Semua Bab Pengawal Setia Eve ternyata Billionare: Bab 101 - Bab 110

177 Bab

Fakta yang menyesalkan

101 Firasat tidak enak Eve-2 Setelah diam dan mencerna semua jawaban demi jawaban, kini Eve tahu harus mengatakan apa. “Jika memang hal sangat penting, aku mau orang yang mengucapkan adalah suamiku sendiri, suruh dia datang kemari. Aku cukup kecewa karena dalam pikiranku ada dia ikut ke sini, namun ternyata malah kalian.”“Usir mereka semua! Jangan biarkan masuk sampai nantinya Arsenio yang datang ke sini! Aku capek, mau istirahat!” perintah Eve lalu berjalan menuju kamarnya sedangkan Al tengah tersenyum penuh kemenangan.“Jangan sampai nantinya menyesal, Nyonya!” teriak Max yang dipaksa keluar oleh anak buah Jack.  Hingga satu minggu lamanya, Arsenio tidak juga datang menemuinya, itu artinya dirinya sudah tidak dianggap penting lagi, sedangkan kondisi Jack semakin membaik dan sudah sadar.Jack yang menyadari jika wanita cantik di sebelahnya kini tengah memikirkan sesuatu,
Baca selengkapnya

Penyesalan seumur hidup Eve

“Ada apa dengan Papah? Cepat katakan, Arsenio.” Desak Eve memegang tangan suaminya namun ditepis.“Papahmu telah tiada satu minggu yang lalu, aku memang meminta anak buahku datang ke sini tepat dimana akan dimakamkan, aku sampai menunda hingga satu hari dengan harapan kamu bisa melihat untuk terakhir kalinya. Namun ternyata apa? Dengan arogannya kamu mengusir anak buahku seolah kedatangan mereka bukanlah hal penting. Sekarang rasa kecewaku kepadamu semakin bertambah!” jawab Arsenio membuat Eve menangis histeris karena tidak menerima kenyataan ini bahkan rasanya hampir pingsan, untung saja ada suaminya yang sigap memegangi.“Kenapa tidak ada yang mengatakan kepadaku jika Papah meninggal!!!!!!!!!” teriak histeris Eve menyalahkan semuanya.“Aku sudah berusaha memberitahumu bahkan menghubungi beberapa kali namun ponselmu tidak juga aktif. Anak buahku datang ke sini malah diusir padahal saat itu aku tengah mengurus tamu yang
Baca selengkapnya

Bertemu Abraham

Drrrttt…. Drrttt…. Ddrrtttt… suara dering ponsel mahal Arsenio menampilkan nama ayahnya yang sudah lama tidak berkomunikasi. “Papah? Ada apa menelpon?” gumamnya lalu mengangkat teleponnya.“Halo, Pah…. Apa kabar?” sapa Arsenio memulai obrolan.“Kabar Papah baik, sudah lama kalian tidak datang ke sini.” Jawab Abraham membuat Arsenio merasa bersalah sebab permasalahan rumah tangganya yang begitu rumit membuatnya sampai melupakan ayahnya.“Maaf, Pah. Kemarin sibuk apalagi ayah mertua meninggal, jadi banyak yang harus diselesaikan.” Ucap Arsenio.“Alasan yang masih bisa ditoleransi, besok ajak istrimu ke sini. Papah ingin bertemu dengannya,” pinta Abraham penuh harap.“Be-sok? B-baiklah, Pah.” Jawab Arsenio mengabulkan meskipun di dalam hatinya terasa berat.“Apa kalian sibuk sekali? Kalau tidak bisa besok ya sesempatnya saja.” Tanya Abraham.“Gak kok, Pah. Oke besok kami akan ke sana, sampai jumpa besok.” Jawab Arsenio lalu panggilan terputus.Melihat suaminya tengah memikirkan sesuatu m
Baca selengkapnya

