Reygan dan Ayrin duduk di meja makan, menyantap sarapan dalam keheningan. Setelah pembicaraan mereka tadi di kamar, keduanya terlihat sibuk dengan pikiran masing-masing.Setelah sarapan selesai, Ayrin bangkit dari kursinya, memberikan pandangan singkat kepada suaminya sebelum pergi menuju dapur. Tiba-tiba, tangan hangat Reygan melingkar di pinggangnya, dan kepalanya diletakkan di ceruk lehernya. Ayrin terkejut dengan sentuhan itu, tetapi dia mencoba untuk tetap tenang. "Maafkan saya, Rin," gumam Reygan dengan suara yang lembut.Ayrin menarik napas dalam-dalam, mencoba untuk mengendalikan emosinya. "Mau sampai kapan Mas Rey minta maaf terus begini?"Reygan mendesah pelan di lehernya, membuat tubuh Ayrin bergetar. "Mungkin seumur hidup," jawabnya dengan suara p
Read more