Home / Rumah Tangga / Sang Pewaris Buta / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Sang Pewaris Buta : Chapter 111 - Chapter 120

141 Chapters

Seratus Sebelas

Rahasia? Apa itu? "Apa maksudmu, Jonathan. Rahasia apa yang William katakan kepadamu? Aku tak mengerti," katanya sambil memiringkan kepalanya. "Aku juga tak percaya begitu saja. Apakah mungkin itu hanya alasan untuk membuat kesan kesalahan ada padamu." "Baiklah, katakan saja,. mungkin aku akan berbicara jujur." "Meena, Wiliam bilang kalau kau sebenarnya menyukaiku, apakah itu benar? Kurasa Wiliam mengatakan hal itu untuk menimpakan kesalahannya padamu. Jangan hiraukan apa yang dia katakan," kata Jonathan kemudian. Pertanyaan itu sungguh tak terduga bagi Meena, padahal ia telah berjanji untuk berbicara jujur. Bagaimana mungkin ia harus jujur menyukai suami adik saudara kembarnya sendiri. Meskipun dia adalah seorang wanita yang sangat suka berterus terang, dalam hal ini adalah pengecualian. "Kamu benar, Jonathan. Wiliam hanya mencari-cari kesalahanku, itu karena kita sering kali bersama dalam pekerjaan. Dia mungkin berfikir aku memiliki niat tertentu." "Dasar bodoh itu,
last updateLast Updated : 2024-06-28
Read more

Seratus Dua Belas

Dokter Anita ingin menyampaikan sesuatu pada Dokter Wiliam, akan tetapi ia sangat ragu dengan reaksi dokter Wiliam saat satu pasien ini mengalami sesuatu. "Ada apa sebenarnya, apakah ada sesuatu yang sangat penting?" "Mengenai Laila, aku harus mengatakannya demi keselamatan mereka." "Mereka?" "Dokter... kita tetap optimis meskipun semua terjadi diluar kendali kita sebagai seorang dokter." "Ah, Anda benar dokter Anita, Anda sedang memberikan harapan. Anda tau itu tidak mungkin bagi Laila." "Apa boleh buat, kita hanya bisa membuat suasana tetap damai dan menenangkan. Saya rasa anda juga setuju." Dokter Anita tetap tenang, iapun melepaskan kacamata yang melekat untuk membersihkan keringat di sela hidungnya. Meskipun ruang itu ber-AC dingin, nyatanya tetap membuatnya berkeringat saat berbicara dengan dokter Wiliam. Dia yakin, tidak mudah berbicara dengan dokter ini. "Baik. Apa yang ingin kau katakan?" ujarnya tegas. "Bayi Laila mulai lemah, dan dia harus dioperasi dala
last updateLast Updated : 2024-06-29
Read more

Seratus Tiga Belas

"Wiliam, dia akan baik-baik saja, percayalah padaku." "Lalu apa yang harus kulakukan?" ujarnya lemah. Meena merasa sangat kasihan padanya, meskipun Wiliam suaminya, akan tetapi hati William selalu pada Laila. Tak jauh berbeda dengan dirinya yang dulu pernah menyukai Jonathan, meskipun ia lebih menahan diri dan menerima takdir pernikahan mereka. Ia merasa prihatin dengan kesedihan Wiliam yang mendalam saat ini. Dengan lembut Meena membelai Wiliam pada punggung pria itu dan memberinya pelukan hangat. "Laila akan baik-baik saja dan melahirkan bayinya dengan selamat. Aku yakin dia sangat kuat dan sehat setelah masa kritis ini. Sebaiknya kau tenang, Wiliam." William justru mengangkat pandangannya menatap lekat pada Meena yang menghiburnya. Iapun bisa merasakan ketulusan yang mendalam dari Meena atas sikapnya yang tidak seharusnya. Dia sadar akan hal itu, bahwa apa yang Meena lakukan adalah karena Meena sangat mengerti atas perasaannya saat ini. "Maafkan aku Meena, maafkan
last updateLast Updated : 2024-07-08
Read more

