Sebenarnya, kalau boleh memilih… Ayrin enggan kembali lagi ke Indonesia. Namun, kondisi ayahnya yang semakin memburuk membuatnya tidak punya pilihan lain. Sebesar apa pun kebenciannya, tetapi pria itu tetaplah ayahnya. “Maafkan aku, Ray. Aku tidak bisa pergi denganmu,” ujar Ayrin dengan suara lembut, terasa seperti bisikan yang terbawa angin hujan. Dia merasakan kekecewaan yang tersirat di mata Raymond, dan itu membuatnya merasa semakin sulit. Tapi apa lagi yang bisa dia lakukan? Dirinya pun tidak punya pilihan. “Kali ini apa alasannya?” sahut Raymond, suaranya penuh dengan ketidakpuasan. “Kau tidak sedang berusaha menghindariku lagi, kan?”"Ayahku sakit. Aku harus pulang," jawab Ayrin dengan jujur, mencoba menjelaskan situasinya.
Baca selengkapnya