Semua Bab Suami Berondongku Ternyata CEO Billionaire: Bab 31 - Bab 40

163 Bab

BAB 31 Rapuh Sendiri

Lastri terdiam lagi. Baginya ini adalah pertanyaan tanpa jawaban. Siapa yang tahu mana yang benar dan mana yang salah. “Non, istighfar…” itu saja yang diucapkannya pada Aliesha. “Bibi tahu sendiri kan ya, siapa ayahnya. Setelah aku menanggung penderitaan, kenapa Tuhan masih menambahkannya lagi dengan menitipkan anak ini padaku?” Lastri memeluk Aliesha kuat-kuat. Dia tahu sebagai wanita, tentu perasaan majikannya sedang hancur berkeping. “Apapun yang terjadi, Non Aliesha harus berpikiran positif. Kasihan janinnya.” Menurut perhitungan Lastri, bisa jadi janin itu sudah berusia hampir empat bulan. Sudah bernyawa. Aliesha menyesal mengapa baru mengetahuinya sekarang. Mungkin jika dia tahu lebih awal, dirinya bisa melakukan antisipasi atau sesuatu. “Aku harus bagaimana, Bi? Kehidupan kita nyaris jauh berbeda dengan yang dulu. Semua kita harus berusaha keras dan bekerja dari nol…” keluhnya. Merawat a
Baca selengkapnya

BAB 32 Devil's Touch

Tidak mudah untuk melakukan apa yang disarankan Lastri. Bicara pada Noah? Lalu membiarkannya menertawakan Aliesha karena ini terjadi akibat kecerobohannya! Tentu itu tak akan pernah terjadi. Aliesha paham betul bagaimana sejatinya watak mantan suami berondongnya itu. Noah masih berusia dua puluh enam tahun. Yang jelas, di usianya sekarang, dia belum mau terikat apalagi bertanggung jawab. “Kupikir itu tidak perlu, Bi.” Aliesha mengungkapkan pendapatnya. Ini adalah hidupnya, bukan orang lain. “Tapi, Non. Anak ini adalah anak Noah juga. Dia juga harus tahu itu. Membesarkan seorang anak tidak semudah tutorial di internet, Non.” Papar Lastri mengingatkan. Dia sudah pengalaman bagaimana beratnya menjadi orang tua membesarkan anak sendirian. “Bi, Noah sudah terang-terangan bilang kalau menikahiku hanya karena harta. Lalu dia sendiri dengan mulutnya itu bilang kalau tidak ada gunanya lagi menikahiku! Karena aku bukan siapa-siap
Baca selengkapnya

BAB 33 Beautiful Scammer

Tanpa banyak pertimbangan lagi, Noah membalas Celine dengan serangan ganasnya. Dia adalah lelaki yang sudah pernah menikah. Selama berpisah dari Aliesha, tak pernah sekalipun dia menyentuh lawan jenis. Termasuk Celine. Dia melumat bibir Celine layaknya singa yang berbulan-bulan berpuasa. “Awww…” Celine mengerang dengan penuh kepura-puraan. Sejatinya dia hanya ingin sebuah perhatian dan sensasi. Itu saja. “Noah, pelan. Pelan…” Tak seperti Eros yang setiap kali menyentuhnya seperti seonggok pohon pisang, Noah lebih aktif dan menantang. PLAK! Noah seperti ditampar. Kenapa di saat seperti ini dia teringat wajah lugu Aliesha? Haruskah dia berhenti sekarang? “Celine, maafkan aku!” dia beranjak melepaskan tubuh Celine dari cengkeramannya. “Aku minta maaf. Aku tidak bisa!” Nafasnya terengah-engah. “Noah, ada apa?” Celine masih tidak terima. Bagaimana mungkin ada orang yang menolak godaannya?
Baca selengkapnya