Seratus Empat Belas

Jonathan terlihat sangat putus asa saat mengatakannya. Meena yang juga melihat dokter keluar, ikut mendatangi dokter tersebut dan mendengar apa yang dikatakannya. "Syukurlah operasi berhasil. Keduanya dalam keadaan selamat. Dan bayinya laki-laki, selamat," kata sang dokter sambil tersenyum. Guratan letih terlihat di wajah dokter tersebut, dan kini Jonathan dan Meena tidak sadar tersenyum dan segera saling berpelukan karena senang. "Aduh," tiba-tiba ia mengaduh karena rasa tertekan di perutnya. Jonathan lupa kalau Meena juga mengandung sehingga pelukannya cukup mendesak perut besar Meena. "Oh, maaf. Aku terlalu senang sampai lupa dengan perutmu yang besar." Dokter yang melihatnya juga tersenyum, lalu berkata, "Laila akan segera dipindahkan di ruangan perawatan, kita berharap kondisinya semakin membaik setelah sadarkan diri nantinya." "Baik Dokter, kami akan menunggu." "Dan satu lagi, bayi Laila juga masih dalam inkubator karena belum cukup bulan, akan tetapi dia sehat s
last updateLast Updated : 2024-07-08
Read more

Seratus Lima Belas

Cukup lama Wiliam berada di sana dengan harapan bisa melihat Laila tersenyum. Akan tetapi wanita itu bahkan belum juga sadarkan diri. Karena teringat akan tugasnya sebagai dokter, pria itu akhirnya berdiri untuk meninggalkan Laila. Pada saat melangkah pergi, tiba-tiba sebuah suara memanggilnya. "Dokter...," suara itu lirih dan lemah. Wiliam sangat terkejut dan iapun dengan cepat membalikkan tubuhnya ke asal suara. "Laila?" ujarnya tapi segera terpaku karena Laila masih memejamkan matanya. Penasaran, maka iapun mendekati Laila untuk memastikan. "Laila?" panggilnya sekali lagi. "Dokter...," lirih Laila dan hal itu membuat Wiliam sangat bahagia. "Akhirnya kau bangun, Laila. Oh, syukurlah...," lirihnya dan menggenggam erat tangan wanita yang lemah itu. "Istirahatlah, kau baik-baik saja sekarang," katanya menenangkan Laila. Perlahan Laila membuka matanya dan menatap sendu pada Wiliam. "Apakah bayiku baik-baik saja?" "Tentu, dia sehat dan sangat baik. Wajahnya tampan,
last updateLast Updated : 2024-07-09
Read more

Seratus Enam Belas

Setelah mendekati Jonathan dengan tatapan membunuh, Wiliam justru tertawa menyeringai. "Seandainya kau menuduhnya begitu, kau sungguh meremehkan perempuan yang salah, Jonathan!" hujatnya pada Jonathan dengan keras. "Andai saja aku sanggup untuk melakukannya, maka aku tidak usah repot-repot perduli dengan pernikahan kalian!" Kali ini tangan Wiliam menjangkau kerah kemeja Jonathan. "Sekali lagi kau menuduhnya, aku tidak akan segan membunuhmu!" Wiliam menghempaskan Jonathan, tapi tentu saja tubuh Jonathan lebih kekar dan berotot untuk bergeser dari dorongan Wiliam. Jonathan hanya menatap Wiliam prihatin, lalu membetulkan kerah kemejanya. "Apa bedanya? Kurasa semua itu tidak mengubah sebuah pengkhianatan," lirih Jonathan. Di sisi lain, Meena hanya mendengar percakapan mereka diam-diam. Akan tetapi Jonathan tau keberadaan Meena di sana. Jonathan menatap Meena sehingga wanita itu keluar dari tempatnya. "Bukankah suamimu cukup aneh? Dia memperlakukan Laila melebihi perlakuan
last updateLast Updated : 2024-07-10
Read more

Seratus Tujuh Belas

Wiliam dan Meena akhirnya hanya terdiam, menunggu dan berdoa untuk Laila. Sama dengan Jonathan, iapun merasakan kegalauan yang dalam. Perjalanan waktu yang panjang, saat ia bersama Laila si waktu yang telah lama. Saat kedua matanya buta tam bisa melihat dunia ini, Laila adalah orang yang dekat dan membantunya. Perceraiannya dengan Winda dan berakhir dengan menikahi Laila, saat itu ia bahkan tidak terbersit untuk mencintai wanita itu. Saat Laila menghilang dalam waktu yang lama, iapun merasa kehilangan dan ia merasa yakin Laila adalah wanita yang mencintainya dan dirinya juga mencintai Laila. Pencarian panjang dan mereka bertemu untuk bisa bersama kembali. Sayangnya, Laila telah membuatnya kehilangan semua momen berharga mereka berdua dan justru mencintai Wiliam. Hatinya kecewa, terluka dan merasa tidak dihargai. Laila bersedia menikah dengannya sebagai bentuk balas budi semata. Pada akhirnya mereka samasekali tidak bisa saling mencintai dan hanya bertepuk sebelah t
last updateLast Updated : 2024-07-11
Read more

