Pratama ke kediamannya setelah sang adik menunjukkan berbagai macam reaksi dan respon atas keadaan sekitarnya terutama pengaruh dari kedatangan Alayya ke rumah itu. “Ini sungguh keajaiban, Tuan. Apa yang saya dapatkan dari pemeriksaan kali ini benar-benar mengejutkan saya. Nyonya Nazila dalam keadaan sangat baik. Seperti yang Anda tadi lihat kalau dia udah bisa merespon kedatangan saya,” ujar Dokter Thomas mulai menjelaskan. “Apa itu artinya dia akan kembali normal, Dok?” Kali ini pertanyaan datang dari Maura. Sejak tadi wanita itu tidak henti-hentinya bersyukur akan perubahan yang dialami adik iparnya itu. Dokter Thomas tersenyum. “Untuk kembali normal mungkin hal yang nggak masuk akal untuk saat ini, tetapi paling nggak, kita bisa melihat Nyonya Nazila dapat berkomunikasi dengan lebih baik dari sebelumnya. M
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status