BAB 34 Unnecessary Love

“Aku harus turun ke bawah.” Aliesha bergegas memakai baju dalaman dan sebuah terusan midi dress di luarnya. “Biar aku bantu.” Ben menggunakan tangan kanannya untuk menarik resleting baju yang dikenakan Aliesha. “Thanks.” Keduanya turun secara bersamaan. Dengan penuh perhatian, Ben memegangi Aliesha yang menuruni tangganya. “Bagaimana Alex?” “Itulah, Bu Aliesha. Ada klien atas nama Anne yang tadinya order desain butik. Awalnya semua baik-baik saja. Kami sudah kirim semua gambar dokumennya dan pembayaran sudah dilakukan. Sekarang, dia complain kalau gambar layout tidak sesuai lalu desain ukurannya salah. Dia marah-marah minta ganti rugi.” Aliesha mengecek kembali pekerjaan anak buahnya. “Seingatku dia dulu harus selesai bulan ini karena mau soft launching butik barunya.” Dilihatnya lembaran demi lembaran print out pekerjaan sebagai back up data perusahaan. “Bukannya dulu kita langsung mengukur ke sana ya, Bu?” seru Alex. “Ini proyek pertama yang saya kerjakan di saat bekerja di
Baca selengkapnya

BAB 35 Miracle

Pernyataan Ben di saat dirinya diterpa masalah, tak membuat hidupnya mudah. Di sisi lain, Aliesha harus menjaga diri dan janin yang dikandungnya. “Ben, aku sudah berulang kali mengatakan kalau aku bukan gadis. Harus berapa kali lagi aku katakan padamu?” Lirih Aliesha yang masih terjaga meski waktu sudah sangat larut. Di malam yang semakin pekat, pembicaraan mereka terasa dari hati ke hati. “Aku tidak butuh status virgin atau tidak, Aliesha. Aku hanya butuh seorang wanita yang sempurna seperti dirimu.” Terangnya dengan ekspresi menyangatkan. “Bagiku sama saja kalau kamu virgin atau tidak. Yang jelas, kamu masuk di kriteria wanita idamanku. Memang aku tak seberuntung lelaki yang mendapatkan mahkotamu!” tambahnya lagi. Kenapa pernyataan yang tulus ini membuat Aliesha semakin bersedih? Dirinya juga merasakan hal yang sama. Secara usia, Ben memang lebih matang dari pada Noah. Usianya hanya terpaut setahun lebih muda darinya. Pemikiran Ben juga sangat dewasa. Dia kenal betul siapa Be
Baca selengkapnya

BAB 36 New Challenge

Tatapan Aliesha kosong. Tak nampak keceriaan seperti dulu. Noah yang berpakaian serba hitam, terlihat sedikit canggung saat harus berada sedekat ini dengan Aliesha. Tak disangkanya Aliesha menginginkan bertemu. Ini benar-benar membuatnya terkejut sekaligus senang. “Apa yang mau kamu sampaikan?” Noah memberanikan diri bertanya. Lama tak berjumpa membuatnya sedikit grogi saat memulai pembicaraan. Selama ini Aliesha hanya ia jumpai lewat mimpi-mimpinya. Tak ada lagi yang perlu dia tutup-tutupi karena Aliesha telah mengetahui semua kebenaran dan fakta tentang Noah. “Aku hamil.” Itu saja yang dia katakana seraya menggigit ujung-ujung kuku. Di luar dugaan, Noah tak menyangka dengan berita ini. Itu berarti Aliesha mengandung darah dagingnya sekarang. Ada rasa berbeda ketika dirinya tau sebentar lagi akan menjadi seorang ayah. Sebuah kebahagiaan hadir di jiwanya yang selama ini hampa dan serasa tanpa makna. “Hamil? Aku akan bertanggung jawab jika kamu mau.” Cepat dia ucapkan kalimat
Baca selengkapnya

BAB 37 Rencana Aliesha

Seperti sedang naik roller coaster. Itulah yang dirasakan oleh Aliesha saat ini.Pikirannya melayang-layang membayangkan bagaimana jika Noah tidak perlu tahu saja soal kehamilannya. Apa dia salah saat itu membagikan informasi yang seharusnya di-keep saja sendiri.Noah bukanlah sosok yang powerless seperti dulu saat menjadi suaminya. Bisa disuruh-suruh atau dikekang sesuai perintah ayah dan dirinya.Meski kalau dilihat lagi, setelah beberapa bulan tidak bersama, Noah tampak sedikit lebih kurus dan tidak terawat.Kamu masih cinta sama dia, Aliesha? Sebegitu perhatian sama sosok bule berondong! Hatinya bergumam. “Jangan melamun terus, nanti makananmu dihinggapi lalat!” Ben muncul dengan membawa sebuah kantong plastik berukuran besar saat masuk ke ruang makan.“Hai, aku tidak mendengarmu datang. Tumben weekend ke sini?” Aliesha menyambutnya dengan senyum.Sebuah pelukan hangat turut menyertai sambutannya.“Jika kehadiranku tidak diinginkan, mungkin sebaiknya aku pulang lagi dan membawa a
Baca selengkapnya