Seratus Delapan Belas

Dokter muda itu melepaskan sarung tangan dokter dan mendekati Jonathan. Dengan tatapan lembut iapun meletakkan telapak tangannya di pundak Jonathan. "Saya minta maaf, kami sudah berusaha maksimal untuk melakukan yang terbaik... namun... sepertinya semua usaha kami terkalahkan oleh takdirnya," ujar sang dokter pelan. Jonathan seperti terhempas dalam lautan yang dalam dan sunyi, ia merasa sulit untuk menghirup udara dini hari ini sehingga tak mampu mengatakan apapun selain menatap bingung pada sang dokter. Lalu dengan bibir bergetar ia berkata, "Maksud dokter...." "Laila tidak bisa diselamatkan, kami gagal melakukan operasi ini dikarenakan kondisi tubuhnya yang lemah setelah melahirkan." Wiliam terlihat sangat resah mendengar penjelasan itu dan berteriak tak percaya. "Tidak mungkin! Bagaimana mungkin ia pergi sementara dia belum melihat anaknya?!" katanya begitu frustasi. Meena merasa mereka semua sudah sangat tegang dan frustasi, mereka semua memiliki sesuatu yang menyang
last updateLast Updated : 2024-07-18
Read more

Seratus Sembilan Belas

Akan tetapi Meena tau, tatapan itu hanyalah tatapan kosong tanpa makna. Tatapan putus asa dan kehilangan kendali. "Kau... tidakkah semua ini tetap membuatmu baik-baik saja? Demi anak ini?" kata Meena menggenggam tangan William. "Jaga dia untukku, Meena. Beri nama dia dengan nama Laila, dan aku minta maaf karena permintaan ini sangat berlebihan. Jika kau tak mau... berikan saja nama yang kau sukai, hmm?" "Wiliam... kau mau kemana?" tiba-tiba Meena sangat takut. "Aku hanya mau tenang, Meena. Maukah kau memberikan waktu untukku? Aku sungguh sangat kacau saat ini." "Tapi Wiliam..." "Kumohon... aku tau siapapun akan menyalahkan aku... tapi aku percaya padamu, bahwa kau tidak seperti itu," ujarnya lalu melangkah pergi meninggalkan Meena. "Wiliam...," Meena memanggil William seolah tak rela pria itu pergi dalam keadaan kacau. "Tenangkan dirimu, aku sungguh tak bisa menghiburmu," katanya memeluk pria itu. "Terimakasih, Meena, kau wanita terbaik dalam hidupku," jawab William la
last updateLast Updated : 2024-07-19
Read more

Seratus Dua Puluh

Saat itu Jonathan langsung mendekati Meena karena wajah Meena tampak menegang. (Suami Anda terlibat kecelakaan beruntun, mohon segera datang ke kantor polisi) (Tidak mungkin! Anda mungkin salah orang!) Meena membalas dengan keras. Ponselnya tiba-tiba luruh dari genggaman. "Meena, apa yang terjadi?" tanya Jonathan keheranan. Iapun segera memungut ponsel Meena dan menempelkannya pada sisi telinganya. Sayangnya panggilan itu sudah berakhir. Tatapan Meena benar-benar kosong dan hampir saja merosot di tepi jalan sementara banyak mata melihat mereka. Jonathan menahan tubuh Meena, ia masih tak mengerti apa yang terjadi. "Meena, tenanglah, ayo katakan saja padaku, hmm?" "Jo...nathan... apa yang harus kulakukan?" lirihnya air mata sudah mengalir membasahi pipinya. "Apa maksudmu? Apa yang terjadi?" ujar Jonathan memapah kembali ke dalam mobilnya. "Wiliam... dia... kecelakaan." "Kecelakaan? Tidak mungkin!" Jonathan sangat terkejut, sebab tadi Meena mengatakan Jonathan ada k
last updateLast Updated : 2024-07-21
Read more
PREV
1
...
101112131415
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status