Semua Bab Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan: Bab 61 - Bab 70

172 Bab

BAB 61 'Lepaskan aku dan lanjutkan hidupmu'

"Aku nggak akan melepaskan kamu, Rey. Sampai kapan pun kamu milikku. Aku yang lebih dulu memiliki perasaan sama kamu," geram Daisha sengit setelah puas melampiaskan amarahnya di tubuh Reygan. Reygan mencoba menegaskan posisinya dengan tegas. "Tapi ini salah. Saya sudah menikah dengan adikmu. Dan kamu tidak punya tempat apa pun di hati saya," ucapnya dengan suara yang mantap, meski di dalam dadanya terdapat kegelisahan yang berkecamuk. "Aku nggak peduli untuk siapa hatimu. Asal kita bisa terus seperti ini aku nggak peduli," seru Daisha dengan nada yang histeris, membuat hati Reygan semakin tercekik oleh beban berat yang menghimpitnya. Dengan gesit, Daisha kembali meluncur ke pangkuan Reygan, mencium bibirnya dengan ganas, mengisapnya dengan penuh nafsu. Reygan merasa dirinya hampir luluh di bawah kekuatan godaan y
Baca selengkapnya

BAB 62 'Lembaran Baru'

“Mau sampai kapan kau di sini?” tanya Ayrin dengan suara lelah, matanya terasa berat setelah seharian sibuk mengikuti seminar dan beberapa kegiatan lain.Pria itu hanya tersenyum penuh keyakinan, sepasang mata biru cerahnya menatap Ayrin dengan penuh kehangatan. “Rasanya aku malah tidak ingin pulang!” Ayrin memutar bola matanya dengan malas, sudah terbiasa dengan kelakuan keras kepala pemuda itu. Hampir empat tahun mereka saling mengenal, dan setiap kali, Raymond selalu menemukan cara untuk membuat hidup Ayrin menjadi lebih rumit.Ayrin menggeleng, kesabaran dan kelelahannya sudah mencapai batas. “Raymond, please.”“Biarkan aku tinggal lebih lama di sini. Aku ingin menemanimu,” Raymond tetap bersikeras, mengabaikan pe
Baca selengkapnya

BAB 63 'Akulah yang bodoh'

Setelah bercerai dengan Reygan, Ayrin memutuskan untuk pindah ke London dan melanjutkan studinya di bidang spesialis bedah jantung. Dan tidak memikirkan untuk kembali ke Indonesia. ‘Untuk apa kembali kalau yang diingatnya hanya luka?’ pikir Ayrin. Pengkhianatan suaminya masih sangat membekas. Sudah tidak ada lagi kehangatan yang mampu dia rasakan. Hatinya mulai membeku. Sampai suatu hari datang seorang pemuda tampan yang tak pernah menyerah untuk mencairkan kebekuan hatinya.“Hai cantik! Siapa namamu?” sapa Raymond ketika Ayrin baru saja keluar dari ruang dosennya. Ayrin menoleh, menemukan seorang pemuda tampan dengan senyuman merekah di wajahnya. Dia mengangkat alis, sedikit terkejut dengan keberaniannya. Namun, segera dia melanjutkan langkahnya, tidak tertarik untuk terlibat dal
Baca selengkapnya

BAB 64 "Masihkah ada cinta yang tersisa?'

Setelah segala yang telah dialaminya, Ayrin menjadi sosok yang berbeda. Dia telah bertransformasi menjadi perempuan dewasa yang matang, tangguh, dan mandiri. Segala kesulitan dan penderitaan yang dia hadapi telah membentuknya menjadi pribadi yang lebih kuat.Tanpa mengenal lelah, dia fokus pada pendidikan dan karirnya, mengukir prestasi demi prestasi yang mengesankan di bidangnya sebagai seorang calon spesialis bedah jantung.Namun, di balik keberhasilannya dalam karir, hati Ayrin telah menjadi beku. Pengalaman pahitnya dalam percintaan telah membuatnya kehilangan kepercayaan pada laki-laki dan cinta itu sendiri. Baginya, luka dan kekecewaan yang ditinggalkan oleh dua orang yang pernah mengkhianatinya sudah cukup untuk membuatnya memutuskan untuk tidak membuka hatinya lagi.‘Buat apa punya laki-laki kalau yang
Baca selengkapnya

BAB 65 'Kembali lagi'

Sebenarnya, kalau boleh memilih… Ayrin enggan kembali lagi ke Indonesia. Namun, kondisi ayahnya yang semakin memburuk membuatnya tidak punya pilihan lain. Sebesar apa pun kebenciannya, tetapi pria itu tetaplah ayahnya.  “Maafkan aku, Ray. Aku tidak bisa pergi denganmu,” ujar Ayrin dengan suara lembut, terasa seperti bisikan yang terbawa angin hujan. Dia merasakan kekecewaan yang tersirat di mata Raymond, dan itu membuatnya merasa semakin sulit. Tapi apa lagi yang bisa dia lakukan? Dirinya pun tidak punya pilihan. “Kali ini apa alasannya?” sahut Raymond, suaranya penuh dengan ketidakpuasan. “Kau tidak sedang berusaha menghindariku lagi, kan?”"Ayahku sakit. Aku harus pulang," jawab Ayrin dengan jujur, mencoba menjelaskan situasinya.
Baca selengkapnya

BAB 66 'Bulan Madu?'

