"Enggak ... enggak mungkin, ini bukan Inah," tangis wanita desa semakin menjadi saat pimpinan desa di sebelahnya mengangguk, "Inah!" teriaknya terus memanggil nama sang anak, mendekap erat, sesekali menampar pipi, dan menciumi wajahnya tanpa ragu, hanya demi harapan kecil tercapai, sosok anak ini bangun lagi."Saya tinggal dulu ya, Rin. Mau kasih info ke yang lain kalau ada yang meninggal," ujar pimpinan desa itu berpamitan sebelum meninggalkan seorang ibu muda yang menangis, "eh kamu, enggak usah melaut dulu. Ke tambak udang saja sana, kasih tahu Agus sama Galih," teriaknya pada seorang pria muda di atas kapal."Ya!" teriak pria muda itu menjawab, dan bergegas meminta bantuan warga lain untuk membantunya mengeluarkan kapal.Di antara keramaian orang dan mesin kapal yang bersahutan, di antara kebisingan yang mengganggu telinga, dan di antara kesedihan dan emosi yang bersatu tidak padu. Erina masih mendekap anaknya dalam pelukan yang diharapkan nyaman, bersandar ia ke batu besar terdek
Last Updated : 2024-03-31 Read more