BAB 38 Sedekat Itu

Dua mobil SUV sengaja disediakan untuk mengangkut perabot office sekaligus computer untuk bekerja. Satu mobil ditumpangi Aliesha dengan Ben, dan satu lagi anak-anak kantor.Perabot serta perangkat sengaja dibagi di dua kendaraan agar lebih memudahkan untuk dibawa.“Sebenarnya tidak perlu membawa meja kerja lipat ini, Aliesha…” Ben mengingatkan. “Meskipun tempatnya di tempat yang agak terpencil, di sana ada beberapa meja kerja yang bisa kalian pakai.”“Tidak masalah. Aku sudah cukup banyak merepotkanmu.” Gumam Aliesha sambil menata posisi duduknya.Ben melajukan mobil yang diikuti oleh anak buah Aliesha di belakang.“Aku ucapkan banyak terima kasih, Ben. Semenjak mengenalmu, aku sudah banyak berhutang budi pada kebaikanmu. Terlebih saat kamu membantuku menyelesaikan kasus dengan Eros.” Aliesha menghela nafas panjang.Pikirannya sempat terganggu saat Eros dan klien yang menuntut pengembali
Baca selengkapnya

BAB 39 Jatuh

“Enakan kerja di sini, Bu!” Anak buah Aliesha merasa lebih produktif bekerja di tempat berhawa sejuk serta dikelilingi oleh pemandangan hijau. Meski baru sehari, mereka merasa dampak positif. “Beneran?” Aliesha yang mengawasi pekerjaan anak buahnya, menyempatkan diri untuk membuat susu hangat di sela-sela kesibukannya. “Iya, Bu. Saya semalam sampe lembur gak berasa. Kerjaan yang biasanya dua sampai tiga hari kelar, sehari aja sudah finish. Saking semangatnya bekerja di sini!” imbuh Steven sambil menggambar desainnya. Aliesha hanya tertawa kecil. Dia juga merasa hal yang sama. Di sini, serasa berada di alam lain. “Bu, semalam Pak Ben tidur di mana?” celetuk anak buahnya tiba-tiba. Ditanya hal semacam ini, Aliesha tentu kebingungan menjawab. “Hmmm, semalam, dia tidur di atas!” Dengan ragu-ragu Aliesha menjawab. Meski tak dilanjutkan dengan pertanyaan yang lain, anak buahnya yang sudah dewasa tentu paham. Senyum kecil terkembang di wajah mereka. “Eh, tapi itu tidak seperti yang
Baca selengkapnya

BAB 40 Terjebak Pilihan Sulit

“Bagaimana, Dok?” Noah terbangun dari duduknya. Diapun mendekati dokter yang baru saja mengobservasi Aliesha dari dalam ruangan. “Apakah Anda keluarga dari Aliesha Zhafira?” tanya asisten padanya. Noah mengangguk. Suasana masih sangat tegang. “Kalau boleh tahu, apa hubungan Anda dengan Aliesha? Anda adiknya?” Dokter itu angkat bicara. Noah terdiam sejenak. Lalu menjawab, “Suami, Dok.” Dokter yang akan melakukan tindakan itu tersenyum, “Maaf, saya kira adik laki-lakinya. Jadi begini, Pak. Kita harus memilih salah satu, Pak. Karena kondisi sangat membahayakan, jadi, saya menyarankan untuk memilih mana yang harus kita selamatkan!” “Selamatkan ibunya!” Tanpa pikir panjang, Noah akhirnya membuat keputusan. Dokter dan asisten perawatnya nampak kaget dengan apa yang disampaikan pria muda itu. “Apa Anda yakin?” Dokter menanyainya lagi. “Resikonya juga cukup tinggi karena pasien sudah berusia tiga puluh dua tahun. Dia sudah kepala tiga, Pak.” “Saya yakin, Dok. Dia adalah istri saya.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
17
DMCA.com Protection Status