Sejak Ayrin kembali, kondisi ayahnya semakin membaik. Bahkan, Haris sudah diperbolehkan pulang oleh dokter.   “Pergilah, Rin. Ajaklah pemuda itu jalan-jalan. Kasihan dia… ke Indonesia masa yang dilihat cuma rumah sakit,” usul Haris, setengah bergurau.“Mau diajak ke mana, Pa? Selama ini juga kan Ayrin jarang ke mana-mana.”“Nah, kalau begitu tunggu apa lagi. Carilah tempat yang indah yang bisa membuat kalian melupakan sejenak kepenatan dan kelelahan, sebelum kamu juga kembali menjalani rutinitasmu.”Ayrin terdiam sejenak, memikirkan saran ayahnya. Sudah lama dia tidak pergi ke mana-mana, sibuk dengan rutinitasnya yang padat. Tapi mungkin Papa benar, mungkin dia perlu sedikit waktu untuk bersantai dan menikmati hi
Baca selengkapnya

BAB 67 'Apa kamu bahagia?"

Paras Ayrin berubah pucat seketika begitu dia melihat sosok yang tak terduga berdiri di hadapannya. Matanya terpaku pada lelaki itu, sosok yang pernah menjadi bagian penting dalam hidupnya, namun juga menjadi sumber luka yang tak terlupakan. Lima tahun berlalu, tetapi wajah pria itu masih sama seperti yang terpatri dalam ingatannya. Tubuhnya masih tegap dan kokoh seperti dulu, ketampanannya pun masih menghiasi wajahnya yang kini semakin matang. Tetapi yang paling sulit bagi Ayrin untuk dilupakan adalah cara Reygan menatapnya, tatapannya yang tajam namun masih mampu membuat hatinya terasa hangat.“Ayrin...” pria itu menyebut namanya dengan suara yang berat, menciptakan gelombang emosi yang bergelora di dalam diri Ayrin.“Mas Rey...” bal
Baca selengkapnya

BAB 68 'Bukan Ilusi'

Entah ada apanya dengan minumannya, tetapi Reygan merasa seperti sedang terjebak dalam ilusi yang terus mempermainkannya. Matanya tertuju pada sosok yang sudah lama tidak ia temui, tetapi kenangan tentangnya masih begitu hidup di benaknya. Tubuh mungilnya berada dalam dekapan seorang pemuda tampan. Ketika pria itu meninggalkan Ayrin, Reygan merasa dorongan untuk mendekat. Ia ingin memastikan apakah apa yang dilihatnya benar. Air mata hampir saja menetes ketika aroma yang begitu dikenalnya menyergap indra penciumannya.“Ayrin!” serunya tanpa sadar, dunia di sekelilingnya seakan runtuh. Ayrin menoleh, dan mata mereka bertemu. Wanita itu berubah begitu banyak. Reygan hampir tak percaya bahwa wanita cantik di hadapannya adalah Ayrin, mantan istrinya yang dulu polos dan sederhana.“Mas Rey!”
Baca selengkapnya

BAB 69 'Bukan objek pemuas'

Ayrin merasakan sakit menyeluruh di sekujur tubuhnya, seolah-olah kesakitan itu merayapi setiap serat sarafnya. Air matanya berlinang, menetes ke pipinya yang pucat saat ingatan tentang malam itu terus berputar dalam benaknya, seperti layar film yang tak henti diputar ulang.“Apa yang kamu lakukan?” desis Ayrin dengan suara gemetar, berusaha menahan emosi yang meluap. Tubuhnya bergetar di bawah cengkeraman kuat tangan Reygan, tetapi setiap upaya untuk melepaskan diri sia-sia. Perbandingan kekuatan mereka membuatnya semakin sulit untuk bergerak.“Kamu mabuk, Mas. Lebih baik sekarang juga kamu pergi dari sini!” tegas Ayrin dengan suara meninggi, mencoba menemukan kekuatan dalam kata-katanya untuk menyingkirkan Reygan.“Tolong jangan suruh saya pergi, Rin!” Reygan semakin mendekat, w
Baca selengkapnya

Bab 70 'Bukan wanita murahan'

Ayrin merasa napasnya terhenti sejenak, matanya membulat begitu melihat pemuda itu tegak di hadapannya. Sorot matanya yang dulu penuh cinta, kini menyimpan sejuta kekecewaan dan kepedihan yang menyayat hatinya.Secepat kilat, Ayrin bangkit dari tempat tidurnya, merapatkan selimut yang melilit tubuh polosnya. Dengan langkah gemetar, dia mendekati Raymond yang terus memandangnya dengan sorot mata yang penuh dengan kemarahan.“Raymond ini tidak seperti yang—”“Siapa pria itu?” potong Raymond dengan gusar. Matanya membeliak penuh amarah. Belum pernah Ayrin mendengar nada suara Raymond yang terdengar begitu dingin dan tajam seperti itu.  “Aku bisa menjelaskan semuanya, Ray. Ini tidak seperti yang kamu lihat,” sergah Ayrin dengan suara yang gemetar, mencoba mencari kata-kata yang tepat untuk menjelaskan situasi yang rumit ini.“Jawab saja siapa pria itu!” desak Raymond dengan tajam, matanya
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
18
DMCA.com Protection Status