Ego yang tinggi

“Papah sebenarnya tahu permasalahan kalian namun memilih diam lantaran Papah melihat bagaimana istrimu berusaha sangat ingin mempertahankan rumah tangga ini dan juga kehamilannya. Semua yang tejadi karena egomu, Arsenio. Jika suatu saat penyesalan melanda hidupmu, Papah tidak bisa membantu apa-apa.” Jawab Abraham dengan sangat dalam namun sukses membuat Arsenio terdiam seribu bahasa.Kata-kata ayahnya terus saja berputar di otaknya meskipun saat ini mereka sudah kembali ke rumah. Entah mengapa, ucapan ayahnya sangat membuatnya tkut.Padahal apa yang ia lakukan saat ini bukan membiarkan istrinya, memang sikapnya berbeda lantaran masih meragukan apakah itu anaknya atau bukan. Apa salahnya jika ia menanti hingga anak itu lahir dan langsung melakukan tes DNA barulah nanti setelah tahu hasilnya ia akan mengambil sikap.“Andai papah berada di posisiku, apakah akan dengan mudahnya berkata demikian? Apa papah gak tahu bagaimana sakit hati ini mengetahu
Baca selengkapnya

Ego dengan ego

105-Ego yang tinggi Arsenio  yang sedang meeting menjadi tidak fokus karena istrinya. Ada sebuah perasaan segera menemui dan melihat langsung perkembangan anaknya, namun karena sudah berulang kali mengucap keraguan jika anak yang dikandung adalah darah dagingnya, rasanya malu jika tiba-tiba memberi perhatian seperti dulu.Meetingnya kini menjadi  tidak fokus bahkan penyampaian presentasinya pun buyar tidak karuan sehingga klien yang mendengarkan merasa heran sekaligus kecewa. Untung saja ada assistennya yang mampu handle jalannya meeting bahkan berhasil meyakinkan agar proyek jatuh ke perusahaan Arsenio.Setelah selesai, assisten segera menghampiri bosnya, “Maaf, Pak…. Namun saya rasa hari ini anda tidak seperti biasanya, apakah sedang ada sesuatu?”“Biasalah masalah rumah tangga. Terima kasih sudah sigap langsung menggantikan saya dalam meeting tadi, jika tidak, mungkin saja proyek akan terancam batal.&rdq
Baca selengkapnya

Meradang

Setelah membuat perjanjian dengan suster serta dokter dan staff rumah sakit yang bertanggung jawab atas tes yang baru saja dilakukan, kini Arsenio kembali ke ruang rawat istrinya.Ketika membuka pintu, betapa terkejutnya melihat Jack sudah berada di ruangan dengan dikelilingi anak buahnya, termasuk AL. “Sejak kapan ada di sini?” tanya Arsenio ketus.“Tentu saja sejak mendengar jika calon anakku akan hadir ke dunia, aku segera datang kesini apapun rintangannya, tidak seperti dirimu yang baru saja datang.” Jawab Jack dengan sombongnya membuat Eve kini menatapnya penuh benci.“Jangan asal bicara!!! Justru aku orang yang sedari tadi menemani istriku sampai melahirkan bahkan aku yang menandatangi berkasnya. Jika tidak aku, siapa? Kamu? Kalau mau seperti pahlawan kesiangan itu rapi sedikit!!” protes Arsenio membuat Jack bungkam.“Terserah kamu mau percaya suamimu atau dia! Yang jelas aku sudah sejak tadi ada di sini bah
Baca selengkapnya

Hasil yang ditunggu

Dua minggu telah berlalu begitu cepat, Eve masih berada di rumah sakit beserta bayinya yang juga mendapatkan perawatan intensif serta incubator. Sedangkan mantan anak buahnya tengah menjalani serangkaian pengobatan agar kondisinya bisa seperti sedia kala.Siang hari, Arsenio sudah menemui suster yang membantunya untuk melakukan tes DNA. “Gimana, Sus? Hasilnya sudah keluar?”“Sudah, Pak. Sebentar saya ambilkan,” jawab suster cantik berjalan mengambilkan amplop berisi hasil tes yang menentukan segalanya. Sebelum mendatangi suster, terlebih dahulu ia menghubungi ayahnya-Abraham Phoenix sembari menjelaskan semuanya yang sudah ia lakukan termasuk tes yang diam-diam dilakukannya. Abraham awalnya marah namun semuanya sudah terlanjur terjadi, jadinya mau gak mau hanya bisa menerima permainan anaknya. “Kamu terlalu gegabah!! Andai istrimu tahu pasti akan kecewa!”“Apapun yang nanti aku dapatkan, sudah aku ter
Baca selengkapnya

