SANTET CELANA DALAM 18Pyaar! Seketika semua terkejut, gelas di atas nampan pun jatuh pecah berserak. "Innalilahi Nduk, ati-ati," seru Sumini. "Maaf," ujar Ita tanpa berani memandang wajah Ustad Ilham. Wajah Ita seketika pucat pasi. Sumini pun membantu Ita memunggut pecahan beling, menaruhnya di atas nampan. "Awas, tajam," kata Sumini kawatir. Danang gegas ke belakang mengambil keset kain untuk mengeringkan lantai. Usai membersihkan lantai, Ita kembali ke dapur untuk membuat teh lagi. "Ayo, Ibu bantu," ucap Sumini. Ia menyiapkan gelas di atas nampan dan menuangkan dua sendok teh gula. "Kamu kenapa, Nduk? Kamu pucat sekali, kamu sakit, Nak?"" tanya Sumini."Nggak papa, Bu," jawab Ita."Kalau sakit, sebaiknya kamu pulang istirahat saja, biar Ibu yang bawa teh nya ke depan," kata Sumini. Ia memegang kening putrinya. "I-iya Bu, Ita memang sedikit pusing," akunya. Sebenarnya Ita bisa saja pulang untuk menghindari Ustad Ilham, tetapi ia tidak ingin melewatkan apapun tentang Ni
Read more