Tantang Jack

Dengan tangan bergetar, Arsenio membuka amplop tersebut ditambah keringat dingin bercucuran, semakin menguatkan jika saat ini tengah tegang.Amplop sudah terbuka segelnya, kini lembaran putih terlihat tulisan demi tulisan hasil tes hingga pada akhirnya dibagian akhir, tertulislah dengan jelas hasil dari tes yang dilakukan beberapa waktu lalu.“Gak!! Ini gak mungkin!” pekik Arsenio terkejut membuat Jack serta Eve penasaran.“Apanya yang tidak mungkin?” tanya Eve dilanda penasaran yang sangat besar.“Sudah aku katakan jika ayah dari bayi itu adalah aku. Sia-sia saja kan melakukan tes? Yang ada kamu hanya semakin sakit hati.” Jawab Jack dengan penuh angkuhnya.“Benarkah begitu? Ta-tapi ini anak kamu, Arsenio.” Tanya Eve tidak percaya.“Tidak mungkin jika bayi yang kamu lahirkan adalah anaknya!!” pekik Arsenio dengan wajah siap menerkam.“Ja-jadi dia a-anak ka-kamu?”
Baca selengkapnya

Jack tidak bisa berkutik

“SAYA TIDAK MAU BERADA DI PENJARA!! KALIAN JANGAN SEMENA-MENA!” bentak Jack terus memberontak ketika dipaksa masuk ke dalam mobil Max.“DIAM!!! PECUNDANG SEPERTIMU MEMANG PANTAS BERADA DI SANA! INILAH BALASAN KARENA SUDAH BERANI BERMAIN API DENGAN SEORANG ARSENIO PHOENIX!” bentak AL lalu menjalankan mobilnya menuju kantor polisi terdekat.“AKAN AKU PASTIKAN KAMU MENDAPATKAN BALASAN SETIMPAL DARI ANAK BUAHKU!” ancam Jack.“silahkan saja! Dengan senang hati saya menunggunya!” tantang Max tidak gentar sama sekali.Jack hanya bisa terus mengucapkan sumpah serapahnya sebagai ungkapan rasa emosinya karena semua yang telah diimpikannya hancur begitu saja.  Tiba di kantor polisi, Max segera membawa Jack masuk dengan posisi tangan terbogol.“Selamat siang, Pak.” Sapa Max membuat petugas kepolisian bingung dengan tindakannya.“Selamat siang, ada yang bi
Baca selengkapnya

Menjadi Tahanan

Arsenio tidak berbual, kini semua bukti sudah terlampirkan dengan sangat rapi bahkan rekaman suara diantara mereka berdua juga tersedia di sebuah flashdisk.Petugas kepolisian yang mendengar dan menelaah semua bukti dengan cermat kini bisa segera mengambil kesimpulan. “Baiklah, karena bukti sangat kuat. Jadinya masalah ini segera kami naikkan.”“Seharusnya sejak tadi begitu,” jawab Arsenio merasa puas.“SIAL-AN!! KAMU GUNAKAN KEKUASAANMU UNTUK MENGHANCURKAN AKU!” umpat Jack.“Tidak akan ada yang hancur jika kamu diam!” ucap Arsenio.“BAGAIMANA AKU BISA DIAM SAJA JIKA MELIHAT WANITA YANG AKU CINTAI DENGAN MUDAHNYA DIJADIKAN BAHAN BALAS DENDAM!” umpat Jack.“Masalah dulu ya dulu, nyatanya sekarang saya mencintai eh bukan…. Diantara aku dengan istriku saling mencintai.” Ucap Arsenio membuat hati mantan anak buahnya panas.Jack berjalan mendekati mantan bosnya
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
18
DMCA.com Protection Status